Share

16| Selamat Datang

Author: sidonsky
last update Last Updated: 2025-12-13 16:27:45

Susah payah Raya memberikan alasan yang masuk akal tentang kedatangan Jagara tadi, sampai akhirnya ia bisa berbohong dan memberikan dalih kalau orang itu adalah pengawal suruhan Ardava yang diminta untuk mencari Raya dan membawa dirinya untuk pulang.

Ia mengulang-ulang cerita itu sampai Cinta berhenti bertanya, meskipun jelas sekali Cinta tidak puas sama sekali. Namun setelah perdebatan panjang yang melelahkan, yang diisi dengan suara tinggi, bantahan, dan ekspresi tidak percaya dari Cinta, Raya akhirnya menang.

Ia menghela napas panjang ketika sahabatnya itu akhirnya menyerah dan mengibarkan bendera putih, entah karena percaya atau karena terlalu capek untuk melanjutkan..

Begitu pintu apartemen tua itu tertutup di belakang punggungnya, Raya langsung merasa seluruh tubuhnya melemas. Lorong panjang yang dingin dan lampunya yang berkedip membuat suasana semakin menekan, tapi sekaligus melegakan karena ia akhirnya bisa keluar dari lingkaran kebohongan yang harus ia jaga rapat-rapat.

Ja
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sehangat Dekapan Mantan   52| Satu Bab Kelam

    Raya merapikan dirinya sekali lagi di depan pintu ruangan rapat eksklusif yang berada di lantai tertinggi rumah sakit itu. Ia menarik napas dalam, membenahi jatuh blazer pink pucat yang melekat sempurna di tubuhnya, memastikan rambutnya rapi, wajahnya tenang, dan bahunya tegak. Seumur hidup bekerja di rumah sakit ini, baru kali ini ia menginjakkan kaki di lantai tersebut. Lantai yang hanya dihuni ruang-ruang rapat direksi, komite etik, dan jajaran tertinggi manajemen.Ada desas-desus yang beredar sejak lama di kalangan pegawai. Konon, setiap orang yang dipanggil ke lantai ini tidak pernah keluar dengan keadaan yang sama. Entah kariernya berakhir, reputasinya runtuh, atau hidupnya berubah selamanya. Raya dulu hanya mendengar cerita itu sambil lalu, tanpa pernah membayangkan bahwa suatu hari ia akan berdiri di depan pintu ini sebagai saksi dalam sidang etik yang akan menghancurkan hidup seseorang yang pernah ia sebut sahabat.Ketika pintu dibuka, hawa ruangan yang dingin dan steril me

  • Sehangat Dekapan Mantan   51| Terlalu Bergantung

    Dingin di dalam ruangan terasa meningkat, merambat pelan hingga menembus selimut tebal yang membungkus tubuh Raya. Ia bergeliat, menarik selimut lebih tinggi, lalu mengerjap ketika merasakan sentuhan hangat di wajahnya. Pandangannya yang masih buram perlahan menemukan fokus, wajah Jagara berada hanya beberapa jengkal darinya. Lelaki itu berbaring di sisinya, menatap tanpa tergesa, seolah memastikan Raya benar-benar kembali dari tidur panjangnya.Senyum kecil terbit di bibir Jagara saat mata Raya sepenuhnya terbuka.“Saya membangunkan kamu?” tanyanya lembut.Raya menggeleng kecil. Tenggorokannya masih kering, kepalanya sedikit berat, tetapi ada rasa aman yang mengendap, rasa yang membuat napasnya melambat. Jagara tidak pergi. Ia ada di sana, menepati janjinya untuk hadir saat Raya membuka mata. Kesadaran itu melahirkan senyum kecil di wajah Raya, senyum yang muncul begitu saja, tanpa alasan rumit.Jagara ikut tersenyum. “Kenapa kamu senyum?”Raya tidak menjawab. Ia justru mendekat, me

  • Sehangat Dekapan Mantan   50| Pembalasan Dendam

    Jagara Raksa Baskarana bukanlah orang pendendam. Jika iya, tujuh tahun lalu ia sudah menghancurkan banyak hal, termasuk dirinya sendiri. Namun lihat bagaimana ia masih mencintai Raya, bahkan setelah wanita itu meninggalkannya berlutut di lorong kampus, bahkan setelah Raya memilih mengakhiri segalanya tanpa memberi ruang untuk penjelasan. Ia tidak mengejar. Tidak memaksa. Ia hanya bertahan, diam-diam, dalam jarak yang aman.Ia masih di sini.Dan nama Raya adalah satu-satunya sumbu yang tidak boleh disentuh siapa pun. Karena ketika itu terjadi, Jagara tidak akan mengejar balas dendam—ia akan terbakar dan meledak, menghancurkan apa pun yang berada terlalu dekat. Seperti yang ia lakukan malam ini.Mobil hitam yang ditumpanginya meluncur tenang menuju rumah sakit tempat Ardava bekerja. Di dalamnya, Jagara duduk di kursi belakang, tubuhnya tegak, wajahnya tenang seperti permukaan air yang menyembunyikan arus ganas di bawahnya. Di sisi kanan duduk seorang pengacara ternama dengan setelan ja

  • Sehangat Dekapan Mantan   49| Menuju Sarang Musuh

    Setengah jam adalah waktu yang dibutuhkan Raya untuk benar-benar tenang dari isakan yang mengguncang tubuhnya, namun rasanya seperti setengah abad yang dilewati di dalam lubang kegelapan. Selama itu pula Jagara tidak mengatakan sepatah kata pun.Ia hanya memeluk Raya dalam diam, sebuah perahu penolong di lautan badai yang melanda wanita itu. Dada bidang Jagara menjadi tembok kokoh di mana Raya bersandar, merasakan detak jantung yang teratur dan kuat, sebuah kontras menenangkan dari jantungnya sendiri yang berdebar kacau. Tangannya bergerak lembut, mengusap puncak kepala Raya berulang kali, menyusuri punggungnya dengan ritme pelan dan tak putus, seolah menuliskan sebuah mantra di kulitnya: kau aman, tidak ada lagi yang perlu ditakuti.Ketika isakan Raya akhirnya mereda menjadi embusan napas berat yang teratur, Jagara sedikit menjauh, cukup untuk menatap wajah wanita itu sepenuhnya. Matanya sembab, bengkak, dan hidungnya memerah. Bibirnya pucat, sedikit terbuka. Jagara menahan napas s

  • Sehangat Dekapan Mantan   48| Tanpa Ampun

    Raya menghabiskan hari libur dadakannya di atas kasur hotel tanpa benar-benar hidup di dalamnya. Ia tidak bergerak untuk mandi, tidak pula mencari makan. Tubuhnya hanya tergeletak, menyatu dengan seprai kusut, seolah gravitasi menariknya lebih kuat dari biasanya.Mata sembab masih menghiasi wajahnya, kelopaknya berat, perih, dan panas akibat terlalu banyak menangis. Kepalanya terasa seperti dipenuhi kabut tebal; setiap kali ia membuka mata, dunia seakan berputar perlahan, membuatnya mual dan kembali memejamkan mata dengan napas tertahan.Ia memilih tidur lagi. Bukan karena lelah semata, tapi karena terjaga terasa terlalu menyakitkan.Entah berapa lama ia terlelap, Raya terbangun dengan sensasi asing di tubuhnya. Perutnya melilit, kosong, lalu berbunyi pelan, suara kecil yang terasa memalukan sekaligus menyadarkan. Tenggorokannya kering, kepalanya pening, dan tubuhnya terasa ringan dengan cara yang tidak sehat. Ia sadar, ini bukan sekadar lemas, ini tubuh yang mulai kekurangan asupan.

  • Sehangat Dekapan Mantan   47| If It's You

    Raya merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk yang justru terasa seperti benda asing.Pegasnya menekan tulang-tulangnya yang masih tegang, membuat setiap tarikan napas terasa menyakitkan. Matanya bengkak, perih, dan napasnya tersumbat oleh isak yang sejak tadi ia paksa berhenti. Di dalam kamar hotel yang dingin—hotel pertama yang ia temui secara acak malam itu—Raya memeluk tubuhnya sendiri, seolah satu-satunya pelindung yang masih ia miliki hanyalah lengannya.Ia masih mengingat bagaimana semua itu terjadi dengan begitu terburu-buru. Tangannya gemetar saat menyetop taksi, suaranya nyaris tak terdengar ketika ia meminta sopir berhenti di hotel terdekat yang mereka lewati. Ia bahkan tak sempat bertanya nama hotel itu. Tidak peduli harga, tidak peduli kelas. Ia hanya ingin turun. Ingin pintu terbuka. Ingin tempat yang bukan penthouse itu.Sopir sempat meliriknya melalui kaca spion—wajahnya basah air mata, rambutnya berantakan, napasnya tersengal. Raya hanya mengangguk kecil, menunduk, da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status