Share

08. Diam-Diam Merindukan

"Kau tidak seharusnya datang kemari!"

Rhea tersenyum simpul, kepalanya menggeleng kecil, "Tidak masalah. Lagi pula, aku juga merindukan kopi di sini." balasnya sambil menunjukan gelas ice kopi di tangan yang sempat ia beli di coffee shop sebrang.

Saat ini, Rhea sedang menginjakan kakinya di lobi kantor Aktaraja Holding. Alibinya untuk bertemu dengan Isabell, padahal ada niat tersembunyi, apa lagi kalau bukan untuk melihat wajah seseorang yang tiba-tiba ia rindukan.

Isabell berdesis, "Benar hanya merindukan kopi? sepertinya ada seseorang yang pasti kau rindukan di sini?" balas Isabell dengan tatapan menelisik.

Rhea tergugup, gelagatnya berubah salah tingkah. Isabell memang pandai membaca pikiran seseorang.

"Apa maksudmu?"

"Maksudku kau pasti merindukan teman kantormu yang dulu, kan?" jawab Isabell membuat Rhea menghembuskan napas lega.

"Ya, sedikit."

Isabell berdecih, wajah devilnya kini terpasang, "Teman kantor atau Pak Direktur?" tanyanya membuat napas Rhea tercekat.

"Anak ini!
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status