LOGIN**NOVEL ONLY FOR 18+ AGE** If you are not into Adult and Mature Romance/Hot Erotica then please don't open this book. You will read amazing stories that will keep your imaginations alive. It will make your heart race and toes curl and make you relive some guilty moments.From office romance to friendship. You can find love anywhere
View MoreLuna menatap pantulan dirinya di cermin. Wajah dan tubuhnya penuh dengan luka lebam. Bahkan sudut bibirnya masih ada darah, meninggalkan garis perih yang menusuk setiap kali ia mencoba mengatupkan mulut. Tubuhnya selalu dijadikan pelampiasan kemarahan sang suami.
Setiap kali pria itu marah entah karena urusan bisnis, masalah pribadi, atau sekadar suasana hati yang buruk, tubuh Luna selalu menjadi sasaran. Baginya, Luna hanyalah wadah untuk menampung segala amarah dan frustrasi. Segala sesuatu tentang Luna selalu tampak buruk di mata Arkana, suaminya. Menikahi pria yang ia kenal sejak kecil, pria yang dulu ia sebut sebagai sahabat kecil, ternyata tidak menjamin kebahagiaan. Luna pernah percaya ia benar-benar mengenal pria itu, percaya bahwa pernikahan yang dijalani akan menjadi pelabuhan setelah badai panjang hidupnya bersama ibu tiri yang jahat. Namun kenyataannya tak seperti yang ia bayangkan. Arkana bukan pelabuhan terakhirnya, melainkan badai baru yang menghantam hidup Luna lebih dahsyat. Pria yang ia pacari selama lima tahun itu ternyata memiliki sisi kelam yang lebih tajam dari sembilu, lebih bengis dari ibu tiri yang ia benci. Belum lagi sang mertua yang seakan terlahir untuk merendahkan harga diri Luna hampir setiap melihatnya. Setiap kata dari bibir sang ibu mertua adalah jarum tajam, menusuk ke dalam jiwa Luna, menyebutnya sebagai perempuan mandul, beban, dan aib keluarga. Dan kini, masalah baru datang lagi. Bisnis Arkana yang bergerak di bidang tempat hiburan malam tengah di ujung kebangkrutan. Satu minggu terakhir, kabar buruk itu menjadi nyanyian yang memekakkan telinga. Orang kepercayaan Arkana kabur, membawa hampir semua uang perusahaan. Dan seperti biasa, pelampiasan kemarahan itu berakhir di tubuh Luna. Tanpa perasaan pria itu menjambak rambut Luna, mencengkeram, menampar, dan menginjak tubuh ringkih istrinya tanpa ampun. Tak ada belas kasihan sedikitpun. Tak pernah ada kata maaf yang terucap dari mulut pria itu karena sudah menyakiti istrinya lahir dan batin. “Lunaaaaaa!” Teriakan dari luar kamar membuyarkan lamunan Luna. Suaranya keras, nyaring, dan penuh perintah bagaikan cambuk yang memaksa Luna mengabaikan nyeri di sekujur tubuhnya. Ia menyeret langkah kakinya, memaksa kakinya untuk taat meski terasa berat seperti dipasangi beban besi. Luna mendekat, Arkana duduk di meja makan dengan tatapan yang dingin seperti baja. Di sebelahnya, Ibu Yuli menyeringai tipis, sorot matanya penuh penghakiman. “Iya, Mas… ada apa?” suara Luna lirih, nyaris tak terdengar. Tenaganya sudah habis, terkuras satu jam lalu saat tubuhnya menjadi samsak hidup bagi amarah suaminya ketika Luna menolak perintah pria itu. “Pokoknya aku nggak mau tahu. Kamu harus berhasil mendapat pinjaman itu dari Devan. Jadilah wanita yang berguna di rumah ini, bukan malah jadi beban keluarga terus-terusan,” ucap Arkana, datar namun jelas kalau dia tidak mau ada penolakan dari istrinya. Tak ada setitik pun penyesalan di matanya. Luka-luka di tubuh Luna bukan beban baginya, itu hanya noda yang tak layak mendapatkan perhatiannya. “Tapi, Mas—” ucapan Luna terpotong. “Dulu Papanya Arkana membiayai pengobatan ayahmu di rumah sakit. Bahkan kami menghabiskan miliaran rupiah untuk mendiang ayahmu. Sekarang sudah saatnya kamu membantu mengatasi masalah yang dialami suamimu. Kamu hanya disuruh meminjam pada tetangga kita yang kaya raya itu. Kalau usaha Arka sudah kembali seperti dulu, uang itu pasti akan dikembalikan utuh, bahkan lebih. Hanya pinjam, Luna,” sambar Ibu Yuli. Bukannya kasihan pada Luna, dia justru semakin memperkeruh keadaan. “Bu… uang dua miliar itu bukan uang yang sedikit. Mana mungkin Pak Devan mau percaya meminjamkan pada Luna? Harusnya Mas Arka yang meminjam, Bu,” jawab Luna, matanya mulai berkaca-kaca. “Lunaaaa!” bentak Arkana, suaranya menggelegar seperti petir di siang bolong. Dia paling benci mendapat penolakan dari istrinya. “Bisa nggak sih sekali saja kamu nurut pada suamimu ini, huh? Aku bilang kamu yang pinjam sama Devan!” Bentakan itu membuat dada Luna sesak seperti diremas tangan tak kasat mata, seolah ia hanyalah noda yang bisa dihapus kapan saja. Ia tahu tak ada ruang untuk membantah. Menentang Arkana berarti mengundang lebih banyak pukulan lagi di tubuhnya. Dengan napas yang berat, ia akhirnya mengangguk. Dia segera bersiap menuju ke kantor milik tetangganya. Luna pun menuju kantor Wijaya Group. Tepat pukul 09.00 pagi, Luna sudah tiba di kantor Wijaya Group milik Devan Wijaya. Setelah menunggu selama 30 menit, akhirnya Devan mau menemui Luna. Sekarang, Luna sedang duduk di depan meja kerja sang tetangga. “Mau pinjam uang berapa?” tanya Devan datar setelah tahu maksud kedatangan tetangganya ini. Devan pikir Luna akan meminta lowongan kerja, tapi ternyata dugaannya salah. “Du–dua miliar, Pak Devan,” jawab Luna terbata. “Dua miliar?” pekik Devan terkejut alisnya menukik tajam. “Sa–saya akan melakukan apa pun agar Bapak mau meminjamkan uang untuk suami saya.” kalimat itu terdengar sedikit memaksa. Devan berdecak, lalu dia kembali bertanya, “Uang 2 miliar itu sangat besar, Luna. Mau bayar pakai apa?” Luna terdiam. Dia menghapus jejak air matanya dengan punggung tangan. “Saya tidak berani meminjamkan suamimu uang sebesar itu,” ucap Devan. “Tolong saya, Pak Devan…” ujar Luna memohon. “Saya janji akan melakukan apapun agar Bapak mau meminjamkan uang pada saya,” sambung Luna. Matanya sudah basah. Hening beberapa saat. Namun mata Devan terus menatap ke arah tetangganya ini. Devan ingat kalau dulu ayahnya Arka pernah membantu perusahaan keluarga Devan. Sayangnya bukan Arka yang datang menemuinya. “Oke, tapi ada dua syarat yang harus kamu penuhi,” kata Devan setelah beberapa saat terdiam. Mendengar ucapan Devan, Luna mendongak menatap pria itu. “Ka–katakan, Pak… apa syaratnya?” Devan menatap Luna dingin. “Yang pertama, kamu harus menjadi sekretaris pribadi saya dan mematuhi semua aturan yang saya buat,” ucap Devan. “Sa–saya mau, Pak!” sambarnya cepat. Kalau hanya untuk menjadi sekretaris, dia siap bekerja sampai sang suami mengembalikan uang tetangganya ini. “Syarat kedua apa, Pak?” tanya Luna penasaran. “Tidur denganku… sampai hutang itu lunas.” Mata Luna melebar penuh, tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.After a few minutes, I pulled back and told him we needed to talk. He groaned in a joking way and said, "I was kind of enjoying that." I replied that "it would have to wait for a few minutes." I told him that I loved him, and I would never do anything to hurt him. He interrupted me by saying, "I'm not sure I like where this is going." I laughed this off and told him that I wanted to be totally honest with him. I told him that I had been looking for jobs to help with the bills. I explained that I didn't want to hide anything from him, but I knew how much pressure he was under, and I thought it was only right to try and help. To my relief. He pulled me close, kissed me deeply, and said, "you're an amazing wife, thank you." He proceeded to ask me about where I had applied. I explained the luck (or lack of luck) I had at the mall, and I told him that I had posted an ad online. I gave him the general idea of what the ad said, and he asked if I had any responses. I told him about the two op
For those that don't know the term Girlfriend Experience, it is a service provided by a call girl or prostitute that includes personal activities, such as going on dates, bathing, massages, or even kissing. It can also involve role-playing, and more, including sex. It is essentially those things that a girlfriend would do in a relationship with no strings attached and money provided in exchange for these services. A little about myself: My name is Sasha and I'm a wife and a mother of three amazing kids. I live in Edmonton, Alberta, Canada and for the most part, life is really great. I'm in my mid-thirties and my husband is a few years older than I am. I have an athletic build, I'm about 5 foot 9 inches tall, blonde/brown hair, smallish breasts, and over the years I've probably received the most compliments on my ass. My husband is a good looking guy and he keeps himself in pretty good shape too. I truly believe we're a nice looking couple. Now that I have that out of the way, on with
It was late evening; the sun had gone down in Mereen when Daario entered Daenerys' quarters through the window, holding a bouquet of flowers in his hand that he carefully had climbed up with to the top of the pyramid. Daario walked to Daenerys' bed and saw her sitting on the bedside in front of him."What did I say about climbing?" She said with a small grin. "And the flowers you didn't need to bring them, but now that you already have them, I'll make a nice gift to my dragons."He looked at her with a fast raising of an eyebrow and amazed in his facial expression. "Well, the guards didn't let me in; they thought I was one of the gold masks." He said as he walked to the corner of her bed and put the flowers gently on the silken duvet, and sat beside her."It seems like the unsullied don't like you," She said with a smile."Greyworm doesn't like the Secondsons because we do as we please with our freedom," He said."Yes, they don't use their freedom because they were fostered to be Unsu
I was 22 years old at the time, and being male from the South of England, I found myself working the late shift again where I was bartending. I was tired of the bar scene, and while beautiful women came in all the time, no one really connected with me. I was tired of superficial relationships and had never had been in love. I wanted that more than ever now that my mother had passed.A friend of mine had introduced me to a dating site that had been successful for them. I eagerly looked through profiles, and I was just generally chatting to people when I came across this one profile that stood out to me. She had blonde hair, 5 ft. 7 in. and sexier than any woman I had ever seen before. I was a bit wary of online dating scams but I decided to take a chance. I enthusiastically said hello, and for the first couple of minutes, it was just small talk like favourite colours, likes and dislikes, and that sort of thing. She saw my profile picture and asked if it was really me, and I told her i
It was a great day to hunt, and I had seen tracks in the snow all morning, but there were no animals in sight. In the past, I would have had a deer bagged and tagged by now. Something was peculiar this morning, though; I smelled smoke, and the more I walked, the stronger it became.It couldn't be the old Miller cabin; no one has lived there in five years. I thought I better check to see if someone was trespassing. I knew old lady Miller and have kept in touch with her over the years since she moved two states away. As I was walking towards the cabin, I realized that it had been at least three months since I talked to her by phone. As I cleared the stand of trees surrounding the cabin, I noticed a woman making trips one after another into the log house.She was carrying boxes in, so I ruled out theft right away. When I was within earshot, the lady turned my way with a start and said-"That's close enough, mister, what are you doing on my property?"I couldn't explain fast enough as I s
Astrid, my wife, and I work for a level 1 trauma center in East Tennessee. Our hours are long and grueling. Sometimes we don't get home for days on end. Especially during the summer. The Interstate runs through the city, and there are always people harming themselves or others, and our ER stays busy 24/7.After three days of on-call, Astrid and I had a precious five days off. We literally ran to the car before anyone had a chance to change their mind. We had an hour and a half drive ahead of us, the sun was going down, and the AC was on full blast. Astrid said she wanted to stop for coffee on the way, so just before hitting the six-lane, we stopped at the dinner and got two cups to go.Once I emerged, I realized how dark it was, and I stumbled across the gravel parking lot; and when I got back to the car, I set the cups on the roof, opened the door and grabbed the cups, and went to set them in the cup holders.To my pleasant surprise, Astrid was sitting there in the seat naked as the






Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.
Comments