Share

Satu Juta Semalam
Satu Juta Semalam
Penulis: Dwi Athafariz

Bab 1

Penulis: Dwi Athafariz
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-18 10:32:14

Lea mahena daniazara, gadis berparas cantik dengan mata hazel yang biasa di panggil Lea.

Tengah melenggang dengan senyuman yang begitu lebar sepanjang jalan, dia baru saja mendapatkan izin cuti menikah. Iya dia akan menikah lusa dengan sang kekasih yang sudah dua tahun menjalin hubungan bersamanya.

Matanya berbinar kala melihat pesan balasan dari sang kekasih, jari jarinya begitu lihai membalas pesan itu sambil berjalan ke kontrakannya. Dia memang pulang lebih awal, tentu saja karna ingin segera bersiap, sungguh tidak sabar dengan hari lusa. Satu langkah lagi dia dan sang kekasih akan merubah status mereka.

Kleeek... Dia membuka pintu kamar kontrakannya yang di ketahui telah dia tinggali dengan sang sahabat baiknya sejak duduk di bangku SMA.

Namun apa yang dia dapatkan? Suatu hal yang menjijikkan juga begitu menusuk jantungnya. Sari sang sahabat sedang bergoyang dengan begitu lincahnya di atas tubuh sang kekasih Arman tanpa sehelai benang. Suara lenguhan mereka mendayu-dayu memenuhi ruang kontrakan sepetak itu.

Bahkan sama sekali tak menyadari kedatangan Lea yang masih berdiri di ambang pintu.

"SIAL!" pekik Lea sambil membanting makanan yang sedang dia bawa.

Buru-buru Arman dan Sari melepas penyatuan mereka yang bahkan sedang di puncak puncaknya. Mereka menyambar selimut seadanya demi menutupi tubuh telanjangnya.

"Lea" syok Arman, wajahnya sudah benar benar terkejut.

"Aku bisa jelasin" imbuhnya berdiri menyambar celana pendek yang tergeletak begitu saja di lantai.

"Cukup" Lea mengibaskan kasar tangan Arman. "aku jijik lihat kelakuan kalian!"

"Lea, jangan kencang kencang, malu kalo sampe di denger orang" lerai Arman berusaha menenangkan sang kekasih.

"Malu? Aku fikir kalian sudah tidak punya urat malu!"

"Lea, dengerin penjelasan aku" Arman masih berusaha untuk membujuk Lea.

"Pergi, menjauhlah dariku!"

"Pernikahan kita batal!"Imbuh Lea.

"Lea! jangan keterlaluan kamu!"

"Semua sudah siap, kamu mau bikin aku malu?" Tak terima Arman.

"Kamu yang rusak semuanya, kamu yang bikin malu. Kamu tahu Sari sahabatku, dan kalian tega kayak gini?" Air mata Lea luruh begitu saja. Suaranya bergetar, rupanya dia tidak sekuat itu untuk berdiri tegak.

"Aku salah, aku khilaf. Aku minta maaf, aku sayang sama kamu" Bujuk Arman memegang tangan Lea.

"Lepas! Jangan kau sentuh aku dengan tanganmu yang kotor penuh cairan hina kalian! Tangan yang sudah kamu gunakan meremas payudara wanita lain, kamu gunakan memainkan milik wanita lain. Aku jijik!" Lea melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana panasnya permainan sang kekasih dengan sahabatnya di atas ranjang miliknya.

"Ini juga karna kamu, kamu sok suci gak mau di ajak hubungan intim dulu. Padahal dengan jelas aku akan menikahimu, aku pria normal Lea, aku butuh kepuasan. Kalo kamu gak bisa kasih memang salah jika aku cari dari wanita lain?" Seolah olah Arman tidak terima jika di salahkan sepihak, sehingga melempar kesalahan pada Lea.

Plaaakkk... Satu tamparan mendarat di pipi Arman.

"Dasar pria bodoh! Aku akan memberikan yang pertama untuk kamu lusa. Pergi kalian berdua sekarang!" Usir Lea.

"Lea.. ini juga kontrakan aku" Kini Sari ikut bicara.

" Oh ya? Tapi aku yang bayar lebih banyak. Sekarang juga kalian keluar, dan kamu Sari silahkan bereskan barang-barangmu"

Lea memasukkan semua pakaian Sari di dalam koper dan dia lemparkan keluar kontrakan. Bersamaan dengan kedua insan yang belum tuntas bercinta dan menggunakan pakaian seadanya.

"Lea.. jangan keterlaluan kamu. Sari mau tinggal dimana?" Bela Arman.

"Bukan urusanku" Lea membanting pintu kontrakannya kasar.

Sontak keributan itu tidak luput dari pantauan tetangga sekitar, sudah bisa di pastikan akan menjadi berita heboh bukan main.

Malam harinya.

Tak mau berlama lama menyesali kekasih dan sahabat dajjalnya itu, Lea menarik kasar kasurnya keluar kontrakan dengan sepenuh tenaga, membawanya meski kesusahan di halaman yang cukup luas. Dengan beberapa undangan juga barang pemberian Arman yang ia lempar asal di atas kasur.

Lea lantas menyalakan korek api, membakar semua barang yang berkaitan dengan mereka bedua.

Kobaran api begitu besar melahab semua barang yang masih begitu bagus dan layak itu.

"Pergi aja kalian. Ciih pasangan mesum!"

"Di kira gue nggak bisa? Sialan Arman, gue mati-matian jaga keperawanan, dia malah enak hoho hihe sama Sari yang item dekil." Kesal Lea menatap kobaran api itu dengan penuh amarah.

"Malam ini gue harus have fun" Gumamnya kembali, masuk ke kontrakan dan berganti pakaian. Mengambil kunci motor matic miliknya dan melajukan entah ke arah mana membawanya malam ini.

Fkirannya benar benar kacau, dunia yang selama ini ia genggam seakan hancur berantakan begitu saja. Satu satunya pria yang dia banggakan dan dia usahakan semua kebahagiaannya namun justru menjadi alasan utama kesedihannya.

Apalagi ini bukan hanya soal penghianatan, namun juga soal harga dirinya yang terasa di injak injak.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Satu Juta Semalam   Bab 7

    Lea membuka mata karna sinar matahari yang memasuki sela sela kamar lewat jendela, membuat silau mata Lea. "Emmmpphhh..." Lenguh Lea sambil menggeliat. "Sudah bangun!" Suara besar nan serak membuat Lea terjingkat sejenak sampai mengusap dadanya. "Bisa pelan aja panggilnya" Protes Lea. Ardian tak menggubris, dia berlalu ke lemari, mengambil satu setel pakaian untuknya bekerja. Dengan wajah bantal Lea merapikan rambutnya asal dengan penjepit, memperhatikan Ardian yang bersiap bekerja. "Mau kemana?" Kepo Lea. "Kerja" Singkat Ardian menjawab sambil merapikan dasinya. "Eeemm..." Lea mengangguk, benar saja hari ini adalah cuti menikah terakhirnya. "Aku boleh keluar?" Pamit Lea. "Terserah" "Oke.. Aku anggap jawabannya boleh" Lea bangkit dengan semangat empat lima yang tidak gentar oleh penjajah. Ardian tak mempermasalahkan sama sekali jika Lea hendak pergi bermain ataupun kemana. Asalkan masih dalam hal yang wajar. Mereka sama sama sudah bersiap dengan aktivi

  • Satu Juta Semalam   Bab 6

    Pov Ardian. Di sela sela kesibukannya dia selalu memprioritaskan sang kekasih yang amat dia cintai, siapa lagi jika bukan Tamara. Ardian menaikkan tangannya sebagai tanda jeda sementara saat rapat, kenapa lagi jika bukan karna Tamara mengubunginya. "Kemana aja? Kok nggak angkat telpon?" Sela Tamara manja di ujung panggilan. "Aku masih ada rapat," Jelas Ardian berharap kekasihnya mengerti. "Aku lagi di mall, mau bayar tas tapi kamu malah nggak angkat. Aku malu ini" "Ya sudah, aku transfer sekarang' "Beneran ya, aku tungguin" Senang Tamara yang saat ini sedang di kasir salah satu store tas brand. "Iya" Ardian mematikan sambungan telpon, segera mengirim uang pada sang kekasih. Baginya uang bukan suatu masalah asalkan Tamara bisa mencintainya. Namun sayangnya Tamara yang rakus dan merasa kurang dengan Ardian selalu membandingkan dengan pria lain. "Lihat tuh, sugar daddy. Kartunya aja black card, kalo lo sama dia pasti terjamin" Bisik sang teman menunjuk seorang p

  • Satu Juta Semalam   Bab 5

    Malam hari, kediaman sebesar dan semegah ini namun bisa bisanya begitu sunyi. Bahkan lampu yang menyala saja sudah remang remang. Lea berjalan mencari dimana Ardian, sejak kepulangannya mereka tadi bahkan dia tak melihat Ardian sama sekali. Sampai dia menemukan kepulan asap dari arah balkon kamarnya. Benar saja rupanya Ardian sedang bersandar di pagar balkon sembari menyesap sebatang rokok. Lea mendekat sembari mengibas asap rokok itu dengan tangannya. Ardian mengetahui kedatangan Lea, hanya saja dia tidak berkutik sedikitpun. "Ngapain disini? Nggak dingin?" Lea membuka percakapan."Ada apa katakan!" Jawab Ardian ketus. Lea merasa jika Ardian memiliki kepribadian yang unik, terkadang bisa cukup baik. Namun tak jarang sangat dingin seperti saat ini. "Aku boleh kerja kan besok?" "Itu urusanmu" Santai Ardian menyesap kembali rokok di tangannya. Meniupkan asap ke atas sembari mendongak. Gleeekk... Lea menelan ludahnya melihat jakun Ardian yang sangat menggoda, naik turu

  • Satu Juta Semalam   Bab 4

    "Jadi... pria seperti itu yang dulu mau kamu nikahi" sindir Ardian pada Lea. Belum tahu saja jika dia sedang mengusik wanita yang sedang patah hati. "Tutup mulutmu jika hanya ingin membahas pria brengsek itu" Lea mencengkram botol minum di tangannya sampai ringsek. "Ardian meringis, rupanya dia menikahi wanita yang bukan menye menye, cukup menarik batinnya. "Ayo aku antar pulang, segera kemasi barangmu""Piulang?" Lea baru sadar jika dia akan berpindah tempat tinggal. Sesampainya di depan kontrakan Lea. "Kembali Ardian mengedarkan pandangan, barulah dia sadari secara detail kamar yang berisi lemari plastik juga hanya ada sebuah selimut yang di gunakan tidur, juga beberapa peralatan dapur meski hanya beberapa bijirmu tidur hanya memakai ini?" tanya Ardian memicingkan mata seakan tak percaya di dunia ini ada orang yang tidur tanpa alas kasur yang empuk. "Baru semalam, kasur dan bantalku aku bakar!" jawab Lea berapi api. "Bakar?"Lea menghentikan sejenak kegiatannya mengemas ba

  • Satu Juta Semalam   Bab 3

    Sesampainya di kontrakan yang hanya beberapa meter itu dia sudah membayangkannya hendak merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk. Namun sepertinya Lea melupakan jika dia sudah membakar habis kasur miliknya. "Sial... gue jadi nggak ada kasur. Kenapa gue bakar kasur gue? Haiissshh.. harusnya gue bakar mereka hidup hidup di atas kasur" Lea mencengkram tangannya, mengepalkan kesal. Harusnya hari ini dia sudah bersiap untuk pernikahannya esok hari. Tangannya bermain dengan lincah di layar pipih itu, mengirim pesan satu persatu mulai dari decoration, catering, MUA, bahkan semua vendor dia batalkan. Tak peduli dengan segala DP yang sudah dia berikan, atau berapa banyak dana yang dia keluarkan. "Tabungan gue udah habis-habisan buat bantu kerjaan si musang! Sekarang habis juga buat beli burung premium.. Aaahhhh Lea, dosa apa yang udah gue perbuat""Ya Tuhan, maafkan hambamu ini. Sudah berbuat nikmat nan dosa" Gumam Lea mendongak dengan tangan menengadah ke atas meski dia sendiri bukan insan

  • Satu Juta Semalam   Bab 2

    Di sebuah bar salah satu kota Jogjakarta, dentuman musik yang mengusik telinga, saling bersinambung dengan lampu lampu yang gemerlap. Bau alkohol di segala sisi, bunyi gelas yang bersentuhan sudah menjadi hal wajar disana. Wanita dan pria menari nari mengikuti alunan musik, melenggak lenggokkan tubuh seakan melepas beban.Demikian juga dengan Lea yang ikut menari nari di bawah lampu gemerlap, hanya mengikuti alunan musik tak ada gerakan khusus. "Mau?" Tawar seorang pria menyodorkan minuman beralkohol dalam gelas."Gue nggak minum" Tolak Lea menggelengkan kepala. "Coba dikit aja" Pria itu masih mencoba untuk memaksa Lea. "Sorry" Lea akhirnya memilih undur diri, duduk di sebuah meja bar. "Bagi minuman yang non Alkohol" Ujarnya pada bartender. "Kenapa nggak ke cafe mbak? lagi galau ya?" tebak bartender melihat wajah muram Lea. "Ya gitu" Lea mengangguk. "Have fun aja mbak, pria itu harus di imbangi" Bartender itu memberikan minuman pada Lea yang tidak memiliki kadar alkohol. "Ben

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status