Share

Nanyain Azka bukan Alex

#SekPri_

Sekretaris Pribadi 7

Like dulu sebelum baca šŸ™

Bab 7

Nanyain Azka, bukan Alex.

ā€œLovy, ayo aku antar pulang, cepat!ā€ teriak Alex. Suaranya tenggelam dengan derasnya hujan.

Alex yang juga basah kuyup, sudah berdiri di depanku. Rambutnya ternyata keriting ikal kalau basah, lucunya ... tak sadar aku malah menatapnya. Terkesima.

ā€œMalah bengong, dingin tauk!ā€

Seruan Alex membuatku tergagap. Aku mengangguk. Memang dingin banget mandi air hujan malam-malam.

Dengan cepat dan tergesa, Alex menarik tanganku. Dia membuka pintu mobil dan mendorongku masuk. Kemudian Alex berjalan ke depan mobil, lalu dia masuk dan duduk di kursi kemudi.

Hheh, Alex menoleh padaku. Bibir seksinya bergetar karena menggigil. Sama sepertiku.

Tiba-tiba, Alex membuka kaosnya yang basah, hingga dia bertelanjang dada.

Astaga! Aku menutup mata dengan telapak tangan.

ā€œM_mau apa?ā€ Tanganku mendorong wajah ke samping sambil bergeser agak menjauh. Netraku membesar.

Alex diam saja. Dia mengambil handuk yang tersampir di sandaran kursinya lalu mengelap wajah dan tubuhnya. Setelah melempar kaosnya yang basah ke belakang, dia mengambil kaos kering di jok belakang juga, lalu memakainya.

ā€œHahaha,ā€ aku tertawa melihatnya. Orang aneh.

ā€œApa lo ketawa?ā€ Alex mendelik padaku.

ā€œGanti kaos tapi celanamu basah, sama aja lah haha.ā€ Aku masih ketawa, gebleg banget sih.

ā€œOh gitu, ya udah aku buka celanaku Sekarang.ā€ Tangan Alex bersiap membuka kancing celananya.

ā€œEh, jangan dong!ā€ seketika aku berteriak. Sembarangan aja mau buka celana di sini. Songong!

ā€œMakanya, jangan gebl*g!ā€

Alex melempar handuknya padaku. Lalu dia menjalankan mobilnya dan mengantarku pulang. Alex tahu rumah kost-ku, dia sudah dua kali mengantarku pulang. Beruntung nggak pernah bertemu dengan Bara. Kalau ketemu, wahh bisa di putusin aku. Bara kan orangnya cemburuan. Secara dia kan sayang banget sama akyu ....

Sudah sampai depan rumah kost-ku. Alex menghentikan mobilnya.

ā€œVy, habis ini, mandi air hangat, makan, terus tidur ya. Biar nggak sakit kamu .ā€ Alex, tiba-tiba berkata padaku lembut.

ā€œHandukku, bawa aja buat kamu.ā€

Aku terkesima, mataku sampai berkaca-kaca. Mengira dia jahat padaku, ternyata dia perhatian, ohh so sweet ā€¦ dia nggak ingin aku sakit.

ā€œMakasih ya, Lex, kamu baik banget ternyata ā€¦ā€ kataku, mataku berkedip-kedip menahan haru.

Alex mengernyitkan kedua alisnya. Matanya menyipit.

ā€œGosah geer kamu, Vy. A_aku nggak ingin kamu sakit, soalnya besok aku mau nitip Azka lagi sama kamu!ā€

Hallah, gubrak!

Songong ya songong.

Huh, udah geer aja aku. Bikin malu.

**

Paginya, waktu aku bersiap mau berangkat kerja, Bara datang ke kost-ku. Aku menekuk wajah karena jengkel. Kemaren sore, dia tidak menjemputku. Sampai aku harus drama hujan-hujanan malam hari dengan Alex.

ā€œHallo Ovy sayang ā€¦ ā€œ

Bara langsung memasuki kamar kost-ku yang terbuka lebar pintunya ini. Aku diam saja.

ā€œKemaren pulang jam berapa?ā€ Bara mengambil kursi dan duduk di sampingku yang sedang bedakan. Aku meliriknya.

ā€œKenapa nggak jemput?ā€

ā€œKemaren hujan besar, Vy.ā€

ā€œKalau kamu jemputnya jam empat, belum hujan Bar.ā€ Aku sewot.

ā€œIya deh, maap. Ni aku dah di sini buat nganterin kamu kerja.ā€

Bara berdiri dan mencoba mencium keningku. Aku mengelak. Selalu begitu. Berbuat salah, minta maaf, selesai. Hhih, aku menghela nafas, harus lebih banyak bersabar karena Bara memang begitu tapi, aslinya dia sayang dan perhatian.

**

Dengan diantar Bara, aku sampai di kantor lebih cepat.

ā€œMakasih, ya,ā€ kataku. Bara membukakan kancing helm di leherku.

ā€œVy, ada uang seratus nggak?ā€ tanyanya.

Aku terdiam. Ada sih uang, tapi sedikit. Hanya cukup buat aku bertahan sampai nanti aku gajian lagi, minggu depan. Tapi Bara minta uang, pasti dia sedang butuh.

ā€œBuat beli bensin, Vy. Sekarang kan tempat kerjamu jauh. Habis ini aku balik ke kost, ke kampus, ntar sore jemput kamu lagi. Habis bensinnya Vy.ā€ Bara memelas.

Dengan segera, aku membuka dompetku dan memberikan selembar uang ratusan padanya. Biarlah, aku nggak usah makan kalau malam, sekalian diet. Demi masa depan Bara yang juga masa depan kami berdua kelak.

ā€œMakasih ya, Vy. Love you.ā€

ā€œLove you too.ā€

Aku menunggu Bara pergi, sampai tak terlihat lagi. Baru aku masuk kantor.

Tenang Vy, nanti kalau Bara sudah kerja, dia pasti ngasih uang juga padamu. Aku menghibur diri.

***

Sudah tiga hari, aku tidak melihat Alex mengantarkan baby Azka ke sini. Hatiku bertanya-tanya kenapa?

Mau tanya sama bu Susan kok malu. Padahal setiap pagi aku selalu ke office-nya, laporan tugas dan membantunya memeriksa laporan harian.

ā€œHari ini nanti, saya habis ketemuan di kantornya Pak Agus, saya langsung pulang ya Vy. Azka lagi rewel soalnya.ā€

Aku mengangguk. Azka,rewel? Alex kemana emangnya. Ck, kok aku jadi galau.

ā€œLha Pak Alex ke mana Bu?ā€ akhirnya aku bertanya karena desakan dada.

Elahh, kok aku jadi nanyain Alex?!

Bu Susan tersenyum melihatku. Jiaah,dikirain aku perhatian lagi ma anaknya yang dunes itu. Bodohnya aku.

ā€œAlex lagi ada kerjaan. Dia ada project baru di luar kota. Biasanya dia stay di sana sekitar seminggu.ā€

Seminggu? Lama banget, pikirku. Ini baru tiga hari, masih empat hari lagi. Hheh, aku menghela nafas berat. Bu Susan mendengar rupanya.

ā€œKenapa, Vy?ā€

Bu Susan mengambil tasnya. Dia lagi-lagi mengulum senyum padaku. Membuatku curiga. Ada apa ya, ni Bu Boss senyam-senyum gaje. Aku menggeleng cepat.

ā€œN_nggak ada, Bu. S_saya kangen Azka.ā€ Jawabku gugup.

Tambah kelihatan bego nih aku. Pakai nggak bisa nyembunyiin perasaanku, yang pingin tahu kabarnya Alex.

ā€œAzka atau Alex, Vy?ā€

Bu Susan berkata sambil berlalu meninggalkan ruangan ini.

Hah?! Aku mendelik, dadaku berdebar cepat.

Ngomong apa Bu Boss tadi?

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status