Home / Zaman Kuno / Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu! / Bab 49. Tidak Ingin Melepaskan.

Share

Bab 49. Tidak Ingin Melepaskan.

Author: Zhang A Yu
last update Last Updated: 2025-07-24 01:10:44

Sore itu, udara sangat dingin dan mendung.

Langit kelabu menaungi hutan persik, tetapi tidak hujan. Bunga-bunga gugur perlahan seperti salju lembut, menari di udara sebelum jatuh diam di tanah.

Angin membawa harum samar bunga dan tanah basah, menyelinap masuk dari celah-celah jendela rumah tua itu.

Di ambang pintu, Kaisar Lin Yi duduk bersila, punggungnya tegak namun santai, mengenakan jubah tebal berwarna gelap. Di pangkuannya, seruling panjang dari bambu tua, dan dari ujung alat musik itu, mengalunlah nyanyian lembut… sama seperti malam kemarin.

Lagu itu tenang tapi memilukan. Seolah setiap notasi mengandung kenangan, setiap tarikan napas menyimpan doa yang belum dijawab.

Tubuh Chun Mei masih terbaring di dipan kayu di dalam rumah—tapi tak lagi seperti mayat yang dibaringkan dengan pasrah. Kini tubuhnya dibaringkan dengan harapan. Diselimuti dengan kain bersih, dipeluk kehangatan api yang menyala kecil di tungku belakang, dan dikelilingi aroma teh, kayu bakar, dan bunga persik yang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 76. Menguji Li Jiancheng.

    Taman belakang, kediaman Li. Musim semi sedang ranum, bunga-bunga liar tumbuh liar di antara batu-batu jalan setapak yang mulai retak termakan waktu. Angin sore menghembus pelan, membawa aroma dedaunan basah dan kenangan lama.Kaisar Lin Yi berdiri diam di tengah taman. Tatapannya menyapu pelan seluruh tempat itu. Mata yang tajam, tapi tidak menunjukkan emosi."Tempat ini tak banyak berubah," gumamnya, "masih ada jejak-jejak latihanku dulu."Jenderal Shang Que berdiri di belakangnya, tegak seperti bayangan, mengenakan baju besi ringan yang memudahkan pergerakan. Dia menoleh sedikit, melihat sebilah pedang kayu tua yang bersandar pada dinding bambu di sudut taman, bekas latihan masa lalu.Kaisar berjalan perlahan menyusuri jalur batu, langkahnya tenang. Sesekali ujung sepatunya menyentuh kelopak bunga yang gugur. Kemudian dia berhenti di dekat kolam kecil, yang dahulu menjadi tempat mereka membasuh wajah setelah latihan berat.“Shang Que.”“Ya, Yang Mulia.”“Menurutmu, apakah dia akan

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 75. Kedatangan Kaisar Tidak Sesederhana itu

    Di kediaman Li, menjelang sore.Cahaya sore menembus tirai tipis, menyorot separuh wajah Li Jiancheng yang sedang bersandar di dipan kayu berlapis selimut kapas. Bibirnya pucat, tapi tatapannya hidup.Dia menatap langit di luar jendela, tempat seekor burung kecil terbang melintasi awan, membawa ranting di paruhnya. Entah mengapa pemandangan itu memancing senyum sinis di wajahnya. Mungkin karena burung itu bebas. Sementara dia, sekujur tubuhnya masih dipenuhi luka yang entah kapan sembuh.Suara langkah kaki perlahan memasuki ruangan. Lalu terdengar suara lirih dan hangat dari seorang wanita.“Cheng'er, Ibu bawakan bubur. Ayo makan pelan-pelan, ya.”Li Yuan, ibunya, mendekat dengan semangkuk bubur putih hangat dan sendok perak. Tangannya gemetar sedikit saat menyendokkan bubur ke bibir putranya.Li Jiancheng membuka mulutnya pelan, menelan tanpa bicara.Tak ada percakapan, tak ada tanya.Li Yuan hanya ingin memastikan anaknya hidup dan tetap bisa makan.Setelah suapan ketiga, Li Jianche

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 74. Menyelesaikan Shen Kuo.

    Paviliun Qingxin. Di tengah taman mungil dengan kolam batu di sisi timur, Chun Mei duduk di bawah naungan pohon plum yang baru mulai berbunga. Rambutnya dibiarkan jatuh ke bahu, dan wajahnya tampak tenang, meski dari arah kerut tipis di antara alisnya, jelas ada sesuatu yang mengusik pikirannya.Di hadapan wanita itu, Liu Ning berdiri dengan kepala tertunduk, tangan saling menggenggam di depan perut.“Apa katamu tadi?” tanya Chun Mei datar, tetapi nadanya membuat angin pun seakan ikut menahan napas, “kamu memata-matai kediaman Selir Li?”Liu Ning menggigit bibir bawahnya. “Hamba hanya menyampaikan kabar yang hamba dengar, Nyonya. Bahwa Yang Mulia Kaisar baru saja mendatangi Paviliun Badai Salju, milik Selir Li.”Mata Chun Mei menyipit. Dia menoleh, menatap langsung ke arah Liu Ning. “Kamu mendengarnya dari siapa?”“Dari para pelayan yang bertugas menyapu koridor utama, Nyonya. Mereka membicarakan bahwa Yang Mulia datang sendiri, bahkan sempat duduk lama di dalam, dan—” Liu Ning menel

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 73. Mari Pergi ke Kediaman Li.

    Langkah cepat kembali terdengar di luar. Pelayan ketiga muncul di ambang pintu dengan napas memburu. Wajahnya pucat dan rambut di pelipisnya basah oleh keringat.“Nyonya! Nyonya!”Li Muwan berbalik tajam. “Apa lagi!”Pelayan itu terhuyung sedikit, sebelum menunduk dalam. “Yang Mulia Kaisar Lin Yi sedang dalam perjalanan menuju Paviliun Badai Salju, beliau akan tiba dalam waktu sangat singkat!”Waktu seolah berhenti sejenak.Li Muwan tersentak. Jantungnya seperti mendadak melompat ke tenggorokan. Tangannya yang sejak tadi mengepal di sisi tubuh langsung terbuka, mencari sandaran. “Apa? Mendadak begini. Kamu tidak salah lihat, heh?”“Benar, Nyonya! Beliau sedang berjalan ke mari, didampingi Kasim Feng.”Tak menunggu lama, Li Muwan langsung berbalik. Langkahnya cepat menuju cermin perunggu yang tergantung di sudut ruangan. Untunglah, dirinya belum berganti pakaian dari pagi tadi. Gaun musim semi berwarna lembut itu masih melekat rapi di tubuhnya, rambutnya disanggul anggun dengan hiasan

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 72. Li Jiancheng Rugi sendiri

    Di kediaman keluarga Li, Bijak dan Cerdas.Asap tipis membumbung dari baskom berisi bara api, menari-nari samar di udara, bercampur dengan aroma logam darah yang masih baru. Suara gelegak pelan dari lempengan besi yang memanas membuat udara di dalam kamar terasa semakin mencekam.Li Jiancheng masih terbaring di ranjang. Napasnya berat dan tak teratur. Matanya terbuka sedikit, tatapannya kabur tapi masih hidup. Pria itu bisa mencium bau darahnya sendiri, bau ranjang, dan bau besi panas yang akan segera membakar tubuhnya.Tabib Qing Luo mengambil penjepit logam. Lalu, dengan hati-hati mengangkat batang besi yang ujungnya kini memerah membara. Sorot matanya tajam, penuh perhitungan seperti seorang algojo yang paham betul anatomi rasa sakit.Li Yuan berdiri beberapa langkah dari ranjang. Tangannya menutupi mulut, bahunya gemetar. "Jiancheng," gumamnya, sebelum dia memalingkan wajah karena tak sanggup menonton lebih lama."Jangan bergerak," ucap Tabib Qing Luo, lebih untuk dirinya sendiri.

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 71. Sama-sama Terluka

    Masih di Gerbang Barat, menjelang matahari naik.Langit timur telah berpendar warna tembaga pucat. Jenderal Shang Que berdiri diam seperti patung baja, wajahnya nyaris tak berekspresi saat seorang bawahannya mendekat, untuk setengah berjinjit menyampaikan laporan dengan bisikan.“Pelayan tua dari kediaman Li menemukan seseorang tergeletak di luar gerbang rumah utama, Jenderal. Kelihatannya dia terluka parah. Wajah dan perawakannya cocok dengan ciri-ciri orang yang kita cari.”Hening.Angin menggoyang ujung jubah panjang sang jenderal, tapi tubuhnya tetap tak bergeming, matanya memejam sejenak. Lantas, dia mengangguk samar, tidak berkata sepatah pun.Sang bawahan langsung mundur dengan hormat, berbalik cepat dan lenyap di balik kabut yang mulai mencair.Jenderal Shang Que pun berbalik.Langkahnya berat dan pasti, seperti seorang eksekutor yang tak pernah gagal melaksanakan tugas. Namun, dalam benaknya, kilasan-kilasan ingatan pertempuran semalam kembali muncul. —Gerakan lawan yang terl

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status