Home / Zaman Kuno / Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu! / Bab 104. Ada Pergerakan Mengerikan di Balik Orang Dalam.

Share

Bab 104. Ada Pergerakan Mengerikan di Balik Orang Dalam.

Author: Zhang A Yu
last update Last Updated: 2025-08-11 15:35:45

Pada Paviliun Naga Emas.

Kaisar Lin Yi duduk santai di seberang meja rendah, jemarinya memutar sebuah batu hitam di antara ruas jari.

Di hadapannya, Jenderal Shang Que masih mengenakan jubah dalam berwarna gelap, lengan kanannya disangga kain putih. Luka akibat perkelahian di kedai arak beberapa malam lalu belum pulih sepenuhnya, tapi tatapan matanya tajam seperti biasa.

“Langkahmu terlalu hati-hati, Yang Mulia.” Shang Que berkomentar sambil meletakkan batu putih di sudut papan. “Kehati-hatian berlebihan hanya akan membuat lawan mengurungmu.”

Kaisar Lin mengangkat alis, tersenyum tipis. “Kalau aku mengurung diriku sendiri, setidaknya aku tahu siapa yang memegang kuncinya.”

Shang Que tertawa pendek, lalu mencondongkan tubuh sedikit. “Berbicara soal mengurung, pasukan bayangan yang kamu perintahkan berhasil menangkap satu orang dari bekas negara Yan. Orang itu menyusup dari arah pasar selatan. Kini dia sudah berada di penjara Kekaisaran.”<
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 112. Kaisar Jangan Sampai Tahu

    Jenderal Shang Que berakhir melangkah keluar dari toko obat itu.Udara luar yang hangat bercampur aroma kayu manis dan rempah-rempah dari pasar kembali menyapa hidungnya. Dia sempat mengedarkan pandangan, memastikan ke arah mana Liu Ning pergi.Untungnya menemukan gadis muda itu tidak sulit. Dia hanya berjarak beberapa deretan toko dari tempatnya berdiri. Dan kali ini, dia berhenti di depan sebuah gerobak kecil dengan payung kain merah, yang terdapat tang hu lu berlapis gula mengkilap bergantungan. Shang Que memperhatikan dari jauh, memperkirakan langkahnya sambil tetap menjaga jarak aman. Dia melihat Liu Ning menunjuk ke arah tusukan stroberi. Lalu, penjualnya memotong dua tusuk dan menyerahkan kepadanya.Gerakan sederhana itu seharusnya tidak berarti apa-apa. Namun, setelah apa yang dia dengar di toko obat tadi, setiap tindakan gadis ini terasa mengandung makna yang perlu dipecahkan.Begitu Liu Ning membayar, dia berbalik .... dan tepat saat itulah pandangannya bertemu dengan Shang

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 111. Ramuan Penguat Kandungan?

    Roda kereta berguncang pelan di atas jalan berbatu, meninggalkan kediaman keluarga Li menuju kota Kekaisaran. Di luar, angin pagi masih membawa sisa aroma dupa dari rumah duka. Kasim Feng duduk di bangku sempit di samping kusir, wajahnya menghadap jalan, tubuhnya bergoyang ringan mengikuti irama gerak kereta. Dia tidak menoleh ke belakang, seolah sengaja memberi ruang bagi percakapan di dalam gerbong. Di dalam, tirai tebal menutup rapat, meredam cahaya dan suara dari luar. Di dalamnya hanya ada dua orang, yakni Kaisar dan jenderal Shang Que. “Kematian Tuan besar Li murni karena dibunuh,” suara Shang Que rendah, nyaris hanya terdengar di antara mereka berdua. “Luka di perutnya paling fatal. Tajam, bersih, dan langsung mengenai organ vital. Bukan kerjaan perampok jalanan biasa,” sambungnya penuh perhitungan, tapi yakin. Kaisar, yang duduk bersandar di sudut, hanya bergumam singkat. Jemarinya memainkan lipatan kain jubahnya, matanya tak memandang Shang Que secara langsung. Setelah b

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 110. Kaisar Turut Melayat.

    Pagi itu, halaman depan kediaman keluarga Li dipenuhi oleh orang-orang yang datang silih berganti. Pakaian putih berkabung menyatu dalam pemandangan yang muram; bau dupa dan asap uang kertas yang dibakar memenuhi udara, bercampur dengan aroma arak dari cawan penghormatan yang diletakkan di meja persembahan. Di tengah keramaian, suara langkah kaki berbaur dengan desah napas pelan para pelayat yang berbicara dalam bisik-bisik. Beberapa pejabat pemerintahan berdiri di barisan depan, membungkukkan tubuh, menyalakan hio, dan meletakkannya di tungku dupa di hadapan peti. Mereka melakukan ritual dengan khidmat, namun tatapan mata sebagian dari mereka diam-diam melirik ke arah Li Jiancheng. Dia berdiri tegak di sisi peti, mengenakan pakaian putih polos tanpa hiasan, tali kain hitam melilit pinggangnya. Kepalanya yang licin memantulkan sedikit cahaya pagi yang menembus tirai tipis di ruang utama. Meskipun penampilannya mencolok, tak seorang pun berani menyinggungnya; suasana duka terlalu k

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 109. Menjadi Satu-satunya Penerus.

    Di ruang belakang kuil keluarga, lampu minyak bergoyang pelan, memantulkan cahaya ke wajah Li Jiancheng yang sedang duduk di kursi rendah. Di hadapannya, seorang bawahan berlutut, kepalanya menunduk dalam-dalam. “Tuanku,” suaranya pelan, nyaris tak terdengar, “semuanya sudah selesai.” Li Jiancheng tidak langsung menoleh. Dia mengangkat cangkir teh, meniup permukaannya, lalu menyesap pelan. “Tidak ada saksi?” “Tidak ada. Pengawal yang tersisa mengira itu serangan perampok. Kami sudah memastikan mereka tidak bisa memberi keterangan lebih jauh.” Li Jiancheng meletakkan cangkirnya, jemarinya mengetuk meja dengan irama lambat. “Bagus. Pastikan semua yang terlibat malam ini tetap diam. Selamanya.” Bawahan itu menunduk lebih rendah, mengangguk patuh. Namun, sebelum dia sempat bangkit, pintu ruang belakang terbuka keras. Seorang wanita paruh baya dengan pakaian luar berwarna hijau zamrud masuk tergesa, wajahnya pucat, napasnya terburu. “Chang'er!” Li Jiancheng mengangkat alis. “

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 108. Diserang Tiba-tiba

    Li Jiancheng duduk di tepi beranda kuil keluarga, satu kaki terjulur, satu lagi menekuk malas. Matahari sore menyelinap di sela pepohonan, tapi cahaya itu terasa tak lebih dari nyala sumbu yang lemah di matanya. Rambutnya yang baru saja dipangkas nyaris habis masih terasa kasar di telapak tangan, kulit kepalanya dingin diterpa angin. Di pundaknya, jubah luar yang lusuh itu tak cukup untuk menghapus rasa terhina. Seorang pria berlutut di hadapannya, menyembunyikan wajah di bawah bayangan pilar. “Tuanku,” suara bawahannya serak, hati-hati menimbang tiap kata, “ada kemungkinan Tuan besar Li mulai mencium keberadaan markas rahasia itu.” Li Jiancheng mengangkat kepalanya perlahan. Sorot matanya menyipit, bibirnya tersungging tipis, bukan senyum, tapi garis tipis yang menyimpan racun. “Dia mencium keberadaan tempat itu, atau sudah menginjakkan kaki di sana?” “Belum, Tuanku, tapi dia mulai menyelidiki, karena merasa ada yang janggal.” Seketika Li Jiancheng bangkit. Gerakannya lambat,

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 107. Satu Hamil, Satu Berharap Hamil.

    Jenderal Shang Que bergeming. Hening yang mengulur seakan menekan udara di halaman itu. Tatapannya terpasang lurus pada Chu Qiao, sedingin puncak gunung di musim salju, tanpa sedikit pun isyarat bahwa kata-kata wanita itu telah menggoyahkan hatinya. Angin sore mengibaskan ujung jubah hitamnya. Hanya suara gesekan kain dan desiran dedaunan yang terdengar. Kemudian, perlahan, Shang Que menyeret langkahnya maju. Suara sepatunya menghantam lantai batu, berat dan mantap, membuat jarak di antara mereka kian rapat. Dia berhenti tepat di hadapan Chu Qiao. Tubuh tingginya menjulang, menutup sebagian cahaya sore dari wajah wanita itu. Tanpa membungkuk, dia menatap dari atas, sorot matanya bagai mengukur harga sebuah nyawa. Bibirnya tergerak tipis, suara rendahnya memotong udara yang menekan di antara mereka. “Bawa kepala Zhuge Liang jika kamu benar-benar setia pada pasukan bayangan.” Kata-kata itu jatuh perlahan, tetapi berat seperti palu yang menghantam baja. Shang Que berbalik

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status