“Tanggung jawab Grup Galaksi sebelumnya berada di papaku, beberapa waktu lalu dialihkan kepada diriku,” Cintia tanpa bertele-tele, langsung ke poin utamanya, “Terus terang, fashion Galaksi sebelumnya sungguh sederhana, tetapi dikemudian hari tidak. Ini adalah design baju kami untuk musim berikutnya, silahkan dilihat Nona Lily.”Lily melihat sekilas Cintia, pemahaman dia terhadapa Cintia tidak banyak, tetapi juga pernah mendengar, dulu masalah dia sungguh sangat menggemparkan. Dalam hatinya, Cintia pasti sosok yang mengandalkan lelaki, lagipula dia muncul kembali ketika diculik bersama dengan Rein halim.Beberapa kalimat saat ini menggubah sedikit penilaian dia terhadap Cintia.Memiliki sifat bijaksana, lugas,dan rendah hati.Sebenarnya gosip tidak dapat dipercaya sepenuhnya.Lily menerima ipad yang diberikan oleh Cintia, melihat design yang tertera, matanya berbinar.Karena mengiyakan ajakan Cintia untuk makan bersama membicarakan perihal duta produk, saat bosan diruang istirahat maka
Setelah mereka minum, waktu lebih pukul 11 malam.“Aku antar kalian pulang.” Cintia sedikit pusing, tetapi memikirkan pertemuan ini dia yang buat, semestinya antar mereka pulang.“Ekh.” Lily bersendawa, pandangannya buram berkata, “Tidak perlu, aku diantar oleh Laura saja, kami sejalan.”Setelah berbicara, Lily menarik Laura, bersama berjalan keluar dari ruangan.Cintia buru-buru mengikuti dibelakang.Mereka bertiga sedikit mabuk, tetapi belum sampai keadaan yang tidak kendali.Terutama Laura, sangat sadar.Cintia juga mengontrol dirinya, tetapi hari ini pertama kalinya bersama Lily minum bir pasti harus menemaninya, disiplin.Lily dan Laura memasuki sebuah mobil hitam, setelah Cintia mengantarnya, baru kembali ke dalam mobil Risno, menyandar ke kursi belakang, lambungnya sakit.Pandangan matanya perlahan-lahan menatap pemandangan Kota Bandung, melihat kelap-kelip lampu, menyinari langit.Tetiba masuk notifikasi pesan.Cintia mengeluarkan ponselnya, melihat sekilas.Didalamnya tertuli
Jimmy meletakkan Lily di kasur kamarnya , setelah meletakkannya, dia tidak langsung pergi meninggalkannya.Matanya menatap kebawah, menatap kedua pipi Lily yang memerah, dan juga bibirnya yang memerah.Dalam pikirannya berputar pemandangan syuting adegan ciuman Lily tadi...Jakunnya bergerak, jarinya yang lentik, menaruh diatas bibir Lily, dengan pelan mengelap bibirnya , seperti sedang membantunya menghapus kotoran di bibirnya.Dia dengan serius mengelap lama.Mengelap sampai bibirnya seperti membengkak.Ketika jarinya melepas, tubuh Jimmy menurun sedikit, tubunya yang proposi, berikutnya malah langsung berdiri, meninggalkannya.Pintu kamar tertutup kembali.Tidak menyadari, orang yang tertidur lelap, ujung matanya mengeluarkan air mata, air mata tanpa suara.…Kepala Cintia sedikit sakit.Setelah mabuk bangun pagi berangkat kerja, sungguh sangat tidak menyenangkan sekali.Lily sungguh sangat kuat minum.Sejak dia pulang dia muntah semalaman , sungguh seperti terombang-ambing.Dia mem
"Aku sudah tidur.""Maaf, aku sudah membangunkanmu." Setiap kali Samuel minta maaf, Cintia tidak merasa ketulusan Samuel.Seolah-olah itu hanya kata sungkan saja.Ke depannya Samuel masih akan melakukan hal yang tidak baik padanya."Ada apa?""Aku hanya memberitahumu kalau aku sudah pulang.""Aku sudah tahu." Cintia terlihat sangat dingin. Ketika dia melihat Samuel yang lemas, Cintia berkata lagi, "Kamu bisa memberitahuku melalui telepon, tidak usah malam-malam datang ke sini hanya untuk memberitahuku hal ini.""Aku kira ponselmu rusak."Samuel tampaknya sedang memprotes Cintia kalau Cintia tidak membalas pesannya."Beberapa hari ini aku sangat sibuk." Cintia mencari alasan untuk berbohong."Cintia ....""Sudah malam, kamu pulang dulu. Besok aku masih mau kerja," sela Cintia.Kata yang mau diucapkan Samuel pun tak jadi diucapkan."Hati-hati di jalan."Selesai berbicara, Cintia menutup pintu.Samuel sengaja tidak diberi masuk oleh Cintia.Jadi, Samuel hanya bisa melihat pintu yang tertu
Setelah mengatakan ini, Cintia meninggalkan ruang rapat dengan dominasi.Gilang tidak menyangka dirinya yang sudah empat puluh tahunan bisa diancam oleh gadis yang berusia dua puluh tahunan.Gilang segera menelepon Jacob untuk melaporkan kondisi saat ini."Tidak usah peduli dengannya, lakukan sesuai yang kukatakan saja." Jacob tidak takut pada Cintia. "Kalau terjadi sesuatu, aku yang menanggungnya.""Baik, Pak Jacob."Gilang tersenyum jahat, dia ingin melihat Cintia bisa sombong berapa lama?!...Cintia membawa Owen ke pabrik produksi Grup Galaksi.Karyawan tak mau kerja?!Kenapa mereka bisa tidak mau kerja tanpa alasan?!Pabrik produksi terletak di pinggiran kota, jadi perjalanannya agak jauh.Ketika Cintia tiba sudah sore hari.Cintia yang belum makan siang langsung bertemu dengan ketua pabrik yang bernama Haris.Haris tidak bersikap hormat pada Cintia, dari sikapnya sudah tahu kalau dia bersekongkol dengan Gilang, juga termasuk orang Jacob."Sudah kudengar kalau CEO baru sangat muda
Pada saat ini, di depan jendela lantai dua sebuah kantor, Haris melihat Cintia dikepung oleh karyawan sambil tersenyum licik. Lalu dia menelepon untuk melaporkan situasi saat ini, "Pak Jacob, Cintia dikepung oleh karyawan, jadi dia tidak bisa begitu cepat meninggalkan pabrik."Jacob duduk di kantor besar Grup Dijaya sambil merokok dan mengangkat telepon, "Beri pelajaran pada Cintia.""Pak Jacob jangan khawatir, aku tahu apa yang harus kulakukan."Jacob meletakkan ponselnya sambil tersenyum puas karena rencananya sudah berhasil.Memang orang yang lebih tua lebih berpengalaman.Kalau Cintia ingin melawan dirinya, bisa dibilang dia akan kalah."Ayah, Cintia benaran ke pabrik?" tanya Starvy dengan kaget.Tak disangka Cintia berani sendirian ke tempat yang dihuni orang kelas bawah, orang-orang itu tidak berpendidikan, sikapnya juga kasar. Rasain kalau sekarang dikepung mereka."Tidak usah peduli pada dia." Jacob tidak peduli dengan Cintia. "Hari ini aku menyuruhmu kemari karena ada sesuatu
Pabrik Grup Galaksi.Mau Cintia bagaimana menjelaskannya, karyawan tetap tidak mau dengar.Cintia tahu jelas pasti ada yang sengaja memprovokasi.Selain itu, semua karyawan ini pasti diatur oleh Jacob.Meskipun hari ini dia menjelaskan sampai tidak ada suara, juga tidak mungkin bisa membujuk semua karyawan ini.Cintia langsung melakukan keputusan, karena dia tidak ingin membuang waktu lagi. Cintia berkata pada Owen dengan suara kecil, "Kamu cari cara untuk keluar dulu, lalu melapor polisi.""Tapi Bu, nanti sisa kamu sendirian saja ….""Tenang saja, aku bisa melindungi diriku.""Baik." Owen juga tidak merasa bingung lagi.Owen pelan-pelan melepaskan Cintia, lalu pelan-pelan menjaga jarak dengan Cintia.Cintia adalah target mereka, jadi mereka tidak akan peduli dengan Owen. Owen juga menggunakan kesempatan ini untuk keluar dari kepungan, lalu segera melapor polisi.Owen merasa CEO ini sungguh hebat, bisa-bisanya di saat seperti ini masih bisa begitu tenang, bahkan Owen sendiri tidak meny
Cintia ragu sejenak, lalu ikut Samuel naik ke mobil."Nona!" Polisi maju ke depan untuk mengadang mereka. "Kami perlu kalian ikut ke kantor polisi untuk melakukan interogasi.""Owen, kamu ikut mereka ke kantor polisi, mobil Risno tetap di sini untuk menunggumu.""Baik. Bu Cintia, kamu pergi ke rumah sakit dulu," kata Owen dengan buru-buru.Cintia dan Marcel memapah Samuel masuk ke mobil Maybach-nya.Mobil sedan segera melaju cepat ke rumah sakit swasta pertama di Kota Bandung, Marcel yang duduk di samping pengemudi segera menghubungi dokter pribadi Keluarga Purnomo.Terkadang Cintia akan menoleh untuk melihat Samuel.Melihat dia bersandar sambil memejamkan mata dan wajahnya terlihat pucat.Sebenarnya tongkat itu memukul ke bagian mana?!Apa ada melukai tulang atau organnya?Cintia tak berani berpikir lagi, hanya bisa menatap GPS mobil dan ingin segera tiba ke rumah sakit.Dua jam kemudian, mobil sedan tiba di rumah sakit.Tim medis sudah menunggu di depan pintu, asisten perawat juga se