Share

Senja Kian Memudar
Senja Kian Memudar
Penulis: Mawar_Biruku02

1

Penulis: Mawar_Biruku02
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-09 08:42:25

Kalian tahu apa arti senja untuk kehidupan? Ya senja bagiku adalah dikala sesuatu yang bahagia tiba-tiba berubah menjadi duka. Semua orang menyukai senja dan semua orang selalu menunggu datangnysa senja.

Namun tidak bagiku, aku tidak menunggu bahkan mengharapkan senja. Karena senja untuku adalah sebuah petaka yang dimana aku harus menyelesaikannya seorang diri.

Ini kisahku seorang manusia yang selalu hidup kesepian, bukan kesepian yang mengharuskam tinggal sendiri tapi dia selalu kesepian karena sampai sekarang belum menemukan tambatan hatinya.

Hari senin bagi semua orang adalah hari yang paling menyebalkan, dimana pagi hari banyak sekali orang berlalu lalang pergi sekolah, kuliah dan bekerja.

Akupun juga sama sangat membenci hari Senin, yang dimana ada kuliah jam pertama dapat mata kuliah dan dosen yang susah pula. Jangan kalian bayangkan dosenku ini sudah tua, iya beliau dosen muda usianya 29 tahun.

Aku mendengus "Huft...emang ini jam berapa sih pagi-pagi sudah teriak aja sih Bunda." Kataku sambil meraba jam di ponsel

"Ya Allah ini anak malah bengong, cepet mandi nak katanya ada kuliah jam pertama gimana sih malah bengong kayak kucing mau beranak." dengus Bunda sampai ke ubun-ubunnya.

"Ini jam enam pagi Inn, sana gih kamu mandi nanti bunda langsung bungkusin aja, daripada nanti terlambat 'kan." Bunda sambil menyiapkan bekal buatku

"Bun, airnya habis nih tolong dong di nyalain bisa-bisa aku nanti terlambat loh." Kenapa di saat situasi genting kayak gini ada acara air habis segala.

"Kamu habis ngapain sih sampai kesiangan begini?" tanya Ayah asik dengan korannya.

Aku nyengir. "tadi malam aku kan asik ..." Bunda datang lalu memotong ucapanku.

"Paling juga habis nonton drama korea Yah." jawab Bunda santai.

Menyebalkan sekali punya emak yang modelanya begini. Aku yakin pasti semalam Bunda diam-diam mengintip entah itu lewat jendela atau celah pintu sampai tahu aku semalam ngapain.

Dan ini salah satu alasan kenapa aku menolak panggilan telepon dari laki-laki, takut ketahuan sama Bunda.

"Sudah sekarang kamu berangkat kuliah sebelum semakin terlambat. Hari ini jadwal mengajarnya nak Andra kan?" tanya Ayah lagi.

Aku mengangguk. "iya Yah."

Enggak usah heran kenapa Ayah bisa tahu sebab beliau diam-diam menanyakan kegiatan di kampusku sama seseorang yang sangat menyebalkan.

***

Setelah beberapa kali menimang-nimang akhirnya aku berangkat dengan si Koala alias nama motor kesayanganku pemberian dari Ayahanda tercinta.

Kelasku sudah ditutup itu artinya dosennya sudah masuk antara maju dan mundur aku pun bingung.

"Ouh bagus ya jam segini baru sampai kenapa enggak masuk kelas? Pasti mengira saya sudah di kelas kan? Siapa namamu wahai anak muda?" tanya si dosen yang baik hati namun katanya bikin sakit hati.

Aku menolah kebelakang penasaran siapa yang berbicara padaku. Enggak mungkinkan si dosen botak itu belum masuk kelas mana ini sudah telat banget lagi. Pak botak kan orangnya paling displin sedunia.

"Hust...diem deh disana tuh kelas sudah mulai jadi percuma dong kalau gue masuk ke kelas, mending gue cabut ajalah enggak ada yang tahu selain lu." cerocosku tanpa melihat orang yang dibelakang.

Perasaan gue mulai kagak enak nih kayak pernah denger suara ini. "Eee assalamu'alakum eh..h anu pak saya kira tadi temen saya."

"Anda tidak lihat grup kelas, saya sudah bilangkan kalau saya sedikit terlambat, eh kagak taunya saya mendapati mahaiswsi saya sangat teladan mau bolos kuliah. Cepat masuk klas sebelum saya berubah pikiran." cibir Pak Andra.

"B-baik pak, terima kasih banyak pak Andra." Sumpah demi apa hari ini gue enggak dapat omelan, yang kalau dia sudah ngomong ngalahin kereta api.

"Assalamualaikum dan selamat pagi semuanya. Hari ini karena terakhir mata perkuliahan saya, saya tidak akan memberikan tugas UAS melainkan saya akan menggantinya dengan presentasi kelompok selanjutnya. Dan untuk mahasiswi saya yang terlambat, setelah ini temui saya di ruang dosen."

Andra sosok pria sekaligus dosen yang tegas, berwibawa dan layaknya pria di luar sana dia pun akan luluh dengan tingkah laku perempuan yang paling dia cintai. Andra ini selain dosen di kampusku dia juga tetanggaku yang paling menyebalkan. Gimana enggak menyebalkan coba kalau hobinya dia gonta ganti pacar.

***

"In, lu mau beli bakso ga?" goda Gita dengan candaannya.

"Ga usah pura-pura lupa lu, Git, gue 'kan mau ke ruangan si botak. Awas aja itu orang kalau sampai rumah gue aduin sama emaknya. Ini namanya penindasan dalam kemahasiswian dan ketenggaan." sungut gue

"Hahahaha, utututu sabar yak sayangku inget jangan sampai keceplosan kalau kalian tetanggaan." peringati Gita kalau si doi enggak mau ada yang tahu kita tetanggaan.

Setelah mengumpulkan niat dan tenaga akhirnya gue beranikan diri buat ngetuk ruangan si botak. Disini banyak sekali meja entah dimana mejanya si botak. Dengan kekuatan ajaibnya Doraemon gue nemu tuh orang yang lagi duduk santai dengan pulpen di atas kepala. Mirip bapak yang lagi nagih utang aja.

"Assalamualaikum pak Andra, mohon maaf ada apa ya bapak manggil saya ke sini?" batinku ini meja atau apa kok meja enggak ada buku atau map yang lainnya. Di taruh di mana tuh barangnya.

"Anda tahu kan kalau anda tadi terlambat, saya mau kasih Anda hukuman. Tulis artikel tentang Filsafat sedetail mungkin dan tentunya Anda ingat kan kalau saya enggak menerima copas dari g****e." Peringati si botak dengan pulpen yang masih di atas kepala. Gue heran dia tahu ga sih kalau ada pulpen di atas kelapanya eh maksud gue kepalanya.

"B-baik...pak Andra kalau gitu saya permisi mau ke perpustakaan buat cari bukunya." Ruangan kecil ini menambah kesan dingin sama seperti pria yang ada di hadapan gue ini.

"Saya kasih Anda waktu tiga hari, kalau Anda enggak bisa mengumpulkan dalam waktu yang sudah saya tentukan jangan harap nilai Anda akan keluar."

"Loh pak jangan gitu dong masak tiga hari, bapak tahu kan ini lagi musimnya mau UAS banyak yang cari bu..." gue aja belum nyelesain pembicaraan si botak main potong omongan orang

"Saya enggak mau tahu alasan apapun, Anda bisa cari di jurnal atau di perpustakaan digital atau bisa juga cari di perpustakaan daerah. Semua bisa asal tergantung niat Anda, sudah sana Anda boleh keluar dari sini." sambil mengibaskan tangannya sebagai tanda pengusiran.

"Baik pak, terima kasih buat tugas yang sangat istimewa ini. Saya permisi dulu pak, Wassalamu'alaikum pak Andra." gue langsung meninggalkan dengan hati yang dongkol.

Emang enak ya jadi Dosen, apa aja tinggal perintah. Mereka enggak tahu apa kalau mahasiswanya sangat kesulitan mencari buku disaat menjelang ujian begini.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Senja Kian Memudar   21

    ***** Diibalik pintu yang menjadi pembatas antara dapur dengan ruang santai diam-diam seseorang sedang menguping pembicaraan Lutfi dan kedua orang tua mereka, yakni Gita. Dia berlari menuju kamar segera mengambil ponselnya yang dia letakkan di bawah bantalnya. Setelah menunggu selama beberapa detik panggilan telefon tersambung. "Assalamu'alaikum warahmatullah hiwabaraktuh Inn, lu hari ini di rumahkan?" "W*'alaikumsalam warahmatullah hiwabaraktuh iya ini gue di rumah, ada apa Git?" "Gapapa gue mau main aja di rumah lu, kalau gitu gue otw sekarang ya." "Oke." jawab Layinah di sebrang sana. Setelah panggilan telefon terputus Gita siap-siap menuju ke rumah sahabatnya. Gita b

  • Senja Kian Memudar   20

    *****Pov AndraGue memandangi perempuan berjilbab instan pink sedang melamun di teras depan rumahnya. Entah apa yang dia pikirkan yang jelas melihatnya sedih seperti itu hati kecilku merasa tercabik-cabik. Gadis kecil yang menurutku pengganggu kini sudah beranjak dewasa.Kalian pasti pernah merasakan friendzone gue pun juga seperti itu, menjadi seorang playboy hanya ingin membuat perempuan itu cemburu. Sampai sekarang gue belum pernah melihat dia cemburu setiap gue jalan sama perempuan lain.Sebenarnya dia tahu nggak sih kalau sebenarnya gue tuh suka sama dia. Okelah dulu memang gue sempat mengelak tentang perasaan ini namun sekarang gue sadar tentang perasaan yang sekarang gue alami.Anggapan bahwa laki-laki itu enggak bisa peka itu salah nyatanya perempuan yang duduk di teras rumahnya sampai sekarang enggak bisa peka dengan perhatian yang selama ini gue tunjukkin ke dia.

  • Senja Kian Memudar   19

    ****Setelah selesai mandi Bunda menghampiri Ayah, "Yah, kemarin siang ada laki-laki yang melamar putri kita. Menurut Ayah gimana?""Hah siapa laki-laki itu Bun? Putri kita masih kecil paling juga laki-laki itu ilmu agamanya masih cetek. Mengikuti zaman nikah muda tapi bekal agama belum ada.' tanya AyahZaman sekarang banyak sekali remaja mengikuti tren nikah muda tapi belum ada persiapan untuk menikah. Hanya bermodalkan cinta dan nekad, tanpa memikirkan kehidupan jangka panjang.Dari Alqomah, dia berkata, "Aku pernah berjalan bersama Abdullah di Mina, lalu Utsman RA menemuinya untuk berbincang dengannya. Utsman bertanya kepada Abdullah, 'Hai Abu Abdurrahman! Tidakkah kamu mau jika kami mengawinkanmu dengan seorang gadis yang dapat mengingatkanmu sebagian dari masa lalumu?"' Kata Alqamah, "Abdullah menjawab, 'Jika kamu katakan itu, maka sungguh Rasulullah SAW telah bersabda kepada kita, "Wahai

  • Senja Kian Memudar   18

    Layinah membuka pintu kamarnya dengan pelan takut kalau Bunda tahu dia pulang dalam keadaan sedih. Sampai detik ini Layinah enggak percaya kalau yang di perjuangkan sama Lutfi bukanlah dirinya. Memang sih setiap kali dia main ke rumah sahabatnya bang Lutfi selalu menghindar Inna pikir karena Lutfi masih mencintainya.Boneka kesayangan yang kini jadi pelampiasan marahnya Inna, "Kenapa gue bodoh banget masih mengharapkan dia?" lebiih baik memang di lampiaskan sama benda mati daripada melampiaskan sama orang di sekitar kitaBunda mengintip keadaan putri kesayangannya lewat celah pintu melihat seperti itu jadi kasihan pasti ada masalah yang bikin putrinya sampai sesedih sekarang. Bunda mengetuk putri kamar Layinah, "Nak, apa Bunda boleh masuk?"Mendengar sang Bunda mengetuk pintu Layinah langsung mengusap air mata yang jatuh di pipinya, "Boleh Bun, masuk aja engga di kunci kok."Bunda akhirna masuk ke ka

  • Senja Kian Memudar   18

    Layinah membuka pintu kamarnya dengan pelan takut kalau Bunda tahu dia pulang dalam keadaan sedih. Sampai detik ini Layinah enggak percaya kalau yang di perjuangkan sama Lutfi bukanlah dirinya. Memang sih setiap kali dia main ke rumah sahabatnya bang Lutfi selalu menghindar Inna pikir karena Lutfi masih mencintainya. Boneka kesayangan yang kini jadi pelampiasan marahnya Inna, "Kenapa gue bodoh banget masih mengharapkan dia?" lebiih baik memang di lampiaskan sama benda mati daripada melampiaskan sama orang di sekitar kita Bunda mengintip keadaan putri kesayangannya lewat celah pintu melihat seperti itu jadi kasihan pasti ada masalah yang bikin putrinya sampai sesedih sekarang. Bunda mengetuk putri kamar Layinah, "Nak, apa Bunda boleh masuk?" Mendengar sang Bunda mengetuk pintu Layinah langsung mengusap air mata yang jatuh di pipinya, "Boleh Bun, masuk aja engga di kunci kok." Bunda akhirna mas

  • Senja Kian Memudar   17

    Pov Lutfi Flashback Sepeda motorku sudah sampai di halaman parkir cafenya Dito, eits jangan kalian mikir gue makai mobil ya bukannya sombong tapi mobil gue emang sengaja enggak gue pakai. Gue lebih nyaman pakai motor daripada pakai mobil kecuali ada keperluan beli barang yang mengharuskan gue bawa mobil. Kota Semarang udah penuh dengan begitu banyak penduduk, bayangkan jika satu orang punya satu mobil hal ini akan memberi dampak kemacetan yang parah. Gue saranin aja sih buat kalian yang sekarang punya mobil lebih baik pakai motor aja guys, jangan sampai memperburuk kemacetan dan tentunya menambah polusi udara. Hari ini gue memang mau ketemu Dito secara langsung enggak enak bicarakan ini semua lewat telefon. Sebelum ketemu Dito alangkah baiknya gue pesen minum dan makanan lumayan buat mengganjal makan siang ini. Sambil mengotak atik ponsel yang sedang ku genggam

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status