Home / Zaman Kuno / Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu! / Bab 12. Yang Dihindari Chun Mei Malah Datang Menyuguhkan Kenikmatan.

Share

Bab 12. Yang Dihindari Chun Mei Malah Datang Menyuguhkan Kenikmatan.

Author: Zhang A Yu
last update Last Updated: 2025-06-30 23:49:20

Kaisar Lin Yi menurunkan Chun Mei perlahan ke atas ranjang yang setengah berantakan.

Di bawah temaram lampu minyak, wajah Chun Mei terlihat merah padam, bibirnya merekah menahan napas yang memburu. Matanya setengah terbuka, menatap sang Kaisar dengan campuran kesadaran yang samar dan kepasrahan.

Tangan besar Kaisar menelusuri pipi wanita itu, ibu jarinya menghapus bulir keringat yang jatuh ke sudut bibir Chun Mei. “Tenanglah…” bisiknya, suaranya serak namun lembut bagai belaian angin malam.

“Aku di sini… takkan membiarkan siapa pun menyakitimu.”

Dia menunduk, mengecup kening Chun Mei, mencurahkan kegelisahan yang tertahan sejak mendengar kabar ada yang tidak beres dari tabib Shen.

Chun Mei mengerang kecil ketika bibir Kaisar bergerak turun ke pipi, menyusuri rahang, hingga berhenti tepat di atas bibirnya.

Nafas mereka saling bertaut, hangat, penuh ketegangan.

Kaisar tak langsung menelan bibir Chun Mei. Dia menatap dalam ke mata wanita itu, seperti memastikan bahwa Chun M
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 19. Harus Turun Sendiri.

    Cahaya fajar merambat pelan ke dalam Paviliun Qingxin, menyingkap ruangan yang semalam hanya diterangi lentera temaram. Chun Mei duduk di sisi dipan Xiaoping, wajahnya membeku, matanya menatap nanar pelayan kesayangannya yang masih menggigil dengan napas pendek. Tubuh Xiaoping basah oleh keringat, napasnya berderak lirih, sesekali erangan tertahan lolos dari bibirnya. Di sisi lain, pelayan-pelayan Chun Mei berdiri kaku, tak tahu apa yang harus dilakukan. Semua obat sederhana sudah dicoba, namun demam gadis itu tak kunjung reda. Chun Mei mengelus wajah Xiaoping dengan tangan gemetar, menatapnya seolah menatap anaknya sendiri. Namun ketika menoleh ke pintu, tak ada tanda-tanda tabib istana datang. Hatinya terhimpit rasa takut yang membesar menjadi kemarahan dingin. “Kalian sudah kirim utusan ke kediaman tabib?” tanyanya pada salah satu pelayan, suaranya serak menahan kelelahan dan emosi. Pelayan itu gemetar. “Hamba… sudah, Nyonya. Tiga kali sejak semalam. Tapi tabib… tak kunjung d

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 18. Sangat Kejam.

    Lian’er berdiri kaku di sudut koridor gelap paviliun Mu Fei. Matanya menatap nanar ke arah pintu yang setengah terbuka, di mana Mu Fei duduk menunggu sambil memutar kipas sutranya dengan irama pelan, bagai kucing yang sedang mempermainkan mangsanya. “Hamba sudah memastikan, Nyonya,” suara Lian’er bergetar menahan takut, “pelayan Nyonya Chun Mei, Xiaoping… dialah yang selalu memata-matai Paviliun Musim Panas. Setiap gerakan kita, dia kabarkan pada Nyonya Chun Mei.” Satu detik sunyi menelan ruangan! Lalu, suara kipas Mu Fei berhenti. “Jadi,” gumamnya pelan, nadanya datar tapi mengandung badai, “selama ini… perempuan licik itu memiliki mata di paviliunku.” Matanya menyipit, kilau kebencian menari di sana. “Bagus, Lian’er. Kamu benar kali ini.” Mu Fei berdiri, langkahnya anggun namun menyiratkan ancaman mematikan. Dia berjalan mendekati Lian’er, menepuk pelan bahu gadis itu, tapi justru membuat lutut Lian’er hampir goyah. “Panggil orang-orangku. Tangkap Xiaoping secara diam-diam. J

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 17. Tertawa Puas.

    Begitu pintu aula menutup, suara langkah Kaisar lenyap di kejauhan, Mu Fei segera meraih kain basah di atas meja riasnya.Dia menghapus krim dari pipinya dengan kasar, tak peduli kulitnya sampai memerah dan terasa perih. Nafasnya terengah, matanya liar memeriksa wajahnya di cermin giok besar.“Tidak… tidak boleh sampai iritasi! Tidak boleh!” desisnya panik.Tangannya bergerak cepat meraih botol kecil krim mutiara asli yang selalu dia pakai setiap pagi dan malam. Dia menepuk-nepuk krim itu ke kulitnya, berharap racun cinnabar tak sempat meresap lebih dalam.Begitu merasa sedikit tenang, Mu Fei langsung memanggil pelayan pribadinya dengan suara lantang khas orang diliputi kemarahan. “Lian’er!” Tak butuh waktu lama, seorang pelayan muda berwajah manis dengan rambut dikepang rapi berlari masuk. Dia berlutut gemetar. “Hamba… Lian’er hadir, Nyonya.”Suara Mu Fei menggema dingin, menusuk jantung siapa pun yang mendengarnya. “Kamu! Apa kamu bodoh!” bentaknya, matanya menatap tajam bagai pisa

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 16. Senjata Makan Tuan.

    Paviliun Kaisar, ruang baca yang masih dipenuhi aroma krim beracun. Pintu kembali terbuka. Seorang pria paruh baya dengan jubah putih bersulam lambang naga kekaisaran melangkah masuk. Wajahnya tirus, matanya cekung, namun sorotnya tajam. Dialah Tabib Luo, tabib senior yang sudah puluhan tahun mengabdi di istana.“Yang Mulia, hamba Tabib Luo, hadir sesuai panggilan Anda,” ucapnya, suaranya dalam dan stabil.Kaisar Lin Yi mengangkat dagu, menunjuk kotak krim mutiara di mejanya. “Periksa ini. Cepat.”Tabib Luo menunduk hormat, lalu membuka kotak dengan hati-hati. Dia mencium aromanya sekilas, alisnya langsung berkerut. Dia kemudian mengeluarkan pipet kaca dari kotak peralatannya, meneteskan cairan bening keatas krim di sendok perak kecil. Cairan itu bereaksi cepat, berubah keabu-abuan, mengeluarkan sedikit asap tipis.“Yang Mulia.” Tabib Luo mendongak, matanya serius. “Krim ini mengandung merkuri, lebih tepatnya cinnabar, dalam dosis cukup tinggi untuk merusak jaringan kulit.”Kaisar me

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 15. Gagal Diawal.

    Paviliun Qingxin, menjelang senja. Cahaya matahari merangkak redup di balik tirai sutra, mewarnai ruangan dengan rona emas muram. Chun Mei duduk di depan meja rias, merapikan rambut panjangnya dengan gerakan pelan dan pikirannya melayang. Wanita itu masih terbayang-bayang kejadian pagi tadi. Tepatnya ketika dia bangun tidur, mendapati Kaisar di sisinya, bahkan dia dan pria itu dalam keadaan tak berbusana. Memalukan! Wajah Chun Mei langsung terasa panas. Bukan karena malu, bukan karena gugup. Tapi lebih ke kata kesal, karena selama ini dia telah berusaha menghindari pria itu, mencoba tidak terlibat kedekatan apapun supaya nyawanya tidak terancam. Namun, usahanya sia-sia, karena dalam waktu satu malam... hanya karena sebuah teh... dia bukan saja tidak punya hubungan lebih tapi malah berakhir kesuciannya terenggut pria itu. “Ash.” Kepala Chun Mei langsung terasa berat. Pasalnya, jika kedatangan Kaisar semalam tersirat ke telinga selir lain, terutama rivalnya, maka nyawanya sudah dal

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 14. Menghancurkan Chun Mei Tidak Hanya Sekali.

    Pagi itu, matahari mulai naik tatkala Tabib Shen berjalan cepat menuju Paviliun Musim Panas, kediaman Selir Mu Fei. Langkahnya mantap, tapi matanya waspada menatap sekeliling, memastikan tak ada telinga-telinga nakal yang mengikuti. Dua pelayan khusus Selir Mu Fei menunggu di depan pintu, langsung membungkuk hormat begitu pria tua itu tiba. Begitu pintu dalam tertutup rapat di belakangnya, aroma wangi menenangkan langsung menyergap indera. Di atas ranjang bersusun tirai sutra, Selir Mu Fei duduk setengah bersandar, mengenakan jubah tidur tipis yang memperlihatkan bahu halusnya. Wajahnya pucat, namun sorot matanya tajam menilai Tabib Shen yang berlutut di hadapannya. “Bagaimana keadaanku?” tanya Selir Mu Fei, suaranya serak tapi mengandung ketegasan, “apakah tubuhku sudah pulih?” Tabib Shen mengangguk kecil sambil meraba pergelangan tangannya, menekankan jari pada nadi dengan gerakan yang tampak biasa namun teliti. “Nadi Anda sudah kembali normal, Nyonya Mu Fei,” gumamnya pel

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status