Share

Pulang Berduaan

Author: NonaRein
last update Last Updated: 2025-02-04 13:20:21

Bukti apalagi yang harus aku cari buat membuktikan kalau status Mbak Miska ini memang ditujukkan buat suamiku? Hampir semalaman aku tidak kunjung menutup mata akibat memikirkannya, kalau sampai kenyataannya benar, aku bingung harus bagaimana.

Entah apa karena aku yang terlalu polos selama ini, mengganggap tidak ada yang terjadi sehingga aku tidak tahu di belakangku ada apa.

Bangun tidur, tenggorokanku terasa kering. Kulirik sebelah tempat tidurku dimana biasanya suamiku berada di sana, ternyata sudah kosong. Kemana suamiku sepagi ini?

Curiga, kusibak selimutku. Gegas kucari keberadaan suamiku berada, sampai ke lantai bawah. Namun kucari-cari, entah dimana dia berada hingga telingaku menangkap suara seseorang di halaman belakang.

"Kamu jangan sering bikin status WA. Lama-lama nanti Dinda bisa curiga." Dari belakang Mas Fahri nampak menyugar rambutnya. "Iya itu kamu bikin status dibeliin tas sama aku, kalau Dinda tau gimana? Berabe kan?"

Kuseret ludahku susah payah, apa telingaku tidak salah dengar? Jadi perasangkaku semalam itu benar kalau ternyata suamiku memang ada hubungan dengan jendes itu?

Perih, mataku memanas. Aku memejam tak kuasa menahan derai air mataku lagi, cepat-cepat ku angkat kaki kala mendengar suara drap langkah mendekat, takut kalau itu suara Mas Fahri yang hendak keluar dari kamarnya Mama. Pura-pura aku menyibukkan diri di dapur, mencuci dua gelas kotor yang teronggok di wastafel.

"Dinda, sejak kapan kamu di sana?"

Deg,

Jantungku berdegup kencang kala mendengar suara Mas Fahri di belakangku. Suamiku itu makin mendekat dan berdiri di sampingku, memindai wajahku dari dekat.

"Kenapa matamu basah?" Mas Fahri memalingkan wajahku, menatapku lekat-lekat.

"Ini tadi bekas cuci muka, Mas darimana ko nggak ada di kamar waktu aku bangun?"

"Oh, Mas habis dari kamarnya Mama. Tadi Mama bilang nggak enak badan, mungkin masuk angin. Nanti kamu tolong bawa sarapan Mama ke kamar aja ya," pinta Mas Fahri malah bikin aku gagal fokus. Jelas aku dengar kalau Mas Fahri dari halaman belakang, tapi sudah berbohong bilang dari kamar Mama.

"Iya Mas, nanti aku bawain," jawabku dengan segudang emosi yang sudah menggumpal di dada. Suamiku itu sudah benar-benar bermain cantik rupanya selama ini. Aku tak tahu sejak kapan semuanya berlangsung dan pastikan aku akan membongkar semuanya.

selesai mengurusi Mama dan memastikan Mas Fahri berangkat ke kantor, lekas aku siap-siap keluar rumah. Kayaknya aku butuh teman cerita dan aku meminta bertemu dengan Nadia, sahabatku semasa kuliah dulu yang masih dekat sampai sekarang. Nadia sudah menikah punya anak dan suaminya pengusaha, fokusnya diam di rumah dan jadi ibu rumah tangga, sekali-kali keluar rumah buat hangout seperti denganku sekarang ini.

"Kamu yakin suami kamu ada main sama janda sebelah?"

Pantas dari nada bicaranya Nadia, kudengar dia nggak yakin. Nadia tahu kalau suami aku itu tipikal suami yang penyayang dan setia sejak kami pacaran dan akhirnya memutuskan menikah.

"Bukti pembelian tas itu yang bikin aku yakin, Nad, dan status jendes itu yang menguatkannya. Tiap kali bikin status pasti ngarahnya ke suami atau mama mertua. siapa yang nggak penasaran coba," ujarku berkeluh kesah. sampai detik ini sengaja aku nggak buka mulut atas kecurigaanku sama Mas Fahri, aku perlu ngumpulin bukti dulu buat nyerang kalau dia selingkuh.

"Iya juga ya, kalau aku jadi kamu, aku juga bakalan kayak gitu, curiga sama jendes itu. Apalagi mama mertua kamu kedapatan baik banget sama anaknya, manggilnya oma lagi. Bikin merinding kalau emang anaknya Fahri." sambil tubuhnya begidig seperti melihat hantu.

Bukan cuma Nadia yang merinding, aku juga merasakan hal yang sama. sejak kedatangan Mbak Miska jadi tetanggaku, aku perlahan mulai ingat perilaku Mas Fahri yang berubah kebiasaannya. Iya, aku perlahan-lahan, Mas Fahri tiga bulan terakhir ini banyak sekali alasannya. Pulang telat lah, nggak ada waktu buat makan siang sama-sama atau hari weekend kadang pergi kerja. Aku jadi makin yakin kalau ada sesuatu.

"Lagian nih kamu pake acara kerja sambilan segala, gaji Fahri kan dari ngantor itu gede, Din. Kamu percaya kalau keuangan perusahaan sedang tidak baik-baik saja? sementara kamu bilang Fahri beliin tas mahal seharga dua puluh juta, darimana coba uangnya?"

Memang bertemu dengan Nadia ini bikin mataku terbuka lebar, dan membenarkan kalau gaji suamiku memang dipergunakan untuk kebutuhan lain. Alasan ngasih Mama dan lain-lain itu hanyalah alasan Mas Fahri saja.

"Keluarga Fahri itu kan keluarga berada, kamu jangan mau dikibulin Din. Aku yakin Fahri emang selingkuh dan sebagian uangnya dikasihkan sama selingkuhannya."

***

Pulang ketemuan, aku seperti mayat hidup, Berjalan dengan tatapan kosong dan pikiran beribu-ribu berkumpul di otakku. Andaikan benar kalau suamiku selingkuh, aku akan menggugatnya dan pergi dari kehidupannya sejauh mungkin.

Suara deru mesin mobil yang aku kenali sebagai mobilnya Mas Fahri bikin aku menoleh karena aku dengar mobilnya suamiku itu berhenti di depan rumahnya Mbak Miska.

"Ko malah berhenti di sana?" gumamku sambil mengernyitkan kening, buru-buru dengan setengah berlari menuju halaman depan dan pandangan mataku bikin darahku mendidih, aku lihat jendes itu dadah-dadah manja sama suamiku lalu menutup pintu mobil suamiku. Apa tandanya mereka habis jalan berdua?

"Mas..!" seruku dengan nada tegas.

Mas Fahri dan jendes itu menoleh ke arahku dengan kaget. Jendes itu terlihat salah tingkah di depanku sambil sebelah tangannya memegang belanjaan cukup banyak.

"Darimana kalian? Ko jalan berduaan?"

"Dinda, Mas nggak sengaja ketemu Miska di jalan depan sana. Makanya Mas ajak daripada jalan kaki," kata suamiku beralasan.

"Iya Dinda, aku nggak sengaja ketemu suami kamu. Maaf ya jadi ngerepotin dan jangan salah paham."

Gimana nggak salah paham, di saat aku sudah menaruh curiga, mereka kedapatan pulang berdua.

"Dinda!" Mama mertuaku keluar dari rumah, menghampiri kami bertiga. "Kalau cuma ngasih tumpangan ya jangan dibikin masalah. Namanya berbuat baik sama tertangga nggak ada salahnya kan?"

Aku sampai ingin tergelak karena secara nyata mama mertuaku ini malah belain anak dan jendes nyebelin yang kegatelan itu.

"Tapi kalau ada tetangga tau kan disangkanya lain-lain, Ma.."

"Makanya kamunya masuk, jangan berisik di jalan kayak gini. Malu-maluin tau!" Tatapan galak mama mertua bikin aku makin tak paham, apa mama mertua ini tidak punya hati dan perasaan jadinya nggak respect sama aku karena cemburu melihat suamiku dengan janda pulang berduaan. "Miska, maafin Dinda ya, dia emang kayak gitu ko."

Sumpah, aku gondok bukan main. Kenapa juga mama sampai minta maaf atas namaku pulang.

"Nggak apa ko, Ma. Wajar ko, mungkin Dinda cemburu."

Apa barusan mama? Jendes tetangga sebelah itu manggil mertuaku dengan sebutan yang sama. Apakah tidak terlalu akrab dengan orang yang jarang bertemu, lagipula aku sama tetangga di sekitar rumahku ini selalu manggil tante sama yang lebih tua, tidak seperti Mbak Miska yang mungkin berharap mama mertuaku ini adalah mama mertuanya juga.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Selingkuhan Suamiku   Fahri Datang Lagi

    Pak Raga terlihat sedikit terdiam saat mendengar pertanyaanku.“Saya kenal Miska karena kami masih ada hubungan keluarga. Dia sepupu jauh saya,” ucapnya dengan nada tenang, tapi cukup mengejutkan buatku.Deg.Aku refleks meneguk ludah. Mataku melebar, tak percaya dengan jawaban itu. Jadi... mereka masih ada hubungan saudara?“Serius, Pak? Maksudnya... kalian itu masih keluarga?”Raga mengangguk pelan. “Iya. Nggak dekat banget sih, saya ngerasanya kayak gitu.”Astaga. Kalau begitu...Kepalaku mendadak dipenuhi banyak skenario. Kalau aku dekat dengan Pak Raga… pasti Miska nggak akan suka. Wanita itu nggak pernah suka kalau ada sesuatu yang bukan miliknya ikut disentuh orang lain. Bahkan kalau hanya sebatas perhatian.Diam-diam muncul ide kecil dalam benakku. Mungkin... aku bisa memanfaatkan kedekatanku dengan Pak Raga untuk membalas dendam ke Miska. Bukan dengan cara jahat, tapi biar dia tahu rasanya tersisihkan.***Keesokan harinya, setelah Pak Raga pulang dan aku sedikit merasa lebih

  • Selingkuhan Suamiku   Jangan Dekati Dinda!

    Mataku seketika melebar kala melihat Mas Fahri tiba-tiba saja menarik kerah kemejanya Pak Raga. Spontan aku yang tadinya menjauh seketika berlari demi menghindari agar Mas Fahri tidak melakukan hal gegabah. Nahas, kakiku terkilir kemudian aku jatuh dan saat itu juga bokongku terasa sakit sekali apalagi pergelangan kakiku yang terkilir.Dua lelaki yang tadinya beradu pandangan tajam lantas menolong, terutama suara Pak Raga yang menyebut namaku."DINDA!" Suara yang aku tahu kalau nadanya seperti nada kekhawatiran."Aaww..." Bukan cuma bokong dan pergelangan kakiku saja ternyata yang sakit, kram cukup hebat menerjang perutku. Membuatku kesakitan sekali."Dinda.." Samar kulihat dan kepalaku pusing sekali, entah semuanya mendadak gelap dan aku tidak tahu apa-apa lagi setelah itu. *Bau desinfektan, aroma karbol khas rumah sakit tertangkap hidup saat mataku membuka. Tirai putih di sekelilingku dan tanganku yang sudah ditusuk jarum infus menyadarkanku kalau saat ini aku sedang berada di r

  • Selingkuhan Suamiku   Fitnah Tak Jelas

    POV DindaLama-lama kehamilanku ini malah tambah parah rasanya, mulai nggak bisa semua makanan aku nikmati dan aku juga nggak bisa menerima bau-bauan yang hinggap ke hidungku. Rasanya tuh mual dan lama-lama mau muntah. Sepertia saat ini, tetiba wangi parfum yang malah bikin kepalaku pusing. Wanginya nggak nyengat, nggak terlalu strong, manly tapi herannya nggak bisa aku terima dan lebih kagetnya kala mendapati bahwa Pak Ragalah pemilik wangi itu. Beliau ada di depan kubikel aku, spontan aku lirik teman-teman timku takut ada yang salah paham melihat 'kedekatanku' dengan Pak Raga."Din, sarapan dulu." Beliau nyimpan sesuatu, kotak makanan karena aromanya tercium nikmat. Kayanya enak, lagian kebetulan belum sempat sarapan."Buat saya Pak?" tanyaku sok pura-pura."Menurutmu buat siapa? Nggak ada orang lain lagi di ruangan ini."Ya karena memang cuma baru beberapa yang datang, itupun mereka lagi di pantry, biasalah sarapan, ngopi sambil gosip.Pak Raga tergolong bos yang rajin, masih ada

  • Selingkuhan Suamiku   Hancur Perlahan

    "Jadi Raga lagi deket sama janda?" Tante Nelly kelihatan termenung, pasti pikirannya sudah terkontaminasi oleh ceritaku tentang si Dinda."Iya Tan, Tante coba deh bicara baik-baik sama Raga. Masa iya seorang Raga bisa sama janda kaya perempuan itu, dia perempuan nggak punya Tan. Rumahnya aja ngontrak, terus bukan dari turunan keluarga yang selevel dengan keluarga Tante. Ya Miska cuma menyayangkan aja, kasihan nanti kalau Om sama Tante harus malu pas kabar ini sampai ke kolega atau rekan bisnis kan."Perlahan Tante Nelly nggangguk, yes aku rasa misiku sudah hampir berhasil. Aku yakin banget setelah ini Raga nggak akan pernah kelihatan atau terdengar dekat lagi sama Dinda.Kami cukup lama ngobrol hingga akhirnya aku bisa lihat Raga keluar dari kamarnya di lantai atas, lah aku kira Raga sudah berangkat ke kantor tapi rupanya dia masih ada di rumah. Wah bisa-bisa nanti dia curiga sama aku lagi."Hai Ga.." Tanganku melambai nyapa dia yang menghampiri kami."Hai Mis, tumben..""Iya nih, kan

  • Selingkuhan Suamiku   POV Miska

    "Gimana, lo udah berhasil ngerjain si Dinda?" Kesal juga menunggu cukup lama di depan gerbang rumah.Sejak aku tahu kalau dia tinggal di perumahan itu, aku jadi punya ide buat ngerjain dia. Minimal bikin dia takut dan akhirnya nggak betah tinggal di Jakarta. Aku nggak mau yah kalau Mas Fahri nyamperin dia dengan alasan-alasan lain. Seperti kayak tempo hari, suamiku minta diantar buat urusan surat cerai. Padahal tinggal minta pengacara saja buat urus semuanya bikin hatiku ketar-ketir nggak jelas. "Berhasil Bos, cuma.." Orang suruhanku natap aku dalam-dalam kayak ada yang janggal."Saat kami mau masuk ke rumahnya, di rumah sebelahnya kayak masih rame Bos. Untungnya kami nggak jadi aksi, soalnya nggak lama setelah itu kami lihat ada mobil mewah datang pas kami udah kabur naik motor.""Mobil mewah?" Keningku mengernyit dalam, mobil siapa yang dia maksud itu."Iya Bos, kami nggak tau siapa yang ada di dalamnya karna kami langsung kabur dari perumahan itu."Penuturan anak buahku bikin aku

  • Selingkuhan Suamiku   Diinterogasi Pak RT

    Sekelebatan dua orang tadi terlihat lagi, keduanya naik motor dengan mesin yang tidak dinyalakan. Aku nggak salah lagi, jelas sekali mataku ini melihat kedua orang yang lari dari arah rumahku menuju tempat gelap dimana motor mereka berada.Diiringi ketakutan akibat mati lampu, mau tak mau memberanikan diri menyalakan meteran listrik di luar sana. Kalau tidak kan listrik di rumahku bakalan mati sampai pagi, anehnya pos ronda yang tak jauh dari rumah kelihatan sepi kalau biasanya ada yang jaga sampai subuh. Sayup-sayup terdengar suara deru mesin mobil makin dekat dan tak salah lagi, mobil yang aku kenali parkir di depan rumah. Itu mobilnya Pak Raga, ada apa coba datang lagi malam-malam begini? Bikin aku was-was disamperin bos di waktu yang kurang wajar."Dinda, kenapa listrik rumahmu mati? Apa tokennya mati?" Kulihat Pak Raga menghampiriku yang memang belum sempat menyalakan meteran listrik. Pun saat baru akan aku jawab, tetangga sebelah rumah keluar dan bertanya dengan suara nyaring.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status