Cintia memandang pria di depannya.Sedikit gemuk, benar-benar biasa saja, sedikit pun tidak memberikan kesan kepada orang-orang.Cintia lantas membuang muka dan menjawabnya dengan santai, “Kalau begitu Aku tidak akan bersikap dingin dengan Tuan Sutio lagi.”“Kamu tahu apa jabatanku di Grup Klan Purnomo, tidak?! Aku ini bos tinggi Klan Purnomo, gaji per tahun lebih dari 20 miliar rupiah.” Di tengah kekesalannya itu, Sutio masih sempat bersikap pamer. Lidah Cintia pun berdecak “tsk”, kemudian meninggalkannya tanpa rasa peduli sedikit pun.Sutio melihat sosok Cintia yang meninggalkannya dan masih belum tersadarkan selama beberapa saat.Dia merasa dengan penghasilan yang dimilikinya sekarang seharusnya Cintia tertarik padanya, tetapi kenapa sekarang dia justru tidak diacuhkan oleh Cintia seperti ini?!Awalnya Sutio tidak begitu tertarik dengan Cintia, tetapi karena Keluarga Dijaya masih punya pengaruh di Kota Bandung, ini menjadi tawaran yang sulit ditolak olehnya. Namun, ketika dia benar
Setelah Julia pergi, Cintia memilih sekretaris pria yang baru untuk dirinya dengan bantuan Hendri, yaitu Owen Saputra. Usianya masih muda, memiliki latar belakang pendidikan yang cukup baik dan belum lama bekerja di Galaksi. Dia juga tidak terlibat dalam kelompok tertentu.Pada hari Selasa, sesuai rencana awal, Starvy mempresentasikan sketsa desain untuk tiga bulan berikutnya.Di dalam ruang rapat yang luas, Starvy menjelaskan desainnya sendiri, tetapi dia semakin kehilangan kepercayaan diri di bawah pandangan tajam Cintia.Harus diakui, meskipun diberi waktu tambahan seminggu, Starvy tidak dapat menemukan inspirasi yang lebih baik atau menciptakan sesuatu yang baru. Desain yang dia tampilkan tetap berdasarkan kerangka dasar yang sama, dengan sedikit perubahan desain yang tidak terlalu mencolok."Jadi, Direktur Starvy, menurut pendapatmu, apakah desain ini layak diterima?" tanya Cintia sambil minum sedikit tehnya."Ketua, menurutku, mengikuti tren adalah hal yang penting, tapi itu tida
Jacob tampak ragu. Namun, jika dipikir-pikir, Cintia telah kesulitan mengelola Grup Galaksi akhir-akhir ini. Semua eksekutif di perusahaan tampak mengabaikannya, membuatnya sulit untuk mengembangkan pekerjaan di Galaksi. Jadi, apakah ide cerdasnya adalah menggunakan Starvy untuk mempengaruhi para eksekutif agar mendengarkan perintahnya?Ternyata hanya itu yang bisa dilakukan Cintia. Jacob mengira anak perempuannya ini bisa membuat perubahan besar."Starvy telah bekerja di Galaksi selama bertahun-tahun, dia tentu tidak kalah berpengalaman daripada kamu. Memilih untuk mempercayakan manajemen Galaksi kepada Starvy adalah langkah terbaik yang bisa kamu ambil!" Jacob terlihat puas dengan dirinya sendiri."Baiklah, aku akan mengikuti nasihatmu," jawab Cintia, meskipun dalam hatinya penuh dengan kepahitan. Dia tahu betul bahwa jika dia benar-benar memberikan posisi penting kepada Starvy, itu ibarat membiarkan serigala masuk ke dalam kandang domba."Oh, ya. Mengenai orang yang aku perkenalka
Starvy melihat jam, masih pukul tiga sore. "Masih ada dua jam lebih," ujarnya."Bisakah kamu pulang lebih awal?" Miya terdengar agak kesal. "Aku ingin mengajakmu pergi berbelanja bersamaku."Starvy agak ragu. Dulu, dia bisa pulang lebih awal tanpa melapor pada siapa pun, bahkan ayahnya tidak akan protes. Namun sekarang, Cintia yang bertanggung jawab atas Grup Galaksi, dia khawatir Cintia akan menemukan alasan untuk menyusahkannya. Namun, Starvy juga tidak berani membuat Miya marah. Agar bisa berhasil menikahi Rein, Starvy harus merawat adik iparnya dengan baik.Setelah mempertimbangkan semua hal tersebut, Starvy setuju dan menjawab, "Aku akan segera keluar. Di mana kamu ingin berbelanja?""Di Grand International Mall," balas Miya."Aku akan tiba dalam 20 menit," ujar Starvy.Starvy menutup telepon dan segera menuju ke tujuan tersebut dengan mobilnya.Di tempat lain.Cintia sedang duduk di kantornya, merancang sketsa desain ketika teleponnya berdering. Dia melihat panggilan tersebut
"Cintia?" Miya juga menyadari kedatangan Cintia pada saat itu.Suaranya cukup keras.Cintia mendengar teriakan Miya, tetapi dia memilih untuk tidak menghiraukannya."Cintia, apa yang kamu sombongkan?" ujar Miya dengan nada mengejek sambil menghampiri Cintia.Starvy juga segera menyusulnya.Dengan tatapan sinis, Miya melihat Erikson dan berkata, "Kamu sudah tidak sabar ingin menjadi ibu tiri, ‘kan? Cintia, kamu benar-benar memalukan kaum perempuan, rela mengorbankan begitu banyak hanya untuk menyenangkan seorang pria? Gaun di sini setidaknya ratusan juta, kamu benar-benar tidak pelit, ya!"Erikson mengerutkan kening kecilnya. Dia merasa agak kesal melihat dua tante yang tidak sopan ini telah merusak suasana belanja dia dan ibunya.Cintia melirik Miya, lalu dengan tenang membuka ponselnya dan menekan tombol pemutar. Suara Miya yang baru saja mengolok-olok Cintia terdengar dari ponselnya.Wajah Miya langsung berubah pucat.Dia tidak pernah menyangka bahwa Cintia akan merekam percakapann
Apa maksud dari "baiklah"? Apakah sudah cocok?Cintia sudah siap-siap untuk meminta karyawan butik mengemas setelan Erikson dan membawanya pergi. Lalu, dia melihat ada karyawan butik lain sedang membawa sebuah gaun pesta yang memukau."Aku ingin mencoba yang ini!" Miya berteriak kepada karyawan butik dengan mata berbinar. Dia langsung berjalan ke depan dan menghentikannya."Maaf, Nona Miya, gaun ini adalah milik Nona Cintia," kata karyawan butik dengan penyesalan."Apa maksudnya miliknya? Aku yang melihatnya lebih dulu! Aku ingin mencobanya sekarang juga," kata Miya dengan paksa. Bahkan tanpa persetujuan dari karyawan butik, dia langsung merebut dan mulai mencobainya dengan semangat.Setelah mencoba begitu banyak gaun, hanya gaun inilah yang memenuhi selera Miya."Ini benar-benar cantik," puji Starvy sambil merasa agak cemburu di dalam hatinya. Sebenarnya, dia juga tertarik pada gaun ini."Nona Miya, gaun ini adalah pesanan pribadi Nona Cintia ....""Berapakah harganya?" Miya sama se
Starvy membantu Miya menarik ritsleting dengan seluruh tenaga.Miya terus menahan napasnya. Namun, tak peduli bagaimanapun caranya, ritsleting itu tetap tidak bisa ditarik."Miya, aku benar-benar tidak bisa menariknya lagi," kata Starvy yang putus asa dan tidak berdaya."Bagaimana mungkin! Pinggangku sangat ramping!" kata Miya yang tidak bisa menerima kenyataan ini.Miya tidak dapat membayangkan bagaimana dia akan dicemooh oleh Cintia, kalau Cintia tahu Miya tidak dapat mengenakan gaun ini. Ini sungguh memalukan."Benar-benar tidak bisa lagi. Kalau dipaksa, risletingnya akan rusak.""Kalau rusak, ya sudah! Keluarkan tenagamu!""Kalau sampai rusak, kamu akan dicerca oleh Cintia. Cintia pasti akan menyuruhmu untuk ganti rugi.""Kalau aku tidak bisa mengenakannya, Cintia juga tetap akan menyuruhku untuk membayar gaun ini!" kata Miya dengan pelan sambil menggertakkan giginya."Pinggangmu sangat ramping. Kalau kamu saja tidak bisa memakainya, gaun ini pasti tidak akan muat untuk Cintia. Kal
Meskipun begitu, tidak ada yang mau mengakui kecantikan Cintia."Terima kasih." Cintia tersenyum lembut pada Erikson, lalu menoleh ke arah Miya, "Silahkan dibayar."Miya sangat kesal sampai wajahnya memerah.Cintia benar-benar bisa mengenakan gaunnya!"Kamu tidak mau mengaku kalah? Kenapa? Apakah Kamu tidak mau membayarnya?" kata Cintia mencibir.Miya menggertakkan giginya.Miya membuat taruhan di depan begitu banyak orang. Kalau Miya mengingkarinya, dia akan merasa sangat malu."Berapa harganya!" Miya menggertakkan giginya lagi."Nona Miya, gaun ini dijahit langsung dengan tangan dan dikerjakan secara khusus. Harganya senilai delapan belas miliar rupiah," jawab pegawai toko."Apa!" Miya mengira kalau dia sudah salah dengar.Gaun yang mewah, biasanya hanya senilai ratusan juta rupiah.Harga gaun ini bahkan melebihi belasan miliar rupiah!"Gaun ini dibuat di Jogjakarta. Ada lebih dari lima ratus butir berlian di gaun itu. Semuanya dijahit dengan tangan oleh seorang ahli terbaik," jelas