Share

Pertemuan

"Bi," sapanya.

Wanita yang seluruh rambutnya sudah beruban itu menoleh. Pada mata yang penuh kerutan pertanda usia di wajahnya, kehangatan yang Annanda terima dari tatapan itu sama sekali tidak berubah.

"Non Annanda," ucap Bi Titin pelan. Lalu air mulai berjatuhan dari matanya. "Non Annanda...." ulangnya dengan suara bergetar,

Annanda melemparkan diri pada pelukan wanita tua itu. Matanya sendiri berkaca-kaca, namun ia tidak bisa menahan tawa kecil yang keluar dari bibirnya.

"Iya, Bi, ini saya, Annanda."

"Non, Astagfirullah. Ya Allah. Ya Allah, Non," ujar Bi Titin sembari mengusap-usap punggungnya. "Non baik-baik saja? Non sehat, 'kan, Non? Enggak luka?"

Bi Titin segera mendorongnya demi memeriksa sekujur tubuhnya. "Mana yang luka, Non? Ya Allah, Non, masih sakit?"

Air mata Bi Titin turun semakin deras ketika melihat lengan kiri Annanda masih dibebat perban. Ketika Annanda ditemukan berlumuran darah di kamarnya, Bi Titin melihat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status