Home / Romansa / Secret Service 21+ / 3. Seseorang yang Dikagumi Nichole

Share

3. Seseorang yang Dikagumi Nichole

last update Huling Na-update: 2025-02-26 21:30:15

Chapter 3

Seseorang yang dikagumi Nichole

Nichole memiliki dua orang adik laki-laki yang usianya masih remaja. Tetapi, di keluarga Elingthon, Nichole merupakan cucu yang paling disayang oleh kakeknya karena dirinya adalah cucu pertama di keluarga itu. Ayahnya adalah satu-satunya putra di keluarga Elingthon, dan ibunya adalah putri dari mantan senator senior di negara bagian Arizona.

Lahir dengan sendok emas di mulutnya membuat Nichole tidak lantas besar kepala apa lagi manja. Orang tuanya mendidiknya dengan baik sehingga Nichole tumbuh menjadi pribadi yang bijaksana dalam menyikapi kehidupannya. Justru Nichole memanfaatkan segala yang ia miliki dengan sangat baik.

Ia tidak ingin mengecewakan siapa pun dsn selalu berusaha menjadi yang terbaik dalam setiap hal baik di sekolah maupun di bidang lain seperti olah raga dan seni. Ia selalu mendapatkan nilai tertinggi di setiap mata pelajaran, bahkan ia berhasil mendapatkan gelar Cumlaude saat menyelesaikan program sarjana dan pasca sarjana di Cambridge University.

Kehidupannya sangat damai dan berjalan seperti yang Nichole inginkan, ia bebas ke mana saja, duduk di atas tikar di pinggir danau di musim panas sambil menikmati cahaya matahari sambil bercengkerama bersama teman-temannya, atau berolah raga di taman sambil mendengarkan musik melalui earphone.

Sayangnya sejak kakeknya terpilih menjadi presiden Amerika Serikat, Nichole kehilangan kebebasannya. Saat kakeknya masih menjabat sebagai seorang menteri, dirinya hidup seperti gadis biasa di Cambridge. Ia tidak bisa lagi pergi ke kampus menyetir mobilnya sendiri dan tinggal di sebuah apartemen sederhana, ia juga tidak bisa lagi duduk berlama-lama di perpustakaan atau cafe sembari membaca buku tanpa harus dikawal oleh pengawal yang diutus langsung oleh kepresidenan dan Nichole mau tidak mau harus membiasakan diri dengan adanya pengawal di sekitarnya sejak kakeknya, Grayson J. Elingthon mencalonkan diri sebagai presiden kemudian kemudian terpilih.

Ia juga berangsur kehilangan kebebasannya karena beberapa peraturan tidak tertulis yang mengharuskan dirinya menjaga setiap tindakannya dan keluarganya yang mulai mengkhawatirkan keselamatannya. Bahkan ketika kembali ke New York menggunakan penerbangan dengan fasilitas first class dengan dua agen dari biro pengawalan khusus presiden yang juga menggunakan fasilitas yang sama dengannya dirasa terlalu berlebihan.

Secret Service adalah pasukan pengawal presiden Amerika Serikat, selain mengawal presiden dan wakil presiden anggota Secret Service juga bertugas melindungi keluarga dari presiden dan wakil presiden. Fred merupakan anggota Secret Service pertama yang mengawalnya sejak kakeknya mencalonkan diri, sekarang bertambah dengan Maxim Parker Hilton yang penampilanya sangat mencolok sebagai seorang pengawal membuat aksinya mendekati putra Igor Rumanov mungkin semakin sulit.

Tiba-tiba Nichole teringat teman-teman masa sekolah menengah atas, mungkin dengan bertemu mereka dapat meredakan stresnya sebelum memulai misinya dan seperti kata Max, mungkin ia bisa mendakati Oleg dengan mendekati teman-teman Oleg. Siapa tahu di antara teman sekolah menengah atasnya dulu ada yang kuliah di Columbia University, jika ia beruntung maka mendekati Oleg bukan hal yang sulit.

Maddison Morley adalah salah satu teman akrabnya dan selain Maddy, Nichole juga memiliki beberapa orang teman yang cukup akrab salah satunya adalah Harvey McCarthy, sang ketua kelas saat duduk di kelas tiga dan saat itu Nichole menjadi wakil ketua kelas. Harvey cukup populer di sekolah mereka dan Harvey adalah idola para gadis-gadis di sekolah mereka termasuk Nichole dan itu adalah rahasia terbesar yang hanya dirinya yang tahu jika diam-diam ia juga mengahumi Harvey dan mengharapkan kedekatan spesial dengan temannya itu. Sayangnya itu tidak pernah terjadi hingga saat ini.

Setelah tiga tahun tidak bertemu, Nichole tidak yakin jika Harvey masih mengingatnya karena kesibukan Harvey sebagai seorang pemain basket yang kini bergabung dengan club paling bergengsi di Amerika.

Dia pasti sangat sibuk, pikir Nichole.

Namun, ia tidak bisa beridam diri. Setidaknya ia harus mengorek informasi dari bebrapa temannya berharap ada salah satu teman sekolahnya kini melanjutkan studinya di Columbia University. Jadi, setelah pesawat mendarat Nichole mengirmkan pesan pada Maddy.

“Kita harus ke Basketball City,” kata Nichole ketika mereka berada di dalam mobil yang bergerak meninggalkan bandara John F. Kennedy bersama Max sementara Fred duduk di samping Nichole.

“Tapi, Nona. Ini tidak ada dalam daftar rencana kita,” kata Max seraya menoleh ke belakang. “Dan di sana terlalu ramai.”

"Max benar," sahut Fred tegas.

“Aku ingin ke sana,” kata Nichole seraya melepaskan AirPods dari telinganya. “Jaraknya juga tidak terlalu jauh dari sini.”

“Nona, kami bertanggung jawab atas keselamatanmu. Kita tidak bisa ke sana," tegas Max.

“Kinerja kakekku sangat baik dan tidak ada kontroversi sejauh ini, kurasa bukan masalah jika aku tampil di depan publik dan aku ke sana bukan untuk kepentingan pribadiku. Ini menyangkut misiku."

Tahu apa Nichole tentang kontroversi politik, pikir Max. “Tempat itu belum disterilkan, Nona,” ujar Max berusaha meyakinkan Nichole jika pergi ke Basketball City bukan pilihan yang tepat. "Dan mengenai misi itu, kau sebaiknya tidak membuat rencana sendiri dan bertindak di luar sepengetahuanku karena akulah yang bertnggung jawab atas keselamatanmu."

Tentu saja bukan hanya keselamatan Nichole yang menjadi tanggung jawabnya, keberhasilan misi itu juga sangat penting bagi Max karena misi itu yang akan menentukan dirinya kembali ke gedung putih secepatnya.

Nichole mendengus. "Aku berencana menemui temanku di sana. Mungkin dia bisa membantuku memberitahu siapa saja yang kuliah di Columbia University."

"Meskipun begitu, kita tidak bisa ke sana. Ini menyangkut keselamatanmu." Dan tentunya menyangkut kinerja Max, ia tidak mungkin membiarkan cucu presiden berada di tempat umum tanpa protokol pengamanan yang ketat, ini menyalahi aturan dan ia tidak ingin gagal di hari pertama menjalankan misinya.

"Aku harus ke sana.”

“Nona, kita tidak bisa ke sana,” tegas Max lagi, baginya tempat umum seperti itu apalagi datang tanpa rencana adalah tindakan ceroboh.

“Paul,” panggil Nichole kepada sopir seraya menatap lurus mata Max. “Kita ke Basketball City,” katanya dengan tegas.

Meskipun tidak melihat ekspresi Paul, Max bisa menebak jika pria itu kebingungan. Max membalas tatapan mata Nichole, warna mata gadis itu hijau tua seperti danau yang dalam dan sorot matanya begitu angkuh seolah dapat mengintimidasinya. Tetapi, siapa yang bisa mengintimidasi Max? Bahkan pelatih di akademi militer dan pelatih di markas Secret Service saja bisa ia atasi. Apa lagi hanya tatapan mata seorang gadis manja yang semua keinginannya harus dituruti.

“Basketball City,” kata Max kepada Paul dengan rahang terkatup dan ucapannya disambut dengan senyum tipis Nichole yang terkesan mengejek lalu Nichole menyandarkan punggungnya di jok mobil seraya kembali memasang AirPods-nya. Sementara Fred hanya bisa mengedikkan bahunya.

Max melirik Nichole dan mendapati Nichole sedang menyandarkan kepalanya di jok mobil mengenakan AirPods yang terpasang ditelinganya dan matanya menatap jalanan.

Bersambung....

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Secret Service 21+   16. Balapan Babi

    Chapter 16Balapan BabiPagi hari Nichole keluar dari kamarnya dan mendapati Max, Fred, dan Raymond sedang mengelilingi meja pantri dan sebuah laptop layarnya menyala berada di tengah-tengah mereka. “Apa ada informasi baru?” tanya Nichole dan Max mengambilkan sebotol air mineral dan memberikannya pada Nichole. “CIA baru saja menyelidiki siapa pemilik mansion itu, pemiliknya orang Amerika dan menyewakannya pada orang Amerika juga,” kata Raymond.“Apa mungkin Oleg hanya mengunjungi temannya?” tanya Nichole seraya memutar tutup botol air mineral, tetapi tutupnya terlalu kuat. Max mengulurkan tangannya dan Nichole pun memberikan botolnya pada Max, dalam waktu satu detik Max telah membuka tutup botol itu lalu mengembalikan lagi botol itu pada Nichole. “Kurasa tidak, hampir tidak ada yang mau jauh-jauh menyetir hanya untuk menemui teman biasa,” kata Fred seraya kedua alisnya terangkat dan menatap Max. “Aku juga tidak akan membuang-buang waktuku,” sahut Max. “Kenapa tidak membuka CCTV

  • Secret Service 21+   15. Pria yang Pengertian

    Chapter 15 Pria yang Pengrtian Oleg keluar dari mobilnya sambil mencangking tasanya, di depan sebuah bangunan mansion yang terlihat sepi dan seorang wanita dengan postur tinggi seperti seorang model internasional, rambutnya pirang, dan memiliki warna mata biru muda berdiri di depan bangunan sambil tersenyum lebar. “Oleg,” desah Jelena seraya menyongsong kedatangan Oleg. Oleg hampir melemparkan tasnya, tetapi ia tidak melakukannya. Ia bersikap tenang karena ia yakin Jelena yang berusia tiga puluh dua tahun dan kini bergabung dengan agen SRV atau Dinas Intelejen Asing milik Rusia itu tidak menyukai pria yang kekanak-kanakan. Oleg memeluk Jelena. “Aku sangat mengkhawatirkanmu.” “Aku tahu, aku sudah bilang pada ayahmu agar tidak memberitahu keberadaanku di sini, tapi dia tetap memberitahumu,” kata Jelena seraya menepuk-nepuk dengan pelan punggung Oleg. “Kau nekat sekali,” kata Oleg pelan sambil melepaskan pelukannya “Ibuku tidak mengizinkanku menjadi tentara,” kata Jelena samb

  • Secret Service 21+   14. Mengagumi Max

    Chapter 14 Mengagumi Max “Dia menuju Washington,” kata Max kepada Nichole yang duduk di sampingnya setelah mengakhiri panggilan dari Raymond yang mengikuti Oleg.“Mungkinkah Igor berada di Pentagon?” tanya Nichole dengan alis sedikit berkerut sambil menyandarkan kepalanya di sandaran jok mobil. “Tidak semudah itu masuk ke markas militer Amerika,” kata Max seraya menurunkan winndow sivor karena cahaya matahari sore menyilaukannya. “Semua yang memasuki gedung Pentagon memerlukan kartu akses dan kartu itu nyaris tidak bisa ditiru oleh sistem mana pun.” “Kau pernah masuk ke sana?” “Dulu aku bergabung di militer angkatan udara.” “Kau mantan prajurit?” tanya Nichole seperti tidak percaya dan menjauhkan punggungnya dari jok mobil dan menatap Max. “Dan dari angkatan udara?” “Ya,” jawab Max singkat. “Kau tentunya bisa menerbangkan pesawat, kan?” “Aku memiliki lisensi menerbangkan pesawat dan beberapa kali menerbangkan pesawat tempur di zona perang.” Mata Nichole menyala-nyala penuh k

  • Secret Service 21+   13. Agen Seksi

    Chapter 13 Agen Seksi Nichole tidak pernah merasa sangat canggung terhadap pria mana pun, bahkan kepada Fred yang dua tahun ini menjadi pengawalnya. Ketika ia belajar berkuda di Cambridge dan Fred membantunya turun dari kuda, mereka berjarak sangat dekat dan itu tidak mengganggu Nichole. Ia merasa biasa saja. Tidak ada rasa canggung, gugup, bahkan jantung berdetak tidak menentu. Ia juga tidak pernah mengagumi fisik pria sejauh ini, tetapi Max sepertinya pengecualian. Otot lengan Max terlihat menonjol, dada Max yang hanya terbungkus kaus tanpa lengan terlihat bidang dan bahu pria itu terlihat kokoh. Otot betis Max juga terlihat keras, pria itu pasti rutin melatih otot kakinya juga. Sial, batin Nichole karena ia tidak bisa berkonsentrasi sedikit pun dan itu karena pengawalnya. Ia bahkan tidak mengingat satu pun apa yang diajarkan Max sehingga ia berulang kali melakukan kesalahan dan setiap tatapan mata mereka bertemu Nichole merasa jika tatapan mata Max seolah mampu menembus dad

  • Secret Service 21+   12. Tidak Rela

    Chapter 12Tidak RelaNichole duduk di kursi paling belakang di kelasnya, duduk di deretan paling belakang bukanlah kebiasaannya selama menjadi mahasiswa. Biasanya ia duduk di bangku paling depan karena dengan begitu bisa lebih berkonsentrasi selama mata kuliah berlangsung, tetapi di kampusnya sekarang ia mungkin harus lebih sedikit santai karena mata kuliah yang diikutinya bukan poin utamanya. Ia hanya seorang mahasiswa gadungan yang pastinya segalanya telah diatur oleh kakeknya dan sialnya orang yang menjadi target incarannya belum juga muncul. Nichole beberapa kali mengecek jam di ponselnya sambil terus mengawasi pintu hingga Oleg datang dan berselang beberapa detik dosen tiba. Tidak sulit mengenali Oleg, foto-foto yang Max berikan cukup jelas dan ia juga pernah melihat Oleg secara langsung meskipun hanya melihat pria itu dari belakang dengan jarak yang tidak terlalu dekat. Tingginya mungkin 180c, rambutnya pirang, dan seperti pria pada umumnya dengan penampilan yang tidak mencolo

  • Secret Service 21+   11. Jackpot

    Chapter 11 Jackpot Nichole memasuki masuk ke arena bowling terbaik di New York diikuti oleh Fred, Max tidak mengikutinya dengan pertimbangan untuk menjaga citra seorang pengusaha muda. Tidak mungkin ia terus mengekori Nichole apalagi hanya untuk bermain bowling bersama teman-teman sekolah Nichole. Tetapi, Max berada di sekitar area bowling dengan penyamaran yang tentu tidak bisa dikenali oleh orang lain kecuali oleh agen Secret Service dan agen CIA. Harvey melambaikan tangannya pada Nichole seraya tersenyum lebar dan Nichole langsung bergabung dengan Harvey, Maddy, dan Jason. “Aku tidak terlambat, ‘kan?” tanya Nichole setelah bergabung dengan teman-temannya. “Jangan khawatir, kau tidak terlambat,” kata Harvey. “Di mana Lindsay?” tanya Nichole seraya meletakkan tasnya di meja. “Dia pasti akan datang sebentar lagi,” jawab Maddy. “Dia tidak mungkin tidak datang,” timpal Jason seraya tersenyum simpul dan menatap Harvey sekilas. Sebenarnya Harvey cukup risi dengan ke

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status