Share

Bathtub Session

last update Last Updated: 2025-04-20 10:29:13

Eh, apa? Morning, Love?

Lady balas memandang Rain dan membaca setiap detail ekspresi yang terlukis di wajah laki-laki itu.

Rain terlihat lembut. Tidak ada kebengisan di wajahnya. Tidak ada amarah di sana. Caranya menatap tidak berubah dan masih serupa dengan saat mereka bercinta kemarin malam. Meskipun merasa lega mengetahuinya namun Lady tetap waswas kalau saja setan dalam diri Rain bangkit lagi.

“Kamu udah bangun?” tanya Lady hati-hati pada Rain yang menahan tangannya.

”Menurut lo gimana? Kalo gue udah buka mata begini artinya apa?”

Senyum mengembang di bibir Lady begitu menyadari pertanyaan bodoh yang baru saja terlontar dari mulutnya.

“Aku keluar dulu ya, mau nyiapin sarapan.”

“Kan udah gue bilang lo bukan pembantu di rumah ini. Kenapa sih lo doyan banget memosisikan diri kayak gitu?”

“Bukannya gitu, tapi kalau bukan aku siapa lagi? Nggak mungkin Bunda atau Tante kamu. Aku juga harus tahu diri.”

Rain mengesah menyadari perkataan Lady yang mungkin ada benarnya juga. “Ya udah. Nanti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Ketahuan

    Hari ini berbeda dari biasa. Jika pada hari-hari sebelumnya Giandra bangun saat matahari sudah tinggi, maka kali ini ia bangun lebih pagi. Bukan apa-apa, tapi sejak kemarin ia sudah berniat di dalam hati akan mengunjungi Baby dan menemui orang tua Celine. Mereka akan bicara baik-baik dan berterus terang.“Tumben bangunnya pagi?” sapa Alana ketika putra sulungnya ikut gabung bersama mereka di meja makan.“Aku mau ketemu Baby, Ma.””Mau ketemu Baby apa mamanya?”Ale yang menyindirnya membuat Giandra mengulum senyum.“Ya sekalian, Pa. Nggak mungkin juga kan aku ketemu Baby tapi nggak ketemu sama mamanya?”“Halaa, dasar modus kamu.”Giandra tertawa lalu segera menghabiskan sarapannya dan berpamitan.Baru saja akan masuk ke mobil, Giandra dikejutkan oleh kedatangan Raia. Perempuan itu melangkah cepat setelah turun dari taksi.‘Ngapain juga si Raia pagi-pagi udah ke sini,’ bisik Giandra di dalam hati. Ia tidak ingin kemunculan perempuan itu menggagalkan rencana yang sudah ia susun dengan ma

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Jangan Hukum Aku Lama-Lama

    “Aku tahu pasti nggak mudah mengurus bayi yang baru lahir, apalagi kamu sendiri dan baru aja selesai operasi. Sekuat apapun kamu tapi tetap butuh orang lain buat membantu.”Celine mendengarkan kata-kata Giandra dengan seksama dan sepenuhnya menyadari bahwa apa yang diucapkan laki-laki itu tidak salah. Sayangnya Celine merasa untuk saat ini ia lebih baik sendiri tanpa siapa-siapa.“Makasih ya, Gi, aku hargai niat baik kamu, tapi nggak enak sama tetangga kalau kamu nginep di sini. Kita kan bukan suami istri lagi.” Celine mengingatkan kalau saja Giandra lupa.Jika Celine mengira Giandra akan menyerah dan menerima alasannya begitu saja, maka pikirannya salah.“Kalau memang itu alasannya mending kamu balik tinggal di apartemen kita dulu. Di sana nggak akan ada orang yang bisa ngerecokin kita.”“Nggak usah, Gi, aku di sini aja, di sini lebih dekat dengan tempat kerjaku.” Celine beralasan. Tapi rupanya laki-laki di hadapannya ini benar-benar keras kepala.“Iya, memang bener kalau di sini leb

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Membuka Kotak Pandora

    “Tante sudah pulang?” tanya Agha yang akan masuk ke ruang rawat Celine dan melihat Giandra sendiri tepat di depan ruangan itu.“Belum, tadi lagi ke sana.” Giandra menunjuk ke arah lain.Agha tidak tahu ke mana yang Giandra maksudkan. Laki-laki itu tersenyum sekilas dan berkata, “Aku masuk dulu ya, mau periksa Celine.”Giandra mengangguk pelan dan tetap menunggu di luar. Penuturan Ale tadi membuatnya terguncang. Ini adalah pengalaman hidup yang paling berharga bagi Giandra, yang memukulnya dengan sangat telak dan mungkin juga sebagai titik balik yang akan mendewasakannya.Di dalam ruangan Celine Agha mulai memeriksa perempuan itu, menanyakan apa saja keluhannya.”Kadang masih agak nyeri sih, Gha.”“Maaf ya, aku periksa sebentar.” Agha meminta izin sebelum menyingkap baju Celine, memeriksa tepat di bagian bekas jahitannya. “Ini normal, Lin, nggak apa-apa kok, nanti bakal aku kasih obat.” Agha menurunkan lagi baju Celine.Laki-laki itu kemudian memandang pada Baby yang tertidur pulas di

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Tolong Jangan Dipersulit

    “Aku nggak punya pilihan lain, Lin. Aku pikir Giandra yang paling berhak. Aku nggak tahu alamat orang tua kamu di mana, makanya aku kasih ke Giandra. Kamu kan tahu sendiri kalau aku tinggal di kota ini sendiri. Aku ngggak tega nitipin ke baby sitter sedangkan aku kerja seharian. Aku nggak sanggup ninggalin dia tanpa pengawasan,” terang Agha memberitahu alasannya."Jadi keluarga Giandra sudah tahu soal hubungan kami?""Sudah, Lin, dan orang tuanya menerima kamu dengan baik. Aku nggak mau ikut campur dalam masalah kalian, tapi untuk lebih jelas lebih baik kamu dan Giandra bicara berdua. Jadi aku panggilin dia sekarang ya? Boleh kan, Lin?"Celine terpaksa menuruti saran dari Agha begitu menyadari semua perkataannya adalah benar. Agha tersenyum ketika Celine akhirnya melunak.Sementara itu tepat di luar ruangan, Giandra duduk di lantai sambil menyandarkan punggung ke dinding merenungkan semua yang sudah terjadi."Giandra!" Agha yang memanggil namanya membuat Giandra menengadah dan memand

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Aku Sudah Hapus Dia Dari Hidupku

    Ale dan Alana baru saja tiba di rumah sepulang dari rumah sakit. Mereka turun dari mobil. Alana menggendong Baby sedangkan Ale mengeluarkan stroller bayi mungil itu dari bagasi.Langkah keduanya sama-sama tertahan ketika mereka melihat seseorang sedang duduk di kursi beranda.Seseorang yang sedang duduk itu adalah Raia. Sudah sejak tadi Raia berada di sana.Tadi sebelum datang ke rumah itu Raia terlebih dahulu menelepon Giandra. Tapi panggilannya tidak kunjung dijawab yang membuat Raia memutuskan langsung mendatangi rumahnya.Raia terkejut ketika melihat Alana turun dari mobil sambil menggendong bayi. Gadis itu langsung berdiri dari duduk.”Tante, itu anak siapa?” tanyanya penasaran.Alana melempar pandang pada Ale, meminta bantuan untuk menjawab. Hal ini tidak pernah ada dalam prediksi mereka sebelumnya bahwa Raia akan datang ke rumah.”Ini cucu Om sama Tante.” Ale yang menjawab, membantu Alana yang belum mendapat ide apa-apa.”Cucu?” Kerutan dalam tercipta di dahi Raia. Sepanjang pe

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   BVL

    “Bisa-bisanya ya kamu bohongin Mama sama Papa. Kapan memangnya kami ngajarin kamu berbohong?”Kepala Giandra tertunduk dalam. Menyadari bahwa ini adalah kesalahannya ia tidak membela diri.“Kalau perbuatanku bikin Mama sama Papa jadi malu aku akan pergi dari rumah.””Ini bukan masalah malu atau bukan, tapi tentang kekecewaan kami sebagai orang tua.” Ale angkat bicara. “Apa kamu pikir dengan pergi dari rumah akan menyelesaikan masalah?”“Nggak, Pa. Sekali lagi aku minta maaf, aku juga nggak mau bikin Mama sama Papa kecewa. Yang aku mau sebagai anak hanyalah membahagiakan Mama dan Papa sebagai orang tua. Tapi aku khilaf.”Ale yang tadinya ingin marah setelah pengakuan dan penuturan panjang Giandra kemudian segera tersadar dan merasa ditampar ketika ingat akan perbuatannya dulu. Di masa itu ia dan Alana juga melakukan kekhilafan yang sama. Yang membedakan mereka berdua adalah Giandra berani bertanggung jawab meskipun caranya kurang tepat.Tangisan Baby yang kemudian terdengar membuat at

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status