Share

Frustasi

Ana telah mengetuk berkali-kali pintu Dayana ditiap paginya tetapi yang ia dengar hanya gemericik air keran. Ana menduga Dayana tengah mandi atau mencuci piring. Ia juga pernah mencoba membuat Dayana keluar namun wanita itu tak pernah sekali pun keluar. Pekerjaan nya pun terbengkalai karena kejadian itu.

Tetapi pada suatu hari saat dimana manager tari Dayana datang, laki-laki tambun itu berusaha membuat Dayana keluar.

“Dayana!”

Tok tok tok...

“Dayana, ini aku Bondan!” panggilnya. “Dayana, aku tau semua masalahmu, aku tau kau bercerai dan kehilangan Kelly, tapi kami disini Dayana, Dayana, bukalah sekali saja. Mari kita bicarakan ini, ok, kamu tidak bisa terus hidup ini dan aku akan membantumu mencari Kelly,” ucap Bondan.

Ceklek...

Pintu akhirnya terbuka sedikit memberikan cela bagi Bondan untuk masuk. Bondan merasa begitu senang karena Dayana mendengarkannya. Ia bergegas masuk menemui Dayana. Melihat rumah yang berantakan dan tak terurus, serta dengan keadaan Dayana yang memperihatinkan, Bondan merasa empati.

Melihat banyak botol alkohol kosong yang tergeletak, Bondan menyisihkannya dengan kakinya. Ia mendekati Dayana yang duduk di sofa dengan sendu.

“Apa, apa kau sudah makan?” tanya Bondan pada Dayana yang menggeleng.

Dayana terlihat tidak bertenanga, kerutan dan lingkaran hitam di bawah matanya menandakan bahwa ia tidak memperhatikan dirinya. Dayana mencari penyakit dan ingin mati perlahan dengan mengenang Kelly.

“Aku akan bereskan ini dan menyiapkan mu makan,” ucap Bondan yang mulai berdiri.

Ia berjalan sambil memunguti botol-botol minuman yang berserakan dan memasukkannya ke plastik.

“Gimana caranya aku bisa bertemu dengan Kelly, Bondan,” ungkap Dayana membuat Bondan menghentikan kegiatannya.

Bondan berbalik melihat Dayana yang mulai menitikkan air mata. Dengan sigap Bondan memeluk Dayana erat untuk menenangkan Dayana yang sudah ia anggap seperti adik sendiri. Tangisan Dayana semakin keras, namun usapan lembut dari Bondan membuat Dayana meluapkan semuanya.

Malam telah datang, Bondan masih di kontrakan Dayana. Melihat Dayana bersuap memakan bubur buatannya membuatnya sedikit lega walau sebenarnya Dayana tak bernafsu. Rumah telah rapi karena Bondan membersihkannya.

Tok tok...

Ana mengetuk pintu dan langsung masuk ke dalam. Ia membawa buah dan makanan untuk Dayana.

“Ana!” Sapa Bondan.

“Halo, Bondan!” Sapa balik Ana.

“Ini aku bawakan buah untukmu, Day, dan makanan kesukaanmu,” Kata Ana menaruh semua makan yang ia bawa ke meja persegi itu.

“Ini aku sudah buatin dia bubur,” kata Bondan.

“Kalau begitu ini biar aku masukkan ke kulkas dan besok bisa dipanaskan,” Jawab Ana.

Ana pun berlalu ke lemari es dan memasukkan makanan yang ia bawa, sementara Bondan menyuapi Dayana.

“Sudah cukup,” ucap Dayana menolak suapan Bondan.

Bondan mencukupkan karena ia rasa Dayana sudah cukup makan. Ia lalu menaruh mangkuk tu ke meja. Ana pun datang dan bergabung.

“Baikan, Day?” tanya Ana.

Dayana mengangguk dengan pelan.

“Oh iya, apa kamu info tentang pekerjaan suami kamu, Na?” tanya Bondan pada Dayana.

“Eh, kamu mau ngapain?” tanya Ana pada Bondan.

“Aku ingin tau kemana Ganesh bawa Kelly.” Jawab Bondan.

“Aku cuma tau tempatnya kerja aja,” kata Dayana.

“Di mana?”

“Houston Property”

“Ok, aku bakal telusuri hal ini,” ucap Bondan percaya diri.

“Serius ini bakal nemuin keberadaan Ganesha?” tanya Ana yang tidak percaya.

Bondan mengangguk, “kita harus tau apakah masih kerja disana atau resign. Kalau kita udah tau, otomatis kita tau data tempat tinggalnya sekarang,” jelas Bondan.

“Tapi gimana caranya, jelas kamu nggak akan di kasih tau karena penggaran privasi.” Tukas Ana.

“Nah untuk itu, aku bakal minta tolong sama temen aku yang jago IT, itu akan jadi mudah untuk seterusnya.”

“Wow, incredible!”

Prok.. prok... prok...

Ana bertepuk tangan dengan keras untuk Bondan karena kelihaian berfikirnya. Hal itu juga mampu membuat Dayana memiliki harapan lagi untuk bertemu dengan anaknya- Kelly. Senyuman diwajahnya terbit kembali.

“Thank you, Bondan.” Ucap Dayana yang langsung memeluk Bondan erat.

“Thank you, aku ada harapan lagi untuk bisa ketemu Kelly, thank you so much,” ungkapannya dengan tulus.

Bondan dan Ana merasa senang melihat Dayana bisa tersenyum lagi. Keduanya melepaskan pelukan dan Bondan berbicara lagi mengenai dugaannya.

“Aku percaya Ganesh ada disini, ia pasti bohong sama kamu kalau dia pindah keluar negeri, kita harus percaya itu, ok,” Duga Bondan.

Dayana mengangguk dengan senang.

Mulai saat itu Dayana menjalani aktivitas seperti biasanya, dan Bondan menjalankan misi miliknya. Sekarang, Dayana tengah menari di alun-alun dengan iringan musik klasik yang mengayun tenang. Cukup banyak yang tertarik melihat dirinya menari dengan koreo tradisional barat seperti itu.

Dayana adalah seorang penari kontemporer jalanan yang menjajakan tariannya di keramaian. Sudah 10 tahun lamanya ia menari seperti ini, bahkan ia juga sering mengikuti kontes menari dan beberapa festival lainnya.

Ia sangat menyukai bidangnya, ia bahkan senang menunjukkan tariannya pada dunia karena ini adalah mimpinya. Pendapatannya pun terbilang tidak besar, hanya cukup untuk membiayai kehidupan sehari-harinya dan keluarga kecilnya.

Setelah menari ia bergegas pergi ke apartemen milik Bondan untuk menanyakan kemajuan pencarian anaknya. Dayana masuk dengan pasword yang diketahui. Terlihat Bondan tengah bersama temannya yang tengah bergemul dengan sebuah laptop.

“Day,” sapa Bondan.

“Hai.”

“Gimana, udah ketemu?” tanya Dayana yang berjalan mendekati mereka.

“Ini kita masih nyoba buat retas data kantor, sih,” beritahu Bondan.

“Oh”

“Oh iya, ternyata Ganesh nggak resign, Naap Bondan.,” ungkap Bondan.

“Ha,” Dayana terheran.

“Nih, ini selingkuhannya, kan?” tanya Bondan lagi menujukkan sebuah foto wanita di layar ponselnya.

Dayana memajukan kepalanya untuk melihat jelas wanita yang di duga selingkuhan mantan Ganesh. Setelah jelas melihat, Dayana mengangguk.

“Ok, berarti kita udah dapet jawaban.”

“Jawaban? Apa?” Dayana semakin penasaran.

“Ternyata cewek ini adalah anak pemilik perusahan dari tempat Ganesh kerja dan kita tau mereka selingkuh, jadi kita bisa ambil kesimpulan kalau mereka tinggal bersama.”

“Yah, terus?” Dayana nampak bingung.

“Ya terus, bisa jadi ni cewek yang bawa Ganesh pindah keluarga negeri untuk hidup bareng, gimana, investigasiku makin jago nggak?” ucap Bondan menyombongkan diri.

“Heh” Dayana menghela nafas.

“Terus hasil akhirnya gimana?” Dayana mulai resah.

“Hasil alkhirnya,” laki-laki yang berkacamata itu memutar kursi pada Dayana, “kita nggak bisa lacak kebaradaan mereka, karena bisa saja si cewek pelakor bawa suami kamu kemana pun yang dia mau, karena kalau dia di pindahkan kerja oleh pihak perusahaan, maka kita bisa lacak lewat retas jaringan mereka, tapi ini masalah hal yang cukup rumit, apalagi kita nggak punya apapun dari suami kamu untuk lacak lokasinya.” Beritahu laki-laki kurus itu dengan detail.

Dayana dan Bondan diam sejenak, merenungi kata demi kata yang keluar dari mulut laki-laki ditengah mereka.

“Astaga,” Dayana meremat kepalanya dengan kesal dan Bondan merasa gagal.

“Tapi,” suara laki-laki kurus itu.

“Tapi?” Dayana dan Bondan menunggu.

“Kamu bisa tanya keberadaan mereka lewat keluarga si cewek atau si cowok,” beritahunya.

“Hah,” keduanya bengong.

“Iya! kalian bisa cari tau lewat keluarga mereka, pasti mereka taulah mereka dimana.” Sambung laki-laki berkaca mata.

“Bener juga, Na, kita harus tau cari tahu keberadaan mereka lewat keluarga mereka." Bondan setuju.

“Tapi caranya gimana, nggak mungkin aku nanya sama mantan mertuaku, kan, pasti dia nggak akan kasih tau aku dimana keberadaan anaknya,” Kata Dayana.

Bondan mengerti dan mulai berfikir jalan lain, “To, Coba lacak dimana tempat tinggal selingkuhan Ganesh,” suruh Bondan.

Dengan lihat mengutak atik komputer didepannya, laki-laki itu mulai mencari.

“Ngapain cari alamat dia?” tanya Dayana bingung.

“Biar aku selesaikan ini, mendingan kamu istirahat, besok jadwal kamu pentas di Keraton.” Kata Bondan.

Dayana mengangguk saja, ia percaya Bondaan bisa diandalkan.

“Kalau gitu aku pulang,” pamit Dayana.

“Hati-hati, besok aku kabarin hasilnya.”

Dayana mengangguk dan mengambil tasnya lalu keluar.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status