Share

Chapter 127

“Iya, terima kasih,” balas Irene.

Bukannya kembali. Devian justru berdiri—tak lama mengambil duduk di hadapan Irene. “Lo gak capek belajar mulu?”

“Capek.” Irene bertopang dagu. “Tapi gue gak mau disalip sama orang di hadapan gue ini.”

Irene dan Devian adalah musuh. Tidak hanya musuh dalam uang per-kas an. Tapi juga dalam rangking di sekolah. Devian dan Irene saling mengejar untuk menjadi yang pertama. Oh bukan, lebih tepatnya hanya Irene yang berusaha menjadi yang pertama dalam ranking paralel. Kalau Devian sih, santai saja.

Devian berdecih. “Segitunya lo.”

“Kakek pandu itu beneran kakek lo?” tanya Irene.

Devian mengangguk. “Kakek dari nyokap gue.”

Irene mengangguk. “Oh..” hening. Devian tidak ada niat untuk melanjutkan pembicaraan mereka. “Gue baru aja pindah di sekitar sini. Itu kenapa gue suka jajan di sini.”

“Udah ketebak. Muka-muka introvert kayak lo ini gak akan keluar jauh dari rumah.”

Irene mengibaskan tangannya. “Udah sana lo, gue mau belajar.”

Devian menggeleng pel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status