Home / Romansa / Secret Night / 4. Ide Perceraian Tercetus

Share

4. Ide Perceraian Tercetus

Author: Dera Tresna
last update Last Updated: 2024-12-01 17:58:59

“Aku mencarimu ke mana-mana, ternyata ada di sini,” ujar Calvin saat menemukan Ceysa sedang duduk termenung di pinggir irigasi pertanian.

“Berita tentangku dan Olsen ternyata tengah memanas, kenapa kamu tidak memberitahuku akan hal ini?” balas Ceysa dengan mata nanar dan berkabut karena air mata yang hendak menetes.

“Bukankah kamu bilang kamu butuh tempat untuk menenangkan diri? Aku sengaja tidak memberitahumu agar kamu tidak banyak pikiran. Aku tidak ingin membuatmu cemas dan khawatir.”

“Olsen pasti sangat marah padaku, dia menanggung malu karena aku pergi meninggalkannya di hari pernikahan kami.”

“Apakah kamu menyesal melakukannya? aku rasa dia pantas mendapatkan perlakuan itu darimu karena telah menodai pernikahan kalian. Jika dia masih memiliki hubungan dengan Fania, untuk apa dia menikahimu? Apakah tidak lebih baik dia menikahi kekasihnya yang sedang mengandung?”

Air mata yang dari tadi Ceysa tahan, akhirnya menetes keluar. “Betapa bodoh diriku yang mengira jika Olsen adalah jalan emas yang bisa membuatku keluar dari rumah papa. Aku mendengar jika papa hendak membawa anak dari selingkuhannya untuk tinggal di rumah. Aku tidak akan sanggup serumah dengan anak dari wanita jalang itu karena itu saat papa menjodohkanku dengan Olsen, tanpa pikir panjang aku langsung menerimanya. Aku tidak mengira jika sifat Olsen ternyata sama dengan sifat papa.”

“Sudahlah jangan pikirkan itu! Saat ini kamu aman di sini. Papamu dan Olsen tidak akan menemukanmu di sini. Kamu bisa tinggal sesukamu bersama kami, apalagi papa dan mama menyukaimu, mereka sangat senang dengan kehadiranmu.”

Ceysa tersenyum mengingat kebaikan orang tua Calvin. “Keluargamu sangat hangat, uncle dan aunty Nelson sangat ramah dan penyayang. Kamu pasti sangat bahagia memiliki mereka, dari kecil aku selalu bermimpi memiliki keluarga seperti yang kamu miliki saat ini.”

“Kalau begitu, jadilah bagian dari keluarga kami. Kamu tidak perlu sungkan dan anggaplah rumah ini seperti rumahmu sendiri.”

“Kamu sangat baik padaku, Calvin. Sejak dulu sampai sekarang, sikapmu tidak pernah berubah. Sikap hangatmu membuatku merasa tenang. Aku tidak tahu bagaimana bisa membalas kebaikanmu?”

Calvin tersenyum hangat mendengar pujian Ceysa. “Kamu bisa membalasnya dengan memberi sapiku makan, ini sudah waktunya mereka makan tetapi tidak ada orang yang memberi rumput.”

Ceysa langsung memukul kening sendiri merespon perkataan Calvin. “Astaga, aku sampai lupa memberi makan sapi-sapimu karena berita yang aku dengar. Ayo kita bergegas ke kandang, jangan biarkan mereka kelaparan.”

Calvin kemudian mengulurkan tangan untuk membantu Ceysa berdiri, mereka berjalan menuju ke kandang sapi untuk memberi makan para sapi yang ada di sana.

“Apakah kamu mencintai suamimu?” tanya Calvin tiba-tiba yang membuat Ceysa menatap heran.

“Kenapa kamu menanyakan hal itu?” Ceysa balik bertanya.

“Mendengar ceritamu tadi, aku menyimpulkan jika kalian menikah tanpa saling mencintai. Jika benar begitu, kenapa kalian tidak bercerai saja sehingga kamu bisa hidup bebas?”

Langkah Ceysa seketika terhenti, tubuhnya membeku merespon perkataan Calvin. “Bercerai ...?” gumamnya dengan nada bergetar. “A-aku belum memikirkan hal itu.”

Olsen duduk di kursi belakang di dalam mobil yang dikemudikan oleh Tony. Dia membuka kaca jendela dan menatap hamparan pertanian dan peternakan yang luas di depannya. Udara dingin menyapu wajaha, namun tetap tak mampu mendinginkan panas api kemarahan dalam dirinya.

Dari kejauhan terlihat dua orang yang sedang sibuk bekerja, keduanya bergotong royong memberi makan sapi dan membersihkan kandang. Salah satu dari orang tersebut adalah Ceysa, hal itu membuat kemarahan Olsen semakin memuncak.

Dia membuka kacamata hitam yang dikenakan, lalu menyipitkan mata untuk mengamati apa yang sedang dilakukan istrinya bersama pria lain. Tangannya mengepal dan rahangnya mengeras melihat tangan pria itu menyentuh punggung Ceysa, bahkan mereka saling bergenggaman tangan saat keluar dari kandang.

Tony yang juga melihat hal itu, melirik mencuri pandang ke arah Olsen melalui kaca spion yang terpasang depannya. Dia tahu jika atasannya tersebut sedang menahan rasa marah yang sangat besar. “Apakah Anda ingin turun dan menjemput Nona Ceysa?”

“Jangan sekarang, saat ini aku sedang ingin sekali menghancurkan sesuatu. Jika aku menemui mereka, aku khawatir bisa membunuh pria yang telah menyentuh istriku,” geram Olsen menahan kemarahan.

“Apakah Anda ingin kembali ke kota?”

“Carikan aku penginapan! aku masih ingin disini untuk mengawasi istriku. Aku tidak akan melepaskan Ceysa.”

“Saya akan mencarikan penginapan yang terbaik untuk Anda,” balas Tony dengan patuh, lalu mengemudikan mobilnya menjauh dari peternakan Calvin.

*

“Lepaskan tanganku, Calvin!” ujar Ceysa sambil menarik tangannya dari genggaman pria itu.

“Lantai di sini sangat licin. Aku tidak mau kamu terjatuh lagi seperti waktu pertama kamu ke sini yang akhirnya membuat kakimu terkilir,” tolak Calvin masih menahan tangan Ceysa.

“Itu karena aku tidak tahu jika lantainya licin sehingga aku tidak hati-hati, sekarang aku akan lebih berhati-hati lagi. Tidak enak jika ada orang yang melihat kamu menggenggam tanganku,” Ceysa bersikeras dengan pendapatnya dan kembali menarik tangannya dengan tenaga yang lebih kuat. Calvin terpaksa melepaskan genggamannya.

“Hari ini kita akan memasukkan rumput lebih banyak dari biasanya, jadi persiapkan tenagamu,” kata Calvin mengalihkan pembicaraan mereka karena suasana menjadi kurang nyaman ketika Ceysa seketika memasang dinding tebal padanya hanya karena dia menggenggam tangan wanita itu.

“Memangnya kenapa? Apakah besok kamu mau pergi ke kota untuk membeli pupuk?”

“Tidak, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat.”

Ceysa mengerutkan kening heran. “Ke mana? Jangan membuatku penasaran.”

“Itu akan menjadi kejutan untukmu, aku yakin kamu akan menyukainya.”

Ceysa tersenyum menanggapi ajakan Calvin. “Baiklah, aku akan menerima kejutan darimu jika kamu yakin aku menyukainya.”

Keduanya kemudian melanjutkan kegiatan mereka dan menyelesaikannya saat matahari mulai tenggelam.

Keesokan paginya, Calvin meminta Ceysa mengenakan pakaian hangat sebelum mengajaknya pergi. “Udara akan semakin dingin, aku tidak mau kamu sakit. Pakai juga sepatu yang nyaman sehingga tidak melukai kakimu!”

Tanpa protes, Ceysa pun mengambil pakaian hangat seperti yang Calvin sarankan, lalu pergi bersama pria itu. “Apakah kita akan berjalan kaki?”

“Apakah kamu keberatan jika kita berjalan kaki sedikit agak jauh?”

Ceysa menggeleng menjawab pertanyaan Calvin. “Sebenarnya saat pertama kali sampai di sini aku ingin sekali menikmati pemandangan indah di tempat ini dengan berjalan kaki. Udara di sini sangat sejuk dan tempatnya sangat memanjakan mata serta tubuhku.”

“Kebetulan sekali kalau begitu, dari awal aku sudah yakin kamu akan menyukai ideku. Ayo kita berangkat sekarang,” ajak Calvin.

Ide Calvin bukanlah ide yang buruk, mereka berjalan menyusuri sungai dengan air yang sangat jernih. Ceysa sempat berhenti di sana untuk mencuci tangan dan mukanya, merasakan segarnya air tersebut.

Perjalanan mereka berlanjut mendaki bukit yang tidak terlalu tinggi, hingga akhirnya mereka sampai ke puncak. Mata Ceysa terbelalak tak percaya dengan apa yang dia lihat dari atas bukit. “Apakah ini surga?”

“Pemandangan di sini sangat indah bukan?” sahut Calvin.

“Ya, sangat indah.” Ceysa tidak membantah pendapat Calvin.

“Apakah kamu menyukai tempat ini?” tanya Calvin.

Ceysa mengangguk mengiyakan. “Aku yakin semua orang akan menyukai tempat ini.”

“Duduklah di sini untuk menikmati pemandangan,” ajak Calvin sambil menepuk batu besar yang sedang dia duduki sambil mengulurkan sebotol air.

Ada sesuatu yang ingin Calvin bicarakan serius dengan Ceysa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Secret Night   5. Perkelahian

    Setelah Ceysa duduk di sebelahnya, Calvin menunjuk ke sebuah tempat. “Lihat tempat itu!”Mata Ceysa mengikuti arah jari telunjuk Calvin. “Bukankah itu tanah keluarga Nelson, tanahmu?”“Saat aku sampai di sini, papa langsung mengajakku bicara. Dia menyerahkan semua tanah itu untuk aku kelola. Papa bilang, dia sudah terlalu tua untuk mengelola tanah yang dimiliki, sudah saatnya dia menikmati masa tua dengan menghabiskan lebih banyak waktu bersama mama.”“Aku yakin kamu bisa mengelola dengan baik, keputusanmu untuk pulang dan kembali ke tempat kelahiranmu adalah keputusan yang tepat,” Ceysa ikut bahagia dengan masa depan cerah yang menanti Calvin.“Aku tidak cukup percaya diri mendapat tanggung jawab itu, aku khawatir akan mengecewakan mereka.”“Aku yakin kamu tidak akan mengecewakan orang tuamu, kamu pria yang gigih dan ulet, meski mungkin kamu belum punya banyak pengalaman untuk mengelola tanah orang tuamu, tetapi aku yakin kamu akan cepat belajar. Percaya saja jika kamu mampu memikul

    Last Updated : 2024-12-01
  • Secret Night   6. Tuduhan

    “Kekasih?” gumam Ceysa terlihat bingung dengan status yang Olsen berikan pada Calvin.“Lalu apa yang harus aku pikirkan tentang kalian?” ujar Olsen.“Karena aku tinggal di rumahnya, bukan berarti Calvin kekasihku. Dia adalah sahabatku, satu-satunya orang yang mengerti tentang aku. Lagi pula di sini aku bekerja dan bisa mengaplikasikan pendidikanku untuk hal yang berguna,” terang Ceysa.“Jangan memuji pria itu di hadapanku atau aku akan benar-benar membunuhnya,” ancam Olsen yang tidak mau mendengar penjelasan istrinya.“Kamu sangat menakutkan Olsen, aku tidak mengira jika kamu suka kekerasan. Aku memimpikan suami yang lembut dan penuh kehangatan, bukan suami kasar dan dingin sepertimu. Aku rasa keputusanku untuk menikah denganmu adalah sebuah kesalahan.”Perkataan Ceysa seperti pisau yang menusuk hati Olsen. Darahnya mendidih karena kemarahan yang ingin meledak. Matanya memerah menatap istrinya.“Kesalahan?” ulangnya dengan seringai sinis, “lalu apa yang kamu mau?” geram Olsen.“Kita b

    Last Updated : 2024-12-02
  • Secret Night   7. Ancaman

    Ceysa merasa bersalah ketika Cameron, mama Calvin terus menangis melihat keadaan putranya. “Orang kejam seperti apa yang tega membuatmu seperti ini?” serunya di tengah isak tangis.“Sudahlah Ma, aku baik-baik saja,” ucap Calvin sambil menahan rasa sakit.“Kamu harus melaporkan tindak kekerasan ini ke pihak berwenang,” desak Cameron, tidak terima anaknya diperlakukan semena-mena.“Ini hanya kesalahpahaman, aku sudah memaafkan orang itu,” balas Calvin.Ceysa berdiri di depan pintu kamar sambil menatap dan mendengarkan pembicaraan kedua orang tersebut. Jika saja dia tidak datang ke keluarga Nelson, sahabatnya itu tidak akan terluka seperti sekarang ini.Ketika Cameron keluar dari kamar untuk membuatkan makanan untuk putranya, Ceysa ganti mendekati Calvin. “Maafkan aku. Olsen sangat marah karena aku bersamamu.”Calvin menatap Ceysa dengan lembut. “Kamu tidak perlu meminta maaf, semua ini bukan salahmu. Aku malah bersyukur hal ini menimpaku.”“Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan.”“

    Last Updated : 2024-12-03
  • Secret Night   8. Ingin Bercerai

    Calvin pulang dari bank dengan wajah sumringah, dia merasa senang karena berhasil menyakinkan bank untuk memperpanjang pelunasan hutang papanya. Tadi dia berpikir akan butuh kerja keras untuk meyakinkan bank tentang keuangan keluarganya yang telah stabil sehingga mampu membayar angsuran hutang. Beruntung dengan mudah, bank mempercayainya dan meloloskan pengajuannya.Roger menyambut kabar itu dengan hati gembira, masalah di peternakan akhirnya terselesaikan dengan baik. Keceriaan dan tawa bahagia kembali hadir di rumah tersebut, hal itu membuat Ceysa ikut merasa senang meski ada sesuatu yang dia sembunyikan dari keluarga Nelson.Setelah malam siang bersama, Ceysa undur diri dan masuk ke kamar. Dia mengemasi semua karena harus pergi meninggalkan rumah yang selama ini membuatnya nyaman. Pembicaraannya dengan Olsen hari sebelumnya, menghasilkan kekalahan bagi dirinya.“Baiklah, aku akan ikut denganmu tetapi tidak hari ini. Aku harus memastikan jika kamu tidak berbohong padaku,” ujar Ceysa

    Last Updated : 2024-12-04
  • Secret Night   9. Satu Kamar

    Tak langsung menjawab, Olsen kembali menegakkan posisi duduknya dan mengeratkan sabuk pengamannya. “Pasang kembali sabuk pengamanmu!” ucap Olsen mulai mengemudikan kembali mobilnya seolah tidak mendengar perkataan Ceysa.“Apakah kamu tidak mendengar perkataanku? Aku ingin kita bercerai dan tidak akan mengganggu kehidupanmu atau menuntutmu karena pernikahan kita,” desak Ceysa.“Aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu. Sampai kapanpun kita tidak akan bercerai,” tegas Olsen tanpa menatap istrinya. Matanya terus menatap ke depan ke jalan yang dia lalui.“Kenapa kamu tidak mau mengerti perasaanku?” tuntut Ceysa.“Aku sedang membuatmu mengerti perasaanku dan berhentilah bersikap egois,” balas Olsen.“Aku tidak pernah mencintaimu, Olsen. Aku menikahimu karena aku berpikir kamu adalah solusi agar aku bisa keluar dari rumah papaku.”Olsen menoleh dan menatap Ceysa dengan tajam. “Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku dan percayalah jika aku adalah solusi dari semua masalahmu termasuk masalah te

    Last Updated : 2024-12-05
  • Secret Night   10. Penilaian Karakter

    Mengabaikan sikap Olsen yang tak bisa dimengerti, perhatian Ceysa beralih ke kantong belanja yang dibawa pelayan tersebut, matanya melirik penasaran dengan semua isinya. “Apa yang kamu bawa?”Pelayan itu mengangkat kantong bawaannya dan menaruhnya di depan Ceysa. “Tuan Olsen memesan semua pakaian ini untuk Anda.”“Pakaian?” gumam Ceysa lirih. Dia kembali berpikir negative tentang suaminya, mengira jika pria itu sedang berusaha merayu dan menyuapnya dengan semua pakaian tersebut.“Bolehkah saya merapikan pakaian Anda di ruang ganti?” balas pelayan itu meminta izin pada Ceysa untuk menyentuh pakaiannya karena bisanya Olsen tidak mengizinkan sembarang orang menyentuh pakaiannya.Melihat Ceysa yang masih diam tanpa memberi jawaban, pelayan itu pun berkata, “jika Anda keberatan saya menyentuh pakaian Anda, saya akan meninggalkannya di sini.”“Taruh saja pakaiannya di lemari, lagipula aku tidak akan memakainya,” ujar Ceysa yang kemudian turun dari ranjang dan masuk ke kamar mandi meninggalk

    Last Updated : 2024-12-06
  • Secret Night   11. Tak Takut dengan Ancaman

    Ceysa menatap wajah suaminya penuh selidik, namun dia tidak bisa mengartikan ekspresi pria itu. “Ada kalanya kamu tidak bisa menilai dirimu sendiri dan butuh orang lain untuk melihatnya,” ujarnya.“Kenapa kamu menakutkan hal yang belum tentu terjadi? Tentu saja aku tidak akan memperlakukanmu seperti aku memperlakukan Fania.”Olsen memberi jaminan padanya tapi lagi-lagi Ceysa sulit percaya pada perkataan pria itu.“Terkadang apa yang dikatakan saat ini tidak seperti yang terjadi pada saatnya nanti,” gumam Ceysa yang kemudian pergi menjauh dari hadapan suaminya.Ceysa mengurung diri di kamar, ingatan tentang papanya kembali mengusiknya. Pria yang seharusnya menjadi teladan dan kebanggaan dirinya, telah merusak gambaran tentang seorang pria yang bisa dia percayai.Keluarga mereka dulu sangat bahagia, wajah mamanya selalu memerah dan senyum terus terkembang di wajahnya ketika papanya menggodanya, namun kebahagiaan itu hancur karena orang ketiga. Papanya selalu menyangkal jika dia berselin

    Last Updated : 2024-12-07
  • Secret Night   12. Ciuman Pertama

    “Apa yang Anda lakukan sangat beresiko, kenapa Anda mendatangi sarang serigala? Fania bisa memanfaatkan keadaan karena kecerobohan Anda,” Tony memperingatkan Olsen.“Aku tidak akan membiarkan wanita jalang itu mengganggu Ceysa. Dia mendatangi istriku dan membuatnya bermimpi buruk,” geram Olsen.“Seberapa besar cinta Anda terhadap istri Anda? kenapa Anda tidak pernah mengatakan perasaan Anda yang sebenarnya pada nona Ceysa agar dia mengerti semua pengorbanan yang telah Anda lakukan.”Olsen langsung menatap Tony dengan tatapan dingin. “Aku tidak butuh ceramahmu, jangan pernah kamu mengungkit apa yang kamu katakan tadi.”“Maaf jika tidak membuat Anda senang, tapi aaya mengatakan ini sebagai teman, bukan sebagai sekretaris.” Tony hanya ingin yang terbaik buat atasannya tersebut.“Siapa yang menganggapmu sebagai teman? Cepat jalankan mobilnya! Ada pertemuan penting yang harus aku hadiri pagi ini. Kedepannya jangan pernah kamu mencampuri urusan pribadiku lagi.”Tony terdiam tak tersinggung

    Last Updated : 2024-12-08

Latest chapter

  • Secret Night   96. Keluar dari Ancaman

    Kenny berusaha lari sekencang-kencangnya agar tidak tertangkap papanya, namun kakinya terasa berat. Dia menoleh ke belakang untuk tahu seberapa jauh jaraknya dengan papanya, hal tersebut membuat keseimbangannya hilang, kakinya tersandung dan hampir jatuh, tubuhnya oleng ke depan dan menabrak seseorang dengan keras.Trauma tentang penculikannya di masa lalu membuatnya berusaha memberontak dari cengkeraman orang yang ditabraknya, dia tidak ingin tertangkap dan dijual lagi oleh papanya.“Kenny, ini aku,” ujar orang itu berusaha menenangkan.Mendengar suara yang tidak asing itu, indra penciuman Kenny langsung menangkap aroma yang selalu dia rindukan. Dia menegakkan wajah dan menatap pria yang memeluknya erat. Air mata yang membuat penglihatannya kabur, tidak menghalanginya untuk mengenali pria tersebut.“Calvin …” gumamnya pelan, lalu pingsan di pelukan suaminya.Fortin yang melihat tatapan membunuh Calvin, menghentikan pengejarannya dan memilih untuk kabur.Jika saja Kenny tidak sedang p

  • Secret Night   95. 5 Tahun Kemudian

    5 tahun kemudian …Musim dingin melingkupi peternakan Nelson membuat hewan-hewan tak bisa keluar dari kandang, begitu juga pemiliknya. Calvin menghabiskan waktu lebih banyak di rumah dan itu sangat merepotkan Kenny.Seperti pagi ini disaat mereka seharusnya sarapan, keduanya masih terkunci di dalam kamar. Wajah Kenny memerah penuh keringat hingga lupa jika saat ini sedang musim dingin, nafasnya memburu kasar ketika Calvin terus bergerak di atasnya.Selama beberapa minggu terakhir pria itu tak pernah bisa jauh darinya, apalagi setelah memasuki musim dingin, sikap Calvin semakin parah. Awalnya Kenny merasa senang ketika suaminya mengikutinya kemanapun dia pergi, tapi semakin lama dia merasa kesal karena akhirnya berujung seperti saat ini.“Aroma tubuhmu sangat menggoda, kamu benar-benar menjadi canduku.” Jantung Calvin berdetak cepat saat mengatakannya.Kenny terpekik ketika Calvin menaikkan tempo gerakan, miliknya terisi sangat penuh, dinding-dinding syarafnya terdesak hingga rasanya i

  • Secret Night   94. Memperbaiki yang Retak

    Kenny merenggangkan tubuh yang terasa pegal setelah melayani keinginan suaminya selama semalaman suntuk. Silau cahaya matahari yang sudah meninggi yang masuk dari jendela kamar, membuatnya harus meletakkan tangan di atas mata untuk melindunginya.Saat menoleh ke samping dia menemukan ranjang tempat Calvin berbaring telah kosong, tetapi dia tersenyum melihat buket bunga yang tergeletak di sana sebagai pengganti.Dia mengambil bunga itu lalu mencium wanginya, aromanya begitu menenangkan dan membuat hormonnya bersorak senang.“Calvin ternyata sangat romantis,” gumamnya sambil mengambil catatan kecil di buket tersebut.“Maafkan aku harus bangun lebih dulu dan tidak menunggumu. Aku tidak tega membangunkanmu karena telah membuatmu kelelahan semalam. Aku harus ke peternakan tetapi akan aku usahakan untuk menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat karena aku tidak sabar ingin bersamamu kembali. Aku mencintaimu.”Suara Kenny menggema membaca catatan kecil dari suaminya. Dia menatap nama suaminya t

  • Secret Night   93. Cinta yang Murni

    Tangan Kenny yang tadinya di dada Calvin kini berpindah mencengkram bahu pria itu ketika jari hangat menelusup masuk ke dalam dirinya, menyentuh lembut dan membangunkan syaraf yang tertidur.Kenny menyandarkan kening di ceruk leher suaminya, nafasnya tersengal tercekat merasakan sensasi panas yang merambat ke sekujur tubuh. Air dingin yang mengguyur tubuhnya tak lagi terasa dingin, gairah membuatnya terbakar.“Calvin …” desahnya meminta sesuatu yang tak dimengerti.“Aku suka mendengar suaramu memanggil namaku dengan nada seperti ini,” bisik Calvin lalu menaikkan dagu istrinya dan melumat bibirnya.Kenny menyambutnya dengan penuh gairah, bibir mereka bergerak menari di bawah guyuran air. Bahkan sesekali Kenny mengecap air tersebut untuk membasahi tenggorokannya yang kering sambil mengisi oksigen ke paru-paru.Pekikkan kecil lolos dari bibir Kenny yang setengah terbuka ketika bibir Calvin merambat ke dada dan mengecap puncaknya. Jari lentiknya menelusup masuk ke sela rambut suaminya dan

  • Secret Night   92. Menghadapi Kemarahan

    “Aku bisa menjelaskan semuanya,” ujar Calvin berjalan mendekati istrinya cemas.Ceysa menahan langkah Calvin. “Izinkan aku bicara berdua dengan Kenny.”Calvin menatap istrinya ingin tahu apa yang diinginkan. Dia tidak akan membiarkan Ceysa melakukan keinginannya jika Kenny tidak bersedia. Namun melihat ekspresi Kenny yang tidak menolak, dia pun mengizinkan Ceysa mendekati istrinya.Ceysa mendekati Kenny dan berkata, “Apakah kita bisa ke taman sambil minum teh? Aku akan menjelaskan semuanya.”Dengan anggukan kecil Kenny menyetujui ajakan Ceysa, mereka pergi ke taman untuk berbicara.Setelah duduk Ceysa berbicara terlebih dahulu. “Ada yang ingin Olsen bicarakan dengan Calvin, jadi kami datang ke sini. Aku harap kamu tidak salah paham karena aku dan Calvin tidak memiliki hubungan spesial, hubungan kami hanya sebatas sahabat.”“Aku tahu, Calvin sudah menjelaskan semuanya padaku, tetapi tetap saja kamu membuatku tidak nyaman saat berdekatan dengan suamiku. Aku masih butuh waktu untuk berad

  • Secret Night   91. Perubahan Musim yang Cepat

    Perkataan Calvin bukan hanya sebatas ancaman, siksaan itu dimulai ketika sesuatu merayap menyentuh tempat berharga dimana harta karun Kenny tersembunyi. Mata sayu Kenny menatap manik mata Calvin yang berbaring miring di sebelahnya.Desahan kecil terus lolos dari bibir Kenny tanpa bisa ditahan, ketika jari suaminya menelusup masuk menyentuh dinding sensitifnya. Tubuhnya menggeliat seirama dengan gerakan tangan Calvin yang menari di dalamnya.Goncangan, gesekan dan hentakan menjadi perpaduan yang sempurna yang mampu membawa Kenny ke puncak yang dirindukan. Tidak ada pria manapun yang bisa menyentuhnya seperti Calvin menyentuhnya saat ini karena dirinya hanya milik pria itu.Denyutan muncul, ketika dirinya tak mampu lagi membendung ledakan gairah. Tangannya mencengkeram bahu Calvin menyambut ledakan tersebut, tubuhnya melengkung indah diakhiri dengan teriakan siksa nikmat ketika gelombang itu datang.Tubuh Kenny terkulai lemas dengan nafas tersengal, pemandangan tersebut memberi fantasi

  • Secret Night   90. Keterbukaan

    “Ada hal yang selama ini belum aku ceritakan padamu yang mungkin akan membuatmu berpikir ulang tentang pernikahan kita,” ujar Kenny memulai pembicaraan.“Aku rasa hal tersebut sangat membebanimu sehingga kamu berpikiran seperti itu. Katakan tentang hal yang membuatmu harus berpikir lama sebelum memberitahukannya padaku!” pinta Calvin.Kenny meremas jari tangan, tanda jika dirinya cemas dan gugup. Melihat hal itu, Calvin menggenggam tangan itu untuk memberi kekuatan dan dukungan.Dengan berkaca-kaca, Kenny menatap mata Calvin dan berkata, “Selama aku terapi di rumah sakit, aku memeriksakan kandungan karena mamamu berharap banyak padaku. Dokter menyatakan jika aku akan sulit untuk hamil karena bermasalah dengan rahim dan gangguan hormon.”Untuk sesaat Calvin membeku mendengarnya, membuat Kenny yakin jika pria itu tidak akan menerimanya. Air matanya menetes keluar dan semakin deras, membuatnya menangis terisak.Calvin memeluk dan mengusap punggungnya, berusaha menenangkan. “Kenapa selama

  • Secret Night   89. Keputusan yang Diambil

    “Kamu mengingat semuanya?” Kenny kembali memastikan.“Ya, terutama tentang kecemburuanmu terhadap Ceysa,” ungkit Calvin.“Harus aku bilang berapa kali, aku tidak cemburu,” kilah Kenny sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan suaminya tetapi rengkuhan Calvin semakin erat sehingga usahanya sia-sia saja.“Jika terus bergerak di atas tubuhku seperti ini, kamu tahu siapa yang sedang kamu bangunkan.” Peringatan dari Calvin membuat Kenny seketika membeku, bahkan kini dia bisa merasakan sesuatu mendesak bagian bawah tubuhnya.Melihat ekspresi menggemaskan istrinya, Calvin tersenyum lalu mengecup singkat bibir Kenny.“Lepaskan aku, Calvin! Ada banyak pekerjaan yang harus aku lakukan,” Kenny membuat alasan.“Sekarang aku tahu bagaimana seorang pria harus berjuang demi cintanya,” ucap Calvin membuat mata Kenny menatap penuh arti.“Cinta …?” gumam Kenny sangat pelan, tetapi masih bisa didengar oleh Calvin.“Aku hidup dalam tatanan sopan santun yang kental, menghargai hak setiap orang dan tid

  • Secret Night   88. Beban Tak Tampak

    Setelah kejadian tersebut, Calvin dan Kenny seakan saling menghindar. Mereka sadar jika saat berdekatan, kendali diri mereka menjadi sangat tipis.Calvin menyibukkan diri dengan kerja sama baru yang dirintis dengan Olsen, sering pulang malam sehingga hanya punya waktu sebentar untuk melihat Kenny dan itu sangat menyiksa.Sedangkan Kenny selalu menunggu Calvin pulang dan berujung kecewa karena sikap pria itu berubah dingin. Hingga suatu malam, Calvin pulang telat dalam keadaan mabuk.Kenny membuka pintu untuk pria itu dan mendapati mobil Ceysa berhenti di depan mansion. Setelah Calvin masuk, mobil itu memutar balik lalu pergi begitu saja.“Apakah Ceysa mengantarmu pulang? Di mana mobilmu?” cecar Kenny dengan sikap cemburu seorang istri, padahal selama ini dia sendiri yang selalu menegaskan jika posisinya adalah sebagai karyawan Miller.Kening Calvin berkerut sambil menahan rasa berdenyut di kepala. “Aku tidak mengerti arah pertanyaanmu.”“Apakah kamu belum melupakannya? Apakah kamu mas

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status