Home / Romansa / Semu cinta Anea / Rencana Clara

Share

Rencana Clara

Author: Elyana Armeta
last update Last Updated: 2021-09-30 11:35:38

        Siang ini Clara sangat emosi, gara-gara semalam Richard berhasil dirayu Anea. Teman-temannya mengatakan jika sekarang ia memiliki pesaing.

 Mengapa selalu gadis itu yang menjadi pesaingnya, Sangat menyebalkan! Pertama Jan dan kedua Richard. Sepertinya Clara memiliki dendam tersendiri dengan Anea. Malam itu ia mencoba menggoda Jan, tetapi Jan mengatakan sedang menunggu Anea.

Clara tak menyerah ia mencoba merayu lagi dengan mengatakan Anea bukanlah wanita yang istimewa, justru dirinya yang seorang primadona disini. Jan tetap tidak bergeming, sejak itu Clara menganggap Anea adalah pesaingnya.

Ia berusaha menjatuhkan Anea dengan mengadu kepada mamy Han kalau Anea menyukai Jan dan melalaikan tugas dengan lelaki selain Jan, tetapi setelah mendapat teguran dari Mamy Han justru Anea dapat menggoda Richard. Ia semakin membenci dan tak boleh membiarkan Anea berkesempatan menjadi primadona disini dan melengserkan predikatnya.

Clara memikirkan cara untuk menyingkirkan pesaingnya. Namun otaknya seakan buntu, tak menemukan jalan keluar. Apakah ia harus menyewa preman dan menghabisinya sekalian? Oh tidak.. tidak... hal itu terlalu berbahaya. Ia bisa saja berurusan dengan polisi, atau karena Anea adalah Anak buah Mamy Han, nantinya malah para body guard  Mamy Han yang bergerak. Ini akan sangat merugikannya apalagi jika membuat Mamy Han marah. Hal ini sangat membuatnya pusing setengah mati.

Clara begitu terobsesi dengan predikat cantik dan primadona. Ia bahkan menggelontorkan dana yang tak sedikit untuk memoles wajahnya  agar terlihat sangat cantik. Ia tak segan menjalani beberapa treatment kecantikan seperti suntik putih agar kulitnya putih mulus, tanam benang, botox, dan lainnya agar terlihat sempurna. Hingga yang paling ekstrim baginya ia rela melakukan operasi plastik demi kecantikannya semata.

Sepertinya semua itu berhasil sehingga ia bisa mendapat gelar primadona dan menjadi anak buah kesayangan Mamy Han. Setidaknya sebelum Anea merusak semuanya. Lihatlah wajahnya saja tak sesempurna wajah Clara. Kulitnya juga tak semulus milik dirinya, bahkan berwarna coklat meskipun itu membuatnya sedikit terlihat manis. Tapi bukankah lebih menggoda kulit putih, mulus, dan halus. Apa yang istimewa darinya sehingga berhasil menjadi perhatian Mamy Han.

Clara menyalakan sebatang rokok, menghisap pelan dan menikmati sensasinya. Ia melihat wajah dan tubuh sexy nya di depan cermin. Tak ada cela sedikitpun darinya, namun mengapa dirinya bisa tersaingi gadis culun itu. memikirkan Anea membuatnya makin geram!

*** 

“Halo om” Clara memeluk manja lelaki berumur yang sudah ada di depannya.

“Hai gadis cantik.. ada yang kangen ini.”

“Ih om, bisa aja.”

Om Pram, seorang lelaki berumur 55 tahun. Namun jiwa asmaranya masih tetap menggelora. Atau mungkin sekedar mengalami puber kedua, Entahlah. Meskipun telah memiliki istri bahkan anak-anaknya sudah dewasa namun ia lebih suka berkelana, mengembarakan cintanya kepada daun muda.

Mungkin sebenarnya uang lah yang mendominasi hingga ia berbuat seperti ini. Lelaki pengusaha itu berjaya dalam hal financial dan berhasil menjadikan Clara sebagai salah satu selingkuhan langganannya. Kemarin ia menghubungi Clara untuk bertemu, dan Clara menyetujuinya.

“Bagaimana sayang, nanti malam kita akan bersenang-senang seperti biasa kan.”

“Ehmm.. sebenarnya begini om..” ucapannya terputus.

“Apa ada masalah?”

“sepertinya Clara libur dulu om sekarang.”

“Lho kenapa?”

“Clara sedang ada tamu bulanan sekarang, jadi ngga bisa. Hehe maaf ya om.”

“Tapi kenapa kau tidak bilang dari kemarin.” Om Pram terlihat agak kecewa.

“Clara baru tahu sore ini, tapi jangan khawatir om. Clara punya saran yang bagus banget buat om.”

“Saran? Saran apa?”

“Nanti malam dateng aja ke bar, Clara punya temen yang okeee banget. Bilang aja langsung ke mamy Han kalo om mau sama yang namanya Anea. Inget ya om, ANEA. Jangan sama yang lain, dijamin om ga bakalan nyesel deh pokoknya.”

Lelaki di depan Clara menimbang-nimbang sebentar. Sesekali menghisap lintingan tembakau yang berada ditangan.

“Kenapa aku harus dengan gadis itu. Siapa tadi, Anea?”

“Ih om, dia juga ga kalah bagusnya loh sama aku. Primadona baru jangan sampai om ngga cobain. Nanti keburu habis di ambil kucing garong.”

Clara terus saja membujuk Om Pram. Mendengar yang dikatakan Clara, dirinya menjadi tertarik.  Ia membayangkan sekilas seperti apa Anea itu, seulas senyumnya tergambar setelahnya.

“Baiklah, sepertinya aku sedikit tertarik.”

Clara tersenyum penuh arti. Om Pram tidak tahu saja kalau dirinya punya sebuah rencana. Rencana yang akan menghancurkan Anea dan tentu saja bandot tua itu kemungkinan besar akan terseret.

“Inget ya om, Anea. Jangan lupa. Pokoknya dijamin puas.” Clara berbicara sambil menunjukkan dua jempol tangannya.

“Tenang Clara, akan ku coba nanti malam.”

“Semoga menyenangkan om, Clara pulang dulu, mmuaah..”

Ia bangkit dari duduknya dan mendaratkan sebuah ciuman di pipi kanan Om pram. Setelahnya berlalu pergi dengan senang.

“Rencana pertama berjalan mulus” batin nya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Semu cinta Anea   Nekat minggat

    Beberapa hari ini Anea sudah berpikir matang-matang dengan rencana yang akan ia jalankan.Namun saat melihat wajah polos Albian, akankah ia sanggup?Kadang ingin berontak dengan keadaan, namun apa daya badan!Anea terus mengukuhkan niat. Menebalkan hati. Albian akan lebih menderita seandainya ia tak bekerja dan terus-terusan seperti ini.Bayangkan saja, kebutuhan setiap hari semakin besar sedangkan pemasukan mereka mampet bahkan kering kerontang."Semoga dengan nekatnya Ibu, kamu menjadi anak yang beruntung di hari esok, sayang." Ucapnya pelan hampir tak terdengar seraya mengelus dan mengecup puncak kepalanya.Mungkin malam ini, adalah malam terakhir Anea tidur bersama Albian. Bahkan tidak satu malam penuh. Sore tadi, Anea telah membuat janji dengan tukang ojek desa sebelah untuk mengantarnya ke kota. Anea beralasan mengejar jam pesawat sehingga ia diwajibkan berangkat malam-malam.Anea mencontoh kaburnya Jan waktu itu.Ibunya tidak akan mungkin mengijinkan Anea kembali b

  • Semu cinta Anea   Karena uang menipis

    [Mit, ini sembilan juta hutangku. Terima kasih ya!] Bersamaan dengannya, Anea melampirkan sebuah bukti transaksi rekening yang tertuju pada Mitha.Tanah mereka telah berhasil dijual. Sebagian darinya untuk membayar hutang. Meski masih sisa lumayan banyak, namun mereka harus bersabar untuk mengirit-irit mengingat sejauh ini tidak adanya pemasukan.[Secepat ini? Dapat uang dari mana? Bukankah kau bilang tidak ada pemasukan lagi?] Mitha bertanya-tanya.[Kami jual kebun, hehe.] Jawab Anea sedikit malu-malu.[Ya ampun Anea! Kau bisa memakainya dulu! Mengapa sampai jual kebun?][Tak apa, Mit. Kami juga butuh makan setiap hari. Jika tidak jual kebun, bagaimana bisa dapur kami berasap?][Baiklah, tapi jika butuh apa-apa jangan sungkan hubungi aku ya!][Iyaaa..!! Thank you!]Hari berganti hari, kondisi ibunya semakin membaik karena rutin berobat dan minum suplemen dari dokter.Mereka berbahagia, nampak dari pancaran rona muka yang semakin sumringah saban hari."Ibu kangen pergi ke sawah.. Tidu

  • Semu cinta Anea   Jalan keluar

    [Mam, aku ingin kembali!]Susah payah Anea mengetik dan mengirim pesan seperti itu. Lelehan hangat yang turun dari matanya pun setia menemani dengan hati perih terkoyak.Sang ibu masih terbaring tak berdaya pasca terjatuh dua minggu lalu. Tentu saja sudah berobat kesana-kemari dengan menghabiskan rupiah yang tak sedikit.Uang yang mereka pakai pun sebagian dari hasil hutang.Anea hanya bisa menghubungi sahabatnya, Mitha dengan masalah ini. Meski mereka benar sahabat, namun bagaimanapun Anea sungkan jika harus terus meminjam uang, sedangkan hutangnya sudah menumpuk tanpa tahu cara supaya bisa melunasi. Dari seberang sana, orang yang menerima pesan dari Anea terseyum lebar. Gelengan kepala ia lakukan berulang kali seraya menarik ujung bibirnya ke atas setelahnya.[Sudah kubilang waktu kau keluar! Kau pasti akan menyesali keputusanmu!]Anea tak mengerti apa maksud balasan dari mamy Han. Apakah itu berati ia tak mau mempekerjakan dirinya lagi?[Bagaimana, Mam?] Anea harus mer

  • Semu cinta Anea   Digoncang cobaan.

    "Ibu..." Anea berhenti pada kata itu. Keadaan pahit ini harus dikupas agar semua jelas. Kepala itu tertunduk dalam, bahkan tiba-tiba lidah terasa kelu untuk melanjutkan kata.Ibunya menepuk pundak beberapa kali tanda menguatkan. "Ceritalah dengan ibu, Anea...!"Kalimat yang didengar malah mengundang gerimis di kelopak mata. Ia menengadahkan pandangan agar bendungan itu tak merembes."Anea tidak tahu kenapa semua jadi seburuk ini, Bu...""Ada apa sebenarnya dengan kalian, Anea?"Hening, Anea butuh waktu memantabkan hati untuk menjawabnya. Sang ibu setia menunggu tanpa memaksa Anea lebih keras."Ayahnya Albian.. menghilang, Bu!"Sang ibu terkejut hingga kedua kilau di mata itu melebar. Setelah berhasil mengatur napas sejenak, ia kembali membuka suara."Menghilang bagaimana? Apa sesuatu yang buruk telah terjadi padanya?" Tanya sang ibu tak paham."Bukan Bu... Dia sengaja meninggalkan kami.." Ucap Anea dengan linangan air mata yang tak sanggup ia tahan lagi.Genangan air mata sang ibu pun

  • Semu cinta Anea   Pulang kampung yang terlalu cepat

    Kriet!Pintu setengah reyot itu telah terbuka tanpa kunci yang menghalangi.Anea masuk melalui lubang perseginya dengan langkah lesu terseok.Hening.Mungkin ibunya belum pulang dari sawah. Kedua adiknya mungkin ikut membantu. Maklum, sejak Jan jarang memberi nafkah, kini pengeluaran di rumah kecil ini semakin membengkak. Hal itu membuat ibunya pontang-panting mengerjakan sawah sendiri karena jika harus membayar orang untuk bekerja, ia merasa sayang uangnya. Lebih baik mereka gunakan untuk kebutuhan Albian. Alhasil kedua adiknya juga ikut membantu karena kasihan dengan ibu mereka, meskipun mereka masih sekolah.Anea mencoba menghela napas. Menetralkan rasa gugupnya yang membayangi."Kuatkan mama ya, sayang.." Anea mengelus kepala Albian yang sedang berceloteh.Satu tangannya meletakan koper di pojokan, menurunkan sang anak dari gendongan, kemudian mendaratkan bobot tubuh pada kursi kayu berwarna coklat yang selalu menemani keluarga kecil ini bercengkerama.Albian merangkak kesana-kema

  • Semu cinta Anea   Mengungsi ke apartment Mitha

    Mitha duduk di depan Anea yang hanya terpisah oleh sebuah meja. Saat menatap koper yang Anea bawa, ia yakin jika sahabatnya itu sedang mempunyai masalah."Apa yang terjadi, Anea?" Tanya Mitha segera."Aku tidak tahu, Mitha. Masalah menimpaku bertubi-tubi, rasanya aku sudah tidak sanggup!" Sendu ia berucap.Mitha menggelengkan kepala dan menarik tubuh condongnya, sedikit menjauh dari meja."Kau tidak pernah berbicara padaku lagi. Itu yang ku sayangkan, Anea.""Maafkan aku, Mit. Aku hanya tidak mau kau tahu jika aku selalu dalam keadaan yang tidak baik.""Sudahlah, Ne. Sekarang katakan padaku apa yang terjadi denganmu?"Anea menggigit bibir bawahnya. Lidah itu terasa kelu untuk memaparkan keadaan. Malu rasanya! Namun memang sekarang hanya Mitha yang dapat melegakan hatinya."Aku tidak tahu Jan ada di mana..."Mitha melotot setelah mendengar pengakuan Anea."Apa maksudmu, Anea? Kau tid

  • Semu cinta Anea   Pertolongan July

    "Apa? Bagaimana bisa kau tidak tahu?"Anea menggeleng. Rasa panik menyergapnya seketika, seluruh sendi rasanya melemah. July yang melihat Anea syok segera mengambil Albian dari gendongan ibunya."Mari kita ke rumahku!" July menyambar lengan Anea dengan setengah memaksa agar Anea menuruti."Apa kau tahu di mana Jan pindah, July?"Ingin sekali July mengatakan "iya" pada pertanyaan Anea barusan. Tetapi sayang sekali, ia harus menjawab yang sebenarnya. Gelengan kecil July menambah sempit hati Anea."Apa kau benar-benar tak mengetahuinya? Mungkin Jan pernah bilang sesuatu atau petunjuk apa pun itu. Ayolah July... bantulah aku!" Jemari Anea meraih July seraya memohon."Maafkan aku Anea. Tapi aku benar-benar tidak mengetahui apa pun."Air mata telah di ambang pintu. Jika Anea tidak malu dengan July yang telah bersikap baik padanya, mungkin sekarang Anea telah menangis meraung-raung dan berkali memaki Jan. Sayang sekali, kali ini Anea hanya m

  • Semu cinta Anea   Pindah

    "Aku minta kau berubah Jan! Ingatlah dengan Albian." Ungkap Anea sebelum benar-benar mninggalkan Jan lagi.Setelah dua hari di kota, Anea harus kembali ke kampung. Sebenarnya Anea sangat takut jika Jan mengulangi kesalahannya lagi."Aku khilaf Anea. Jiwa laki-laki ku berontak setelah sekian lama tak mendapat pelampiasan." Kilah Jan saat mereka berdebat.Akhirnya Anea mengalah dan memih memaafkan Jan. Anea pun sadar jika godaan Jan yang ditinggal seorang diri memang besar. Namun Anea memperingati Jan untuk tidak mengulangi kesalahannya. Pesawat membawa raga Anea terbang meninggalkan Jan lagi. Hatinya terus berdoa agar Jan benar-benar menepati Janji. Meski dalam hati kecil Anea, mengatakan Jan akan kembali berulah jika Anea terus meninggalkannya seorang diri. Maka dari itu, sepanjang perjalanan Anea memikirkan jika ia akan kembali tinggal bersama di kota.Kembali menjadi keluarga yang utuh. Ya... mungkin memang

  • Semu cinta Anea   Mencari tahu

    Tiga bulan sudah semenjak Jan menikmati kegadisan Adelia. Sejak itu pula ia merasa ketagihan dan tak putus berganti wanita.Jan semakin melupakan Anea dan Albian. Nafkah untuk mereka pun, dengan tega ia pangkas seminim mungkin. Uang yang ia punya habis untuk berfoya-foya dan bermain wanita.Tanpa Jan sadari, ia telah menelantarkan keluarga kecilnya yang berada jauh dari jangkauan."Sudah lewat tanggal gajian. Mengapa belum transfer uang, sayang?" Tanya Anea lewat pesan singkat di gawainya.Setelah membaca pesan dari istrinya, Jan malah merasa jengkel dengan itu. Susah-susah ia bekerja malah harus memberikan uangnya pada Anea. "Mengapa ia tak bekerja saja seperti dulu?" Pikir Jan saat ini yang tengah kacau. Hari-hari Jan berlalu tanpa absen dengan para wanita bar. Gajinya habis untuk kesenangan itu. Bahkan saat ini ia mengambil hutang lagi di kantor, setelah melunasi huta

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status