Home / Romansa / Semanis Coklat Di Dalam Kotak / Pelukan Penurun Demam

Share

Pelukan Penurun Demam

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2025-08-01 22:25:59

Kondisi Alzea tidak membaik padahal dia sudah minum obat yang diresepkan dokter.

Tapi sebisa mungkin Alzea tidak merepotkan Elzio apalagi membuat pria itu khawatir, menahan segala macam rasa tidak nyaman di tubuhnya dengan diam.

Ketika sampai di sebuah bandara kecil di Yordania, Alzea masih kuat berjalan sendiri turun dari pesawat.

Dia pikir akan langsung menemukan kasur yang empuk di dalam kamar yang hangat namun nyatanya dia harus menaiki helikopter untuk tiba di pertambangan minyak milik Prabu.

Suara bising mesin helikopter membuat kepala Alzea pening belum lagi angin yang ditimbulkan dari baling-baling helikopter nyaris menerbangkan tubuh Alzea yang mungil dan sedang dalam kondisi lemah itu.

Dia berpegangan pada lengan suaminya yang kekar saat berjalan menuju tangga helikopter.

Elzio tidak merasa keberatan, dia malah mempersilahkan Alzea naik lebih dahulu dan membantu memakaikan headset di kepala Alzea.

Meski dingin, tapi Elzio adalah gentleman.

“Ini alasan kenapa aku enggak mau b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Semanis Coklat Di Dalam Kotak   Menantu Kesayangan

    “Hallo Zea … Apakabar menantu Papa tersayang.” Prabu menjawab hangat panggilan telepon dari Alzea.“Baik, Pa … Papa Apakabar?” “Baik donk, soalnya menantu Papa telepon.” Prabu menjawab dengan suara beratnya yang ramah.“Pa … maafin Zea ya.” Prabu tidak langsung menyahut, dia tercenung beberapa saat karena perasaannya tidak enak mendengar kalimat permintaan maaf dari Alzea.“Pa … Zea mau bercerai dari El.”Satu kalimat itu mampu membuat jantung Prabu berdetak kencang sampai terasa nyeri sehingga dia haris menekan telapak tangannya di sana.Suara napas memburu Prabu membuat Alzea panik.“Pa … Papa enggak kenapa-kenapa, kan?” “Tunggu Papa di sana Zea, Papa ke sana sekarang.” Sambungan telepon terputus. Alzea jadi tidak enak hati, tapi dia harus melakukan ini demi kebahagiaan Elzio.Dan benar saja, Prabu datang saat jam menunjukkan pukul sembilan malam.Alzea sudah terlelap dalam pelukan Elzio, pria itu terpaksa bangun membukakan pintu untuk Prabu.Plak!Satu tamparan mendarat di pipi

  • Semanis Coklat Di Dalam Kotak   Masih Menyangkal

    “Kamu enggak kenapa-kenapa? Kata asisten rumah tangga, kamu tiduran seharian … kamu sakit?” Elzio duduk di tepi ranjang, tangannya terulur mengecek suhu tubuh Alzea di bagian kening.Tadi sewaktu pulang ke rumah, dia tidak mendapati Alzea menyambut di depan pintu dan kebetulan dia berpapasan dengan asisten rumah tangga yang hendak pulang jadi Elzio bertanya keberadaan Alzea.Asisten rumah tangga mengatakan seharian ini Alzea hanya berbaring di kamarnya tidak seperti biasa.“Kayanya aku masuk angin, El ….” Alzea menjawab dengan dusta.“Aku pesankan sup hangat ya?” Alzea menganggukan kepala setuju.Sesaat kemudian Elzio sudah segar dan mengganti pakaian dengan kaos warna navy yang memeluk erat tubuhnya hingga otot-otot indah di bagian lengan dan punggung juga dada tampak nyata serta celana panjang bahan motif kotak-kotak biru yang nyaman untuk tidur.Alzea sudah beranjak dari atas ranjang, tadi dia keluar untuk menerima makanan pesanan Elzio yang diantar kurir.Mereka berdua makan bers

  • Semanis Coklat Di Dalam Kotak   Ada Yang Berbeda

    Terasa lain saat tadi Elzio menghentak Alzea, seperti ada sesuatu yang mengganjal di dalam sana tapi karena penyatuan tubuh mereka begitu nikmat, Elzio tidak menghiraukannya.Dan sekarang mereka terbaring lemas di atas ranjang saling berpelukan tanpa sehelai benang pun.Setelah deru napas mereka perlahan berubah teratur dan detak jantung melambat seperti yang seharusnya—tangan Elzio mulai nakal meremat dua bagian menyembul di dada Alzea.Entah hanya perasaan Elzio saja tapi dua bongkahan itu lebih besar dan padat dari sebelumnya hingga nyaris tidak tertampung telapak tangan Elzio yang besar.Elzio menurunkan pandangannya untuk melihat ekspresi wajah Alzea karena dia masih ingin memainkan dua gundukan besar itu.“Kamu pucat, sayang …,” kata Elzio menarik dagu Alzea agar bisa dengan jelas menatap wajah cantiknya.“Oh ya?” Satu kalimat itu yang Alzea gumamkan, tampak tidak terlalu terkejut seakan dia sudah tahu akan hal tersebut.Elzio mengecup bibir Alzea sekilas sebelum akhirnya melepa

  • Semanis Coklat Di Dalam Kotak   Karena Terlalu Sering jadi Biasa

    “Udah lah, pemeran pembantu juga keren kok … yang penting kamu bisa menghasilkan uang … enggak kaya adik tiri kamu yang enggak ada guna ini.” Linda menyindir Alzea.Mulut Linda sibuk mengunyah makan siang yang dimasak Alzea.“Linda … ‘kan kamu tahu karena Zea menikah dengan Zio perusahaan aku jadi bisa mendapat keuntungan setiap bulannya … semua uang aku kasih sama kamu, kamu mau apa lagi? Anggap aja itu semua jasa Zea.” Irawan mencoba membela putrinya.“Tapi Zea hidup nyaman di Singapura dalam kemewahan dan nikah dengan pria tampan … enggak kaya kita di sini yang harus ngurus Ayah, biaya berobat Ayah itu ‘kan besar … keuntungan perusahaan memang bisa menutupi tapi kita harus hidup pas-pasan.” Alenka menimpali dengan sinis.“Pas-pasan gimana? Kamu masih bisa makan tiga kali sehari tapi kalau mau memiliki barang branded ya kamu harus beli pakai uang kamu sendiri.” Untuk pertama kalinya Irawan bersikap tegas.“Cukup!” Linda berseru dengan matanya menatap nyalang Alenka dan Irawan membua

  • Semanis Coklat Di Dalam Kotak   Masih Saja Diabaikan

    “Ini puding buatan kamu, Zea?” Ayah Irawan bertanya dengan mulut penuh puding.“Iya Yah, cake ini juga buatan Zea … bagaimana rasanya, Yah?” Alzea menunjuk cake yang tersaji di atas meja.“Enak, kamu pandai buat puding dan kue seperti bunda kamu.” Alzea hanya tersenyum menanggapi ucapan sang ayah dan dengan sabar menyuapi ayah Irawan hingga puding di atas piring kecil di tangannya habis tak bersisa.“Obat Ayah di mana? Zea ambilkan, ya!” Alzea bangkit dari kursi.“Di kamar, ada di meja rias ibu tiri kamu.” Alzea pergi ke kamar ayah Irawan dan kembali setelah menemukan obat untuk beliau.Dengan sabar Alzea membantu Irawan minum obat, kesehatan beliau sepertinya tidak membaik kalau dilihat dari kondisi tubuhnya yang semakin melemah.“Zea bantu Ayah ke kamar ya biar Ayah bisa istirahat.” “Terimakasih Zea.” Irawan menatap Alzea dengan mata berkaca-kaca.“Kok bilang makasih, Yah? Kan Zea putri Ayah, ini kewajiban Zea sebagai anak merawat Ayahnya yang sedang sakit.” Rasanya Irawan ingin

  • Semanis Coklat Di Dalam Kotak   Mulai Curiga

    Kamar utama di Griya Tawang Elzio tampak berantakan dengan pakaian Elzio dan Alzea yang berserakan di lantai.Sedangkan mereka berdua tengah berada di atas ranjang tanpa busana hanya selimut menutup sebagian tubuh.Elzio berbaring terlentang menatap langit-langit kamar, satu tangannya dia selipkan di belakang kepala.Sedangkan di dadanya ada Alzea yang tengah menyandarkan kepala dengan tatapan kosong.Mereka baru saja bercinta dan baru kali ini dia tidak merasakan gairah Alzea.Alzea tidak membalas dengan antusias seperti ada yang membebani pikirannya, meski begitu dia masih menanggapi pagutan Elzio, Alzea juga bergerak seirama saat Elzio melakukan hentakan hanya saja Alzea seperti tidak fokus.Dan Elzio yakin kalau Alzea belum mendapatkan pelepasannya.Saat berdansa tadi Alzea mengungkapkan kekhawatirannya yang terasa janggal bagi Elzio, pria itu segera membawa Alzea pulang.Sepanjang jalan Alzea tidak bicara, pandangannya terus tertuju ke luar jendela mobil dan pantulan dari jendela

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status