Share

Senja Kian Memudar
Senja Kian Memudar
Author: Mawar_Biruku02

1

Kalian tahu apa arti senja untuk kehidupan? Ya senja bagiku adalah dikala sesuatu yang bahagia tiba-tiba berubah menjadi duka. Semua orang menyukai senja dan semua orang selalu menunggu datangnysa senja.

Namun tidak bagiku, aku tidak menunggu bahkan mengharapkan senja. Karena senja untuku adalah sebuah petaka yang dimana aku harus menyelesaikannya seorang diri.

Ini kisahku seorang manusia yang selalu hidup kesepian, bukan kesepian yang mengharuskam tinggal sendiri tapi dia selalu kesepian karena sampai sekarang belum menemukan tambatan hatinya.

Hari senin bagi semua orang adalah hari yang paling menyebalkan, dimana pagi hari banyak sekali orang berlalu lalang pergi sekolah, kuliah dan bekerja.

Akupun juga sama sangat membenci hari Senin, yang dimana ada kuliah jam pertama dapat mata kuliah dan dosen yang susah pula. Jangan kalian bayangkan dosenku ini sudah tua, iya beliau dosen muda usianya 29 tahun.

Aku mendengus "Huft...emang ini jam berapa sih pagi-pagi sudah teriak aja sih Bunda." Kataku sambil meraba jam di ponsel

"Ya Allah ini anak malah bengong, cepet mandi nak katanya ada kuliah jam pertama gimana sih malah bengong kayak kucing mau beranak." dengus Bunda sampai ke ubun-ubunnya.

"Ini jam enam pagi Inn, sana gih kamu mandi nanti bunda langsung bungkusin aja, daripada nanti terlambat 'kan." Bunda sambil menyiapkan bekal buatku

"Bun, airnya habis nih tolong dong di nyalain bisa-bisa aku nanti terlambat loh." Kenapa di saat situasi genting kayak gini ada acara air habis segala.

"Kamu habis ngapain sih sampai kesiangan begini?" tanya Ayah asik dengan korannya.

Aku nyengir. "tadi malam aku kan asik ..." Bunda datang lalu memotong ucapanku.

"Paling juga habis nonton drama korea Yah." jawab Bunda santai.

Menyebalkan sekali punya emak yang modelanya begini. Aku yakin pasti semalam Bunda diam-diam mengintip entah itu lewat jendela atau celah pintu sampai tahu aku semalam ngapain.

Dan ini salah satu alasan kenapa aku menolak panggilan telepon dari laki-laki, takut ketahuan sama Bunda.

"Sudah sekarang kamu berangkat kuliah sebelum semakin terlambat. Hari ini jadwal mengajarnya nak Andra kan?" tanya Ayah lagi.

Aku mengangguk. "iya Yah."

Enggak usah heran kenapa Ayah bisa tahu sebab beliau diam-diam menanyakan kegiatan di kampusku sama seseorang yang sangat menyebalkan.

***

Setelah beberapa kali menimang-nimang akhirnya aku berangkat dengan si Koala alias nama motor kesayanganku pemberian dari Ayahanda tercinta.

Kelasku sudah ditutup itu artinya dosennya sudah masuk antara maju dan mundur aku pun bingung.

"Ouh bagus ya jam segini baru sampai kenapa enggak masuk kelas? Pasti mengira saya sudah di kelas kan? Siapa namamu wahai anak muda?" tanya si dosen yang baik hati namun katanya bikin sakit hati.

Aku menolah kebelakang penasaran siapa yang berbicara padaku. Enggak mungkinkan si dosen botak itu belum masuk kelas mana ini sudah telat banget lagi. Pak botak kan orangnya paling displin sedunia.

"Hust...diem deh disana tuh kelas sudah mulai jadi percuma dong kalau gue masuk ke kelas, mending gue cabut ajalah enggak ada yang tahu selain lu." cerocosku tanpa melihat orang yang dibelakang.

Perasaan gue mulai kagak enak nih kayak pernah denger suara ini. "Eee assalamu'alakum eh..h anu pak saya kira tadi temen saya."

"Anda tidak lihat grup kelas, saya sudah bilangkan kalau saya sedikit terlambat, eh kagak taunya saya mendapati mahaiswsi saya sangat teladan mau bolos kuliah. Cepat masuk klas sebelum saya berubah pikiran." cibir Pak Andra.

"B-baik pak, terima kasih banyak pak Andra." Sumpah demi apa hari ini gue enggak dapat omelan, yang kalau dia sudah ngomong ngalahin kereta api.

"Assalamualaikum dan selamat pagi semuanya. Hari ini karena terakhir mata perkuliahan saya, saya tidak akan memberikan tugas UAS melainkan saya akan menggantinya dengan presentasi kelompok selanjutnya. Dan untuk mahasiswi saya yang terlambat, setelah ini temui saya di ruang dosen."

Andra sosok pria sekaligus dosen yang tegas, berwibawa dan layaknya pria di luar sana dia pun akan luluh dengan tingkah laku perempuan yang paling dia cintai. Andra ini selain dosen di kampusku dia juga tetanggaku yang paling menyebalkan. Gimana enggak menyebalkan coba kalau hobinya dia gonta ganti pacar.

***

"In, lu mau beli bakso ga?" goda Gita dengan candaannya.

"Ga usah pura-pura lupa lu, Git, gue 'kan mau ke ruangan si botak. Awas aja itu orang kalau sampai rumah gue aduin sama emaknya. Ini namanya penindasan dalam kemahasiswian dan ketenggaan." sungut gue

"Hahahaha, utututu sabar yak sayangku inget jangan sampai keceplosan kalau kalian tetanggaan." peringati Gita kalau si doi enggak mau ada yang tahu kita tetanggaan.

Setelah mengumpulkan niat dan tenaga akhirnya gue beranikan diri buat ngetuk ruangan si botak. Disini banyak sekali meja entah dimana mejanya si botak. Dengan kekuatan ajaibnya Doraemon gue nemu tuh orang yang lagi duduk santai dengan pulpen di atas kepala. Mirip bapak yang lagi nagih utang aja.

"Assalamualaikum pak Andra, mohon maaf ada apa ya bapak manggil saya ke sini?" batinku ini meja atau apa kok meja enggak ada buku atau map yang lainnya. Di taruh di mana tuh barangnya.

"Anda tahu kan kalau anda tadi terlambat, saya mau kasih Anda hukuman. Tulis artikel tentang Filsafat sedetail mungkin dan tentunya Anda ingat kan kalau saya enggak menerima copas dari g****e." Peringati si botak dengan pulpen yang masih di atas kepala. Gue heran dia tahu ga sih kalau ada pulpen di atas kelapanya eh maksud gue kepalanya.

"B-baik...pak Andra kalau gitu saya permisi mau ke perpustakaan buat cari bukunya." Ruangan kecil ini menambah kesan dingin sama seperti pria yang ada di hadapan gue ini.

"Saya kasih Anda waktu tiga hari, kalau Anda enggak bisa mengumpulkan dalam waktu yang sudah saya tentukan jangan harap nilai Anda akan keluar."

"Loh pak jangan gitu dong masak tiga hari, bapak tahu kan ini lagi musimnya mau UAS banyak yang cari bu..." gue aja belum nyelesain pembicaraan si botak main potong omongan orang

"Saya enggak mau tahu alasan apapun, Anda bisa cari di jurnal atau di perpustakaan digital atau bisa juga cari di perpustakaan daerah. Semua bisa asal tergantung niat Anda, sudah sana Anda boleh keluar dari sini." sambil mengibaskan tangannya sebagai tanda pengusiran.

"Baik pak, terima kasih buat tugas yang sangat istimewa ini. Saya permisi dulu pak, Wassalamu'alaikum pak Andra." gue langsung meninggalkan dengan hati yang dongkol.

Emang enak ya jadi Dosen, apa aja tinggal perintah. Mereka enggak tahu apa kalau mahasiswanya sangat kesulitan mencari buku disaat menjelang ujian begini.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status