Share

Kembali

Kamandanu memasuki keraton dengan  gugup. Tangannya berkeringat dingin. Selama di perjalanan tadi, dia memegang tali kekang dengan kuat sehingga telapak tangannya memerah. Untungnya, sebagian wajah laki-laki itu tertutupi oleh rambut yang semakin memanjang, sehingga tak satupun penjaga yang mengenali ketika melewati gerbang keraton.

"Siapa yang kalian bawa?" tanya salah seorang penjaga ketika mereka hendak lewat. 

"Seseorang yang membantu kami menaklukan si liar," jawab si pengawal sembari menunjuk kuda hitam yang lepas tadi.

Para penjaga saling berpandangan, lalu mengangguk dan mempersilakan mereka masuk.

Kamandanu menarik napas lega karena penyamarannya aman. Padahal hampir semua dari para prajurit dan pengawal itu dulunya berada di bawah pimpinannya.

"Baiknya paman membersihkan diri sebelum bertemu dengan Kanjeng Gusti. Beliau tidak suka mencium bau-bauan yang kurang sedap," usul salah seorang prajurit.

Kamandanu tersadar bahwa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status