Claire melenggang santai menuju ruangannya dan berusaha menyelesaikan pekerjaannya sebelum mengundurkan diri. Seharusnya Claire menunggu satu bulan untuk mencari penggantinya, namun di surat pengunduran diri yang diserahkannya tadi, Claire berharap bisa mengundurkan diri lebih cepat, yaitu 2 minggu lagi.
Maka dari itu Claire harus menyelesaikan tanggung jawabnya. Dirinya tidak ingin meninggalkan sisa pekerjaan kepada orang yang akan menggantikan posisinya nanti.Claire masih sibuk dengan pekerjaannya saat pintu ruangannya menjeblak terbuka begitu saja hingga wanita itu terkesiap kaget. Dan lebih kaget lagi saat melihat raut wajah Levin yang memerah menahan amarah. Langkah kaki pria itu pun terdengar menakutkan karena berderap ke arahnya dengan kekuatan penuh!Tapi anehnya, meski sempat kaget, Claire berhasil mengendalikan diri dan menatap wajah marah Levin dengan datar, seolah sudah menebak kalau hal ini akan terjadi.“Kenapa kamu harus mengundurkan diri, Claire?”Hari berlalu begitu lambat bagi Levin. Padahal belum ada satu hari dirinya berjauhan dari Revel dan Claire, tapi rasa rindunya sudah tak tertahankan! Oh Tuhan, andai mereka sudah tinggal serumah, pasti Levin tidak perlu menderita seperti ini karena bisa melihat mereka sepuasnya dan setiap waktu! Levin mondar mandir gelisah. Rasa gelisahnya membuat pria itu enggan terlelap. Jujur, matanya mengantuk, tapi tidak bisa tidur. Otaknya terasa penuh memikirkan banyak hal. Entah dorongan darimana, Levin malah menghubungi nomor Nick yang langsung diangkat pada dering kedua! Sejujurnya, Levin tidak menyangka kalau Nick akan mengangkat panggilan teleponnya secepat ini mengingat malam telah cukup larut. Satu hal yang tidak Levin ketahui adalah Nick juga tidak bisa terlelap dan lebih memilih menghabiskan waktu diluar sambil menikmati alkohol di hadapannya. Hal yang jarang pria itu lakukan tapi khusus malam ini, Nick membutuhkan alkohol untuk mengusir rasa suntuk di hatinya meski seperti
Pembicaraan kedua pria itu terputus saat mendengar suara Claire di belakang mereka.“Apa yang sedang kalian berdua bicarakan?” selidik Claire, terdengar curiga.“Nothing special. Hanya berbincang ala kadarnya.”Claire hanya mengangguk sebelum memanggil nama Revel hingga putranya itu berlari ke arahnya setelah sebelumnya mengucapkan kata ‘bye’ pada gadis kecil yang telah menemaninya bermain. “Jangan lari. Pelan-pelan saja, Sayang.”Tapi Revel terus berlari hingga beberapa langkah sebelum kaki kecilnya mencapai tujuan, bocah itu tersandung batu kecil yang tidak dilihatnya hingga jatuh tersungkur! Levin, yang melihat hal itu bergegas bangkit dan berlari menghampiri putranya. Tangan kekarnya tanpa ragu menggendong tubuh mungil Revel agar masuk ke dalam pelukannya. Setelah kembali ke kursi taman, Levin segera memastikan keadaan Revel. Ingin memastikan apakah ada luka di tubuh mungil putranya atau tidak.Wajah Revel tampak memerah karena menahan tangis dan ju
Setelah berbincang dengan Claire, Levin bisa lebih fokus dalam pekerjaannya. Johan pun dapat menghela nafas lega karena tuan mudanya tidak lagi terlihat menyeramkan seperti tadi pagi. Setidaknya dengan begitu Johan bisa bekerja lebih tenang. “Hari ini aku tidak ada jadwal meeting lagi kan?” “Tidak ada, Tuan.”“Good. Aku ingin makan siang bersama calon istri dan putraku.”Keyakinan dalam nada suara Levin membuat Johan mengangkat alis.“Calon istri? Apakah nona Claire sudah pasti akan menerima lamaran anda?”Levin berdecak sebal saat mendengar pertanyaan Johan yang seolah ingin mematahkan optimismenya. “Tidak bisakah kamu mendukungku saja dan jangan bertanya macam-macam?” Johan mengangkat bahu, tampak cuek.“Saya hanya ingin memastikan saja. Lagipula seperti yang anda ceritakan kemarin, setelah putra anda dan nona Claire setuju, masih ada tuan besar Alex yang harus anda hadapi. Setelah itu ada tuan besar Keenan dan nyonya besar Carol. Jadi bisa
Claire melenggang santai menuju ruangannya dan berusaha menyelesaikan pekerjaannya sebelum mengundurkan diri. Seharusnya Claire menunggu satu bulan untuk mencari penggantinya, namun di surat pengunduran diri yang diserahkannya tadi, Claire berharap bisa mengundurkan diri lebih cepat, yaitu 2 minggu lagi.Maka dari itu Claire harus menyelesaikan tanggung jawabnya. Dirinya tidak ingin meninggalkan sisa pekerjaan kepada orang yang akan menggantikan posisinya nanti. Claire masih sibuk dengan pekerjaannya saat pintu ruangannya menjeblak terbuka begitu saja hingga wanita itu terkesiap kaget. Dan lebih kaget lagi saat melihat raut wajah Levin yang memerah menahan amarah. Langkah kaki pria itu pun terdengar menakutkan karena berderap ke arahnya dengan kekuatan penuh! Tapi anehnya, meski sempat kaget, Claire berhasil mengendalikan diri dan menatap wajah marah Levin dengan datar, seolah sudah menebak kalau hal ini akan terjadi. “Kenapa kamu harus mengundurkan diri, Claire?”
“Katakan padaku kalau kamu sedang bercanda.”Saking tidak percayanya, Claire sampai mengucapkan kalimat itu. Ya, dipikirkan dari sisi manapun, Claire tidak pernah menyangka kalau daddy Alex dan orangtua Nick memiliki rencana segila itu. Menikah dengan Nick? Oh, Tuhan! Claire tidak pernah memikirkan kemungkinan seperti itu! Dulu, dirinya memang sempat ragu akan perasaannya. Ragu apakah rasa nyaman yang dirasakannya setiap kali bersama Nick didasarkan atas nama persahabatan atau cinta, tapi hanya sebatas itu. Claire tidak pernah berpikir jauh seperti pernikahan. Nyatanya, kini Claire tau kalau rasa nyaman itu hanya sebatas sahabat. Tidak lebih dari itu. Atau mungkin hanya sekedar suka namun kini telah digantikan dengan kehadiran Levin? Entahlah, apapun itu, yang pasti sekarang perasaan itu sudah sirna sepenuhnya.Jadi dirinya tidak mungkin menikah dengan Nick kan? Apalagi kini Claire telah menemukan tambatan hatinya sendiri yaitu Levin! Daddy dari putranya! Gele
Levin masuk ke ruang kerjanya dengan geram. Peringatan Nick membuat emosinya muncul ke permukaan meski hari masih pagi membuat Johan hanya bisa mengusap dada saat tuan mudanya lagi-lagi mengabaikan sapaannya sambil membanting pintu! Serius, hari masih pagi, tapi kepala Levin sudah pusing! Bukan karena pekerjaan, tapi karena otaknya terus memikirkan tentang keputusan apa yang akan diambil oleh Claire nantinya! Meski Levin mantap untuk memperistri Claire, tapi jika Revel enggan menerima kehadirannya, wanita itu pasti akan menolaknya! Di sisi lain, andai Claire dan Revel menerima kehadirannya, masih ada daddy Alex yang harus Levin bujuk agar berkenan memberikan restu atas hubungannya dengan Claire! Shittt! Siapa yang menyangka kalau untuk memperistri Claire, Levin harus melalui banyak hal yang memusingkan seperti ini? Tapi Levin tidak bisa mengeluh karena sesulit apapun, yang dirinya inginkan tetap hanya Claire! Yang pasti, Levin tidak mungkin membiarkan Nick menika