Home / Romansa / Secret Night / 5. Perkelahian

Share

5. Perkelahian

Author: Dera Tresna
last update Last Updated: 2024-12-01 17:59:47

Setelah Ceysa duduk di sebelahnya, Calvin menunjuk ke sebuah tempat. “Lihat tempat itu!”

Mata Ceysa mengikuti arah jari telunjuk Calvin. “Bukankah itu tanah keluarga Nelson, tanahmu?”

“Saat aku sampai di sini, papa langsung mengajakku bicara. Dia menyerahkan semua tanah itu untuk aku kelola. Papa bilang, dia sudah terlalu tua untuk mengelola tanah yang dimiliki, sudah saatnya dia menikmati masa tua dengan menghabiskan lebih banyak waktu bersama mama.”

“Aku yakin kamu bisa mengelola dengan baik, keputusanmu untuk pulang dan kembali ke tempat kelahiranmu adalah keputusan yang tepat,” Ceysa ikut bahagia dengan masa depan cerah yang menanti Calvin.

“Aku tidak cukup percaya diri mendapat tanggung jawab itu, aku khawatir akan mengecewakan mereka.”

“Aku yakin kamu tidak akan mengecewakan orang tuamu, kamu pria yang gigih dan ulet, meski mungkin kamu belum punya banyak pengalaman untuk mengelola tanah orang tuamu, tetapi aku yakin kamu akan cepat belajar. Percaya saja jika kamu mampu memikul tanggung jawab tersebut.

“Tujuanku pulang bukan sepenuhnya karena papa membutuhkanku tetapi karenamu.”

“Karenaku?” pekik Ceysa terkejut. “Apa maksudmu karenaku? Apakah waktu itu kamu sudah bisa menebak jika aku bakal meminta bantuanmu?”

“Bukan begitu,” sanggah Calvin cepat. “Aku bertahan hidup di kota karena ingin dekat denganmu dan saat mendengar berita pernikahanmu, aku tidak punya semangat lagi untuk hidup di sana. Untuk itulah aku menjual semua aset yang aku miliki di kota dan kembali ke sini untuk memulai hidup baru jauh darimu.”

“Aku tidak mengerti maksudmu, Calvin. Jangan membuatku salah paham dengan apa yang kamu katakan.”

“Sudah lama aku menyukaimu, Ceysa. Tidakkah kamu mengerti perasaanku? Berita tentang pernikahanmu adalah kepedihan mendalam bagiku, sehingga saat kamu datang ke apartermenku, aku berlaku egois karena hatiku merasa senang kamu meninggalkan suamimu.”

Ceysa seketika beranjak dari tempat duduknya dan menjauh dari Calvin. “Cukup! Jangan teruskan apa yang ingin kamu katakan. Aku tidak ingin persahabatan kita rusak karena keegoisanmu.”

“Kamu bilang kamu tidak mencintai suamimu karena itu aku memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaanku. Aku memiliki masa depan bersamamu, aku bisa memberimu kebahagiaan dan semua tanah yang aku miliki bisa menjadi milikmu. Aku akan setia padamu dan tidak akan pernah mengkhianatimu seperti apa yang papa dan suamimu lakukan.”

“Aku bilang cukup!” seru Ceysa menghentikan perkataan Calvin. “Aku kira kamu mengerti perasaanku karena kamu adalah satu-satu orang yang dekat denganku, tetapi aku salah menilaimu. Aku tidak mencintai Olsen, bukan berarti aku bisa mencintaimu. Bahkan aku ragu bisa mencintai seorang pria karena papaku telah memberiku stigma negatif tentang kehidupan seorang pria.”

“Jika kamu mau hidup bersamaku, aku pastikan stigma negatif itu akan hilang dari pikiranmu,” Calvin berusaha menyakinkan Ceysa.

“Itu tidak akan mudah, Calvin.”

“Aku tidak bilang itu mudah, tetapi aku yakin itu bukan hal yang mustahil. Aku akan melimpahimu dengan cinta, kita akan hidup seperti papa dan mamaku yang saling mencintai dan bahagia sampai mereka tua.”

Ceysa terdiam, mengingat lagi kehidupan orang tua Calvin yang hangat dan penuh kebahagiaan, kehidupan yang dia impikan selama ini.

Calvin kemudian berjalan mendekati Ceysa dan menggenggam tangan wanita itu. “Kamu tidak perlu menjawabnya sekarang, tetapi renungkanlah perkataanku. Aku berjanji akan memberimu kebahagiaan. Jika kamu bersedia hidup denganku, kamu bisa menceraikan suamimu dan kita bisa menikah.”

Pembicaraan Ceysa dan Calvin terhenti ketika suara bariton mengejutkan mereka. “Lepaskan tanganmu dari tangan istriku! Kami tidak akan bercerai sampai kapanpun, jadi kubur saja mimpimu itu.”

Ceysa membeku saat menoleh dan menemukan Olsen ada di hadapannya. Dia segera menarik tangannya dari genggaman tangan Calvin. “Olsen ...? ba-bagaimana kamu bisa berada di sini?”

Bukannya menjawab pertanyaan istrinya, dengan langkah panjang Olsen mendekati Calvin dan meninju wajah pria itu dengan keras hingga Calvin jatuh terhempas ke tanah.

“Olsen, hentikan!” teriak Ceysa.

“Dari kemarin aku ingin membunuh seseorang, hari ini akhirnya aku bisa melakukannya,” geram Olsen penuh dengan kemarahan.

Ceysa tidak tega melihat Calvin terus mendapat pukulan dari Olsen, hingga hampir tak sadarkan diri. Dia berlari dan menutupi tubuh Calvin dengan tubuhnya agar suaminya menghentikan pukulannya. “Hentikan pukulanmu, Olsen! Kamu bisa membunuhnya.”

“Aku memang ingin membunuhnya, gara-gara pria ini kamu pergi dariku. Apa yang dia berikan padamu sehingga kamu bersikap seperti wanita jalang, meninggalkan suamimu demi pergi bersama pria ini?” tuduh Olsen.

“Wanita jalang? kekasihmu itu yang wanita jalang. Cocok sekali jika kalian hidup bersama, pria brengsek bersanding dengan wanita jalang. Sebelum menuduh seseorang, intropeksilah terlebih dahulu terhadap dirimu sendiri. Aku pergi bukan karena Calvin tetapi karena perbuatanmu yang menjijikkan.”

Ceysa berusaha membela diri sekaligus marah dengan semua tuduhan yang Olsen tujukan padanya.

Olsen menyeringai sinis mendengar apa yang Ceysa ucapkan. “Benarkah kamu pergi karena surat dari Fania? jika benar, kenapa kamu tidak meminta penjelasan padaku, tetapi malah kabur dengan seorang pria? Bahkan tidak peduli dengan statusmu yang telah menjadi seorang istri. Aku juga melihatmu menikmati hari-harimu disini dengan kekasihmu itu. Jangan harap aku akan membiarkanmu bahagia bersama bajingan itu,” ancam Olsen dengan tatapan membunuh ke arah Calvin yang membuat Ceysa semakin melindungi pria itu, memastikan jika suaminya tak melukai Calvin lagi.

Sikap protektif Ceysa, membuat mata Olsen menyipit dingin dan tajam seolah bisa membekukan tubuh istrinya.

“Pergilah, Olsen! Maafkan aku jika aku kabur dari pernikahan kita. Kita bisa membicarakan hal itu setelah hatimu tenang kembali.”

“Ikut denganku sekarang juga dan tinggalkan pria itu,” ucap Olsen sambil mengulurkan tangan pada Ceysa, mengajak wanita itu untuk pulang dan kembali padanya.

Ceysa membiarkan tangan Olsen menggantung di udara, dia menatap Calvin yang terbaring tak berdaya, tidak mungkin dia meninggalkan pria itu begitu saja. Apa lagi mengingat bantuan Calvin yang begitu banyak untuknya, demi rasa kemanusiaan, dia pun memutuskan untuk tetap tinggal.

“Aku tidak bisa meninggalkan Calvin disini sendirian. Pergilah Olsen! Aku yang akan datang ke rumahmu setelah semua gosip yang sedang memanas ini mereda,” mohon Ceysa yang membuat hati Olsen terluka.

“Aku tidak ingin kamu tinggal bersama pria ini, ikutlah denganku sekarang juga!” ujar Olsen yang kemudian menarik paksa tangan istrinya, tetapi dengan cepat Ceysa menghentakkan tangan suaminya.

“Sikapmu sangat persis seperti papaku, pria egois dan pemaksa. Kenapa kamu tidak menikah saja dengan Fania jika kamu tahu wanita itu sedang mengandung anakmu?” geram Ceysa.

“Bagaimana jika aku bilang anak yang Fania kandung bukan anakku? Apakah kamu akan percaya?” pancing Olsen.

Ceysa menatap manik mata suaminya mencari kebohongan di sana, meski tidak dia dapatkan namun dia tetap memilih untuk tidak mempercayai kata hatinya dan memilih fakta yang terlihat. “Mustahil dia bukan anakmu, aku melihat foto kalian tidur bersama. Jangan mengelak hanya karena kamu takut jika media menghakimimu.”

“Sudah aku duga kamu tidak akan percaya dengan apa yang aku katakan. Percuma bicara denganmu, kita pulang sekarang,” Olsen kembali memaksa istrinya untuk pulang bersamanya.

“Aku tidak akan pulang denganmu, aku tidak sudi hidup bersamamu. Aku akan tetap tinggal di sini dan membangun masa depan disini. Aku akan bicara dengan papa tentang keputusan yang aku buat, sudah saatnya aku pergi dari rumah orang tuaku demi impianku.” Ceysa bersikeras dengan keputusannya.

“Apakah kamu tidak punya rasa malu? Kamu istriku, tetapi lebih memilih hidup dengan kekasihmu dibanding dengan suamimu sendiri.” Kemarahan Olsen semakin memuncak.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Secret Night   99. Kisah Sempurna

    Kenny terbangun dengan wajah tampan Calvin yang tidur pulas di depannya, nafas pria itu berhembus teratur mengenai keningnya. Aroma mint memenuhi indra pembaunya bercampur aroma tubuh Calvin yang maskulin.“Suamiku sangat tampan,” gumamnya pelan agar tidak membangunkan Calvin.Tangannya terasa gatal untuk menyentuh bibir tebal suaminya, permukaan hangat yang menyentuh permukaan jarinya mengingatkan bagaimana bibir itu membuatnya berteriak berkali-kali.Tak sampai di situ, tangannya bergerak untuk merapikan rambut Calvin yang berantakan. “Kamu terlihat sangat seksi dengan rambut berantakan, ini adalah pemandangan indah yang bisa aku nikmati setiap pagi dan aku bersyukur atas hal ini.”Setelah puas mengagumi suaminya, Kenny turun dari ranjang untuk membersihkan diri, namun belum sempat melangkah, cairan bening mengalir dari inti miliknya. Awalnya dia hanya membeku menatap air yang mengalir di kakinya dan membasahi lantai kamar, namun beberapa detik kemudian kontraksi yang sangat menyaki

  • Secret Night   98. Rahasia Anak Mereka

    Akibat perkataan Olsen dan Ceysa tentang perjodohan anak mereka, Calvin dan Kenny sepakat meminta pada dokter agar tidak diberitahu jenis kelamin anak mereka untuk menghindari tersedotnya pikiran mereka tentang permintaan konyol tersebut.Setelah kehamilan Kenny berjalan lebih dari 9 bulan, mereka mengkhawatirkan hal lain karena Kenny tak kunjung mengalami kontraksi. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Calvin membawa istrinya ke dokter.“Apakah kandungan istriku baik-baik saja? kelahiran anak kami sudah mundur dua minggu dari jadwal yang seharusnya,” terang Calvin.“Aku akan memeriksanya terlebih dahulu,” ujar dokter yang menangani kehamilan Kenny.Dokter itu menyiapkan alat USG untuk memeriksa kondisi bayi yang ada di dalam kandungan Kenny. “Air ketubannya masih bagus, keadaan bayinya juga sehat. Kepala bayinya sudah berada di bawah dan posisinya normal.”Penjelasan dokter membuat Calvin dan Kenny cukup lega.“Jika dalam beberapa hari istriku belum juga kontraksi, apa yang h

  • Secret Night   97. Rasa Kehilangan

    Kenny menangis di depan gundukan tanah merah yang masih basah, dia masih tidak percaya jika nasib papanya akan berakhir tragis. Calvin masih setia berdiri di samping istrinya sambil memeluknya, menunggu Kenny mengikhlaskan kematian papanya.“Udara sudah mulai dingin, sepertinya akan turun hujan. Apakah kita bisa pulang sekarang? Ingat kesehatan dan janin yang sedang kamu kandung,” ujar Calvin lembut mengingatkan istrinya.“Apakah kamu berpikir jika papa sudah bahagia sekarang?” tanya Kenny seolah tak mendengar perkataan suaminya.“Ya, papamu sudah bahagia. Dia sudah bersama mamamu dan berharap kamu pun juga bahagia di dunia ini,” ujar Calvin.Kenny menengadahkan wajah menatap langit yang mendung. “Kamu benar, papa dan mamaku sudah bahagia di sana. Ayo kita pulang sekarang.”Dengan hati-hati, Calvin menuntun istrinya masuk ke mobil lalu membawanya pulang.Beberapa hari berlalu Kenny masih tenggelam dalam kesedihan, dia lebih banyak diam dan sangat jarang tersenyum. Hal tersebut membuat

  • Secret Night   96. Keluar dari Ancaman

    Kenny berusaha lari sekencang-kencangnya agar tidak tertangkap papanya, namun kakinya terasa berat. Dia menoleh ke belakang untuk tahu seberapa jauh jaraknya dengan papanya, hal tersebut membuat keseimbangannya hilang, kakinya tersandung dan hampir jatuh, tubuhnya oleng ke depan dan menabrak seseorang dengan keras.Trauma tentang penculikannya di masa lalu membuatnya berusaha memberontak dari cengkeraman orang yang ditabraknya, dia tidak ingin tertangkap dan dijual lagi oleh papanya.“Kenny, ini aku,” ujar orang itu berusaha menenangkan.Mendengar suara yang tidak asing itu, indra penciuman Kenny langsung menangkap aroma yang selalu dia rindukan. Dia menegakkan wajah dan menatap pria yang memeluknya erat. Air mata yang membuat penglihatannya kabur, tidak menghalanginya untuk mengenali pria tersebut.“Calvin …” gumamnya pelan, lalu pingsan di pelukan suaminya.Fortin yang melihat tatapan membunuh Calvin, menghentikan pengejarannya dan memilih untuk kabur.Jika saja Kenny tidak sedang p

  • Secret Night   95. 5 Tahun Kemudian

    5 tahun kemudian …Musim dingin melingkupi peternakan Nelson membuat hewan-hewan tak bisa keluar dari kandang, begitu juga pemiliknya. Calvin menghabiskan waktu lebih banyak di rumah dan itu sangat merepotkan Kenny.Seperti pagi ini disaat mereka seharusnya sarapan, keduanya masih terkunci di dalam kamar. Wajah Kenny memerah penuh keringat hingga lupa jika saat ini sedang musim dingin, nafasnya memburu kasar ketika Calvin terus bergerak di atasnya.Selama beberapa minggu terakhir pria itu tak pernah bisa jauh darinya, apalagi setelah memasuki musim dingin, sikap Calvin semakin parah. Awalnya Kenny merasa senang ketika suaminya mengikutinya kemanapun dia pergi, tapi semakin lama dia merasa kesal karena akhirnya berujung seperti saat ini.“Aroma tubuhmu sangat menggoda, kamu benar-benar menjadi canduku.” Jantung Calvin berdetak cepat saat mengatakannya.Kenny terpekik ketika Calvin menaikkan tempo gerakan, miliknya terisi sangat penuh, dinding-dinding syarafnya terdesak hingga rasanya i

  • Secret Night   94. Memperbaiki yang Retak

    Kenny merenggangkan tubuh yang terasa pegal setelah melayani keinginan suaminya selama semalaman suntuk. Silau cahaya matahari yang sudah meninggi yang masuk dari jendela kamar, membuatnya harus meletakkan tangan di atas mata untuk melindunginya.Saat menoleh ke samping dia menemukan ranjang tempat Calvin berbaring telah kosong, tetapi dia tersenyum melihat buket bunga yang tergeletak di sana sebagai pengganti.Dia mengambil bunga itu lalu mencium wanginya, aromanya begitu menenangkan dan membuat hormonnya bersorak senang.“Calvin ternyata sangat romantis,” gumamnya sambil mengambil catatan kecil di buket tersebut.“Maafkan aku harus bangun lebih dulu dan tidak menunggumu. Aku tidak tega membangunkanmu karena telah membuatmu kelelahan semalam. Aku harus ke peternakan tetapi akan aku usahakan untuk menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat karena aku tidak sabar ingin bersamamu kembali. Aku mencintaimu.”Suara Kenny menggema membaca catatan kecil dari suaminya. Dia menatap nama suaminya t

  • Secret Night   93. Cinta yang Murni

    Tangan Kenny yang tadinya di dada Calvin kini berpindah mencengkram bahu pria itu ketika jari hangat menelusup masuk ke dalam dirinya, menyentuh lembut dan membangunkan syaraf yang tertidur.Kenny menyandarkan kening di ceruk leher suaminya, nafasnya tersengal tercekat merasakan sensasi panas yang merambat ke sekujur tubuh. Air dingin yang mengguyur tubuhnya tak lagi terasa dingin, gairah membuatnya terbakar.“Calvin …” desahnya meminta sesuatu yang tak dimengerti.“Aku suka mendengar suaramu memanggil namaku dengan nada seperti ini,” bisik Calvin lalu menaikkan dagu istrinya dan melumat bibirnya.Kenny menyambutnya dengan penuh gairah, bibir mereka bergerak menari di bawah guyuran air. Bahkan sesekali Kenny mengecap air tersebut untuk membasahi tenggorokannya yang kering sambil mengisi oksigen ke paru-paru.Pekikkan kecil lolos dari bibir Kenny yang setengah terbuka ketika bibir Calvin merambat ke dada dan mengecap puncaknya. Jari lentiknya menelusup masuk ke sela rambut suaminya dan

  • Secret Night   92. Menghadapi Kemarahan

    “Aku bisa menjelaskan semuanya,” ujar Calvin berjalan mendekati istrinya cemas.Ceysa menahan langkah Calvin. “Izinkan aku bicara berdua dengan Kenny.”Calvin menatap istrinya ingin tahu apa yang diinginkan. Dia tidak akan membiarkan Ceysa melakukan keinginannya jika Kenny tidak bersedia. Namun melihat ekspresi Kenny yang tidak menolak, dia pun mengizinkan Ceysa mendekati istrinya.Ceysa mendekati Kenny dan berkata, “Apakah kita bisa ke taman sambil minum teh? Aku akan menjelaskan semuanya.”Dengan anggukan kecil Kenny menyetujui ajakan Ceysa, mereka pergi ke taman untuk berbicara.Setelah duduk Ceysa berbicara terlebih dahulu. “Ada yang ingin Olsen bicarakan dengan Calvin, jadi kami datang ke sini. Aku harap kamu tidak salah paham karena aku dan Calvin tidak memiliki hubungan spesial, hubungan kami hanya sebatas sahabat.”“Aku tahu, Calvin sudah menjelaskan semuanya padaku, tetapi tetap saja kamu membuatku tidak nyaman saat berdekatan dengan suamiku. Aku masih butuh waktu untuk berad

  • Secret Night   91. Perubahan Musim yang Cepat

    Perkataan Calvin bukan hanya sebatas ancaman, siksaan itu dimulai ketika sesuatu merayap menyentuh tempat berharga dimana harta karun Kenny tersembunyi. Mata sayu Kenny menatap manik mata Calvin yang berbaring miring di sebelahnya.Desahan kecil terus lolos dari bibir Kenny tanpa bisa ditahan, ketika jari suaminya menelusup masuk menyentuh dinding sensitifnya. Tubuhnya menggeliat seirama dengan gerakan tangan Calvin yang menari di dalamnya.Goncangan, gesekan dan hentakan menjadi perpaduan yang sempurna yang mampu membawa Kenny ke puncak yang dirindukan. Tidak ada pria manapun yang bisa menyentuhnya seperti Calvin menyentuhnya saat ini karena dirinya hanya milik pria itu.Denyutan muncul, ketika dirinya tak mampu lagi membendung ledakan gairah. Tangannya mencengkeram bahu Calvin menyambut ledakan tersebut, tubuhnya melengkung indah diakhiri dengan teriakan siksa nikmat ketika gelombang itu datang.Tubuh Kenny terkulai lemas dengan nafas tersengal, pemandangan tersebut memberi fantasi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status