Share

Selir Rahasia Pangeran
Selir Rahasia Pangeran
Penulis: St. Aminah

Perceraian

“Dayana, cepat! aku harus kerja!” seru seorang wanita dengan rambut keriting mengembang yang tengah menanti dengan tak sabaran di depan pintu sambil melirik jam tangan miliknya.

Tok tok…

Ia semakin mengetuknya dengan cukup keras.

“Iya, ya, bentar!” balas Dayana dari dalam.

“Aish, ck!” decaknya kesal dipagi hari, bahkan kaki dan tangannya tak berhenti berkutik seperti orang kesemutan.

Tak lama akhirnya pintu terbuka dengan menampilkan Dayana yang telah rapi dengan menggendong seorang anak kecil yang tidak lain adalah anaknya- Kelly.

“Aish, kenapa lama banget, sih!” cercanya.

“Sorry, An. Nih, aku titip Kelly,” Dayana langsung memberikan anaknya pada Ana.

 “Udah sana cepet, nanti sidang cerainya dibatalin lagi karena kamu," Kata Ana.

“Huuuh” Dayana menghela nafasnya cukup panjang untuk menstabilkan deru jantungnya.

“Awas, jangan sampai gagal, ok,” peringat Ana pada Dayana yang hanya mengangguk saja.

“Yaudah, aku berangkat." Dayana telah siap. "Kelly sayang, mommy pergi dulu, ya, jangan nakal, main sama onty Ana dulu, ya. Dadah....” ucap Dayana pamit pada anaknya yang baru berumur dua tahun itu sebelum benar-benar pergi.

“Semoga menang, ya, Day!” seru Ana memberikan semangat.

“Amen.”

Hari ini adalah sidang terakhir perceraian Dayana dengan suaminya- Ganesha. Kali ini penentuan hak asuh anak serta keputusan perceraian. Dan sebentar lagi Dayana akan segera datang dengan mengenakan taxi menuju tempat sidang.

Tidak lama, ia telah sampai dan cepat memasuki ruang sidang dengan tergopoh.

Di sana cukup banyak orang berkumpul termasuk suaminya yang akan berstatus sebagai mantan suami. Dan hari ini pula adalah kali terakhir mereka bertemu.

Ganesha melirik Dayana yang baru datang dengan cukup dingin, namun Dayana hanya memberikan desahan nafas bosan yang mengecewakan. Dalam kasus ini Dayana yakin kalau hak asuh anak akan ia menangkan selaku ibunya Kelly. Setelah lengkap, sidang pun dimulai dan dimulainya dari beberapa keputusan yang berpihak pada Ganesha.

Berbeda dengan Dayana yang berpihak dan membela dirinya sendiri, dan sampailah pada kesimpulan dengan keputusan hakim yang mengejutkan bagi Dayana.

“..... dengan ini hak asuh jatuh kepada pihak Pak Ganesha dengan segala ketentuan yang ada.”

Tok... tok... tok...

Ketukan palu sudah telak dengan hancurnya Dayana. Perempuan itu kejut bukan main, ia langsung berdiri dan menolak tegas hasil hakim.

“Tidak! Saya tidak setuju pak hakim! Anak saya tidak boleh dengan yang lain, saya bisa mengurusnya sendiri. Batalkan keputusan anda pak hakim, anak saya adalah milik saya!” ucap Dayana tidak terima.

“Dayana!” seru Ganesha membentak, “apa kamu pikir bisa menghidupkan Kelly dari hasil menari di jalanan, ha!” bentak Ganesha marah.

“Kenapa?! Aku bisa melakukan apapun demi Kelly, dia tidak butuh ayah tukang selingkuh seperti kamu!” balas Dayana mencerca.

“Jangan fitnah kamu! Aku nggak pernah selingkuh dari kamu, ini adalah keputusan kita bersama!” Bantah Ganesha tegas.

“Bohong! Ini keputusan kamu, aku tau semuanya! Pak hakim,” Dayana kembali memohon pada hakim, “saya mohon, pak, batalkan keputusan bapak, dia tukang selingkuh! Dan hukum tidak bisa memberikan hak asuh anak dengan suami yang berselingkuh, bukan?” mohon Dayana dengan tangisan yang deras.

Hakim terlihat menimang sesuatu dengan pembantu hakim yang lain.

“Tidak, pak hakim.” Suara seorang wanita paruh baya bersuara di belakang.

Hakim memberikan hak suara padanya.

“Anak saya sangat setia dengan wanita ini, tetapi melihat istrinya sebagai penari dijalanan dan digandrungi oleh laki-laki disana, anak saya tidak bisa menanggungnya lagi,” ucap wanita itu yang tidak lain adalah ibu Ganesha.

Mendengar tuduhan tersebut, Dayana langsung membantah keras.

“Tidak, pak hakim, saya tidak melakukan apapun seperti dugaannya. Saya mohon pak hakim, sa...”

“Benar, pak hakim!” Ganesha kembali bersuara membuat Dayana terkejut. “terkadang saya melihat istri saya diantar pulang dan berpelukan oleh laki-laki, saya tidak ingin mengatakan apapun yang terjadi sebenarnya karna...”

Plakkk!...

Satu tamparan keras melayang di wajah Ganesha. Fitnah yang dilontarkan Ganesha membuatnya marah dan kecewa. Ganesha melirik dengan tatapan marah dan tak percaya dengan apa yang dilakukan Dayana terhadapnya.

“Aku nggak tau kamu sepicik ini, Mas,” ucap Dayana dengan kecewa.

Sudah 3 tahun lamanya pernikahan mereka terjalin dan diberikan karunia tuhan seorang anak yang cantik. Namun, karena Ganesha memutuskan untuk bercerai maka Dayana yang tidak bisa menahan permintaan suaminya tak bisa menolak lagi.

Keputusan Ganesha menyulitkan Dayana yang mencintai pria itu, apalagi mereka memiliki satu putri untuk dibesarkan berdua. Dayana tak tahu alasan suaminya ingin meminta cerai sampai ia pun mencari tahu dari teman kantor suaminya dan mendapati suaminya memiliki wanita lain.

Maka, saat itu pula Dayana memutuskan untuk setuju bercerai. Rasa kecewa dan marah tak bisa dikatakannya saat Ganesha memilih perempuan tersebut.

Saat ini, sidang telah berakhir dan keputusan yang telah disetujui kalau hak asuh jatuh ke tangan Ganesha. Dengan cepat Ganesha dan keluarga pergi menuju tempat tinggal Dayana untuk menjemput Kelly. Dayana yang masih menangis dan tidak terima pulang kerumah dengan cepat untuk mengambil Kelly dan berniat membawanya pergi. Ia tak bisa terima dengan hasil keputusan hakim.

Saat sampai ditempat tinggal Dayana, Ganesha memutuskan untuk pergi ke toko Ana  yang tidak jauh dari tempat tersebut. Ganesha mencari Ana dan mendatanginya tanpa Kelly di gendongannya.

“Kelly dimana, Ana?” tanya Ganesha.

“Dia nggak ada disini,” jawab Ana sedikit gugup.

“Aku tahu kamu pasti menyembunyikannya, tunjukkan atau...” gertak Ganesha.

“Aku nggak tahu! Aku udah bilang, kan, aku nggak tau Kelly dimana!” balas Ana keras.

Dengan terpaksa, Ganesha mendorong Ana untuk mencari keberadaan Kelly namun tak sekalipun ada.

“Ana, kalau sampai Kelly kamu sembunyikan, aku bakal lapor polisi!” Kata Ganesha marah.

Ana terdiam membisu dan melihat Ganesha yang mencoba mencari Kelly disetiap ruangan namun nihil. Tetapi saat Ganesha membuka pintu belakang, ia kejut karena Dayana melarikan Kelly bersamanya. Ganesha pun mengejar dengan cepat.

“Dayana! Kembalikan Kelly!” seru Ganesha berteriak.

Merasa sudah ketahuan, dengan sekuat tenaga Dayana berlari ke trotoar dan mencari taksi.

“Kembalikan Kelly atau kamu masuk penjara!” seru Ganesha lagi.

“Nggak akan! Aku ibunya Kelly dan nggak akan kasih kamu!”

“Kamu tahu ini kejahatan, Dayana! Sekarang, kembalikan Kelly sama aku!”

“Kalau dia sama kamu, kamu nggak akan pernah kasih aku liat Kelly lagi! Hidup aku itu cuma Kelly, Mas, dan aku nggak mau pisah dari dia!” seru Dayana yang lagi-lagi menolak.

Ganesha tau Dayana keras kepala seperti dirinya, ia terus saja berlari sampai dipersimpangan jalan, Dayana memasuki sebuah taksi, larian Ganesha terhenti dan langsung menghentikan taksi lain dengan nekat sampai taksi pun terhenti mendadak. Iapun langsung masuk.

Brakkk...

“Kejar taksi di depan, pak, cepat!”

Lajuan taksi di depan cukup cepat di jalan yang cukup ramai pengendara seperti ini. Taksi yang ditumpangi Ganesha melaju dengan cepat mengikuti taksi yang ditumpangi Dayana. Lajuan kendaraan pada keduanya semakin mengacu adrenalin sampai pada titik ujung jalan menuju pantai, taxi Dayana terhenti. Ganesha pun turut berhenti dan kembali mengejar Dayana yang berlari ke sekitar pantai.

Di sisi lain, Dayana mulai merasa pasrah karena tidak tahu harus kabur kemana lagi, taxi yang ia tumpangi malah kehabisan bensin. Ia benar-benar merasa kalah, tangisannya mengalir deras dengan laju lariannya yang mulai melemah.

Ganesha semakin mendekat dan mendapati Dayana yang tiba-tiba terduduk lemas dengan tangisan keras membuat Kelly turut menangis. Ganesha langsung mengambil Kelly dan menggendongnya. Dayana pasrah dan tidak memberontak. Tangisannya semakin keras saat Ganesha mengambil Kelly.

Melihat Dayana seperti itu Ganesha diam, dia tidak melontarkan sepatah kata apapun dan meratapi Dayana menangis dengan memilukan.

“Mas,” panggilnya dan mulai berdiri. “bisakah aku memeluknya untuk terakhir kali?” pinta Dayana dengan sesegukan.

Dengan luluh, Ganesha memberikan Kelly untuk Dayana gendong dan peluk untuk terakhir kali. Perasaan sedih yang begitu dalam harus kehilangan anaknya disaat tidak  ada yang ada lagi keluarganya yang tersisa.

“Kelly, maafkan mami, sayang, hiks hiks... maafkan mami hiks hiks” tangisnya tak bisa mereda saat menciumi dan mendekap Kelly dengan erat.

“Dayana, maafkan aku, mungkin kamu akan benci aku, tapi, maaf, aku nggak bisa hidup seperti ini lagi,” ucap Ganesha pada Dayana.

Lamat-lamat dekapan Dayana mulai melonggar dan memberikan kecupan untuk Kelly terakhir kali. Setelah itu, ia lalu memberikan Kelly pada Ganesha.

“Jaga Kelly, aku, aku percaya sama kamu,” ucap Dayana dengan berat hati. Ganesha mengangguk.

“Jangan khawatir, semua keperluannya akan ia dapat.” Jawab Ganesha.

“Aku harap aku bisa bertemu dengan Kelly lagi,” risaunya.

Ganesha tidak menjawab, ia memutar langkahnya untuk pergi meninggalkan Dayana yang begitu hancur. Semua pengharapan dan harta saru-satunya telah hilang. Ia hancur sehancur-hancurnya saat ini.

Sejak saat itu, Dayana tidak pernah menari lagi. Sudah satu minggu sejak kejadian itu Dayana hanya berdiam diri di kamarnya dan menangisi Kelly saat merindukannya.

Tetangga sekaligus sahabatnya- Ana mulai mengkhawatirkan keadaan Dayana. Ia tidak tahu apakah Dayana sehat atau sedang sakit, ia bahkan tidak tau apakah Dayana sudah makan atau minum, pintu itu sudah satu minggu masih terkunci.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
St. Aminah
Maaf ka, baru liat sekarang. soalnya nggak pernah update. tapi dari sekarang saya akan aktif lagi Ampe tamat
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
awal yang bagus.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status