Share

Bab 7. Nasehat dan Berjuang

Sudah tiga hari erika dan ibu tinggal satu atap, erika merasa nenek sudah jauh berubah dari sikapnya dahulu, nenek sudah tidak berteriak dan memaki, meski belum ada kata maaf dari mulutnya yang keluar kepada erika dan ibu. Tapi itu tak jadi masalah yang penting nenek tidak membuat kegaduhan. 

"Kamu jangan menyia - yiakan waktu, meski waktu muda cuma datang sekali jangan sampai terlena, harus ada masa depan yang lebih cerah erika, kamu ingat kata nenek". Nenek menasehati erika

"Iya nek,  doakan saja erika ya erika membalas tatapan nenek".

"Kalau cuma doa tanpa usaha yah nihil, satu lagi kalian berdua ini jangan mau saja direndahkan sekali-kali balas". Nenek melengos meninggalkan aku dan ibu yang masih menikmati makan malam. 

...

"Ibu erika berangkat kuliah ya",

"Nenek mana?".

"Nenek keluar tadi cari angin katanya",

"ohh,  yasudah pergi dulu ya"..

"Hati - hati,  selesai kuliah langsung  pulang"

"Oke" kukedipkan mata genit ini kepada ibu. 

...

"Erika pak eko nggak jadi masuk ngapain lu kekampus,  nggak liat grup kelas ya", teriak sisil salah satu teman sekelas erika

"yah kok bapak nggak masuk sil",

"yah mana gue tau, kalo tau aku nggak bakal disini sekarang. Aryo baru ngabari pas gue udah dikampus seharusnya lo bisa liat tadi", erika melihat pesan yang tak dibaca olehnya di grup kelas. 

"Nongkrong aja yuk cafe dekat kampus,  masih pukul 09.30 wib. Masa pada pulang?", seru doni kepada sisil dan riski

Sisil,  Doni,  Riski mereka satu geng karena kudengar sudah bersahabat sejak SMA sedangkan erika hanya  kenal mereka karena sering diminta untuk satu kelompok setiap ada tugas. Yah erika tentu saja mau meski yang kerja lebih banyak dirinya tapi erika sama sekali tak keberatan dan juga takkan ada orang yang ingin berkelompok dengannya selain mereka meski terkesan memanfaatkan kepintaran erika.  

Mereka termasuk jarang membercandai kehidupan erika walau pernah tapi tidak sering seperti mahasiswa lainnya yang tidak hanya bercanda tapi memang menghina.

"Ikut nggak ka? " tanya riski kepada erika, satu - satunya orang yang belum pernah mencecar erika atau sekedar bercanda seperti sisil dan doni mungkin karena sifatnya yang terkesan cuek tak terlalu banyak bicara. 

"boleh?". Erika bertanya kepada mereka 

"Ya boleh lah,  kami nggak pilih-pilih temen loh". Tawa sisil menatap erika 

Erika paham akan maksud sisil yang secara tidak langsung bilang jika status sosial kami berbeda. 

....

Erika sengaja ikut mereka bukan karena benar - benar mau bergabung tapi karena cafe yang mereka tuju tempat yang ia masuki lamaran beberapa hari lalu yang tak kunjung ada panggilan sampai saat ini, mungkin dengan kesini ia bisa cari info. 

"Pesan apa aja,  nanti semuanya gua yang bayar". Kami bertiga menoleh pada riski, 

"Serius lo?? Tumben njir" teriak doni sumringah. 

"Ngga usah ribut!". Mata riski tajam melihat doni

"Lu pesan apa ka", Tanya sisil

"orange jus aja, erika menunjuk pada buku menu yang disodorkan sisil",

"Nggak makan?? Pesen aja jarang-jarang riski kayak gini lo kwkkw", balas doni kepada erika yang tertawa dengan melirik riski

"Maksud lu apa??". Lirik riski kepada doni

"Berisik amet,  dah gue samain aja semuanya ribettt". Sisil memanggil pelayan menyebutkan pesanan kami.

..

"Permisi,  kakak yang kemarin kan?? Boleh ikut saya kita bicara sebentar? ". Seseorang menghampiri erika,  pria yang menjadi kasir kemarin sepertinya dia menyadari keberadaan erika disitu

"Ada apa ya kak??".

"Kakak yang kemaren lamar kerja kan kak,  seperti nya nomor hp yang kak lampiran kan salah.  Soalnya sudah beberapa kali dihubungi tidak bisa? ". Pria itu menjelaskan kepada erika yang membuat erika paham mengapa tak kunjung ada  panggilan 

"Ah iya ya kak, saya pikir memang belum ada panggilan untuk saya". Erika tersenyum sekaligus bahagia mendengarnya

"Yaudah karena kak udah disini,  kakak bisa temui bagian HRD yang akan interview kakak ya,  ayo kak ikut saya".

"Hah,  sekarang ya kak? " erika kaget mendengar penuturannya. 

"Iya kak sekarang, ayo kak senyumnya mengantar erika ke ruangan yang ia maksud"

...

Erika tak menyangka diterima kerja di cafe ini sesuai yang disampaikan orang yang menginterviewnya, dia hanya bertanya jam kuliah agar bisa disesuaikan dengan jam kerja erika sendiri,   menjelaskan libur, apa pekerjaan erika dan gaji setelah itu erika diterima,  sungguh keberuntungan hari ini.  Tak sia - sia erika ikut sisil,  doni,  dan riski ke sini.

"Besok kamu sudah bisa kerja ya,  jam kerja kamu sesuai yang sampaikan tadi. Besok langsung saja temui tori orang yang tadi. Jika tidak ada pertanyaan kamu boleh pergi." oh ternyata pria tadi namanya tori,  pria manis dengan tinggi semampai.

" Terimakasih mbak,  saya permisi dulu". Erila meninggalkan HRD tsb,  bukan pemiliknya kemarin.

Terimakasih tuhan ada harapan didepan sanaa.

                             Bersambung

Akhirnya erika keterima suatu kebetulan ia ikut sisil,  doni dan riaki.?  

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status