Share

Ide Gila

Author: Ammi Poe YP
last update Last Updated: 2023-09-07 01:16:14

Aku menggeliatkan badan saat sinar mentari menerobos kaca dan menyapa wajahku. Rasanya sangat malas untuk bangun, apalagi hari ini adalah hari minggu. Ingin rasanya menikmati waktu, jauh dari kesibukan mengejar cuan besar.

Perlahan kubuka mata, lalu melirik pada penunjuk waktu di atas nakas. Sudah pukul 06.47, pantas saja hangat mentari sudah terasa. Kurasa menikmati hangatnya sinar matahari di balkon akan membuat mood-ku membaik.

Kuteguk air minum sisa semalam hingga tandas, lalu ke kamar mandi untuk mencuci muka sekadarnya. Setelah itu menuju ke balkon, menghirup udara pagi seraya merentangkan tangan, kemudian menggerakan badan ke kanan dan ke kiri. Saat kepala menoleh ke kanan, tanpa sengaja mata ini melihat lelaki yang semalam mencuri ciuman pertamaku.

Secara refleks tanganku kembali menutup mulut dan beberapa kali mengusapnya kembali. Adegan malam itu masih saja melintas di pikiranku.

Sejenak aku menghentikan aksiku, nyatanya saat ini duniaku teralihkan pada sosok pemuda tampan.

Kembali mataku terhipnotis oleh ketampanan yang dia miliki. Dalam balutan kaos singlet hitam, dapat kulihat lengan kekar dan tubuh atletisnya. Tanpa kusadari, mata ini terus memperhatikannya.

Tanganku mulai menyangga dagu, menikmati keindahan ciptaan Tuhan. Dari sekian banyak pria, baru pemuda bernama Reza itu yang membuatku klepek-klepek.

Di tengah asyiknya menikmati pemandangan menyejukkan mata, tiba-tiba semua buyar saat seorang wanita muda memeluknya dari belakang.

Seketika rasa tidak terima merayapi batin. Kenyataan bahwa lelaki itu telah berisitri, membuatku sangat kecewa. Entah mengapa aku tertarik pada Reza, lelaki yang semalam menghinaku sebagai wanita expired.

Jika teringat akan hinaannya, rasanya ingin sekali kuberi pelajaran pada mulutnya. Namun, kurasa belum waktunya. Aku akan balas dengan sesuatu yang akan sulit dia lupakan.

Jujur, baru kali ini aku merasakan sesuatu yang aneh terjadi pada diriku. Ada tarikan dari batin, yaitu rasa ingin memiliki yang begitu kuat.

Sejenak aku terdiam, berpikir mengenai apa yang menjadi keinginanku. Banyak pertimbangan yang menjadi alasan, salah satunya adalah pandangan orang lain terhadapku.

Tidak mungkin aku mempertaruhkan nama baik dan karierku, hanya demi menjadi perebut suami orang. Jika aku merebut begitu saja, itu sama artinya aku menjatuhkan harga diriku. Mama dan Papa pasti akan kecewa, dan pastinya akan menyakiti mereka.

Segera aku kembali ke kamar dan duduk di depan cermin rias. Sejenak berpikir apa yang akan aku lakukan selanjutnya. Kembali kutatap wajahku, wajah yang sangat jauh berbeda dengan penampilanku semalam. Polos tanpa riasan, kulit wajahku terawat dan tampak lebih muda dari usia sebenarnya.

Tidak sia-sia aku menghabiskan banyak uang untuk perawatan anti aging dan pengencangan kulit. Itu sebabnya saat di foto aku terlihat sepuluh tahun lebih muda dari usia aslinya.

Sebenarnya, aku bisa memoles wajahku dengan riasan yang memiliki efek cute. Hanya saja, demi mendapatkan lelaki yang tulus aku harus mengubah penampilanku. Bukan lagi sebagai Mariana sang CEO, melainkan Merry dengan gaya dandanan yang norak.

Beberapa menit berpikir, akhirnya aku dapatkan ide dan mantap untuk menjalankan rencana tersebut.

"Baiklah, kurasa dengan cara satu itu aku bisa mendapatkan jodoh yang kumau. Reza, kamu harus menjadi milikku tanpa harus merebutmu. Kamu akan memakan ucapanmu, Reza. Tunggu saja, waktu di mana kamu akan mengemis cintaku akan tiba." Senyumku tersungging.

Setelah yakin dengan rencana tersebut, bergegas aku pergi mandi, lalu merias diri sewajarnya. Kali ini menjadi diri sendiri, bukan lagi tante-tante girang dengan dandanan menor. Kembali menjadi sosok Mariana yang banyak dikagumi mata lelaki.

Aku keluar dari kamar dan langsung melihat Rosa sedang menyiapkan sarapan. Terlihat juga Daniel—anak Rosa yang masih berusia delapan tahun—duduk menanti sarapannya.

"Hello ... morning, Daniel anak ganteng," sapaku dengan mengusap rambutnya.

"Morning, Tante. Tante Riana nginap kok nggak bilang-bilang, Daniel jadi nggak tahu kapan Tante datang."

"Tante kemalaman, Sayang. Tapi tenang saja, Tante bawain coklat dari Australi buat kamu, nih!" Aku ulurkan satu box coklat yang sengaja aku persiapkan di tas sejak semalam.

"Makasih, Tante. Tante Riana memang the best, emuuuach ...." Anak lelaki yang manis itu memberikan satu kecupan panjang di pipi kananku.

Aku tersenyum melihat tingkah bocah itu. Sebenarnya kasihan, di usianya yang sekarang, dia harus kehilangan kasih sayang seorang ayah. Lagi-lagi keegoisan orang tua yang membuat anak menjadi korban.

"Sarapan sudah siap ...." Rosa muncul dengan dua piring nasi goreng di tangan.

"Nasi goreng spesial ala Mama Daniel ... spesial pakai telur ceplok mata satu dan taburan sosis goreng." Layaknya seorang chef, Rosa memperkenalkan masakannya.

Sikapnya membuat aku dan Daniel tertawa kecil dan turut menyambut seru dengan tepuk tangan, raut bahagia tampak di wajah Rosa. Baginya, membuat Daniel tertawa adalah sebuah kebahagiaan baginya. Begitukah seorang ibu? Ah, aku tak tahu karena belum pernah merasakan di posisi Rosa saat ini.

"Bagianmu mana, Ros?" tanyaku seraya berdiri mencoba melongok ke dapur.

"Tenang saja, jatahku di wajan masih ada. Kalian makan dulu."

Aku yakin dia sedang berbohong. Buru-buru kuambil piring lagi dan membagi nasi menjadi dua. Kusodorkan separuh untuk Rosa, dia pun menerima dengan senyuman.

"Lain kali jangan seperti itu. Jika memang tak cukup, kamu bisa bilang. Aku akan pesan makanan untuk kalian."

"Sudah, Ri. Lagian ini hanya untuk sarapan, aku masih ada cadangan makanan untuk nanti."

Selalu saja menolak. Rosa memang sahabat yang baik, meskipun memiliki teman kaya, tapi dia tak pernah memanfaatkan aku ketika dia kesusahan sekali pun.

"Semalam gimana kencan kamu?" tanya Rosa tanpa berpikir ada anak kecil di sampingnya. Kurasa pertanyaan itu hanya untuk mengalihkan obrolan sebelumnya.

Aku mendengkus. "Biarkan aku habiskan sarapan ini, jangan rusak mood-ku. Lagian ini masih pagi, kenapa harus bicara tentang kekecewaan?" sahutku berkilah agar Daniel tidak mendengar sesuatu yang belum pantas dia dengar.

"Oke."

Dengan lahap aku habiskan nasi goreng buatan Rosa, setelah itu meneguk tandas air putih di gelas.

"Kita ajak Daniel ke arena bermain, yuk! Sekalian ada yang ingin aku diskusikan denganmu."

Rosa hanya mengangguk, lalu membereskan meja dan bersiap pergi.

"Aku turun duluan ya, Ros. Mau manasin mobil dulu!" seruku seraya menyambar tas dan kontak mobil.

Tepat saat kaki keluar dari pintu, tanpa sengaja mataku bersitatap dengan lelaki semalam. Reza, dia tengah bergandengan dengan istrinya. Kali ini tatapan dia ke aku berbeda, mungkin karena dia tidak mengenaliku sebagai wanita yang sama dengan wanita expired semalam.

Saat hendak melintas di depanku, dia menganggukkan kepala dengan sopan, tak lupa sebuah senyuman menyertainya.

Duh ... meleleh sudah hati ini melihat senyuman Reza. Lelaki dengan lesung pipit, warna kulit yang maskulin, wajah meneduhkan bagi siapa saja yang memandang. Gambaran lelaki sempurna bagiku.

Aku pun membalas senyumannya, tak bisa kuhindari lagi hipnotis dari seorang Reza. Namun, tiba-tiba bayangan semalam menyadarkan aku kembali, bahwa lelaki beristri itu yang telah mencuri ciuman pertamaku. Aku segera mengubah ekspresi, lalu membusungkan dada.

"Hei, tunggu!" seruku kepada mereka yang sudah berlalu dari hadapanku.

"Iya, Mbak. Ada apa?" tanya Reza dengan begitu tenang.

Tatapannya kembali membuatku gugup.

Haduuuh ... kenapa jadi panas dingin begini sih? gerutuku dalam hati.

Arrrgh ... kesal dengan diriku sendiri yang tak bisa menguasai situasi. Salah tingkah membuatku mati kutu. Saking gemeteran tubuh ini, akhirnya kuputuskan untuk pergi meninggalkan mereka saja. Ya, berlalu dari Reza adalah langkah aman terhindar dari hal konyol lagi.

***

Area bermain di hari Minggu sangatlah ramai. Para orang tua mengajak anak-anaknya menikmati berbagai wahana permainanm Daniel menyewa sepeda dan beberapa mainan lainnya, kami membiarkan anak itu bermain sepuasnya.

Sedangkan aku dan Rosa terlibat diskusi serius.

"Ros, aku mau mengadakan sayembara cari jodoh." Kalimat pertama yang meluncur dari mulutku, mampu membuat Rosa melongo.

"Kamu ini kayak kekurangan cara untuk dapat suami, Ri. Kamu cukup jadi dirimu sendiri, maka akan banyak lelaki yang meminang. Apa kamu lupa dengan beberapa pengusaha muda yang rela mengemis cintamu?"

"Aku tahu, Ros. Hanya saja mereka menyukaiku karena hartaku, aku tahu mereka masih muda dan juga tampan. Tapi apa kamu lupa dengan kejadian sepuluh tahun lalu?" Aku mencoba mengingatkan Rosa tentang peristiwa yang sangat membuatku terluka.

Ya, aku pernah hampir menikah. Lelaki itu telah kupacari selama dua tahun, dan baru kutahu tujuannya menikahiku hanya karena harta. Dua hari sebelum pernikahan digelar, aku mendatangi rumahnya. Tanpa sengaja aku mendengar pembicaraan dia dengan seseorang di sambungan seluler.

"Tenang saja, Sayang. Sebentar lagi aku akan menikahi gadis kaya itu, kehidupan kamu dan anak-anak akan berubah. Kalian akan hidup dengan bergelimang harta!" Begitu ucapan lelaki itu dan hingga sekarang masih terngiang di telingaku.

Sangat sakit ketika tahu, dinikahi hanya untuk dimanfaatkan. Sejak saat itu, rasa trauma membuatku tak mudah percaya dengan pria mana pun. Itu pula yang menyebabkan diriku terlambat menikah dan memilih menjelma dengan tampilan sosok wanita lain saat nge-date.

"Aku tidak ingin dimanfaatkan, Ros. Aku hanya menginginkan lelaki yang benar-benar tulus mencintaiku."

Rosa merengkuhku, lalu mengusap bahu ini. Dia adalah sahabat yang selama ini sangat mengerti tentangku, selain keluargaku.

"Aku paham, Ri. Aku juga ngerti perasaan kamu. Tapi, bukannya sama saja sayembara juga tak akan menjamin kamu mendapatkan lelaki yang tulus mencintaimu? Mereka akan menerimamu karena hadiah yang kamu tawarkan, Riana."

"Sekarang aku sudah tidak peduli, Ros. Karena aku sudah menemukan lelaki yang aku inginkan. Sayembara itu hanyalah kamuflase semata, agar aku tidak terlihat mengemis cinta apalagi merebut suami orang."

"Maksud kamu?" Rosa mengernyitkan dahi, dia masih belum mengerti dengan apa yang aku maksud.

"Aku ingin, istrinya yang mengantarkan suaminya padaku."

"Apa?! Apa maksud kamu, Ri? Otak kamu sudah nggak waras, ya? Please, jangan aneh-aneh."

Aku tahu, ide gilaku ini pasti akan membuat Rosa syok. Mungkin juga kedua orang tuaku dan adik-adikku akan turut terkejut. Tapi tak ada pilihan lain, hanya cara itulah aku bisa memiliki Reza tanpa harus disebut pelakor murahan.

"Aku akan siapkan hadiah sepuluh milyar untuk lelaki yang terpilih."

"Oh my God ... temanku ini sudah nggak waras lagi rupanya. Bagaimana bisa menggelontorkan uang sebanyak itu demi suami orang?" Rosa menepuk jidatnya.

"Aku sudah kehabisan kata, Ri. Kamu benar-benar gila. Dan aku yakin, Tante Lena tidak akan mengijinkan itu semua terjadi. Bahkan Om Lukman juga akan menghajarmu jika beliau tahu. Kamu hanya menjatuhkan harga dirimu, Mariana Leurissa."

Sejenak aku terdiam, apa yang diucapkan oleh Rosa memang tidak salah. Namun, aku punya rencana lain. Tentu saja sayembara itu tidak akan membuka siapa diriku. Mereka hanya akan tahu diriku dalam wujud lain, bukan Mariana Leurissa seorang CEO perusahaan kosmetik ternama.

Baiklah, aku hanya butuh merekrut beberapa orang baru, pegawai yang tidak mengenal siapa aku sebenarnya. Lalu mengadakan seleksi ketat untuk dipekerjakan di rumah mewahku yang lain, mereka tak perlu tahu siapa aku. Cukup mereka tahu aku sebagai 'Tante Merry' yang telah berusia setengah abad.

Kurasa, semua akan aman jika Rosa tak tahu apa yang akan aku lakukan. Ya, ada baiknya aku sembunyikan hal ini dari mereka.

Reza ... demi kamu, aku akan jadi Pelakor Milyader. Wanita berkelas yang mampu menebus cintamu dari sang istri sah!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sayembara Pelakor Milyader   Ancaman

    Sarah muncul dengan sikap begitu santai, bahkan senyum smirk seolah mengejek kehadiranku. Dia melipat dada dan bersandar di bibir pintu.Aku bergegas menerobos masuk, mendorong asisten rumah tangga paruh baya itu, kemudian menghentakkan tangan Sarah. Selanjutnya aku dorong wanita itu ke sofa, dan memulai aksiku.Tanganku mencengkeram kuat leher jenjang milik Sarah. Namun, wanita itu masih saja berusaha bersikap santai, sungguh membuatku semakin muak pada wanita biang onar ini."Jauhi Riana! Jangan pernah kamu berusaha menggagalkan rencanaku!" bentakku seraya mengeratkan cengkeraman di leher, sehingga Sarah nyaris kelojotan akibat kehabisan oksigen.Segera aku kendorkan kembali cengkraman, takut saja jika dia mati. Bagaimana pun, aku tidak mau masuk penjara karena membunuh manusia tak penting ini."Tuan Raka, cukup! Lepaskan Nona Sarah!" teriak asisten rumah tangga itu seraya berusaha menarik tanganku dari leher Sarah.Setelah beberapa menit, wanita itu akhirnya bisa menarik tanganku d

  • Sayembara Pelakor Milyader   Mantan

    POV RakaLangkahku terhenti saat hendak menaiki anak tangga. Sekilas kulihat sosok Rocky sedang duduk di ruang tengah sembari menaikkan satu kaki ke atas paha yang lain. Tatapan mencibir tampak jelas di bibir yang tersenyum miring.Entah apa maksudnya, tetapi bisa kurasakan persaingan di antara kami kian memanas. Persaudaraan antar darah yang mengalir di tubuh kami tak lagi menjadi pengingat. Rocky adalah lelaki yang sangat ambisius. Dia memiliki keinginan untuk menggantikan posisi ayah di perusahaan.Tentu saja aku tidak bisa tinggal diam. Perusahaan keluarga bisa berkembang dan terus bertahan saat pailit pun ada campur tangan diriku. Aku tidak akan rela jika dia menggantikan posisi ayah dengan begitu saja. Apalagi besar saham dan kontribusi dia tak jauh beda dengan apa yang sudah kuberikan pada perusahaan tersebut. Bahkan saat ini, perkembangan perusahaan mulai semakin besar juga atas jasaku.Perusahaan bahan baku merupakan ideku, dan uang hasil rampasan dari keluarga Sarah aku alok

  • Sayembara Pelakor Milyader   Tuntutan

    POV RakaKehadiran Sarah telah mengacau pikiranku. Bukan karena kisah di masa lalu, persetan dengan perasaan saat itu. Satu-satunya alasan aku khawatir hanyalah kegagalan menikahi Mariana Leurissa semata.Tuntutan sekaligus tantangan dari keluargaku, harus memenangkan hati Mariana Leurissa. Perawan tua nan cantik dan menggairahkan, penampilannya tampak 10 tahun lebih muda dari usianya.Selain itu, dia juga wanita karier yang sukses. Ada triliunan harta yang dia miliki. Itu sebabnya Papa memintaku untuk menjerat Mariana Leurissa.Aku keluar dari resto dengan sedikit tergesa. Bahkan hati tidak berhenti menggerutu."Apa dia sengaja ingin mengorek masa laluku? Sebenarnya, apa saja yang sudah dikatakan oleh si Sarah pada Riana? Jangan sampai pernikahan ini batal karena ulah Sarah, aku tidak mau kehilangan tambang harta melimpah," gumamku di dalam hati, seraya aku berjalan ke arah luar. Namun, baru beberapa langkah hendak mencapai area parkir, langkahku terhenti oleh kehadiran wanita dari

  • Sayembara Pelakor Milyader   Terjebak Ucapan Sendiri

    Sejenak aku berpikir, apakah pertanyaanku akan membuat Riana curiga atau tidak. Hanya saja, aku juga perlu memastikan segalanya."Hmm ... kamu ingin tanya apa, Raka?" tanya Riana dengan santai, kemudian menyeruput kembali minumannya."Kamu kenal Sarah dari mana? Dan kenapa kenapa bisa kenal sedekat itu?""Oh itu, lewat sosial media, Raka. Jadi gini ceritanya, kata Sarah ... dia tiba-tiba tertarik dengan usaha produk kecantikan. Kata dia, dia juga ingin memulai bisnis baru dan pakai jasa maklon yang aku tawarkan di iklan. Ya sudah, dia menghubungi bagian marketing dan hari ini dia mengajak ketemuan gitu." Panjang lebar dia menjelaskan untuk meyakinkan aku."Memangnya kenapa?" tanya Riana dengan ekspresi menyelidik."Nggak ... nggak apa-apa. Aku hanya sekedar tanya." Aku mencoba menutupi kegugupanku."Kalau boleh tahu, kamu kenal Sarah dari mana? Sepertinya kalian sudah kenal lama juga ya?"Seketika pertanyaan Riana membuat dada ini semakin berdebar kencang, untung saja dia tidak tahu k

  • Sayembara Pelakor Milyader   Terkejut

    POV RakaSebuah kejutan dihadiahkan oleh seorang Mariana Leurissa. CEO cantik tapi perawan tua itu memang tak bisa dikasih hati. Sepertinya dia sedang menguji kesabaranku.Jujur, tidak pernah kusangka jika suatu hari dia akan datang bersama wanita dari masa laluku. Ya, Sarah memang mantan istriku. Perasaan cinta dulu memang pernah ada, tapi karena tuntutan dari Papa, maka aku harus mengesampingkan perasaan yang pernah ada.Hari itu, aku berniat mengajak makan siang Riana. Niatnya jelas untuk kembali membujuk agar pernikahan cepat diajukan. Namun, di luar dugaan ... Riana justru mengundang Sarah dan Dion. Alasan Riana, Sarah hanyalah calon klien. Namun, aku tak bisa percaya begitu saja.Kehadiran Sarah membuat aku harus mati-matian berusaha bersikap sewajar mungkin, agar tidak mengundang kecurigaan Riana."Kenapa harus ada Sarah segala sih? Bagaimana kalau Sarah menceritakan siapa aku ke Riana? Bisa-bisa rencanaku gagal untuk mendapatkan Riana, apa yang harus aku katakan?" gerutuku dal

  • Sayembara Pelakor Milyader   Pertimbangan Matang

    Untuk beberapa saat aku terdiam dan berpikir. Banyak hal yang harus aku pertimbangkan dengan matang. Namun, kesempatanku untuk bisa membuat Raka berhenti dengan niatannya juga penting. Aku harus bisa membuat Papa dan Mama percaya denganku, bukan calon menantu licik itu."Ide yang bagus kalau menurutku, Nona Riana." Dion mencoba meyakinkan aku."Baiklah," ujarku akhirnya seraya tersenyum dan menyetujui usulannya Sarah.Sudah kupikirkan dengan matang, mungkin dengan adanya bukti nyata pernikahan Sarah dengan Raka, maka tak akan ada lagi kesempatan mengelak bagi Raka. Bahkan yang ada malah Raka akan panas dingin tatkala aku menunjukkan rekaman video itu."Aku akan mengirimkan video rekaman pernikahan aku dengannya ke kamu, Riana," ujar Sarah kembali. "Sebentar, Nona Riana dan Bu Sarah. Bagaimana kalau rekaman video itu, kita putar di restoran tempat Raka mengajak Nona Riana candle dinner nanti malam?" Dion memberi usulan lain."Jadi gini maksudku ... uhm ... nanti setelah Raka mengeluar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status