Share

Satu Malam panjang

Briana terbaring diatas ranjang empuk, nafasnya memburu dengan dada yang naik turun kebawah. Dengan sayu dia melihat pria tampan di atasnya yang tengah membuka kemeja putihnya lalu melempar kemeja putih itu ke lantai dengan sembarangan.

Pria itu pun mulai mendekatkan diri pada Briana, sejenak mereka saling menatap satu sama lain dengan nafas yang saling terasa.

Perlahan tapi pasti mereka kembali menautkan benda kenyal yang sudah tak sabar untuk di sentuh, mereka hanyut dalam gelora api yang tak bisa di hentikan begitu saja.

Suara robekan dan pekikan terdengar jelas dikamar bernuasa hitam itu, suara lenguhan dan desahan terdengar begitu indah.

Dengan alunan alunan penyatuan dan suara decitan ranjang yang semakin membuat keduanya terbawa dalam lautan nafsu.

"Ah shit! Siapa namamu... " Pria itu meracau dalam kenikmatan yang sudah tidak pernah dia rasakan lagi, setelah bertahun tahun sibuk dengan dunia bisnisnya, akhirnya dia kembali merasakan surga dunia yang tidak ada duanya.

"Briana! Panggil aku Briana! " Sama halnya dengan pria tampan itu, Briana pun hanyut dalam pergerakan indah yang diberikan oleh Pria diatasnya. Mulutnya terbuka dengan mata yang terpejam kuat sambil sesekali tangannya menyakar punggung tegap milik pria ini.

"Briana! Panggil Aku Dev! ah aku Dev! "

Perkenalan yang sangat indah bukan?

*******

Dev membaringkan tubuhnya di samping tubuh Briana yang sudah terkapar lemas, dengan nafas yang masih memburu dia menoleh kesamping dan menatap Briana yang sudah terlelap akibat kelelahan.

Malam yang begitu panjang, dia tidak sadar sudah melakukan hal ini berapa jam dengan Perempuan yang tak dia kenal, tetapi sungguh dia menikmati semuanya.

Bahkan dia berpikir kalau Briana adalah perempuan yang berbeda dengan perempuan lain, dia tertarik dengan Briana.

Alasannya memang tidak logis, tapi dia menyukainya!

Perlahan dia menarik selimut tegal yang berada dibawah akibat tersingkirkan oleh permainan panas mereka tadi, lalu dia menyelimuti tubuh Briana yang tanpa sehelai benangnya.

Apa dia akan tidur? Tidak.

Dia justru mengambil celananya dan memasangkan kembali, dia mengambil sebungkus rokok disaku celananya dan menghidupkan satu batang rokoknya.

Sejenak dia menoleh pada Briana, lalu dia melangkah membuka garden di Kamar itu dan menatap sebuah pemandangan di luar yang begitu sepi dan gelap, hanya ada beberapa lampu yang menerangi kawasan itu.

Dia menghembuskan asap yang keluar dari mulutnya, dia mendongkak menampilkan jakunnya yang naik turun secara perlahan.

Kegiatannya terganggu saat ponselnya berdering, dia menatap nanar ponselnya yang tergeletak di lantai, dia jadi ingat dengan kegiatan panasnya dengan Briana tadi sampai membuat semua barang didalam berantakan termasuk barang barang mereka.

satu alisnya terangkat satu membaca nama kontak yang sudah sangat lama tidak pernah menghubunginya.

"Apa? " tanyanya dengan ketus.

"Dimana kamu? Aku dengar kalau kamu sudah pulang dari luar negri," sahut seorang pria di sebrang sana.

"Hm," jawabnya dengan acuh.

"Lalu kenapa kau tidak langsung pulang kerumah! Apa kamu tahu kalau Orang tua mu tengah menunggumu dirumah! "

"Aku akan pulang! " jawabnya sekali lagi dengan acuh.

"Oke pulanglah segera! Kami menunggu mu! "

Dev langsung mematikan panggilannya sepihak, dia terlalu malas meladeni pria yang menelponnya yang tak lain dan tak bukan dia adalah Kakak sulungnya.

Memang selama ini dia tinggal diluar negri mengurus beberapa perusahaan milik sang Ayah, lalu setelah semuanya selesai dia pun kembali ke tanah airnya, dan dia pun kembali dengan alibi ingin menghadiri pernikahan kakaknya yang akan di langsungkan 1 minggu lagi.

Pernikahan yah? Ah sejujurnya Dev itu sangat tidak percaya dengan sebuah ikatan! Pacaran atau pernikahan bukan hal besar menurut nya.

Karena menurut dia, di dunia ini tidak ada yang namanya Cinta! Yang ada hanyalah Nafsu!

Suara lenguhan terdekat, Dev sontak menoleh kebelakang dan menatap Briana yang tengah mengerjapkan mata.

Dia membuang rokoknya yang sudah hampir habis, lalu melangkah mendekati ranjang yang sudah tanpa sprei itu.

Dia pun duduk di sisi Ranjang dan menatap Briana dengan lekat. Tidak bisa di pungkiri kalau perempuan yang membuat dia mabuk kepalang dalam kenikmatan ini berhasil membuatnta tertarik.

Selain tubuhnya yang dirasa sangat berbeda, Briana juga perempuan yang sangat cantik.

Briana membuka matanya sempurna, hal yang pertama kali dia lihat adalah Dev! Perlahan dia mencoba mengingat apa yang terjadi padanya. Setelah dia mengingat semuanya dia pun kembali menatap Dev dan duduk dengan menarik selimutnya.

"Kenapa kaget? Ku rasa ini bukan pertama kalinya bagimu, mengingat saat aku tidak terlalu susah untuk memasukimu," ucap Dev dengan tersenyum sinis.

Briana menghembuskan nafasnya pelan, dia meruntuki dirinya sendiri karena merasa kalau dirinya sudah lengah sampai bisa tidur dengan pria yang tak dia kenali.

Memang apa yang dikatakan Dev itu benar, kalau ini bukanlah pertama kalinya bagi dia, karena dia hidup dinegara yang bebas.

Tapi dia tidak pernah sering melakukan itu, dia hanya beberapa kali melakukan itu dengan Calon suaminya ah ralat, maksudnya mantan calon suaminya, itu pun kalau dia melakukan itu saat dia tengah tidak sibuk kerja.

Kalau dia sibuk kerja, dunia pun akan dia lupakan!

Kasur bergerak saat Dev naik keatas kasurnya, mereka saling menatap satu sama lain, sampai akhirnya Briana tersentak kaget saat Dev mencoba menarik selimutnya.

"Yah, ini memang bukan pertama kalinya bagiku, tapi aku--"

"Syutt tunda dulu ucapanmu, lebih baik kita lanjut saja bagaimana?" tanya Dev menawarkan, belum mendapat persetujuan Dev sudah menurunkan resleting celananya dan menarik selimut untuk menutupi keduanya.

Seperti terhipnotis, Briana pun hanya diam, dengan tubuh yang tersentak kaget saat Dev sudah berada dibawah selimut tengah memainkan area sensitif nya.

Dia tidak bisa berbohong, kalau dia pun menginginkan semua itu, karena sibuk dengan dunia pekerjaannya dia tidak pernah melakukan hal itu lagi. Dan sekarang dia hanya bisa diam menikmati apa yang dilakukan Dev di balik selimutnya.

Dia mendongkak dan mencengkram rambut Dev dengan kuat, bibirnya pun sudah terbuka dengan mata yang kembali terpejam.

Dev mengeluarkan kepalanya di balik selimut, dia menatap Briana yang sudah tak tahan sepertinya.

Sekilas dia tersenyum penuh kemenangan dan tanpa banyak kata lagi, dia kembali melakukan hal yang nikmat dengan Briana di bawah kendalinya.

Suara dering ponsel yang saling bersahutan mereka hiraukan, mereka tidak peduli karena mereka sibuk dengan dunianya sendiri.

"Ah Briana, aku jamin kau wanita yang paling aku sukai! kapan kapan kita bisa melakukannya lagi kan? " Dev meracau kembali dalam kenikmatan nya.

Briana hanya diam, sesekali dia menanggapi racauan Dev, dia bahkan sesekali menyuruh Dev untuk mempercepat ritme nya.

"Ku pastikan kita akan bertemu lagi! Ah Briana! "

"Devhhh."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status