Beranda / Romansa / Secret Night / 4. Ide Perceraian Tercetus

Share

4. Ide Perceraian Tercetus

Penulis: Dera Tresna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-01 17:58:59

“Aku mencarimu ke mana-mana, ternyata ada di sini,” ujar Calvin saat menemukan Ceysa sedang duduk termenung di pinggir irigasi pertanian.

“Berita tentangku dan Olsen ternyata tengah memanas, kenapa kamu tidak memberitahuku akan hal ini?” balas Ceysa dengan mata nanar dan berkabut karena air mata yang hendak menetes.

“Bukankah kamu bilang kamu butuh tempat untuk menenangkan diri? Aku sengaja tidak memberitahumu agar kamu tidak banyak pikiran. Aku tidak ingin membuatmu cemas dan khawatir.”

“Olsen pasti sangat marah padaku, dia menanggung malu karena aku pergi meninggalkannya di hari pernikahan kami.”

“Apakah kamu menyesal melakukannya? aku rasa dia pantas mendapatkan perlakuan itu darimu karena telah menodai pernikahan kalian. Jika dia masih memiliki hubungan dengan Fania, untuk apa dia menikahimu? Apakah tidak lebih baik dia menikahi kekasihnya yang sedang mengandung?”

Air mata yang dari tadi Ceysa tahan, akhirnya menetes keluar. “Betapa bodoh diriku yang mengira jika Olsen adalah jalan emas yang bisa membuatku keluar dari rumah papa. Aku mendengar jika papa hendak membawa anak dari selingkuhannya untuk tinggal di rumah. Aku tidak akan sanggup serumah dengan anak dari wanita jalang itu karena itu saat papa menjodohkanku dengan Olsen, tanpa pikir panjang aku langsung menerimanya. Aku tidak mengira jika sifat Olsen ternyata sama dengan sifat papa.”

“Sudahlah jangan pikirkan itu! Saat ini kamu aman di sini. Papamu dan Olsen tidak akan menemukanmu di sini. Kamu bisa tinggal sesukamu bersama kami, apalagi papa dan mama menyukaimu, mereka sangat senang dengan kehadiranmu.”

Ceysa tersenyum mengingat kebaikan orang tua Calvin. “Keluargamu sangat hangat, uncle dan aunty Nelson sangat ramah dan penyayang. Kamu pasti sangat bahagia memiliki mereka, dari kecil aku selalu bermimpi memiliki keluarga seperti yang kamu miliki saat ini.”

“Kalau begitu, jadilah bagian dari keluarga kami. Kamu tidak perlu sungkan dan anggaplah rumah ini seperti rumahmu sendiri.”

“Kamu sangat baik padaku, Calvin. Sejak dulu sampai sekarang, sikapmu tidak pernah berubah. Sikap hangatmu membuatku merasa tenang. Aku tidak tahu bagaimana bisa membalas kebaikanmu?”

Calvin tersenyum hangat mendengar pujian Ceysa. “Kamu bisa membalasnya dengan memberi sapiku makan, ini sudah waktunya mereka makan tetapi tidak ada orang yang memberi rumput.”

Ceysa langsung memukul kening sendiri merespon perkataan Calvin. “Astaga, aku sampai lupa memberi makan sapi-sapimu karena berita yang aku dengar. Ayo kita bergegas ke kandang, jangan biarkan mereka kelaparan.”

Calvin kemudian mengulurkan tangan untuk membantu Ceysa berdiri, mereka berjalan menuju ke kandang sapi untuk memberi makan para sapi yang ada di sana.

“Apakah kamu mencintai suamimu?” tanya Calvin tiba-tiba yang membuat Ceysa menatap heran.

“Kenapa kamu menanyakan hal itu?” Ceysa balik bertanya.

“Mendengar ceritamu tadi, aku menyimpulkan jika kalian menikah tanpa saling mencintai. Jika benar begitu, kenapa kalian tidak bercerai saja sehingga kamu bisa hidup bebas?”

Langkah Ceysa seketika terhenti, tubuhnya membeku merespon perkataan Calvin. “Bercerai ...?” gumamnya dengan nada bergetar. “A-aku belum memikirkan hal itu.”

Olsen duduk di kursi belakang di dalam mobil yang dikemudikan oleh Tony. Dia membuka kaca jendela dan menatap hamparan pertanian dan peternakan yang luas di depannya. Udara dingin menyapu wajaha, namun tetap tak mampu mendinginkan panas api kemarahan dalam dirinya.

Dari kejauhan terlihat dua orang yang sedang sibuk bekerja, keduanya bergotong royong memberi makan sapi dan membersihkan kandang. Salah satu dari orang tersebut adalah Ceysa, hal itu membuat kemarahan Olsen semakin memuncak.

Dia membuka kacamata hitam yang dikenakan, lalu menyipitkan mata untuk mengamati apa yang sedang dilakukan istrinya bersama pria lain. Tangannya mengepal dan rahangnya mengeras melihat tangan pria itu menyentuh punggung Ceysa, bahkan mereka saling bergenggaman tangan saat keluar dari kandang.

Tony yang juga melihat hal itu, melirik mencuri pandang ke arah Olsen melalui kaca spion yang terpasang depannya. Dia tahu jika atasannya tersebut sedang menahan rasa marah yang sangat besar. “Apakah Anda ingin turun dan menjemput Nona Ceysa?”

“Jangan sekarang, saat ini aku sedang ingin sekali menghancurkan sesuatu. Jika aku menemui mereka, aku khawatir bisa membunuh pria yang telah menyentuh istriku,” geram Olsen menahan kemarahan.

“Apakah Anda ingin kembali ke kota?”

“Carikan aku penginapan! aku masih ingin disini untuk mengawasi istriku. Aku tidak akan melepaskan Ceysa.”

“Saya akan mencarikan penginapan yang terbaik untuk Anda,” balas Tony dengan patuh, lalu mengemudikan mobilnya menjauh dari peternakan Calvin.

*

“Lepaskan tanganku, Calvin!” ujar Ceysa sambil menarik tangannya dari genggaman pria itu.

“Lantai di sini sangat licin. Aku tidak mau kamu terjatuh lagi seperti waktu pertama kamu ke sini yang akhirnya membuat kakimu terkilir,” tolak Calvin masih menahan tangan Ceysa.

“Itu karena aku tidak tahu jika lantainya licin sehingga aku tidak hati-hati, sekarang aku akan lebih berhati-hati lagi. Tidak enak jika ada orang yang melihat kamu menggenggam tanganku,” Ceysa bersikeras dengan pendapatnya dan kembali menarik tangannya dengan tenaga yang lebih kuat. Calvin terpaksa melepaskan genggamannya.

“Hari ini kita akan memasukkan rumput lebih banyak dari biasanya, jadi persiapkan tenagamu,” kata Calvin mengalihkan pembicaraan mereka karena suasana menjadi kurang nyaman ketika Ceysa seketika memasang dinding tebal padanya hanya karena dia menggenggam tangan wanita itu.

“Memangnya kenapa? Apakah besok kamu mau pergi ke kota untuk membeli pupuk?”

“Tidak, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat.”

Ceysa mengerutkan kening heran. “Ke mana? Jangan membuatku penasaran.”

“Itu akan menjadi kejutan untukmu, aku yakin kamu akan menyukainya.”

Ceysa tersenyum menanggapi ajakan Calvin. “Baiklah, aku akan menerima kejutan darimu jika kamu yakin aku menyukainya.”

Keduanya kemudian melanjutkan kegiatan mereka dan menyelesaikannya saat matahari mulai tenggelam.

Keesokan paginya, Calvin meminta Ceysa mengenakan pakaian hangat sebelum mengajaknya pergi. “Udara akan semakin dingin, aku tidak mau kamu sakit. Pakai juga sepatu yang nyaman sehingga tidak melukai kakimu!”

Tanpa protes, Ceysa pun mengambil pakaian hangat seperti yang Calvin sarankan, lalu pergi bersama pria itu. “Apakah kita akan berjalan kaki?”

“Apakah kamu keberatan jika kita berjalan kaki sedikit agak jauh?”

Ceysa menggeleng menjawab pertanyaan Calvin. “Sebenarnya saat pertama kali sampai di sini aku ingin sekali menikmati pemandangan indah di tempat ini dengan berjalan kaki. Udara di sini sangat sejuk dan tempatnya sangat memanjakan mata serta tubuhku.”

“Kebetulan sekali kalau begitu, dari awal aku sudah yakin kamu akan menyukai ideku. Ayo kita berangkat sekarang,” ajak Calvin.

Ide Calvin bukanlah ide yang buruk, mereka berjalan menyusuri sungai dengan air yang sangat jernih. Ceysa sempat berhenti di sana untuk mencuci tangan dan mukanya, merasakan segarnya air tersebut.

Perjalanan mereka berlanjut mendaki bukit yang tidak terlalu tinggi, hingga akhirnya mereka sampai ke puncak. Mata Ceysa terbelalak tak percaya dengan apa yang dia lihat dari atas bukit. “Apakah ini surga?”

“Pemandangan di sini sangat indah bukan?” sahut Calvin.

“Ya, sangat indah.” Ceysa tidak membantah pendapat Calvin.

“Apakah kamu menyukai tempat ini?” tanya Calvin.

Ceysa mengangguk mengiyakan. “Aku yakin semua orang akan menyukai tempat ini.”

“Duduklah di sini untuk menikmati pemandangan,” ajak Calvin sambil menepuk batu besar yang sedang dia duduki sambil mengulurkan sebotol air.

Ada sesuatu yang ingin Calvin bicarakan serius dengan Ceysa.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Secret Night   99. Kisah Sempurna

    Kenny terbangun dengan wajah tampan Calvin yang tidur pulas di depannya, nafas pria itu berhembus teratur mengenai keningnya. Aroma mint memenuhi indra pembaunya bercampur aroma tubuh Calvin yang maskulin.“Suamiku sangat tampan,” gumamnya pelan agar tidak membangunkan Calvin.Tangannya terasa gatal untuk menyentuh bibir tebal suaminya, permukaan hangat yang menyentuh permukaan jarinya mengingatkan bagaimana bibir itu membuatnya berteriak berkali-kali.Tak sampai di situ, tangannya bergerak untuk merapikan rambut Calvin yang berantakan. “Kamu terlihat sangat seksi dengan rambut berantakan, ini adalah pemandangan indah yang bisa aku nikmati setiap pagi dan aku bersyukur atas hal ini.”Setelah puas mengagumi suaminya, Kenny turun dari ranjang untuk membersihkan diri, namun belum sempat melangkah, cairan bening mengalir dari inti miliknya. Awalnya dia hanya membeku menatap air yang mengalir di kakinya dan membasahi lantai kamar, namun beberapa detik kemudian kontraksi yang sangat menyaki

  • Secret Night   98. Rahasia Anak Mereka

    Akibat perkataan Olsen dan Ceysa tentang perjodohan anak mereka, Calvin dan Kenny sepakat meminta pada dokter agar tidak diberitahu jenis kelamin anak mereka untuk menghindari tersedotnya pikiran mereka tentang permintaan konyol tersebut.Setelah kehamilan Kenny berjalan lebih dari 9 bulan, mereka mengkhawatirkan hal lain karena Kenny tak kunjung mengalami kontraksi. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Calvin membawa istrinya ke dokter.“Apakah kandungan istriku baik-baik saja? kelahiran anak kami sudah mundur dua minggu dari jadwal yang seharusnya,” terang Calvin.“Aku akan memeriksanya terlebih dahulu,” ujar dokter yang menangani kehamilan Kenny.Dokter itu menyiapkan alat USG untuk memeriksa kondisi bayi yang ada di dalam kandungan Kenny. “Air ketubannya masih bagus, keadaan bayinya juga sehat. Kepala bayinya sudah berada di bawah dan posisinya normal.”Penjelasan dokter membuat Calvin dan Kenny cukup lega.“Jika dalam beberapa hari istriku belum juga kontraksi, apa yang h

  • Secret Night   97. Rasa Kehilangan

    Kenny menangis di depan gundukan tanah merah yang masih basah, dia masih tidak percaya jika nasib papanya akan berakhir tragis. Calvin masih setia berdiri di samping istrinya sambil memeluknya, menunggu Kenny mengikhlaskan kematian papanya.“Udara sudah mulai dingin, sepertinya akan turun hujan. Apakah kita bisa pulang sekarang? Ingat kesehatan dan janin yang sedang kamu kandung,” ujar Calvin lembut mengingatkan istrinya.“Apakah kamu berpikir jika papa sudah bahagia sekarang?” tanya Kenny seolah tak mendengar perkataan suaminya.“Ya, papamu sudah bahagia. Dia sudah bersama mamamu dan berharap kamu pun juga bahagia di dunia ini,” ujar Calvin.Kenny menengadahkan wajah menatap langit yang mendung. “Kamu benar, papa dan mamaku sudah bahagia di sana. Ayo kita pulang sekarang.”Dengan hati-hati, Calvin menuntun istrinya masuk ke mobil lalu membawanya pulang.Beberapa hari berlalu Kenny masih tenggelam dalam kesedihan, dia lebih banyak diam dan sangat jarang tersenyum. Hal tersebut membuat

  • Secret Night   96. Keluar dari Ancaman

    Kenny berusaha lari sekencang-kencangnya agar tidak tertangkap papanya, namun kakinya terasa berat. Dia menoleh ke belakang untuk tahu seberapa jauh jaraknya dengan papanya, hal tersebut membuat keseimbangannya hilang, kakinya tersandung dan hampir jatuh, tubuhnya oleng ke depan dan menabrak seseorang dengan keras.Trauma tentang penculikannya di masa lalu membuatnya berusaha memberontak dari cengkeraman orang yang ditabraknya, dia tidak ingin tertangkap dan dijual lagi oleh papanya.“Kenny, ini aku,” ujar orang itu berusaha menenangkan.Mendengar suara yang tidak asing itu, indra penciuman Kenny langsung menangkap aroma yang selalu dia rindukan. Dia menegakkan wajah dan menatap pria yang memeluknya erat. Air mata yang membuat penglihatannya kabur, tidak menghalanginya untuk mengenali pria tersebut.“Calvin …” gumamnya pelan, lalu pingsan di pelukan suaminya.Fortin yang melihat tatapan membunuh Calvin, menghentikan pengejarannya dan memilih untuk kabur.Jika saja Kenny tidak sedang p

  • Secret Night   95. 5 Tahun Kemudian

    5 tahun kemudian …Musim dingin melingkupi peternakan Nelson membuat hewan-hewan tak bisa keluar dari kandang, begitu juga pemiliknya. Calvin menghabiskan waktu lebih banyak di rumah dan itu sangat merepotkan Kenny.Seperti pagi ini disaat mereka seharusnya sarapan, keduanya masih terkunci di dalam kamar. Wajah Kenny memerah penuh keringat hingga lupa jika saat ini sedang musim dingin, nafasnya memburu kasar ketika Calvin terus bergerak di atasnya.Selama beberapa minggu terakhir pria itu tak pernah bisa jauh darinya, apalagi setelah memasuki musim dingin, sikap Calvin semakin parah. Awalnya Kenny merasa senang ketika suaminya mengikutinya kemanapun dia pergi, tapi semakin lama dia merasa kesal karena akhirnya berujung seperti saat ini.“Aroma tubuhmu sangat menggoda, kamu benar-benar menjadi canduku.” Jantung Calvin berdetak cepat saat mengatakannya.Kenny terpekik ketika Calvin menaikkan tempo gerakan, miliknya terisi sangat penuh, dinding-dinding syarafnya terdesak hingga rasanya i

  • Secret Night   94. Memperbaiki yang Retak

    Kenny merenggangkan tubuh yang terasa pegal setelah melayani keinginan suaminya selama semalaman suntuk. Silau cahaya matahari yang sudah meninggi yang masuk dari jendela kamar, membuatnya harus meletakkan tangan di atas mata untuk melindunginya.Saat menoleh ke samping dia menemukan ranjang tempat Calvin berbaring telah kosong, tetapi dia tersenyum melihat buket bunga yang tergeletak di sana sebagai pengganti.Dia mengambil bunga itu lalu mencium wanginya, aromanya begitu menenangkan dan membuat hormonnya bersorak senang.“Calvin ternyata sangat romantis,” gumamnya sambil mengambil catatan kecil di buket tersebut.“Maafkan aku harus bangun lebih dulu dan tidak menunggumu. Aku tidak tega membangunkanmu karena telah membuatmu kelelahan semalam. Aku harus ke peternakan tetapi akan aku usahakan untuk menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat karena aku tidak sabar ingin bersamamu kembali. Aku mencintaimu.”Suara Kenny menggema membaca catatan kecil dari suaminya. Dia menatap nama suaminya t

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status