Lagipula, orang tersebut tidak hanya bisa memberikan rekomendasi, tetapi juga bisa mendapatkan kontrak tanpa membayar uang muka."Menurutku, kamulah pilihan terbaik, Sutradara Jimmy," ujar Cintia dengan yakin.Jimmy juga tidak menolak dan membalas, "Aku akan melihat jadwal syuting Lily terlebih dahulu. Aku akan mengirimkan pesan kepadamu nanti.""Terima kasih.""Sama-sama."Setelah menutup telepon, Jimmy duduk di depan kamera dan beristirahat sejenak setelah selesai mengambil adegan."Tolong ambilkan jadwal syuting terbaru Lily untukku," kata Jimmy kepada asistennya yang berada di sampingnya."Baik, Sutradara Jimmy."Setelah menerima jadwal tersebut, Jimmy melihatnya dengan cermat, lalu berdiri dan berjalan menuju ke sudut lokasi syuting.Dia menghubungi seseorang bernama Sammy."Ya.""Cintia baru saja meneleponku," kata Jimmy langsung tanpa basa-basi.Tidak ada balasan dari ujung telepon.Jimmy tersenyum tipis dan melanjutkan, "Dia memintaku untuk mengatur pertemuan dengan Lily karena
Pukul dua siang, Cintia pergi ke lokasi syuting di pinggiran Kota Bandung yang agak jauh dari pusat kota bersama Owen.Karena ini adalah drama berlatar zaman kuno, para staf telah membangun bangunan-bangunan yang sesuai dengan zaman itu.Setelah mendapat arahan dari staf, Cintia dan Owen menemukan Jimmy.Jimmy saat ini duduk di depan kamera dan sedang menyutradarai sebuah adegan.Ketika melihat Cintia datang, dia menganggukkan kepala dengan sopan dan kembali fokus pada pekerjaannya.Karena tidak ingin mengganggu, Cintia duduk di samping dan memperhatikan kamera.Pada saat itu, mereka sedang mengambil adegan antara Lily dan pemeran utama pria, Harvey.Para aktor sudah bersiap di posisi masing-masing."Adegan ketiga, frame pertama, pengambilan pertama, action!" kata Jimmy.Tiba-tiba, Harvey memegang Lily dan mendorongnya ke dinding, keduanya saling menatap dengan jarak yang sangat dekat.Ini adalah pertama kalinya Cintia mengunjungi lokasi syuting. Dia benar-benar terkesan dengan kemampu
Cintia menarik napas dalam-dalam. Dia selalu begitu, membedakan masalah pekerjaan atau masalah pribadi. Begitu menunduk kepala, dia melihat sekilas notifikasi yang muncul di layar ponselnya. Cintia tetap memilih mengabaikannya.Di Kota Medan.Samuel berada di ruangan direktur di kantor cabang Grup Purnomo, melihat ponselnya masih belum ada notifikasi apapun, wajahnya pun terlihat suram.Marcel yang berada di sampingnya, bahkan tidak berani menarik napas.Tidak tahu apa yang sedang terjadi, padahal inspeksi dadakan yang di lakukan di kantor cabang ini, semua aspek menunjukan hasil yang memuaskan, tetapi wajah Pak Bos malah terlihat suram seperti kesiram tinta hitam saja.“Marcel.”“Iya, Bos.”“Pesankan tiket pesawat paling pagi untuk besok, pulang ke Kota Bandung.”“Bukannya besok kita ada janji makan bersama dengan orang penting di Kota Medan?” Pengecekan ya pengecekan, sekalian melakukan kebaikan.“Pesawat besok malam.” Samuel merubah.Tetapi, Besok pasti harus pulang.“Iya ...” Ma
Akhirnya mereka berdua berciuman.Dari jarak jauh sampai jarak dekat, bahkan sampai dibalik layar.Saat di balik layar, terlihat sangat jelas bahwa lidah Harvey masuk kedalam ...Tubuh Lily mematung, kepalan tangannya makin erat, tetapi tidak mendorongnya.Sampai. “Cut!”Lily mendorong Harvey.Harvey tau alasan Lily marah karena apa, dia tadi juga tidak dapat mengontrol diri. Lily tidak hanya cantik, tetapi bibirnya lembut sampai tidak dapat berhenti.Kalau bukan sutradara menyudahi, dan Lily mendorong, maka dia akan terus menciumnya.Lily berbalik badan meninggalkannya.Tidak peduli juga apakah adegannya perlu ulang atau tidak.Harvey langsung mengejarnya, “Lily.”Lily dengan muka datar berbalik badan.“Maaf, aku tadi ....” Harvey meminta maaf, lalu berkata dengan mengertakan gigi, “saat sutradara berbicara denganku, memintaku untuk memperdalam pembawaan karakter, supaya hasil syuting menjadi bagus, dan juga dapat membantu kita lebih cepat mendalami karakter.” “Jimmy menyuruhmu men
“Tanggung jawab Grup Galaksi sebelumnya berada di papaku, beberapa waktu lalu dialihkan kepada diriku,” Cintia tanpa bertele-tele, langsung ke poin utamanya, “Terus terang, fashion Galaksi sebelumnya sungguh sederhana, tetapi dikemudian hari tidak. Ini adalah design baju kami untuk musim berikutnya, silahkan dilihat Nona Lily.”Lily melihat sekilas Cintia, pemahaman dia terhadapa Cintia tidak banyak, tetapi juga pernah mendengar, dulu masalah dia sungguh sangat menggemparkan. Dalam hatinya, Cintia pasti sosok yang mengandalkan lelaki, lagipula dia muncul kembali ketika diculik bersama dengan Rein halim.Beberapa kalimat saat ini menggubah sedikit penilaian dia terhadap Cintia.Memiliki sifat bijaksana, lugas,dan rendah hati.Sebenarnya gosip tidak dapat dipercaya sepenuhnya.Lily menerima ipad yang diberikan oleh Cintia, melihat design yang tertera, matanya berbinar.Karena mengiyakan ajakan Cintia untuk makan bersama membicarakan perihal duta produk, saat bosan diruang istirahat maka
Setelah mereka minum, waktu lebih pukul 11 malam.“Aku antar kalian pulang.” Cintia sedikit pusing, tetapi memikirkan pertemuan ini dia yang buat, semestinya antar mereka pulang.“Ekh.” Lily bersendawa, pandangannya buram berkata, “Tidak perlu, aku diantar oleh Laura saja, kami sejalan.”Setelah berbicara, Lily menarik Laura, bersama berjalan keluar dari ruangan.Cintia buru-buru mengikuti dibelakang.Mereka bertiga sedikit mabuk, tetapi belum sampai keadaan yang tidak kendali.Terutama Laura, sangat sadar.Cintia juga mengontrol dirinya, tetapi hari ini pertama kalinya bersama Lily minum bir pasti harus menemaninya, disiplin.Lily dan Laura memasuki sebuah mobil hitam, setelah Cintia mengantarnya, baru kembali ke dalam mobil Risno, menyandar ke kursi belakang, lambungnya sakit.Pandangan matanya perlahan-lahan menatap pemandangan Kota Bandung, melihat kelap-kelip lampu, menyinari langit.Tetiba masuk notifikasi pesan.Cintia mengeluarkan ponselnya, melihat sekilas.Didalamnya tertuli
Jimmy meletakkan Lily di kasur kamarnya , setelah meletakkannya, dia tidak langsung pergi meninggalkannya.Matanya menatap kebawah, menatap kedua pipi Lily yang memerah, dan juga bibirnya yang memerah.Dalam pikirannya berputar pemandangan syuting adegan ciuman Lily tadi...Jakunnya bergerak, jarinya yang lentik, menaruh diatas bibir Lily, dengan pelan mengelap bibirnya , seperti sedang membantunya menghapus kotoran di bibirnya.Dia dengan serius mengelap lama.Mengelap sampai bibirnya seperti membengkak.Ketika jarinya melepas, tubuh Jimmy menurun sedikit, tubunya yang proposi, berikutnya malah langsung berdiri, meninggalkannya.Pintu kamar tertutup kembali.Tidak menyadari, orang yang tertidur lelap, ujung matanya mengeluarkan air mata, air mata tanpa suara.…Kepala Cintia sedikit sakit.Setelah mabuk bangun pagi berangkat kerja, sungguh sangat tidak menyenangkan sekali.Lily sungguh sangat kuat minum.Sejak dia pulang dia muntah semalaman , sungguh seperti terombang-ambing.Dia mem
"Aku sudah tidur.""Maaf, aku sudah membangunkanmu." Setiap kali Samuel minta maaf, Cintia tidak merasa ketulusan Samuel.Seolah-olah itu hanya kata sungkan saja.Ke depannya Samuel masih akan melakukan hal yang tidak baik padanya."Ada apa?""Aku hanya memberitahumu kalau aku sudah pulang.""Aku sudah tahu." Cintia terlihat sangat dingin. Ketika dia melihat Samuel yang lemas, Cintia berkata lagi, "Kamu bisa memberitahuku melalui telepon, tidak usah malam-malam datang ke sini hanya untuk memberitahuku hal ini.""Aku kira ponselmu rusak."Samuel tampaknya sedang memprotes Cintia kalau Cintia tidak membalas pesannya."Beberapa hari ini aku sangat sibuk." Cintia mencari alasan untuk berbohong."Cintia ....""Sudah malam, kamu pulang dulu. Besok aku masih mau kerja," sela Cintia.Kata yang mau diucapkan Samuel pun tak jadi diucapkan."Hati-hati di jalan."Selesai berbicara, Cintia menutup pintu.Samuel sengaja tidak diberi masuk oleh Cintia.Jadi, Samuel hanya bisa melihat pintu yang tertu