Share

Chapter 6

Amanda menatap ke arah Samuel yang mengatakan semua itu dengan begitu santai. Kenapa dia harus menikah dengan pria berdarah dingin seperti itu? Tapi kalau tidak menikah dengan Samuel, mungkin ibunya tidak akan selamat, dan sebenarnya bukan mungkin. Tapi pasti ibunya tidak akan selamat.

Dan ayahnya, harus menanggung hukuman akibat kesalahan yang tidak pernah dia buat.

Saat Amanda terdiam, tatapan mata Samuel yang sepertinya sudah tidak sabar menyentuh istri baru yang akan menjadi istri simpanannya, yang bahkan hanya dia, Amanda dan Marko saja yang mengetahui hal itu, begitu tajam dan terkesan seperti serigala kelaparan membuat Amanda merinding.

"Aku tidak perlu mengulangnya kan Amanda?" ucapan Samuel mulai terdengar tidak sedatar tadi. Nadanya mulai meninggi.

Amanda menundukkan kembali wajahnya. Dan melepaskan satu persatu kain yang menutupi tubuhnya sampai benar-benar polos. Rasanya sangat malu, Amanda bahkan ingin menangis.

Setelah semua pakaiannya terlepas, Amanda meletakkan tangannya di area sensitifnya dengan posisi menyilang supaya bisa menutupi sedikit dadanya juga

Samuel memandang istri barunya itu dengan tatapan yang sulit di jelaskan. Tapi jelas terlihat di manik mata amber itu terlihat kabur gairahh yang begitu besar dan tak tertahankan ketika kedua tangan Amanda menyilang menutupi bagian paling sensitifnya.

Jakun pria beristri itu juga naik turun, sebelum dia berkata.

"Kemarilah!" katanya sambil mengulurkan tangannya pada Amanda.

Amanda yang sudah tidak punya harga diri lagi, tidak punya rasa apapun selain hanya bisa pasrah pada apa yang akan terjadi. Melangkah maju dengan perlahan. Dia memang tidak bisa bicara apapun dan melakukan apapun selain apa yang di perintahkan oleh Samuel sekarang.

"Buka pakaianku!" perintah Samuel lagi.

Dan Amanda pun melakukan semua itu, Amanda sudah mengubur rasa malunya sangat dalam. Benar-benar sangat dalam. Perlahan Amanda melakukan apa yang di perintahkan oleh Samuel.

Satu persatu pakaian Sam, di buka oleh Amanda. Dengan telapak tangan yang terasa dingin saat menyentuh kulit Samuel. Sentuhan skin to skin yang di lakukan Amanda, berhasil membuat nafsuu Samuel naik dengan cepat. Samuel juga heran, kenapa bisa begitu. Mungkin karena dia memang sudah menyukai Amanda sejak lama. Makanya dia bisa sangat bergairahh saat wanita itu menyentuhnya.

Amanda tak sengaja melihat sesuatu yang sudah berdiri tegak di sana.

Amanda langsung memalingkan wajahnya. Tetap saja, rasanya sangat risih melihat pemandangan itu. Dia memang belum pernah melihatnya sebelumnya.

"Bukan pertama kali kan? Bisa memasukkannya sendiri kan?" tanya Samuel yang sepertinya sudah tidak sabar lagi.

Samuel pikir Amanda sama dengan wanita modern lain, yang menganggap berhubungan badan dengan pria yang dia suka, itu normal saja, biasa saja. Tapi sebenarnya Samuel salah.

"Ini... ini... pertama kalinya bagiku," kata Amanda yang merasa takut dan gugup.

Meski memang belum pernah, tapi dia banyak mendengar tentang rasa sakit yang tidak akan dia duga saat pertama kali melakukannya. Itu dari beberapa rekan kerja yang membicarakan itu di toilet, dan Amanda tidak sengaja mendengarnya.

Mata Samuel sedikit melebar.

"Benarkah?" tanya Samuel.

Amanda baru akan menjawab, tapi Samuel langsung berkata.

"Baiklah, aku akan buktikan itu sendiri" kata Samuel yang lantas berdiri dan mulai mencumbu Amanda.

Di awali dengan kecupan mesra, lalu semakin lama semakin bersemangat, dan membuat Amanda kesulitan mengimbangi apa yang di lakukan oleh Samuel.

Tangan Samuel juga terus membuat Amanda menggelinjangg tak karuan. Amanda merasakan sengatan di seluruh tubuhnya yang membuatnya bahkan tidak bisa mengendalikan gerakan tubuhnya sendiri.

Sampai pada akhirnya Samuel mendorong Amanda ke tempat tidur. Dan ternyata benar, saat penyatuan itu akan terjadi, Samuel butuh usaha lebih untuk bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.

Amanda menangis sambil menutup mulutnya ketika dia merasakan tusukan yang membuatnya merasakan sakit, perih dan ngilu di saat yang sama. Sangat sakit, dia ingin menjerit dan menangis sekuat-kuatnya. Tapi dia tidak bisa melakukan itu, pria di atasnya itu sepertinya sangat menikmati apa yang dia lakukan, yang membuat Amanda kesakitan.

Amanda masih menangis, setelah beberapa lama rasa sakit itu mulai berkurang. Tapi meskipun ada rasa lain yang amanda rasakan, sakit dan perih adalah yang paling dominan. Dia bahkan harus meremass ujung bantal karena tak sanggup menerima hujaman demi hujaman yang semakin membuat Samuel menggilaa, sesekali bahkan meraup bibir Amanda dengan bibirnya, mengeksplor seluruh isi mulutnya dan membuat Amanda kesulitan bernafas.

Samuel tersenyum puas, dia bahkan tak berhenti hingga Amanda tak sanggup lagi dan sampai akhirnya pingsan. Bagaimana bisa bertahan, dia terus di hujam di bagian bawah, di remass di bagian dada, dan tak diberikan kesempatan mengambil banyak oksigen karena Samuel terus mencium, dan melumatt bibir Amanda.

Satu jam berlalu, Samuel berdiri di dekat dinding kaca apartemennya yang menunjukkan pemandangan kota yang begitu ramai. Di tangannya segelas minuman tampan sesekali dia putar perlahan, agar lebih terasa dingin.

Samuel menoleh ke arah wanita yang berada di atas tempat tidurnya. Yang sudah menjadi miliknya, dan pingsan beberapa saat yang lalu karena tak sanggup menahan hujaman gairahh Samuel yang sebenarnya sudah terpendam selama satu tahun belakangan ini. Senyum puas terus terpancar dari wajah Samuel, seperti mendapatkan apa yang selama ini dia idamkan dan inginkan

"Amanda, akhirnya kamu menjadi milikku" gumamnya sambil memandang Amanda yang masih tidak sadarkan diri setelah pengalaman pertama yang begitu mengejutkannya itu.

Terlihat jelas, wajah pria itu sepertinya memang sangat puas.

***

To be continued...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status