Share

Part 21:

Author: X ChaLvin
last update Last Updated: 2025-06-07 18:59:40

“Ngapain kamu belanjain dia?” Mirza baru memprotes tindakan tunangannya ketika sudah berada di dalam mobil.

“Kamu gak lihat barang yang ada di keranjang dia?” Delisha mengeluh prihatin.

“Kenapa emang?” Mirza menolak berbelas kasih hanya karena sebuah belanjaan.

“Tanda dia lagi kekurangan uang.” Delisha yakin itu dan dia mengerti. “Aku pernah ngalamin berhemat waktu kuliah di Surabaya, jadi aku tau banget perasaan Zia sekarang ini.

“Asal kamu tau, Papa itu pelit orangnya. Kalo ngasih uang bulanan pasti aja pas-pasan banget. Tapi sekarang aku ngerti kenapa Papa pelit, ya biar aku mandiri dan belajar dewasa, bisa manage keuangan sedini mungkin dan gak hambur-hamburin uang buat yang gak penting,” ungkapnya bercerita.

“Masalahnya kamu baik sama orang yang salah. Dia gak kekurangan uang, aku yakin banget itu. Soal belanjaan dia, ya mungkin emang segitu yang dia perlukan, bukan berarti gak punya uang.” Mirza tak setuju pada sudut pandang wanita di sampingnya.

“Kamu keberatan bayarin? T
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sebatas Teman Ranjang   Part 30:

    “Kamu kenapa bisa gini?” Mirza melepas pelukan dengan cepat, baru ingat punggung Fazia terluka. “Gak penting, Kak.” Fazia malu menceritakan keluarganya. “Penting buat aku, By.” Mirza memelas, tak ingin Fazia menyembunyikan apa pun darinya. “Adik kedua aku kecelakaan, adik ketiga sama keempat gak ada yang jagain. Aku pulang demi mereka, tapi ....” Fazia enggan melanjutkan ucapannya. “Tapi?” Mirza makin penasaran. “Aku ketahuan lagi hamil sama Bapak.” Fazia sulit mengungkapkan semua. “Terus?” Mirza mencoba menebak-nebak. “Kamu dipukulin?” tanyanya yang mendapat anggukan dari Fazia. “By ... Maaf,” sesalnya. “Perut kamu kena pukul, gak?” tanyanya seraya mengusap-usap perut Fazia. “Enggak, Kak.” Fazia menggeleng ringan. “Lagian dedeknya kuat, tetep bertahan walaupun ....” “Mau kamu gugurin?” Mirza tahu apa yang akan Fazia katakan. “Aku sakit denger itu dari Lisha. Kalau mau, bunuh bapaknya yang udah bikin kamu menderita, bukannya bunuh anak yang gak berdosa.” “Tapi dedeknya kuat,

  • Sebatas Teman Ranjang   Part 29:

    Hujan lebat mulai membasahi bumi, Mirza yang sejak tadi tak sabar makin tak tenang. Seakan tak trauma pada kecelakaan, kali ini dia juga mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Tak peduli bagaimana caranya, dia hanya ingin cepat sampai. Hari sudah gelap, itu yang membuatnya khawatir. Nomor Fazia tidak aktif, sedangkan gadis itu tidak memberi titik lokasi. Beruntung Mirza memiliki penglihatan yang tajam hingga bisa menemukan gadis kesayangannya yang terduduk lemah di bawah pohon. Perasaan senang dan cemas bersatu, Mirza sedikit berlari ke arah Fazia yang tampak menggigil. “By?” Mirza berjongkok, meraih tubuh Fazia. “Kamu kenapa?” “A—ku cu—cuma kedinginan.” Fazia bicara terbata. “Kenapa gak nyari tempat neduh?” Mirza terkesan menyalahkan. “Aku gak ada tenaga, Kak. Tadi ada yang mau bantu, tapi ... aku nunggu Kakak.” Fazia tak dapat membendung air matanya, menatap serba salah. “Kita ke villa, ya?” Mirza bergegas memangku tubuh gadis itu setelah mendapat anggukan. Hening, Fazia

  • Sebatas Teman Ranjang   Part 28:

    “Ngapain dia di sini?” Mirza masih memandangi punggung Fazia yang terus menjauh. “I—itu ... Perutnya sakit karena lagi haid.” Delisha terlihat gugup mencari jawaban. “Emang harus periksa ke dokter kandungan?” Mirza baru tahu tentang hal itu. “Selama keluhannya bersangkutan sama rahim, ya pasti datangnya ke dokter kandungan.” Delisha membenarkan, tapi pria di hadapannya menatap curiga. “Kenapa lihatin aku kayak gitu, sih?” tanyanya risih. “Kayaknya kamu lagi nyembunyiin sesuatu.” Mirza melihat keraguan dari sorot mata tunangannya. “Udah, deh. Bukan urusan kamu juga.” Delisha tak mau membahasnya lagi, segera menggandeng Mirza keluar klinik.“Seenggaknya aku tau apa yang kamu tau.” Mirza terdengar mengeluh. “Janji gak judge Zia?” Delisha ingin membuat kesepakatan lebih dulu. “Buat apa judge dia?” Mirza menyatukan kedua alisnya tak mengerti. “Kamu kan gak suka sama Zia. Dari dulu sinis terus.” Delisha takut Mirza kembali tak menyukai Fazia. “Cuma salah paham.” Mirza mendengkus le

  • Sebatas Teman Ranjang   Part 27:

    Julaina Jam tangan lo ada yang nawar 100. Lepas, gak?2:21FaziaLepas aja Kak Jul. Aku udah ditagih terus sama Ibu Kos.2:23JulainaSepatu lo juga ada yang mau, tapi duitnya belom ada. 2:24FaziaTitip di Kak Jul aja dulu uangnya, siapa tau besok ada yang mau beli barang aku yang lain, biar sekalian aku ke sananya.22:25JulainaSorry, ya, gue gak bisa bantu banyak. Lo telat ngabarin gak ada duit, sih. Kemarin gue transfer ke kampung buat ditabung, soalnya kalo dipegang sendiri takutnya gue jadi boros. Ada juga ya buat kebutuhan gue sehari-hari, Zi.22:28FaziaSantai aja, Kak. Justru aku malu banget sering ngerepotin Kak Jul. Kakak baik banget sama aku, akunya yang belum bisa bales kebaikan Kakak. 22:29JulainaTerus makan lo gimana? Jangan bilang kelaparan kayak minggu kemaren, ya. Awas aja kalo gue mampir ke sana lihat lo makan nasi basi sisa tetangga lagi!22:30FaziaAku lagi ada rezeki, Kak. Nanti aku ke sana, ya, bawa kue kesukaan Kak Jul.22:31JulainaRezeki dari mana? J

  • Sebatas Teman Ranjang   Part 26:

    “Za, apa gak kecepetan kamu mau mulai kerja lagi? Kamu belum pulih bener, loh, itu.” Tari membujuk lembut di sela-sela makan siangnya. “Jenuh, Ma. Di rumah juga cuma diem aja, kan?” Mirza menampilkan wajahnya yang memelas. “Tapi kerjaan kamu di Cilegon itu berat.” Tari sangat tahu bagaimana kesibukan Mirza sebagai kepala kantor cabang. “Lagian kenapa gak mau pindah ke sini, sih? Kalo di sini kan enak, kamu bisa pulang tiap hari, terus gampang juga kalo mau ketemu Lisha.” “Hm.” Mirza berdeham malas. “Pindah ke sini aja, ya?” Tari kembali membujuk. “Aku udah sering bilang, aku udah nyaman di sana.” Mirza menggeleng jengah. “Terus kalo udah nikah gimana? Lisha kan udah bilang gak mau berhenti kerja, mau tetep berkarir.” Tari tak setuju jika Mirza membawa Lisha dan melarangnya berkarir. “Aku pikirin nanti aja, ya. Nikahnya juga kan masih lama.” Mirza tak mau pusing memikirkannya saat ini. “Tiga bulan lagi, gak bisa dibilang masih lama. Persiapan udah mulai jalan, kamu mala

  • Sebatas Teman Ranjang   Part 25:

    Citra datang di waktu yang sangat tepat, Fazia sudah sangat lemas karena kelaparan. Tadi pagi saja dia tidak sarapan, makan siang pun sudah lewat beberapa jam. Ya, uangnya semakin menipis, hanya tersisa dua ratus ribu yang harus dia hemat sebisa mungkin sampai dia mendapatkan pekerjaan. Setelah sekian lama, akhirnya Fazia bisa menikmati makanan enak dan mewah lagi, itu pun berkat teman kaya rayanya. Sayang, Citra tidak membahas kondisi Mirza, padahal Fazia sangat ingin mendengarnya. Gadis itu lebih antusias menanyakan persoalan kuliah, terutama Kenzo selama satu minggu ini. “Gayanya gak mau gue jemput, taunya makan lo banyak banget.” Citra menatap geli, sementara temannya itu malah girang ketika makanan kedua datang. “Pantesan gemukan, makan lo segini banyaknya.”“Tadinya gue mau ke perpus.” Fazia beralasan. “Belagu aja kalo lo nolak ketemu gue.” Citra sewot sendiri. “Lagian kita udah lama gak makan-makan gini, masa iya lo gak kangen sama gue yang imut.” “Heem.” Fazia manggut-mang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status