Short
Cintamu Bohong, Ya?

Cintamu Bohong, Ya?

By:  SelamatCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
7Chapters
6views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Setelah mengalami keguguran lima kali berturut-turut, akhirnya aku konsultasi ke dokter untuk menanyakan alasan mengapa tubuhku tidak mampu mempertahankan janin. Namun, sebelum masuk ke ruangan pemeriksaan, aku mendengar percakapan suamiku dengan dokter di depan pintu. "Obat aborsi yang kamu berikan cukup manjur. Dia sudah keguguran lima kali. Kapan bisa dilakukan operasi pengangkatan rahim? Aku nggak bisa membiarkan Kirana mengandung anakku," ucap Raka. Dia melanjutkan, "Oh ya, tolong resepkan juga obat penguat kandungan untukku. Maya sedang mengandung anakku, aku harus memastikan bayi itu lahir dengan sehat." Dokter berkata, "Tapi kondisi tubuh Kirana sudah sangat lemah selama beberapa tahun terakhir. Kemungkinan besar dia nggak akan pernah bisa hamil lagi." Raka malah menanggapinya dengan santai, "Memangnya kenapa? Justru aku memang mau dia nggak pernah bisa punya anak, makanya aku selalu membuatnya keguguran." "Sudahlah, nggak usah bahas ini lagi. Aku masih harus menemani Maya membeli perlengkapan ibu dan bayi," lanjut Raka. Aku mendengar semua percakapan itu di balik pintu, tubuhku terasa dingin. Aku baru sadar ternyata cinta yang selama ini kupertahankan hanyalah sebuah lelucon.

View More

Chapter 1

Bab 1

Di ruang konsultasi, Raka masih terus berbicara.

"Kebetulan, kamu 'kan dokter kandungan, beri aku saran makanan apa yang baik untuk ibu hamil. Aku mau menyiapkannya untuk Maya," ucap Raka.

Dokter Gilang yang juga sahabatnya, langsung mengerutkan kening.

"Kenapa kamu begitu perhatian pada Maya yang cuma sekretaris? Istrimu itu Kirana!" ucap Gilang.

Ekspresi Raka langsung berubah, dia bertanya, "Kenapa kamu harus menyebut dia?"

"Dia memang istriku, lalu kenapa? Di hatiku, Maya lebih penting!"

"Lagi pula, lihat saja kondisinya sekarang. Umurnya sudah nggak muda, wajahnya penuh flek dan komedo, kulitnya juga kusam membuatku mual begitu melihatnya. Tubuhnya gemuk seperti tong air, nggak ada lekukan tubuh yang indah. Aku nggak menceraikannya saja sudah baik padanya."

Gilang tampak terkejut, dia tidak percaya temannya bisa berkata seperti itu.

"Raka, kamu bisa punya posisi seperti sekarang, bukankah karena mengandalkan Kirana? Lima tahun lalu, kalau nggak ada dia yang mati-matian mencari sponsor dan investor untukmu, perusahaanmu sudah lama bangkrut," ucap Gilang.

Ucapannya jelas menyentuh titik paling sensitif Raka. Dia kemudian membentak.

"Itu masa lalu! Kenapa masih harus kamu ungkit?" bentak Raka.

"Aku sudah memberinya banyak uang, apa masih kurang? Maya nggak punya apa-apa selain aku!" lanjut Raka.

Gilang akhirnya menyerahkan catatan menu makanan sehat untuk ibu hamil kepada Raka, lalu berkata, "Raka, kamu benar-benar sudah berubah."

Dia melanjutkan, "Aku nggak akan banyak bicara, tapi sebagai teman, aku cuma bisa mengingatkanmu jangan lupa hati nurani. Kamu memperlakukan istri yang setia menemanmu dari nol seperti ini, suatu hari nanti kamu pasti akan mendapat balasan."

Raka melototi Gilang dengan tajam, mengambil catatan menu itu, lalu membanting pintu keluar.

Aku buru-buru bersembunyi di balik tangga, menatap Raka yang menjauh dengan langkah tergesa.

Dari kaca pintu salah satu ruang rawat, aku melihat bayangan diriku sendiri.

Usiaku baru tiga puluh, tetapi tubuhku sudah gemuk dan tidak berbentuk. Kulitku kendur, wajahku penuh flek hitam. Aku memang tidak lagi sepadan dengan Raka yang kini memimpin ribuan karyawan.

Wanita muda dan cantik tentu terlihat lebih serasi berdampingan dengannya.

Namun, dulu saat keuangan perusahaan Raka bermasalah, aku yang berlari kesana-kemari mencari investor dan memohon dana bantuan untuk mengatasi krisis perusahaan.

Aku bekerja lembur tanpa tidur, membuat proposal sampai lupa makan, hingga akhirnya menderita sakit maag kronis.

Demi memberinya seorang anak, tanganku penuh dengan bekas suntikan hormon kesuburan. Namun, tetap saja, lima kali keguguran merenggut anak-anakku.

Sejak itu, tubuhku membengkak seperti balon. Aku menjadi gemuk dan jelek.

Tidak heran dia jijik padaku, karena aku yang sekarang, memang tidak ada daya tarik bagi pria. Hatiku sakit sekali.

Aku tidak mengerti. Raka, kalau kamu tidak mencintaiku, kamu bisa jujur saja. Kita bisa bercerai baik-baik, tapi kenapa kamu harus merampas kemampuanku untuk menjadi seorang ibu? Kenapa harus selingkuh dan mengkhianatiku?

Aku tidak pergi menemui dokter, melainkan langsung pulang.

Vila ini dulu adalah rumahku dan Raka saat pernikahan. Saat itu, usahanya baru mulai berkembang, kami membeli vila ini dengan bahagia.

Kami berbaring di ranjang sambil berpelukan, merencanakan masa depan, bercita-cita punya seorang putra dan seorang putri.

Harapan kami adalah hidup bahagia berempat.

Namun, kini tidak ada lagi suasana bahagia di vila ini, yang ada hanya pengkhianatan.

Aku berdiri di balkon mengingat kembali kenangan masa lalu, air mata jatuh tanpa bisa dikendalikan.

Setelah cukup lama, akhirnya aku memutuskan. Raka, aku tidak butuh kamu lagi!

Saat hendak kembali ke kamar, aku melihat mobil Raka perlahan memasuki halaman dan parkir di depan pintu.

Dari atas balkon, aku menyaksikan dia mengobrol dengan Maya, tertawa mesra layaknya sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta.

Ketika Raka mengangkat kepala, matanya melihatku. Ada jejak panik di wajahnya.

"Sayang, kenapa kamu berdiri di balkon? Angin dingin sekali, gimana kalau kamu sakit nanti?" ucap Raka.

Aku tersenyum tipis sambil menggeleng. "Nggak apa-apa. Di dalam terlalu pengap, aku mau menghirup udara segar," jawabku.

Begitu aku berjalan ke koridor pintu, aku melihat Raka sedang menyuruh Maya pergi.

Begitu melihatku, dia segera merentangkan tangannya dan memelukku ke dalam pelukannya.

"Tanganmu dingin sekali. Jangan lakukan ini lagi, ya. Kalau kamu sakit, aku akan khawatir," ujar Raka.

Dia melanjutkan, "Aku bawakan vitamin dari rumah sakit lagi. Ingat minum tepat waktu, ya."

Aku menerima kotak itu, senyum sinis mengembang di bibirku.

"Baiklah," jawabku.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status