Share

BAB 5 – Gaun Pengantin

Kurang dari setengah jam Anna dan Marcus tiba di sebuah butik ternama di kota itu, butik ini merupakan salah satu butik milik keluarga Bond. Meskipun begitu, Anna juga telah lama bekerja sama dengan butik ini dalam membuat beberapa gaun pengantin untuk event pernikahan yang telah dia tangani. Hasil pengerjaan mereka luar biasa mengagumkan, banyak pasangan yang merasa puas dengan hasil pengerjaan mereka, sehingga membuat Anna merasa lebih yakin untuk menyewa jasa perancangan gaun pengantin di sini.

“Halo, Anna! Tuan Muda Bond! Senang bertemu dengan kalian berdua. Apa kalian datang bersama?”

Anna dan Marcus hanya dapat tersenyum canggung, kemudian Marcus menjawab dengan nada sopan,”Ya, kami datang bersama. Apa kabarmu Nyonya Marie?”

“Ha ha ha! Aku sangat baik. Aku benar-benar merasa bersemangat karena akan merancang gaun pernikahan untuk calon istrimu Tuan Marcus!” Marie Antonius menjawab dengan tawa cerianya, meskipun ia sudah berusia 40 tahun, tapi wajahnya sungguh tidak terlihat menua. Aura kecantikannya memancarkan aura yang menyenangkan dan membuat siapapun merasa nyaman.

“Tapi dimana Nona Romanov? Bukankah harusnya ia ikut bersama kalian untuk mengukur tubuhnya?”

Tersenyum tipis, Marcus merasa lidahnya kelu saat menjawab pertanyaan Nyonya Marie. “Lisa tidak bisa datang, jadwalnya sangat padat akhir-akhir ini. Dia memberitahuku bahwa ada kontrak pemotretan yang harus diselesaikannya sebelum pernikahan kami.”

“Ah, begitukah? Sayang sekali. Lalu, bagaimana kami bisa membuat rancangannya?’

Marcus melirik Anna di sebelahnya sejenak, “Aku berencana memintamu untuk menyesuaikan ukuran Lisa dengan ukuran nona Walkins. Kurasa ukuran tubuh mereka tidak terlalu berbeda jauh,” jawabnya dengan ragu, kemudian menambahkan, “ini hanya untuk sementara, jika gaun itu sudah akan selesai setengahnya, barulah aku akan membawa Lisa untuk lebih memastikan ukurannya. Bagaimana dengan itu nyonya?”

 “Baiklah, kita bisa melakukan itu. Duduklah dulu sementara kami akan mempersiapkan segalanya.”Sebelum Marie pergi, Anna menahannya dan menyerahkan hasil rancangan gaun yang telah ia buat sebelumnya dan menjelaskan beberapa hal dengan serius.

Disebelahnya Marcus hanya diam memperhatikan bagaimana Anna terlihat begitu mempesona dalam banyak hal. “Wow! Anna! Ini... ini benar-benar keren! Aku tidak menyangka kau akan merancang gaun sebagus ini! Baiklah aku akan memakai ini dan berbicara dengan para penjahitku. Tunggu di sini.” Dengan langkah penuh semangat wanita peruh bayar itu berjalan ke arah staff nya dan mempersiapkan segala hal.

Keheningan kembali mendatangi Anna dan Marcus tepat setelah nyonya Marie pergi, Anna melirik Marcus yang terlihat tengah melamun, lalu berdehem pelan dan bertanya dnegan nada ragu, “Apa calon istri anda tidak bisa cuti dari pekerjaannya meski hanya sebentar saja?”

Marcus menatap Anna sejenak dan menjawab pertanyaan Anna dengan ekspresi pahit, “Aku sudah menyarankan itu, tapi dia bilang itu tidak bisa karena pekerjaannya adalah bagian dari jiwanya.”

Dalam hati Marcus juga merasa bahwa Lisa sudah sedikit keterlaluan karena tidak pernah terlihat serius pada persiapan pernikahan mereka. Berulang kali Marcus meyakinkan dirinya bahwa Lisa melakukan ini semua bukan karena sengaja. Tapi benar-benar karena tuntutan pekerjaannya.

Mendengar jawaban Marcus, Anna tidak dapat berkata apapun lagi, ia hanya bisa menghela napas dalam hati merasa sayang jika Marcus harus menikah dengan wanita arogan dan ignorant seperti Lisa. Selang beberapa menit, ponsel Marcus berdering menampilkan nama Lisa di layar ponselnya.

Secercah harapan terselip dalam hati Marcus melihat Lisa menelpon, ia berharap gadisnya akan menyusul mereka untuk mencoba gaunnya sendiri. “Halo, sayang? Kau dimana?”

“Aku masih di lokasi pemotretan, aku menghubungimu hanya untuk menyakan bagaimana gaunku? Apa kalian sudah mengukurnya?” Pertanyaan Lisa membuat senyum cerah di wajah Marcus menghilang bergantikan dengan senyum kecutnya, wajahnya terlihat kusut.

“Seperti saranmu, kami meminta nyonya Marie menyesuaikan ukuranmu dengan ukuran nona Walkins.”

“Bagus, pastikan tidak ada kesalahan saat aku memakainya nanti. Aku ingin ukuran yang benar-benar pas dengan tubuhku!”

Anna mengernyit mendengar jawaban Lisa, begitupun dengan Marcus yang langsung terdiam dengan ekspresi gelap di wajahnya seolah awan mendung menyelimutinya. “Jika kau ingin yang benar-benar pas, mengapa kau tidak menyempatkan diri untuk datang sendiri ke sini?”

“Kau tahu aku sangat sibuk! Jadi urus saja olehmu dan nona Walkins. Jangan lupa untuk mengirimkan desainnya juga padaku!” Nada suara Lisa meninggi di seberang telepon sedikit membentak Marcus sebelum menutup panggilan teleponnya dengan kasar membuat Marcus semakin kesal.

‘Sial! Kenapa sikapnya semakin buruk saja akhir-akhir ini?!’ Marcus mengusap wajahnya dengan frustasi setelah menyimpan ponselnya di saku celananya. Ia benar-benar merasa frustasi.

“Nona Walkins, silahkan ikuti saya,” seorang pegawai butik emnghampiri Marcus dan Anna di ruang tunggu dengan senyum terbaiknya untuk membawa Anna ke ruang pengukuran. Anna menatap Marcus sejenak merasa sedikit bingung tentang apa yang harus ia lakukan untuk menghibur pria itu. Tapi ia akhirnya hanya mengusap bahu Marcus sejenak sebelum beranjak mengikuti pegawai wanita itu ke ruangan khusus.

Melihat Anna memasuki ruangan khusus, Marcus tidak tahu harus tertawa atau menangis menghadapi situasi seperti ini. Ini membuatnya merasa bahwa ia menikahi Anna Walkins, bukannya Lisa Romanov. Ia ingin tertawa menyadari betapa menyedihkannya dirinya, namun di satu sisi ia ingin menangis mengingat nasib pernikahannya yang benar-benar menyedihkan.

Lima belas menit berlalu, Anna kembali ke ruang tunggu bersama nyonya Marie yang terlihat bersemangat. “Tuan Marcus, semuanya sudah selesai. Jika ada hal lain yang diinginkan oleh calon istri Anda, segera beritahu saya agar kami dapat mengubah rancangannya sebelum gaun itu selesai.”

Marcus berdiri dan menatap Anna sejenak sebelum tersenyum dan menatap nyonya Marie, “Tentu nyonya, aku percaya hasil pengerjaanmu akan sangat luar biasa. Aku menantikan hasilnya.” Jawab Marcus sembari mengulurkan tangannya menyalami nyonya Marie. Kemudian mereka berpamitan dan kembali ke mobil bersama Anna meninggalkan butik.

“Apa sekarang kita akan ke toko bunga?” tanya Marcus setelah ia melajukan mobilnya. Sejujurnya Marcus masih merasa sedikit penasaran dengan penampilan Anna yang mengenakan gaun pengantin, namun ia menepis jauh-jauh pemikirannya untuk menyadarkan dirinya sendiri.

“ah, ya. Aku sudah membuat janji dengan pemiliknya.” Marcus mengangguk sebagai jawaban dan melanjukan mobilnya menuju toko bunga yang telah Anna beritahukan padanya sebelumnya.

Anna melirik Marcus sejenak, sebelum bertanya dengan hati-hati, “Apa kau kecewa karena seharusnya yang mengukur baju itu adalah calon istrimu tapi malah wanita lain?”

“Sejujurnya, ini memang mengecewakan. Tapi mau bagaimana lagi bukan? Dia sangat sibuk.” Marcus menjawab dengan kedua tangannya meremas stir mobilnya, ekspresinya sedikit mengeras dengan tatapan penuh kekecewaan.

 “Tapi kau benar-benar sangat mencintainya, bukan? Meskipun dia selalu sibuk,” Anna terdiam sejenak sebelum kembali membuka suaranya, “kau sungguh pria yang baik Tuan Bond.”

Mendengar pujian tulus Anna entah mengapa membuat amarah di dalam hati Marcus menguap, perlahan senyuman lembut muncul di bibirnya, “Ya, aku sangat mencintainya. Hubungan kami sudah berjalan selama lima tahun. Tapi, dulu sikapnya tidak seburuk sekarang. Dulu sebelum terkenal, Lisa memiliki banyak waktu luang untukku, dan dia juga wanita yang sangat baik dan lembut, karena itulah aku bertekad untuk menikahinya.”

Anna memperhatikan setiap ucapan Marcus, dadanya sedikit bergetar melihat tatapan pria itu yang penuh cinta ketika memikirkan calon istrinya. Sejujurnya, terselip rasa iri di hatinya pada Lisa. “Dia wanita yang beruntung, ya?” ujarnya kemudian.

“Huh? Kenapa menurutmu dia beruntung?” Marcus melirik Anna di sampingnya dengan bingung.

“Karena kau begitu mencintainya.” Anna menghindari tatapan Marcus ketika menjawabnya.

“Bagaimana denganmu? Apa kau belum memiliki pasangan?” Marcus mencoba mengalihkan pembicaraan tentangnya, sejujurnya ia sedikit penasaran tentang kehidupan pribadi Anna Walkins. Gadis ini benar-benar memberikan kesan misterius padanya.

Anna terdiam sejenak sebelum menggeleng dan menjawab, “Aku sedang ingin fokus pada karirku dan tidak ingin terikat pada hubungan apapun untuk saat ini.”

“Begitukah? Padahal aku yakin banyak pria yang tertarik ingin menjadi kekasihmu.”

Dahi Anna berkerut sebelum akhirnya tertawa mendengar pernyataan Marcus, ia sedikit memutar tubuhnya menghadap Marcus dan bertanya dengan nada geli, “Kenapa kau berpikir begitu tuan?”

Marcus ikut tersenyum lalu menjawab dengan nada acuh tak acuh, “Aku yakin kau pasti tahu alasannya. Seperti, kau enarik, wanita yang cerdas dan juga baik.” Jawabnya dengan tulus.

“Begitukah menurutmu? Tapi, aku tidak merasa seperti itu.” Anna kembali bersandar di jok mobil dan menghadap ke depan dengan senyum tipisnya.

“Menurutku kau seperti itu. Aku yakin suatu saat kau akan mendapatkan pria yang baik untukmu.”

Anna kembali terdiam sebelum akhirnya mengangguk setuju, “Yeah, kuharap juga begitu.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status