Share

Bab 3

Penulis: Atonim
Ibu terus mengetuk pintu toilet satu demi satu dengan cemas karena takut aku kenapa-kenapa.

"Aku di sini."

Setelah menyeka air mataku, aku menghampiri ibuku dengan mata yang memerah.

Ibu sontak terkejut melihat wajahku dan langsung mengelus wajahku. "Kamu kenapa? Siapa yang membuat putri tersayang Ibu sedih? Kok kamu menangis? Cerita sama Ibu, ya?"

Wajah di hadapanku tampak hangat seperti biasa, tetapi sekarang aku jadi merasa mual.

"Aku nggak apa-apa, Bu. Perutku hanya rasanya agak nggak nyaman, mungkin aku salah makan."

Aku bersandar di bahu ibuku untuk menutupi sorot kebencian dalam pandanganku. Ibuku mengusap kepalaku dengan pasrah, lalu mengajakku pulang ke rumah Keluarga Abdi.

Anton telah diberi tahu dan menunggu di pintu.

Pria yang dua jam lalu mengelus perut orang lain itu sekarang memelukku dengan lembut dan mengusap perutku.

"Ibu bilang kamu sakit perut, jadi aku buru-buru pulang untuk membuatkanmu bubur. Kamu pasti akan cepat sembuh. Makanlah sedikit, lalu istirahat."

Baru saat itulah aku menyadari celemek yang terikat di pinggang Anton.

Jika aku tidak melihat semuanya di rumah sakit hari ini, pasti aku tidak akan bisa membayangkan bahwa Anton yang selama ini selalu mengurusku dengan telaten ternyata mencintai wanita lain.

Ketika kami menikah, Anton pindah ke rumah lama Keluarga Raksa agar aku bisa lebih dekat dengan rumah orang tuaku.

Padahal dia mengigau memanggil namaku di tengah malam, tetapi ternyata dia tidak mencintaiku.

Orang yang dicintainya adalah Adinda. Demi Adinda, Anton sampai rela menikahiku dan bersandiwara di depanku selama ini.

Kemampuan aktingnya hebat sekali.

"Ayo masuk, Ayah, Ibu, kita makan bersama."

Setelah menarikku untuk duduk di sofa, Anton kembali ke dapur untuk menyibukkan diri.

Orang tuaku mengungkapkan betapa beruntungnya mereka telah dipertemukan dengan menantu seperti Anton.

Namun, aku sedang menatap sebuah lukisan di dinding. Awalnya, aku tidak mengerti mengapa Anton harus menggantung lukisan yang tampak jelek itu di posisi yang paling mencolok.

Sekarang, aku jadi mengerti mengapa orang tuaku berjalan ke arah lukisan itu dan segera teringat pada orang itu begitu mereka masuk, serta huruf x pada lukisan itu.

Karena pelukisnya sangat penting, maka lukisan itu harus diletakkan pada posisi yang paling mencolok.

"Waktunya makan."

Ketika semua hidangan telah terhidang di meja, aku baru menyadari bahwa hidangan yang dimasak Anton selama ini bukanlah favoritku.

Selama enam tahun, aku selalu bertanya-tanya soal ini dan akhirnya menghibur diri dengan mengatakan bahwa ini semua adalah makanan favorit Anton. Dia telah bekerja keras mengurusku, jadi sudah sepantasnya aku juga tidak rewel dalam hal makanan.

Sekarang, aku jadi bertanya-tanya apa benar ini semua makanan kesukaannya? Atau jangan-jangan makanan kesukaan Adinda?

"Sisilia, kamu kenapa?"

Anton memperhatikan ekspresiku yang sangat muram, lalu segera meletakkan makanan di atas piringku. Ibu berhenti sejenak dan berkata dengan nada yang terdengar kaku, "Kami ikut lega melihat kalian berdua begitu bahagia, tapi entah ...."

Ibuku tidak menyelesaikan ucapannya, tetapi aku tahu yang dia maksud adalah Adinda. Selama ini, ibuku selalu mengungkit tentang putri kandungnya itu dengan santai setiap kali merasa bahagia. Aku berterima kasih kepada mereka karena telah merelakan putri kandung mereka demi aku, tetapi aku selalu merasa sangat bersalah untuk berbicara.

"Entah bagaimana nasib anak itu. Bagaimanapun juga, dia anak kandung kami. Semoga kehidupannya di Myano Utara nggak buruk. Semoga dia masih hidup."

"Sisilia, tolong jangan salahkan ibumu. Dia hanya sebatas anak yang lahir dari perut ibumu. Dia telah membayar harga atas perbuatannya. Yang berlalu biarkanlah berlalu, jadi lebih baik kamu lupakan dia."
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Selingkuhannya Hamil   Bab 10

    Anton yang begitu Adinda rindukan itu justru sedang berdiri di luar rumahku saat ini.Setelah meninggalkan rumah itu, aku datang menemui orang tua kandungku karena berniat mengucapkan selamat tinggal.Anton pernah bilang bahwa orang tua kandungku tidak menyukaiku. Bagi mereka, bagaimana mungkin putri kandung yang tidak pernah mereka temui sejak kecil bisa mengalahkan putri yang mereka besarkan?Setelah Adinda menghilang, mereka pasti makin membenciku.Selama ini, aku selalu mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku sudah salah. Aku tak perlu iri pada Adinda. Orang tuaku juga menyayangiku.Ternyata, semua itu hanya mimpi. Saat aku bangun, ternyata aku kembali ke titik awal.Akan tetapi, pada pertemuan pertama kami, ibu kandungku justru langsung berlari menghampiriku sambil menangis dan memelukku erat-erat.Ibu kandungku dilema karena aku tidak kunjung pulang, tetapi juga takut aku pulang karena aku merasa tersiksa di luar sana.Baru saat itulah aku menyadari bahwa keluarga kandungku begi

  • Selingkuhannya Hamil   Bab 9

    Bahkan Anton pun terdiam.Dialah yang mencetuskan ide agar Adinda lolos dari kejahatan. Selama masa magang, Anton menilai Adinda sebagai pribadi yang sangat baik dan menyenangkan.Gadis seperti itu pasti terdorong oleh situasi yang sulit sehingga akhirnya melakukan hal seperti itu. Karena menyukai Adinda, Anton bersedia membereskan kekacauan yang Adinda timbulkan.Ternyata enam tahun setelah itu, Adinda malah membuat masalah dan berbicara tanpa tahu malu.Kalau itu aku, aku pasti tidak akan berbuat seperti ini.Anton pun refleks teringat kebaikanku dan ekspresinya menjadi makin tidak sabar."Adinda, nggak ada seorang pun di keluarga ini yang berutang budi padamu. Enam tahun yang lalu, orang tuamu dan aku sudah membereskan masalah yang kamu buat. Enam tahun setelahnya, jangan pikir kamu bisa menghindar begitu saja. Begitu aku menemukan Sisilia, kamu memohonlah padanya. Kalau dia ternyata nggak mau memaafkanmu, aku juga nggak akan peduli dengan semua ini."Setelah itu, Anton pergi sambil

  • Selingkuhannya Hamil   Bab 8

    "Wah, ternyata Keluarga Abdi benar-benar nggak tahu malu, ya. Tapi, nggak masalah. Aku sudah merekam semua ucapanmu barusan. Kalau sampai Sisilia kenapa-kenapa, kamulah yang akan dicurigai polisi terlebih dulu!"Tetangga itu menyingsingkan lengan bajunya dan menunjukkan ponselnya."Pak Beni nggak mungkin mencegatku, 'kan? Untung saja aku sudah bersiap. Aku sedang siaran langsung sekarang, jadi Pak Beni pasti paham, 'kan?"Semua komentar memuji tetanggaku sangat cerdik. Ayah mengepalkan tangannya dan memperhatikan tetangga itu berjalan pergi dengan ekspresi muram.Setelah pintu tertutup, dia pun meninju Anton. "Jawab, apa-apaan ini! Ke mana Sisilia pergi? Lalu, dari mana foto-foto ini berasal? Bukankah sudah kubilang jangan mengekspos Adinda kecuali kamu sudah 100% yakin? Apa kamu sebegitu cintanya padanya?"Sebagian besar foto yang bocor adalah foto Anton dan Adinda. Orang tuaku sama sekali tidak menduga bahwa Adinda-lah yang membocorkannya."Tanya saja pada putri kesayangan kalian itu

  • Selingkuhannya Hamil   Bab 7

    Anton benar-benar terkejut dengan perkataan si tetangga sampai langsung lupa tentang kepergianku dan pikirannya menjadi kosong."Dari mana kamu mendengar soal itu?"Ibulah yang pertama bereaksi. Dia langsung mencengkeram kerah si tetangga dan bertanya dengan panik.Ayah sendiri hanya diam, tetapi ekspresinya terlihat jelas kebingungan.Mereka pikir sudah menjaga rahasia dengan sangat baik, terutama orang tuaku yang mengawasiku 24 jam sehari dan akan langsung meneleponku begitu aku menghilang."Ada apa ini?"Setelah berpikir dengan saksama, Ayah pun menatap Anton dengan sorot mendalam."Kamu menyesal? Kamu memberi tahu yang sebenarnya pada Sisilia?"Hanya ini satu-satunya kemungkinan yang terpikirkan oleh Ayah."Ayah, Ibu, Adinda saja baru hamil. Mana mungkin aku melakukan hal seperti itu?"Anton pun tersadar dari keterkejutannya. Dia melirik tetangganya dan sekilas melihat ponsel si tetangga. Ponsel itu berisi gosip terbaru, beserta foto-fotonya dengan Adinda."Gawat, Pak Anton!"Belum

  • Selingkuhannya Hamil   Bab 6

    Sementara itu, Anton tenggelam dalam kegembiraan menjadi seorang ayah untuk pertama kalinya. Adinda dengan gembira meraih tangan Anton dan mengelus perutnya."Anton, apa kamu merasakannya? Ini anak kita. Dia akan segera lahir. Kapan aku bisa pulang? Aku sudah bersembunyi selama bertahun-tahun. Aku benar-benar ingin pulang dan tinggal bersamamu.""Aku juga ingin berbakti kepada orang tuaku."Air mata pun menggenangi pelupuk mata Adinda. Ibu segera berbalik dan memeluknya, ekspresinya terlihat sangat sedih. "Tunggulah sebentar lagi. Dengan kepribadian Sisilia, asalkan dibujuk, dia pasti akan melepaskan rasa bencinya. Nanti, kamu tinggal bilang kabur dari Myano Utara setelah hidup menderita di sana selama enam tahun ini. Dia pasti nggak akan mempermasalahkannya.""Ibumu ada benarnya."Begitu mendengar penolakan itu, Adinda refleks menggenggam tangannya dan mendengkus dengan dingin."Ayah, Ibu, aku ini putri kandung kalian dan sekarang aku sedang mengandung cucu kalian. Bukti dari tahun it

  • Selingkuhannya Hamil   Bab 5

    Aku merasa begitu mual dan jijik dengan kata-kata "sayang" yang Anton ucapkan."Kalau aku nggak mau?"Pria di depanku seenaknya saja memutuskan untuk menggugurkan anakku. Tiba-tiba, aku berpikir bahwa menjadi tidak subur adalah sebuah keberuntungan. Setidaknya, anakku tidak akan lahir dalam keluarga setoksik ini."Sayang ….""Aku bohong." Sebelum Anton sempat bicara, aku tersenyum dan membenamkan kepalaku di dadanya. "Dokter bilang aku nggak bisa punya anak. Terima kasih, Sayang, sudah mendampingiku selama ini."Terima kasih juga untuk semua yang telah kamu lakukan kepadaku.Akhir pekan pun tiba dengan cepat. Anton bangun pagi-pagi sekali dan dia mencium wajahku, lalu segera memasak tiga jenis lauk dan sup. Kemudian, dia berbisik kepadaku."Sisil, aku pergi ya sama Ayah dan Ibu. Jaga dirimu baik-baik di rumah. Kabari aku ya kalau ada apa-apa."Aku mengiakan dan membuka ponselku sambil meneteskan air mata.Adinda sudah ada di lantai bawah. Aku menerima fotonya jauh sebelum Anton bangun.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status