Share

Kembalikan Uangku

Penulis: Quora_youtixs
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-06 16:38:28

Ayah menatap tajam keluar rumah. Aku mengikutinya dari belakang dengan penasaran. Nampak Weni dan beberapa laki-laki di belakangnya turun dan berjalan dengan angkuhnya menuju ke rumah. Senyum mengejek nampak dari wanita yang usianya lebih tua dari ibuku tersebut.

“Apa kabar, Sandiaza?”

Sapaan yang kurasa lebih tepatnya ejekan yang ditujukan kepada Ayahku. Aku mengernyit melihat interaksi kedua orang yang terlihat bermusuhan. Ayah tidak biasanya bersikap tidak sopan apalagi tahu jika Weni adalah ibu mertuaku, tepatnya mantan mertua.

Para tamu duduk tanpa dipersilakan oleh pemilik rumah. Weni dengan angkuh melihat interior yang berada di sekitarnya. Sedangkan orang-orang yang mengikutinya turut mengawasi pergerakan kami, seolah ada kami seorang penjahat.

“Berikan ponsel kamu!” perintahnya.

Tentu aku terkejut, “Buat apa, Nyonya. Bukannya saya sudah keluar dari rumah itu. Apalagi yang Nyonya inginkan?”

“Kamu baru dapat kiriman uang dari Alvian, kan. Kamu tidak layak menerima uang itu.” Weni mengeluarkan amplop coklat, “Ini sudah cukup untukmu.”

Tiba-tiba Ayah maju dan melempar uang itu ke muka Weni, “Sudah cukup kamu hina kami. Meski kami miskin, kami tidak akan meminta belas kasihmu. Jika bukan karena permintaan Riana, aku tidak sudi menikahkan anakku dengan anakmu.

“Huh, sombong sekali kamu Sandiaza. Masih baik aku mau memberi kalian kompensasi. Tetapi jika tidak mau, baiklah.” Weni menoleh ke arahku. “Berikan ponselmu!”

Aku masih bingung menatap ke arah Ayah. Dengan isyarat anggukan, ayah memerintahkan menyerahkan apa yang Weni minta, tapi belum aku tetap bergeming. Bagaimana nasib keluargaku jika uang dari Alvian diminta lagi.

“Ini hakku, Nyonya tidak berhak merebutnya,” ucapku tetap kekeh mempertahankan hak milikku.

Ayah mendekatiku raut wajah tidak suka saat aku mengatakan hal itu kepada Weni. Tangan lelaki yang sudah puluhan tahun membesarkanku tersebut terulur mengambil ponsel yang ada di tanganku. Aku hanya bisa menatap wajah ayah dengan gurat kecewa dengan menggelengkan kepala. Apa yang sebenarnya terjadi antara mereka, Weni dan Ayah.

“Riana, kamu dengar Ayah. Kita tidak akan mati kelaparan meski tanpa uang dari Alvian. Jangan kau rendahkan harga dirimu hanya karena uang,” kata Ayah dengan tegas.

‘T-tapi, Yah. Ini sudah kesepakatan dengan Tuan Alvian.”

“Berikan, supaya wanita ini tidak terus menghina kita.”

Melihat raut wajah ayah yang merah padam, dengan terpaksa aku memberikan ponsel serta pasword-nya. Sesak melihat wajah Weni tertawa penuh kemenangan. Aku tidak tahu apa yang sudah dia perbuat hingga ayah sangat marah melihat kehadiran Weni ketika tiba di rumah ini. Merekapun pergi dengan membawa uangnya dan menyuruhku mentransfer semua saldo yang tertera di M-Banking. Gila, uangku terkuras habis. Untung aku sempat mengirim kepada adikku sebelumnya.

Sepeninggal mantan mertuaku aku terduduk lemas. Berpikir untuk melakukan sesuatu untuk kehidupan kami selanjutnya. Selama ini kami hidup dengan mengandalkan gajiku sebagai perawat Yeni. Aku sering mendapatkan tips dari maduku tersebut tanpa sepengetahuan keluarganya. Sering aku berpikir jika uang Yeni tidak habis dimakan tujuh turunan. Dia bukan wanita pelit, sering memberikan tips pula kepada pelayan yang lain. Tetapi mengapa Weni tidak suka dengan sikap Yeni?

Ayah menghampiriku dan memberikan peringatan agar aku tidak berhubungan lagi dengan keluarga mantan suamiku. Aku mengangguk, mengambil kembali hati ayah yang sempat menjauh setelah pernikahanku dengan Alvian.  Aku tidak berani menyakan alasan ayah karena aku tahu sifat ayah.  Terlihat raut kecewa di wajah ayah kepadaku.

“Maafkan Riana, Ayah. Sudah bikin Ayah kecewa, Riana janji akan segera mencari pekerjaan baru,” ujarku meyakinkan.

Tidak ada reaksi dari ayah, dia melangkah masuk ke kamar. Terdengar bunyi pintu dikunci, aku terhenyak. Menyadari jika ibu di dalam masih sesak napas, tetapi mengapa ayah bersikeras tidak mau aku membawanya berobat. Sedalam itukah rasa kecewanya kepadaku, hingga urusan ibu aku tidak boleh mengetahuinya.

Dengan pikiran kacau aku melangkah masuk ke kamar menunggu kedatangan adikku yang belum pulang dari membeli makanan. Ponselku berbunyi, notifikasi dari nomer tak dikenal memberitahu jika proses perceraianku sedang diurus oleh Alvian. Secepatnya akan diantar ke rumah.

“Kenapa bukan Tuan Alvian sendiri yang bilang. Benar-benar seperti orang dicampakkan,” gumamku.

Kupencet nomer mantan suamiku terdengar sangat berisik suara musik yang keras terdengar. Dimana sesungguhnya Alvian saat ini, lama tidak ada sautan hingga suara-suara aneh merusak pendengaranku. Aku yakin sekarang Alvian berada di sebuah tempat hiburan. Ternyata apa yang dikatakan Bibik tentang sosoknya yang alim dan setia tidak terbukti. Beruntung aku lepas darinya sebelum dikaruniai seorang anak. Nasibku sekarang menjadi janda muda, siapa yang mau denganku nanti.

Tiba-tiba ponselku berbunyi setelah aku mengakhiri panggilan kepada Alvian. Dia telpon balik masih punya hati juga ternyata.

“Hallo, Riana. Sekarang Alvian sedang happy fun denganku. Kamu sudah mantan, jangan ganggu dia lagi,” ucap seorang perempuan di sebrang.

“Kamu siapa, aku hanya ingin bicara dengan orang yang punya ponsel ini,” sahutku.

Terdengar tawa keras dari sebrang, “Kenalin, gue calon istrinya. Sekali lagi gue calon istrinya Alvian.”

Deg!

"Ca--lon istri?"

Secepat itu kah?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Hanny Abbarlah
weni tu enak nya jadi samsak tinju. serakah amat. uang riana di ambil nya s3mua
goodnovel comment avatar
IM Lebelan
bakal berjuang keras, Riana
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Cinta dan Kebahagiaan

    Kami saat ini sedang berkumpul untuk merayakan unversari pernikahanku dengan Alvian. Gedung mewah menjadi momen kebahagiaan kami yang sudah mengaruhi bahtera rumag tangga selama 15 tahun. Undangan para kolega dan sahabat kami berikan memperingati kebahgiaan kami saat ini. Aku dan Alvian berdiri menatap para tamu yang datang. Sari dengan keluarganya, Siti dengan calon tunagannya. Hari yang membuat kami bahagia setelah melewati semuanya dengan penuh ketegangan selama ini. Cahaya lampu kristal yang berkilauan menerangi ruangan ballroom yang megah. Alunan musik romantis mengalun merdu diiringi tarian para tamu undangan. Di tengah keramaian, aku dan Alvian berdiri bergandengan tangan, saling menatap dengan penuh cinta dan kebahagiaan. Malam ini adalah malam spesial, malam di mana kami merayakan 15 tahun pernikahan kami. Lima belas tahun telah berlalu sejak kami mengucapkan janji suci pernikahan hanya di depan para saksi dan keluarga. Perjalanan pernikahan kami tidak selalu mulus. Ada rin

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Takdir Cinta Kami

    Sebagai manusia, kita hanya punya rencana. Selebihnya adalah Tuhan yang punya kuasa. Aku dan Alvian tidak hentinya bersyukur dengan kondisi kami saat ini. denga cobaan yang sering datang silih berganti dengan keterbatasan kemampuan akhirnya kami berhasil melewati semua ini dengan baik. Perjodohan dari sebuah perjanjian yang menjadikan kami pelajaran hidup yang tidak bisa digantikan. Benih-benih cinta tumbuh seiring perjalanan cinta yang luar biasa. Kami tidak sangka jika akan dipertemukan dalam situasi sepertisaat ini di mana Alvian yang uasianya jauh di atasku menjadi suamiku dengan semua ketulusan dan kasih sayangnya. Di malam hari, saat bulan bersinar kami mengungkapkan rasa cinta dengan dari dalam diri dengan penuh kekaguman. Aku memandangi Alvian dengan penuh kasih sayang. Kubalut tubuh polos kami dalam selimut tebal dengan mengungkapkan kata-kata mesra. “Mas, tak pernah kubayangkan perjodohan yang awalnya terasa asing dan penuh keraguan ini, justru mengantarkan kita pada cinta

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Sari dan Hendra Membangun Usaha

    Lima tahun berlalu, persahabatanku dengan Sari dan Hendra tidak pernah putus meski mereka tidak lagi menjadi bagian milik kami. Sari membuka usaha baru dengan toko makanan sebagai pendamping butiknya yang masih kecil dengan Hendra. Ditambah kedua orang tuanya ikut membantu usahanya seperti ayah dan ibuku. Sari dan Hendra bagaikan dua pasang sepatu yang serasi. Sejak awal pernikahan mereka, mereka selalu saling mendukung dan bahu membahu dalam segala hal. Semangat kewirausahaan yang mereka miliki mendorong mereka untuk membangun usaha bersama. Awalnya, mereka memulai usaha kecil-kecilan di rumah. Sari, dengan bakat memasaknya yang luar biasa, mulai membuat kue dan camilan rumahan. Hendra, yang pandai dalam hal pemasaran dan penjualan, mempromosikan produk Sari melalui media sosial dan menjajaki pasar online. Usaha mereka yang kecil perlahan-lahan mulai berkembang. Kue dan camilan Sari mendapat banyak pujian dari pelanggan karena kelezatan dan kualitasnya. Hendra pun berhasil memperlu

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Alvian Membangun Usaha Yeni

    Alvian, dengan tekad dan kegigihannya, berhasil mengembangkan perusahaan milik Yeni hingga mencapai puncak kejayaan. Perusahaan yang dulunya hanya sebuah usaha kecil di Medan, kini telah menjelma menjadi raksasa di bidangnya, dengan jangkauan yang mendunia. Alvian melangkah dengan penuh keyakinan dan tekad di lorong-lorong kantor pusat perusahaan Yeni. Dasi yang rapi dan kemeja putihnya tak lekang oleh keringat yang membasahi dahinya. Tatapan matanya tajam dan berbinar, memancarkan aura optimisme yang tak tergoyahkan. Langkahnya tegas dan penuh tujuan, seolah-olah dia tahu persis ke mana dia ingin pergi dan apa yang ingin dia capai. Di balik kesuksesan Alvian, tersembunyi sebuah perjuangan panjang dan penuh rintangan. Dia memulai karirnya di perusahaan Yeni sebagai karyawan biasa, dengan gaji yang pas-pasan dan jam kerja yang panjang. Namun, dia tidak pernah puas dengan keadaan yang ada. Dia selalu memiliki mimpi besar untuk membawa perusahaan Yeni ke puncak kejayaan. “Mas, melihat

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Prestasi dan Tantangan

    Andini dan Aldo, dua buah hatiku, tumbuh dengan pesat, mekar menjadi tunas-tunas cerdas dan berprestasi. Kecerdasan mereka bagaikan mentari pagi, menerangi setiap langkah mereka. Di bangku sekolah, mereka selalu bersinar, menorehkan prestasi demi prestasi. Andini, si sulung, dengan kecerdasannya yang analitis, selalu unggul dalam bidang matematika dan sains. Ia bagaikan kompas yang selalu menunjukkan arah yang tepat, memecahkan setiap soal dengan kejelian dan logika yang luar biasa. Malam hari di ruang keluarga, setelah makan malam. Aku dan Alvian duduk di sofa, menikmati teh hangat sambil berbincang tentang anak-anak. "Mas, kamu lihat Andini dan Aldo hari ini? Mereka benar-benar luar biasa!" "Iya, aku juga perhatikan. Prestasi mereka di sekolah selalu membanggakan." "Andini, si sulung, makin jago aja nih di bidang matematika. Dia selalu mendapatkan nilai sempurna di setiap ujian." "Iya, dia memang cerdas dan tekun belajar. Aku yakin dia akan menjadi seorang yang sukses di masa de

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Kunjungan Penuh Bahagia

    Akhirnya Sari dan Hendra mendapatkan kebahagiaan dengan pernikahannya. Kami sekeluarga sangat senang dengan kondisi Sari yang telah diterima oleh kedua orang tuanya pasca penolakan. Mereka tetap bekerja di butik milikku. Hendra sedikir demi sedikit diajari oleh Alvian tentang cara membuka usaha baru agar tidak dipandang rendah oleh kedua mertuanya. Dia mengajarkan bagaimana bertanggung jawab kepada keluarga besar Sari yang tinggal bersamanya. Setahun berlalu, kami, aku dan Sari memiliki keluarga yang bahagia dengan pencapaian masing-masing. Aku tidak lagi memperkerjakan Sari di butik karena dia sudah memilih usaha barunya bersama suami meski hanya kecil-kecilan. Kedua orng tuanya sudah mulai menerima Hendra yang menyayangi Sari dan keluarganya tanpa pilih kasih. Sari juga sudah dikaruniai seorang anak dari pernikahannya. Hawa hangat pagi hari menyelimuti rumah kecil Sari dan Hendra. Suara tawa riang anak mereka, Dinda, terdengar dari ruang tamu. Sari sedang menyiapkan sarapan di dapu

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Pernikahan Penuh Bahagia

    Pernikahan Sari dan Hendra dilangsungkan dengan khidmat dan penuh kebahagiaan. Suasana dipenuhi dengan tawa, haru, dan doa dari keluarga dan teman-teman yang hadir. Sari yang terlihat cantik dan anggun dalam balutan gaun pengantin putih, tak henti-hentinya memancarkan aura kebahagiaan. Hendra pun tampak gagah dan berseri-seri di sisinya.Suara musik pernikahan mengalun merdu mengiringi langkah kaki Sari yang anggun menuju altar. Gaun putihnya yang berkilauan bagaikan gaun putri, memantulkan cahaya lampu yang menerangi ruangan. Hendra, sang mempelai pria, sudah menunggunya dengan penuh kerinduan di altar.Upacara pernikahan dipimpin oleh seorang penghulu yang terkenal bijaksana. Doa-doa dipanjatkan untuk kelancaran pernikahan mereka dan agar mereka selalu dilimpahi kebahagiaan."Sari, maukah kau menjadi istriku?" tanya Hendra dengan suara mantap."Ya, Hendra," jawab Sari dengan suara bergetar karena haru. "Aku bersedia menjadi istrimu."Suara tepuk tangan dan sorak-sorai menggema di ru

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Dukungan dari Sahabat

    Melihat betapa rumitnya hubungan mereka, aku tak kuasa untuk melepaskan masalah ini. Sari sudah banyak membantuku selama aku dalam kesulitan. Demi sahabat aku dan Alvian akan berbicara dengan kedua orangtuanya Sari. Usia Sari sudah waktunya untuk berumah tangga. Selama ini ia selalu menghindar dari perkotaan karena tidak cocok dan tidak cinta dengan calon suaminya. Cinta tidak dapat dipaksakan, demikian juga dengan hati. Pengalaman mengajarkan aku untuk tidak memaksaku diri atas cinta. Kalau cinta seimbang dan sama-ada rasa tidak masalah. Tetapi jika cinta bertepuk sebelah tangan, jangan berharap akan bahagia untuk selamanya. "Sayang, kita harus bantu Sari. Aku ingin dia bersama dengan Hendra. Dia lelaki baik yang selama ini aku kenal. Alvian yang sering bersama anak-anak menoleh ke arahku. Aku belum cerita tentang Sari dan masalahnya. Andini dan Aldo yang bermain akhirnya masuk ke dalam kamar. Mereka tahu kedua orang tuanya sedang membicarakan masalah serius. Inilah kelebihan anak

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Cinta Terhalang Restu

    Cahaya rembulan menembus jendela kamar Sari, menemaninya yang terduduk di atas ranjang. Air mata membasahi pipinya, membasahi surat yang baru saja dia baca. Surat itu berisi penolakan keras dari orang tuanya terhadap hubungannya dengan Hendra."Aku bingung harus bagaimana, Riana. Orang tuaku tidak merestui hubungan aku dengan Hendra. Hatiku terasa bagaikan teriris pisau. Aku tak habis pikir mengapa orang tuaku begitu menentang hubunganku dengan Hendra. Bagiku, Hendra adalah cinta sejati, pria yang selalu membuatku bahagia dan selalu ada untukku.”Aku mengusap punggung Sari yang baru bercerita setelah aku mendesaknya. Awalnya dia menolak tak ingin hubungannya yang belum mendapat restu diketahui oleh publik. Bagaimanapun Sari adalah orang terdekat yang membantuku selama ini. Dalam keadaan susah sekalipun dia tidak pernah pergi dari sisiku.Di tengah kesedihan yang tak berujung, Sari teringat padaku yang tadi memergoki mereka sedang berdua di dalam ruangan. Meski aku tidak ingin ikut cam

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status