Beranda / Zaman Kuno / Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu! / Bab 139. Chun Mei Memahami Sesuatu

Share

Bab 139. Chun Mei Memahami Sesuatu

Penulis: Zhang A Yu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-22 20:59:41

“Siapa kamu?”

Kata-kata itu jatuh tepat setelah petikan terakhir kecapi. Suaranya seakan menyatu dengan keheningan halaman, meninggalkan gema samar yang lebih menusuk daripada teriakan keras sekalipun.

Chu Qiao mendongak sedikit, menatap sosok wanita anggun itu dari jarak jauh. Chun Mei tidak tampak marah. Tidak juga terkejut. Tidak ada tanda panik pada wajahnya. Jemarinya yang baru saja melepaskan jarum kembali turun dengan tenang ke pangkuan, seolah serangan kilat barusan hanyalah gerakan refleks ringan.

Kesan pertama itu menghantam Chu Qiao keras akan wanita ini bukan tipe yang gegabah. Tidak juga tipe yang mudah terbaca. Sorot mata Chun Mei teduh, tetapi menyimpan ketajaman. Seolah setiap langkah, setiap kalimat, sudah tertata di pikirannya jauh sebelum diucapkan.

Lambat, Chu Qiao menundukkan kepala, suaranya nyaris berbisik. “Hamba Chu Qiao, pelayan baru, yang ditugaskan mendampingi Nyonya.”

Satu-satunya orang yang bisa mengutus pelayan datang kepadanya hanyalah Kaisar.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 185. Chu Qiao Penuh Nyali

    Fajar menyingsing perlahan. Kabut tipis menari di antara batang pinus dan dedaunan basah, seakan menyelubungi jalur hutan dengan selimut putih misterius. Derap langkah kuda menggema. Dua ekor kuda hitam gagah berlari kencang di barisan paling depan, surainya berkibar liar diterpa angin dingin pagi. Di atas salah satunya, Kaisar Lin Yi duduk tegak, wajahnya tanpa ekspresi, tapi sorot matanya tajam menembus kabut. Di belakangnya, jenderal Shang Que menunggang kuda hitam lain, tubuh tegapnya kokoh meski lengan masih berbalut perban putih yang kini ternodai merah samar. Di belakang mereka, selusin kuda coklat berderap tak kalah cepat. Para prajurit bayangan pilihan mengapit, formasi rapat dan teratur, laksana garis baja yang membelah kabut. Dari ketinggian langit, hitam dan coklat bergantian menyapu pandangan, kontras dengan hijau rimbun hutan yang basah sekaligus berkabut. Suara embusan napas kuda bercampur pekik elang yang terbang rendah di atas pucuk pohon, menambah nuansa

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 184. Hampir Fajar tapi Masalah Tak Kunjung Usai

    ”Nenek!” Seruan permaisuri Yuwen pecah, panik samar yang tadi dia sembunyikan kini meledak tanpa kendali. Wanita itu bahkan nyaris saja melompat dari ranjang, menyingkirkan pelayan yang ketakutan. “Lin Yi!” suara parau nenek permaisuri juga pecah di sela sakitnya, matanya menatap permaisuri Yuwen yang masih ditodong pedang, “jika kamu benar-benar menurunkan dia ke Qingxin, kalau kamu benar-benar menceraikannya, darah keluarga Lin akan tercabik! Kamu akan kehilangan sekutu terakhir yang setia di istana ini!” Tubuhnya bergetar semakin keras, dan brug, dia terjatuh sepenuhnya ke lantai, terkapar tak berdaya. Permaisuri Yuwen menjerit kecil, matanya merah, tangannya gemetar menekan dadanya sendiri. Dia menoleh ke Kaisar, wajah pucatnya bercampur amarah dan ketakutan. Permaisuri Yuwen. “...” Tanpa sempat berkata, Kaisar telah menjatuhkan pedang di tangannya begitu saja, lantas membopong tubuh neneknya meninggalkan kamar. “Panggil Tabib Jiang!” seru Kaisar. Langit kian teran

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 183. Kaisar Tidak Menginginkan yang Lain Kecuali Chun Mei

    Paviliun Permaisuri Yuwen malam itu sunyi. Kekacauan sebelumnya tidak menyisakan apapun. Kaisar tahu jenderal beserta bawahannya telah membereskan para pembunuh berkedok penari. Dan saat ini .... BRAK! Pintu kamar permaisuri Yuwen berguncang hebat dihantam dari luar, terbuka keras hingga hampir terlepas dari engselnya. Langkah berat terdengar, mengguncang lantai seakan tiap tapak kaki membawa badai. Kaisar Lin Yi muncul, jubah hitam satin masih menyelimuti tubuhnya, topeng perak telah dia tanggalkan, menyingkap wajah keras penuh amarah. Aura gelap yang menempel padanya membuat pelayan yang tengah memijat kaki permaisuri Yuwen seketika menyingkir, bersujud tanpa berani menoleh. Wajah Permaisuri Yuwen memucat. Gelas tonik di tangannya bergetar, hampir tumpah. Bahkan sebelum sempat berkata apa-apa, kilau tajam menyambar. Shiiing! Pedang panjang Kaisar Lin Yi telah terhunus, kilat dinginnya menebas udara, lalu berhenti hanya sejengkal dari leher halus sang Permaisuri. Ujun

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 182. Sia-sia

    Langkah Kaisar Lin Yi mantap tapi senyap, mengikuti bayangan pria berjubah hitam di hadapannya. Pria itu berjalan cepat, seolah-olah hanya ingin keluar dari hiruk pikuk pasar gelap. Namun, gerakan bahunya, yang sedikit kaku, serta langkahnya yang makin tergesa, terlalu jelas menunjukkan kegelisahan. Di bawah cahaya lampu minyak yang redup, sosok berjubah hitam itu menembus kerumunan, sesekali menoleh dengan ekor mata. Dan saat matanya menangkap sekilas bayangan tinggi besar bertopeng perak yang mengikuti, napasnya tercekat. Dia mempercepat langkah hingga hampir setengah berlari! Kaisar Lin Yi tidak terprovokasi. Dia tetap berjalan dengan langkah panjang yang mantap, tak menampakkan kegelisahan meski bayangan buruannya mulai menghilang di balik kerumunan di tengah jalur. Kerumunan padat orang-orang berwajah muram, transaksi rahasia yang sibuk dalam senyap, sekaligus kode rahasia. Hingga akhirnya, saat Kaisar melewati lorong sempit, sosok berjubah hitam itu benar-benar lenyap dari

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 181. Ke Pasar Gelap Sendiri.

    Jarum perak satu per satu menusuk titik di sekitar bahu dan punggung Chun Mei. Tangan tabib Jiang cekatan, matanya penuh konsentrasi. Setiap tusukan membuat tubuh wanita itu sedikit bergetar, napasnya tersengal, tapi jubah tipis yang dikenakannya menjaga martabatnya tetap utuh. Bagian belakang jubah telah disobek, membiarkan luka menganga jelas terlihat agar racun bisa ditangani. Kemudian tabib Jiang mengeluarkan botol kecil berisi ramuan berwarna kehijauan, aroma getirnya menusuk hidung. Dengan hati-hati, dia meneteskan cairan itu ke luka, membuat darah beracun kembali merembes keluar, jatuh ke mangkuk tembaga yang kini sudah dipenuhi cairan hitam kehijauan. “Bertahanlah, Ratu Chun,” bisik tabib tua itu lirih, meski tahu kesadaran wanita itu hampir lenyap. Jemari lentiknya yang lemah masih menggenggam sehelai ujung jubah emas, seakan mencari jejak kehadiran seseorang yang kini sudah tidak ada di sisi. Sementara itu, di luar paviliun naga emas, langkah Kaisar Lin Yi terdenga

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 180. Racun Hama Pasir Hitam

    Kaisar Lin Yi menekan luka itu lebih keras, hingga darah hitam bercampur pekat merembes di sela jemarinya. Kemudian, tanpa ragu Kaisar menunduk, bibirnya menyentuh kulit pucat di sekitar luka. Dengan satu tarikan keras, dia menghisap darah beracun itu. Rasa pahit dan getir logam bercampur racun segera memenuhi lidahnya, membuat kepalanya berdenyut, tapi dia meludahkan cairan itu ke permukaan lantai di samping ranjang, lalu kembali menekankan bibirnya ke luka. Chun Mei menggigil, tubuhnya bergetar, tetapi suara lirihnya tetap terdengar. “Yang Mulia, jangan.” “Diam!” Kaisar membentak, tapi nada suaranya pecah, nyaris seperti tangisan. “Aku perintahkan kamu tetap sadar!” Kedua tangannya, yang satu menahan luka, yang lain menggenggam tangan Chun Mei erat; jemari besar dan kasar itu meremas lembut tangan wanita yang dingin bagai es. Setelah beberapa kali hisapan, darah berwarna lebih gelap mulai keluar, disertai semburat biru di bibir Kaisar. Namun, matanya tetap tajam, berkilat penuh

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status