Share

Selingkuhannya Hamil
Selingkuhannya Hamil
Penulis: Atonim

Bab 1

Penulis: Atonim
Aku hanya berdiri mematung dengan kaget sambil memandang sosok yang tidak akan pernah kulupakan di poli kandungan rumah sakit itu. Rasanya sekujur tubuhku jadi dingin.

Rasa sakit akibat tusukan pisau ke perutku masih memenuhi pikiranku, tetapi suamiku yang dulu menangisiku dengan pilu itu malah memeluk erat si pelaku dengan penuh sayang sambil mengelus-elus perut si pelaku.

Bahkan dari kejauhan pun aku bisa merasakan limpahan kasih sayang seorang ayah dalam diri suamiku.

Jadi, pernikahan yang selama ini kupandang sebagai sebuah keselamatan itu ternyata bohong.

Orang tuaku yang berjanji akan selalu berada di sisiku justru menghancurkan bukti tanpa memberitahuku. Mereka memaksa Anton menikahiku demi memberikan perlindungan ekstra bagi putri kandung mereka.

Dengan begini, putri kandung mereka tidak akan dipenjara karena dianggap tidak melakukan kejahatan secara sengaja.

Benar-benar konyol.

Aku menahan rasa sedihku dan memalingkan pandanganku dari Anton. Tiba-tiba, layar ponsel yang kugenggam pun menyala. Ternyata orang tuaku yang menelepon.

Dering ponsel yang terus terdengar itu seolah menunjukkan betapa cemasnya si penelepon. Aku menenangkan diri dan mengangkat panggilan itu.

"Sisil, kamu ke mana? Kepala pelayan bilang kamu sudah keluar sejak siang? Apa kamu pergi ke rumah sakit? Kenapa kamu bandel sekali? Kami sudah berkali-kali bilang kamu harus mengajak orang lain kalau mau keluar karena lagi nggak enak badan. Bagaimana kalau kamu sampai kenapa-kenapa di jalan?"

Aku mengepalkan tanganku dengan erat, kuku-kukuku yang terawat menusuk telapak tanganku dan menyadarkanku.

Mereka bertanya di momen seperti ini karena memang takut aku kenapa-kenapa atau takut aku akan tahu yang sebenarnya?

"Sisil, kamu dengar nggak sih Ayah bilang apa? Kamu di mana? Kami ada di rumah sakit, kami akan menemuimu sekarang."

Pertanyaan yang terkesan baik hati itu justru bagai pisau yang mengiris hatiku.

Aku berpikir sejenak, lalu menjawab dengan suara pelan, "Aku lagi di kamar mandi poli kandungan. Ayah dan Ibu terlalu cemas. Aku 'kan hanya datang buat periksa, mana mungkin kenapa-kenapa?"

"Lagi pula, aku sudah dewasa. Aku nggak mungkin terus-terusan merepotkan kalian."

Aku mengeluh dengan sikap acuh tak acuh yang membuat orang tuaku bernapas lega.

Beberapa menit kemudian, ibuku bergegas ke kamar mandi. Dia menarikku berdiri dan menatapku. "Kamu nggak apa-apa? Sudah diperiksa?"

Bulu matanya yang terkulai memperlihatkan betapa gelisahnya ibuku, apalagi saat teringat akan dua orang yang tadi buru-buru berjalan pergi.

Aku cukup yakin orang tuaku selalu mengikutiku bukan karena mereka takut aku kenapa-kenapa, melainkan karena mereka takut aku bertemu putri kandung mereka, Adinda Abdi, dan merusak rencana mereka.

"Bu, aku nggak apa-apa. Aku hanya mual waktu sampai di rumah sakit, jadi agak lama dan belum sempat periksa."

"Syukurlah."

Ibuku menanggapi secara refleks, tetapi kemudian menyadari ada yang salah dan menatapku lagi dengan tegas.

"Untunglah kamu belum diperiksa. Sekarang kami ada di sini, jadi mana mungkin kami akan membiarkanmu menghadapi semua peralatan dingin itu sendirian?"

"Ayo, kita masuk bersama."

Seorang pria paruh baya yang tampak baik hati berdiri di pintu toilet, pria itu adalah ayahku.

Meskipun aku bukan anak kandung, aku tumbuh besar dalam pelukan hangat ayahku. Selama ini, aku selalu beranggapan bahwa dialah orang yang paling mencintaiku di dunia ini. Baru hari ini kusadari bahwa semua itu sia-sia apabila harus berhadapan dengan darah dagingnya sendiri.

Baiklah, aku juga akan memberikan kejutan yang besar sebagai balasannya.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Selingkuhannya Hamil   Bab 10

    Anton yang begitu Adinda rindukan itu justru sedang berdiri di luar rumahku saat ini.Setelah meninggalkan rumah itu, aku datang menemui orang tua kandungku karena berniat mengucapkan selamat tinggal.Anton pernah bilang bahwa orang tua kandungku tidak menyukaiku. Bagi mereka, bagaimana mungkin putri kandung yang tidak pernah mereka temui sejak kecil bisa mengalahkan putri yang mereka besarkan?Setelah Adinda menghilang, mereka pasti makin membenciku.Selama ini, aku selalu mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku sudah salah. Aku tak perlu iri pada Adinda. Orang tuaku juga menyayangiku.Ternyata, semua itu hanya mimpi. Saat aku bangun, ternyata aku kembali ke titik awal.Akan tetapi, pada pertemuan pertama kami, ibu kandungku justru langsung berlari menghampiriku sambil menangis dan memelukku erat-erat.Ibu kandungku dilema karena aku tidak kunjung pulang, tetapi juga takut aku pulang karena aku merasa tersiksa di luar sana.Baru saat itulah aku menyadari bahwa keluarga kandungku begi

  • Selingkuhannya Hamil   Bab 9

    Bahkan Anton pun terdiam.Dialah yang mencetuskan ide agar Adinda lolos dari kejahatan. Selama masa magang, Anton menilai Adinda sebagai pribadi yang sangat baik dan menyenangkan.Gadis seperti itu pasti terdorong oleh situasi yang sulit sehingga akhirnya melakukan hal seperti itu. Karena menyukai Adinda, Anton bersedia membereskan kekacauan yang Adinda timbulkan.Ternyata enam tahun setelah itu, Adinda malah membuat masalah dan berbicara tanpa tahu malu.Kalau itu aku, aku pasti tidak akan berbuat seperti ini.Anton pun refleks teringat kebaikanku dan ekspresinya menjadi makin tidak sabar."Adinda, nggak ada seorang pun di keluarga ini yang berutang budi padamu. Enam tahun yang lalu, orang tuamu dan aku sudah membereskan masalah yang kamu buat. Enam tahun setelahnya, jangan pikir kamu bisa menghindar begitu saja. Begitu aku menemukan Sisilia, kamu memohonlah padanya. Kalau dia ternyata nggak mau memaafkanmu, aku juga nggak akan peduli dengan semua ini."Setelah itu, Anton pergi sambil

  • Selingkuhannya Hamil   Bab 8

    "Wah, ternyata Keluarga Abdi benar-benar nggak tahu malu, ya. Tapi, nggak masalah. Aku sudah merekam semua ucapanmu barusan. Kalau sampai Sisilia kenapa-kenapa, kamulah yang akan dicurigai polisi terlebih dulu!"Tetangga itu menyingsingkan lengan bajunya dan menunjukkan ponselnya."Pak Beni nggak mungkin mencegatku, 'kan? Untung saja aku sudah bersiap. Aku sedang siaran langsung sekarang, jadi Pak Beni pasti paham, 'kan?"Semua komentar memuji tetanggaku sangat cerdik. Ayah mengepalkan tangannya dan memperhatikan tetangga itu berjalan pergi dengan ekspresi muram.Setelah pintu tertutup, dia pun meninju Anton. "Jawab, apa-apaan ini! Ke mana Sisilia pergi? Lalu, dari mana foto-foto ini berasal? Bukankah sudah kubilang jangan mengekspos Adinda kecuali kamu sudah 100% yakin? Apa kamu sebegitu cintanya padanya?"Sebagian besar foto yang bocor adalah foto Anton dan Adinda. Orang tuaku sama sekali tidak menduga bahwa Adinda-lah yang membocorkannya."Tanya saja pada putri kesayangan kalian itu

  • Selingkuhannya Hamil   Bab 7

    Anton benar-benar terkejut dengan perkataan si tetangga sampai langsung lupa tentang kepergianku dan pikirannya menjadi kosong."Dari mana kamu mendengar soal itu?"Ibulah yang pertama bereaksi. Dia langsung mencengkeram kerah si tetangga dan bertanya dengan panik.Ayah sendiri hanya diam, tetapi ekspresinya terlihat jelas kebingungan.Mereka pikir sudah menjaga rahasia dengan sangat baik, terutama orang tuaku yang mengawasiku 24 jam sehari dan akan langsung meneleponku begitu aku menghilang."Ada apa ini?"Setelah berpikir dengan saksama, Ayah pun menatap Anton dengan sorot mendalam."Kamu menyesal? Kamu memberi tahu yang sebenarnya pada Sisilia?"Hanya ini satu-satunya kemungkinan yang terpikirkan oleh Ayah."Ayah, Ibu, Adinda saja baru hamil. Mana mungkin aku melakukan hal seperti itu?"Anton pun tersadar dari keterkejutannya. Dia melirik tetangganya dan sekilas melihat ponsel si tetangga. Ponsel itu berisi gosip terbaru, beserta foto-fotonya dengan Adinda."Gawat, Pak Anton!"Belum

  • Selingkuhannya Hamil   Bab 6

    Sementara itu, Anton tenggelam dalam kegembiraan menjadi seorang ayah untuk pertama kalinya. Adinda dengan gembira meraih tangan Anton dan mengelus perutnya."Anton, apa kamu merasakannya? Ini anak kita. Dia akan segera lahir. Kapan aku bisa pulang? Aku sudah bersembunyi selama bertahun-tahun. Aku benar-benar ingin pulang dan tinggal bersamamu.""Aku juga ingin berbakti kepada orang tuaku."Air mata pun menggenangi pelupuk mata Adinda. Ibu segera berbalik dan memeluknya, ekspresinya terlihat sangat sedih. "Tunggulah sebentar lagi. Dengan kepribadian Sisilia, asalkan dibujuk, dia pasti akan melepaskan rasa bencinya. Nanti, kamu tinggal bilang kabur dari Myano Utara setelah hidup menderita di sana selama enam tahun ini. Dia pasti nggak akan mempermasalahkannya.""Ibumu ada benarnya."Begitu mendengar penolakan itu, Adinda refleks menggenggam tangannya dan mendengkus dengan dingin."Ayah, Ibu, aku ini putri kandung kalian dan sekarang aku sedang mengandung cucu kalian. Bukti dari tahun it

  • Selingkuhannya Hamil   Bab 5

    Aku merasa begitu mual dan jijik dengan kata-kata "sayang" yang Anton ucapkan."Kalau aku nggak mau?"Pria di depanku seenaknya saja memutuskan untuk menggugurkan anakku. Tiba-tiba, aku berpikir bahwa menjadi tidak subur adalah sebuah keberuntungan. Setidaknya, anakku tidak akan lahir dalam keluarga setoksik ini."Sayang ….""Aku bohong." Sebelum Anton sempat bicara, aku tersenyum dan membenamkan kepalaku di dadanya. "Dokter bilang aku nggak bisa punya anak. Terima kasih, Sayang, sudah mendampingiku selama ini."Terima kasih juga untuk semua yang telah kamu lakukan kepadaku.Akhir pekan pun tiba dengan cepat. Anton bangun pagi-pagi sekali dan dia mencium wajahku, lalu segera memasak tiga jenis lauk dan sup. Kemudian, dia berbisik kepadaku."Sisil, aku pergi ya sama Ayah dan Ibu. Jaga dirimu baik-baik di rumah. Kabari aku ya kalau ada apa-apa."Aku mengiakan dan membuka ponselku sambil meneteskan air mata.Adinda sudah ada di lantai bawah. Aku menerima fotonya jauh sebelum Anton bangun.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status