Home / Romansa / Selingkuh Dengan Klienku / BAB 5 – Gaun Pengantin

Share

BAB 5 – Gaun Pengantin

Author: Ghostriz
last update Last Updated: 2021-11-18 19:30:50

Kurang dari setengah jam Anna dan Marcus tiba di sebuah butik ternama di kota itu, butik ini merupakan salah satu butik milik keluarga Bond. Meskipun begitu, Anna juga telah lama bekerja sama dengan butik ini dalam membuat beberapa gaun pengantin untuk event pernikahan yang telah dia tangani. Hasil pengerjaan mereka luar biasa mengagumkan, banyak pasangan yang merasa puas dengan hasil pengerjaan mereka, sehingga membuat Anna merasa lebih yakin untuk menyewa jasa perancangan gaun pengantin di sini.

“Halo, Anna! Tuan Muda Bond! Senang bertemu dengan kalian berdua. Apa kalian datang bersama?”

Anna dan Marcus hanya dapat tersenyum canggung, kemudian Marcus menjawab dengan nada sopan,”Ya, kami datang bersama. Apa kabarmu Nyonya Marie?”

“Ha ha ha! Aku sangat baik. Aku benar-benar merasa bersemangat karena akan merancang gaun pernikahan untuk calon istrimu Tuan Marcus!” Marie Antonius menjawab dengan tawa cerianya, meskipun ia sudah berusia 40 tahun, tapi wajahnya sungguh tidak terlihat menua. Aura kecantikannya memancarkan aura yang menyenangkan dan membuat siapapun merasa nyaman.

“Tapi dimana Nona Romanov? Bukankah harusnya ia ikut bersama kalian untuk mengukur tubuhnya?”

Tersenyum tipis, Marcus merasa lidahnya kelu saat menjawab pertanyaan Nyonya Marie. “Lisa tidak bisa datang, jadwalnya sangat padat akhir-akhir ini. Dia memberitahuku bahwa ada kontrak pemotretan yang harus diselesaikannya sebelum pernikahan kami.”

“Ah, begitukah? Sayang sekali. Lalu, bagaimana kami bisa membuat rancangannya?’

Marcus melirik Anna di sebelahnya sejenak, “Aku berencana memintamu untuk menyesuaikan ukuran Lisa dengan ukuran nona Walkins. Kurasa ukuran tubuh mereka tidak terlalu berbeda jauh,” jawabnya dengan ragu, kemudian menambahkan, “ini hanya untuk sementara, jika gaun itu sudah akan selesai setengahnya, barulah aku akan membawa Lisa untuk lebih memastikan ukurannya. Bagaimana dengan itu nyonya?”

 “Baiklah, kita bisa melakukan itu. Duduklah dulu sementara kami akan mempersiapkan segalanya.”Sebelum Marie pergi, Anna menahannya dan menyerahkan hasil rancangan gaun yang telah ia buat sebelumnya dan menjelaskan beberapa hal dengan serius.

Disebelahnya Marcus hanya diam memperhatikan bagaimana Anna terlihat begitu mempesona dalam banyak hal. “Wow! Anna! Ini... ini benar-benar keren! Aku tidak menyangka kau akan merancang gaun sebagus ini! Baiklah aku akan memakai ini dan berbicara dengan para penjahitku. Tunggu di sini.” Dengan langkah penuh semangat wanita peruh bayar itu berjalan ke arah staff nya dan mempersiapkan segala hal.

Keheningan kembali mendatangi Anna dan Marcus tepat setelah nyonya Marie pergi, Anna melirik Marcus yang terlihat tengah melamun, lalu berdehem pelan dan bertanya dnegan nada ragu, “Apa calon istri anda tidak bisa cuti dari pekerjaannya meski hanya sebentar saja?”

Marcus menatap Anna sejenak dan menjawab pertanyaan Anna dengan ekspresi pahit, “Aku sudah menyarankan itu, tapi dia bilang itu tidak bisa karena pekerjaannya adalah bagian dari jiwanya.”

Dalam hati Marcus juga merasa bahwa Lisa sudah sedikit keterlaluan karena tidak pernah terlihat serius pada persiapan pernikahan mereka. Berulang kali Marcus meyakinkan dirinya bahwa Lisa melakukan ini semua bukan karena sengaja. Tapi benar-benar karena tuntutan pekerjaannya.

Mendengar jawaban Marcus, Anna tidak dapat berkata apapun lagi, ia hanya bisa menghela napas dalam hati merasa sayang jika Marcus harus menikah dengan wanita arogan dan ignorant seperti Lisa. Selang beberapa menit, ponsel Marcus berdering menampilkan nama Lisa di layar ponselnya.

Secercah harapan terselip dalam hati Marcus melihat Lisa menelpon, ia berharap gadisnya akan menyusul mereka untuk mencoba gaunnya sendiri. “Halo, sayang? Kau dimana?”

“Aku masih di lokasi pemotretan, aku menghubungimu hanya untuk menyakan bagaimana gaunku? Apa kalian sudah mengukurnya?” Pertanyaan Lisa membuat senyum cerah di wajah Marcus menghilang bergantikan dengan senyum kecutnya, wajahnya terlihat kusut.

“Seperti saranmu, kami meminta nyonya Marie menyesuaikan ukuranmu dengan ukuran nona Walkins.”

“Bagus, pastikan tidak ada kesalahan saat aku memakainya nanti. Aku ingin ukuran yang benar-benar pas dengan tubuhku!”

Anna mengernyit mendengar jawaban Lisa, begitupun dengan Marcus yang langsung terdiam dengan ekspresi gelap di wajahnya seolah awan mendung menyelimutinya. “Jika kau ingin yang benar-benar pas, mengapa kau tidak menyempatkan diri untuk datang sendiri ke sini?”

“Kau tahu aku sangat sibuk! Jadi urus saja olehmu dan nona Walkins. Jangan lupa untuk mengirimkan desainnya juga padaku!” Nada suara Lisa meninggi di seberang telepon sedikit membentak Marcus sebelum menutup panggilan teleponnya dengan kasar membuat Marcus semakin kesal.

‘Sial! Kenapa sikapnya semakin buruk saja akhir-akhir ini?!’ Marcus mengusap wajahnya dengan frustasi setelah menyimpan ponselnya di saku celananya. Ia benar-benar merasa frustasi.

“Nona Walkins, silahkan ikuti saya,” seorang pegawai butik emnghampiri Marcus dan Anna di ruang tunggu dengan senyum terbaiknya untuk membawa Anna ke ruang pengukuran. Anna menatap Marcus sejenak merasa sedikit bingung tentang apa yang harus ia lakukan untuk menghibur pria itu. Tapi ia akhirnya hanya mengusap bahu Marcus sejenak sebelum beranjak mengikuti pegawai wanita itu ke ruangan khusus.

Melihat Anna memasuki ruangan khusus, Marcus tidak tahu harus tertawa atau menangis menghadapi situasi seperti ini. Ini membuatnya merasa bahwa ia menikahi Anna Walkins, bukannya Lisa Romanov. Ia ingin tertawa menyadari betapa menyedihkannya dirinya, namun di satu sisi ia ingin menangis mengingat nasib pernikahannya yang benar-benar menyedihkan.

Lima belas menit berlalu, Anna kembali ke ruang tunggu bersama nyonya Marie yang terlihat bersemangat. “Tuan Marcus, semuanya sudah selesai. Jika ada hal lain yang diinginkan oleh calon istri Anda, segera beritahu saya agar kami dapat mengubah rancangannya sebelum gaun itu selesai.”

Marcus berdiri dan menatap Anna sejenak sebelum tersenyum dan menatap nyonya Marie, “Tentu nyonya, aku percaya hasil pengerjaanmu akan sangat luar biasa. Aku menantikan hasilnya.” Jawab Marcus sembari mengulurkan tangannya menyalami nyonya Marie. Kemudian mereka berpamitan dan kembali ke mobil bersama Anna meninggalkan butik.

“Apa sekarang kita akan ke toko bunga?” tanya Marcus setelah ia melajukan mobilnya. Sejujurnya Marcus masih merasa sedikit penasaran dengan penampilan Anna yang mengenakan gaun pengantin, namun ia menepis jauh-jauh pemikirannya untuk menyadarkan dirinya sendiri.

“ah, ya. Aku sudah membuat janji dengan pemiliknya.” Marcus mengangguk sebagai jawaban dan melanjukan mobilnya menuju toko bunga yang telah Anna beritahukan padanya sebelumnya.

Anna melirik Marcus sejenak, sebelum bertanya dengan hati-hati, “Apa kau kecewa karena seharusnya yang mengukur baju itu adalah calon istrimu tapi malah wanita lain?”

“Sejujurnya, ini memang mengecewakan. Tapi mau bagaimana lagi bukan? Dia sangat sibuk.” Marcus menjawab dengan kedua tangannya meremas stir mobilnya, ekspresinya sedikit mengeras dengan tatapan penuh kekecewaan.

 “Tapi kau benar-benar sangat mencintainya, bukan? Meskipun dia selalu sibuk,” Anna terdiam sejenak sebelum kembali membuka suaranya, “kau sungguh pria yang baik Tuan Bond.”

Mendengar pujian tulus Anna entah mengapa membuat amarah di dalam hati Marcus menguap, perlahan senyuman lembut muncul di bibirnya, “Ya, aku sangat mencintainya. Hubungan kami sudah berjalan selama lima tahun. Tapi, dulu sikapnya tidak seburuk sekarang. Dulu sebelum terkenal, Lisa memiliki banyak waktu luang untukku, dan dia juga wanita yang sangat baik dan lembut, karena itulah aku bertekad untuk menikahinya.”

Anna memperhatikan setiap ucapan Marcus, dadanya sedikit bergetar melihat tatapan pria itu yang penuh cinta ketika memikirkan calon istrinya. Sejujurnya, terselip rasa iri di hatinya pada Lisa. “Dia wanita yang beruntung, ya?” ujarnya kemudian.

“Huh? Kenapa menurutmu dia beruntung?” Marcus melirik Anna di sampingnya dengan bingung.

“Karena kau begitu mencintainya.” Anna menghindari tatapan Marcus ketika menjawabnya.

“Bagaimana denganmu? Apa kau belum memiliki pasangan?” Marcus mencoba mengalihkan pembicaraan tentangnya, sejujurnya ia sedikit penasaran tentang kehidupan pribadi Anna Walkins. Gadis ini benar-benar memberikan kesan misterius padanya.

Anna terdiam sejenak sebelum menggeleng dan menjawab, “Aku sedang ingin fokus pada karirku dan tidak ingin terikat pada hubungan apapun untuk saat ini.”

“Begitukah? Padahal aku yakin banyak pria yang tertarik ingin menjadi kekasihmu.”

Dahi Anna berkerut sebelum akhirnya tertawa mendengar pernyataan Marcus, ia sedikit memutar tubuhnya menghadap Marcus dan bertanya dengan nada geli, “Kenapa kau berpikir begitu tuan?”

Marcus ikut tersenyum lalu menjawab dengan nada acuh tak acuh, “Aku yakin kau pasti tahu alasannya. Seperti, kau enarik, wanita yang cerdas dan juga baik.” Jawabnya dengan tulus.

“Begitukah menurutmu? Tapi, aku tidak merasa seperti itu.” Anna kembali bersandar di jok mobil dan menghadap ke depan dengan senyum tipisnya.

“Menurutku kau seperti itu. Aku yakin suatu saat kau akan mendapatkan pria yang baik untukmu.”

Anna kembali terdiam sebelum akhirnya mengangguk setuju, “Yeah, kuharap juga begitu.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 77 – Rosy dan Morning Sicks-nya

    Anna menatap kondisi temannya itu dengan prihatin. Dalam hati ia bersyukur tidak mengalami morning sicks separah Rosy yang membuatnya mampu tetap bekerja dan melakukan apapun yang membuatnya terhibur. “Apa ini sudah bulan ke tiga?” tanya Anna sembari memijat telapak tangan Rosy. Ia memutuskan untuk duduk di pinggiran sofa dan mengurus Rosy sebelum pergi ke ruangannya. “Ini bulan ke empat. Kata dokter kemungkinan ini akan berlangsung hingga usia kandungannya memasuki bulan ke enam.”Anna meringis, lalu mengambil tisu dan mengelap keringat di wajah Rosy. “Apa kau sudah sarapan?” tanya Anna lagi. “Sudah, tadi pagi Ernest membuatkanku roti panggang dengan selai apel dan juga memotongkan beberapa apel.” Setelah mengatakan itu, Rosy kembali memejamkan matanya karena setiap ia membuka mata, seluruh ruangan terlihat berputar-putar membuatnya merasa semakin pusing.‘Tok tok tok’“Masuk.” Anna menjawab kepada Sunny y

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 76 – Kembali Ke Rutinitas Lama

    Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat. Satu tahun terlewatkan begitu saja tanpa masalah yang berarti. Hanya saja rencana resepsi pernikahan Marcus dan Anna harus tertunda selama beberapa bulan karena kondisi Anna yang tidak memungkinkan untuk berada di tempat keramaian. Apalagi usia Kennard yang masih begitu kecil dan rentan membuat Anna khawatir bahwa bayi kecil itu akan kelelahan dan rewel selama mereka mengadakan acara resepsi. Jadi, karena itulah acara resepsi ditunda setelah berdiskusi dengan keluarga Marcus.“Kau akan ke kantor?” tanya Marcus ketika melihat istrinya sedang duduk di depan meja rias untuk berdandan dalam balutan baju kerjanya. Anna menatap Marcus melalui cermin di depannya dan mengangguk. “Ya, ada beberapa design baru yang harus kulihat. Apalagi Rosy sedang mengalami morning sicks jadi dia tidak bisa selalu hadir di kantor untuk terus menggantikanku.”“Kau akan membawa Ken, juga?” tanyanya lagi.“Ya, bersama bibi Jessy.”“Baiklah, kalau begitu aku akan menga

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 75 – I’m Sorry

    “Apa menurut Bibi aku harus menikah sendirian tanpa Ayah dan keluargaku?” tanya Anna lirih. Ekspresinya seolah ingin menangis memikirkan nasib dirinya sendiri yang dicampakkan oleh keluarga kandungnya. Jessy memandangi wanita itu dengan ekspresi sedih. Bayangan Anna kecil entah mengapa tiba-tiba terlintas di kepalanya. Sosok gadis kecil yang selalu memangis di malam hari itu kini sudah tumbuh dewasa menjadi seorang istri dan ibu yang baik hati. “Bibi tidak mengatakan bahwa Nyonya harus menikah tanpa keluarga Nyonya, tapi apakah Tuan Besar dan para Tuan Muda pernah menganggap Nyonya sebagai keluarga mereka?” Anna terdiam. Ia ingin membantah bibi Jessy namun ia sadar bahwa apa yang wanita paruh baya itu katakan memang benar. Ayah dan para kakak laki-lakinya tidak pernah menganggapnya sebagai bagian dari keluarga. Hanya para pelayan dan kepala pelayan yang bekerja di kediaman Mansion Walkins yang menyayanginya.Meskipun Anna dibenci oleh Ayah dan Kakak laki-lakinya, mereka tet

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 74 – Rencana Pernikahan

    "Aku sudah memikirkannya beberapa hari ini,” ujar Marcus tiba-tiba saat ia dan Anna tengah menikmati waktu makan siang bersama. Anna menghentikan gerakannya dan menatap Marcus dengan bingung, “apa itu?” tanyanya penasaran. “Aku ingin mengadakan acara resepsi pernikahan kita di hari ulang tahunmu.” Hening beberapa saat. Anna menatap Marcus terkejut seolah tidak memahami apa yang baru saja ia dengar dari suaminya. Resepsi pernikahan... Itu bukanlah acara biasa yang bisa Anna putuskan begitu saja. Banyak hal yang harus mereka pikirkan dan persiapkan untuk hal itu. Termasuk restu dari ayahnya. Setidaknya, ia butuh pria itu untuk mendampinginya berjalan di altar sebagai seorang ayah. Marcus yang menyadari perubahan di wajah istrinya merasakan ada yang tidak benar. Apa Anna tidak menyukai idenya? Pikirnya dengan kebingungan. “Kau tidak suka?” tanyanya. Wanita itu menatap Marcus sekali lagi lalu tersenyum dan menggeleng pelan, “aku menyukainya. Bukankah mengadakan resepsi pernikahan a

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 73 – Menahan Diri

    Hari semakin gelap ketika mereka mencoba satu per satu wahana yang ada di taman itu. Dari semua wahana, Rosy sengaja menyisakan wahana bianglala untuk mereka naiki paling akhir ketika matahari akan tenggelam. Rosy ingin melihat sunset ketika mereka berada di atas bianglala, dan Ernest dengan sabar menuruti semua keinginan istrinya itu.“Selamat sore, Tuan Mars, Nyonya Mars.” Seorang pria berambut hitam mengenakan jas biru muda sedikit membungkuk menyambut Ernest dan Rosy ketika mereka tiba di depan pintu masuk bianglala.Sebelumnya asisten Ernest memang telah menghubungi manajerial taman hiburan jika Ernest dan Rosy akan datang mengunjungi taman itu untuk berkencan. Dan berkat itulah Ernest dan Rosy dapat menaiki semua wahana dengan nyaman tanpa harus mengantri panjang mengikuti pengunjung lainnya.Rosy yang pertama kalinya mendapatkan perlakuan seistimewa itu merasa takjub akan kuasa suaminya. Menjadi kaya dan berkuasa memang sangat menyenangkan!“Halo, George. Kau menjaga taman ini

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 72 – Boneka Lumba-lumba

    Tidak banyak hal yang berubah dari hubungan Ernest dan Rosy setelah mereka menikah. Yang berubah hanya sikap Ernest yang semakin posesif setiap harinya terhadap Rosy. Meskipun wanita itu tidak membencinya, namun terkadang sikap Ernest yang terlalu berlebihan membuat Rosy merasa lelah.Seperti saat ini, ketika mereka akan pergi kencan di luar, pria itu terus-terusan mengomentari baju yang Rosy kenakan.“Ganti, itu terlalu pendek.”“Terlalu terbuka, kau bisa kena flu.”“Pria mana yang akan kau goda dengan penampilan itu?”Dan banyak lagi komentar yang pria itu lemparkan padanya hingga akhirnya Rosy hanya mengenakan summer long dress lengan panjang dengan belahan dada yang sedikit rendah.“Please, hentikan itu, Ernest. Kau terlalu berlebihan,” keluh Rosy pada suaminya yang memasang ekspresi curiga dengan kedua alis hampir bersatu.“Kenapa? Apa mungkin memang itu tujuanmu? Memakai baju terbuka untuk menggoda pria lain?” tuduh Ernest dengan ekspresi gelap.Rosy memutar bola mata malas dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status