Home / Romansa / Sentuh Aku, Pak! / 04. Tragedi Pagi Ini

Share

04. Tragedi Pagi Ini

last update Last Updated: 2021-08-10 12:56:04

Aroma kopi dan roti bakar yang menyeruak pagi ini membuat Carla terbangun dari tidurnya. Seakan terhipnotis, wanita itu langsung keluar dari dalam kamar dengan mata yang masih sayup-sayup terbuka. Savian yang tengah menyeruput kopi sambil membaca koran di pantry langsung terperengah dan tersenyum lebar melihat Carla yang baru keluar dari kamarnya hanya mengenakan oversized t-shirt lengkap dengan wajah bangun tidurnya yang menggemaskan, tapi terlihat seksi di mata Savian.

Savian bersiul, matanya masih menatap Carla dari atas sampai bawah dengan pandangan menilai. Pikirannya mulai berkelana saat melihat paha mulus Carla yang terpampang nyata di depan sana, belum lagi sesuatu yang tercetak di dada gadis itu. Sial, Savian merasa ada yang menegang di bawah perutnya. Savian menyeringai, nakal sekali gadis itu berani menggoda imannya di pagi hari begini.

"Wow, sexy!" celetuk Savian seraya menggigit bibir bawahnya tergoda.

Mendengar suara mahluk lain, kening Carla mengernyit, spontan kedua matanya terbuka lebar lalu berteriak saat sadar dan mendapati Savian yang menatapnya dengan pandangan ingin menerkam. Carla menjerit lalu berlari masuk kedalam kamar, sementara Savian terperengah lagi, ia tidak percaya melihat respon Carla yang berlebihan, wanita itu seolah habis melihat mahluk astral di siang bolong. Padahal yang Carla lihat adalah pria tampan yang menggoda iman.

Carla berteriak kesal, ia berdiri menyender pada daun pintu kamarnya. Gadis itu masih terkejut namun mencoba mengumpulkan ingatannya. Sedetik kemudian Carla menepuk jidat, ia lupa kalau kemarin mengizinkan Savian menginap. Carla menggaruk rambutnya kesal sambil merutuki dirinya yang pelupa, apa lagi tadi ia keluar hanya mengenakan baju kebesaran dan celana dalam.

"Arghhh!!!" geram Carla frustrasi.

Carla menarik napas dalam, berniat ingin mengontrol diri tapi malah tidak sengaja mengendus aroma kopi yang membuat air liurnya menyeces. Pagi tanpa kopi adalah perusak suasana hati, maka dari itu Carla langsung berjalan kearah lemari pakaian, mengambil celana panjang longgar dari dalam sana lalu memakainya, setelah itu Carla berdiri di depan pantulan kaca, merapikan penampilan dirinya sejenak sebelum kembali keluar dari kamar.

Demi secangkir kopi di pagi hari, Carla melupakan kejadian memalukan beberapa menit lalu dimana dia keluar hanya memakai baju kebesaran dan celana dalam.

"Morning!" Savian langsung menyapa. Pria itu menarik napas lega melihat Carla yang kini sudah berpakaian lebih baik dari sebelumnya. Kalau seperti ini ia jadi merasa tidak kepanasan sendirian.

"Ngopi, Car." tambah Savian sambil menunjukan secangkir kopi di tangan. Carla mengangguk kecil sebagai respons.

Dengan percaya diri Carla berjalan menuju pantry, ia berdiri di samping Savian kemudian sibuk membuat kopi instan favoritnya, mata Carla mencuri lirikan ke cangkir kopi milik Savian yang tinggal tersisa setengah, ia lantas berdecih sinis karena ternyata Savian menyeduh kopi instan miliknya tanpa izin lebih dulu.

"Kopinya enak juga, ya!" celetuk Savian yang sadar dengan lirikan Carla barusan.

"Rotinya juga enak, kan?" sahut Carla menyindir. Ia tau kalau Savian tadi memakan rotinya juga. Carla tidak masalah jika saja Savian izin lebih dulu, karena meskipun flat ini milik Misel, tetap saja bahan pangannya Carla yang beli.

Savian tersenyum tipis, punggungnya ia sandarkan pada meja pantry, sementara tatapannya masih terpaku pada wajah polos Carla, "Sebagai gantinya, makan siang nanti saya traktir." Usulnya mengambil langkah pertama pendekatan. Savian tidak munafik, Carla cantik dan gadis itu masuk ke dalam kriteria wanita idamannya, wajahnya menggemaskan tapi setiap lihat lekuk tubuhnya membuat pikiran Savian menjadi liar.

"No, thanks!" jawab Carla seraya mengaduk kopinya. Carla sudah terbiasa menghadapi modus-modus buaya muara. Walaupun jomblo dari lahir, tapi bukan berarti tidak ada pria yang mencoba mendekatinya, bahkan Carla sudah menolak lebih dari sepuluh pria yang menginginkan ia untuk menjadi pacarnya.

Savian kembali menyeruput kopinya sambil bergeser diam-diam mendekat pada Carla, meskipun pantry pagi ini dipenuhi dengan aroma kopi, tapi aroma tubuh Carla juga menggugah indra penciumannya, wangi Vanilla yang menyeruak dari tubuh gadis itu membuat Savian ingin menghirup aromanya lebih dalam dan dekat.

Sayangnya, baru setengah langkah kecil Savian ambil, Carla langsung menyadarinya, "Kok kayaknya kamu semakin dekat, ya?" tebak Carla menatap Savian penuh selidik.

Yang di tanya buang muka, pura-pura tidak melakukan apapun, "Perasaan kamu saja kali, saya dari tadi diam." jawab Savian. Carla berdecak, kemudian beranjak pergi ke sofa sambil membawa kopinya.

Menghindar adalah jurus terampuh untuk tidak meladeni tingkah Savian, berinteraksi dengan Savian hanya membuatnya emosi, jadi lebih baik Carla duduk elegan di depan televisi seraya menikmati kopi.

Tapi sayang, Savian tidak kenal kata menyerah, dengan santai Savian mendudukan diri di samping Carla, membuat Carla spontan bergeser menyisakan jarak di antara mereka. Savian menoleh, agak tersinggung melihat Carla yang seakan menghindarinya.

"Saya bau ketek, ya?" tanya Savian sambil mengendus-endus ketiaknya sendiri. Habisnya dari tadi Savian perhatikan Carla terus menjauh darinya. Padahal wanita lain di luar sana berlomba-lomba ingin berdekatan dengannya.

Carla menatap malas kearah Savian, dia mengangkat pundak tak perduli kemudian kembali fokus pada layar televisi.

"Omong-omong, kamu belum cuci muka dan gosok gigi loh." ujar Savian berhasil membuat Carla menoleh lagi kearahnya. "Gosok gigi sana!" lanjut Savian memberi perintah.

"Dih, ngatur." sahut Carla, ia bergidik menatap Savian yang dengan enteng memberinya perintah. Memangnya pria itu siapa? seenak jidat mengaturnya!

"Walaupun kamu cantik, tapi kalau jorok, tetap saja bikin pria ilfeel."

Carla terdiam, memandang Savian dengan tatapan dalam dan menelisik. Kemana perginya Savian yang kemarin? Savian yang berwajah angkuh dan tidak banyak bicara. Pria itu cepat sekali beradaptasi dan menunjukan jati diri yang sebenarnya.

Tak mendengar balasan dari Carla, Savian memilih untuk bertanya, "Kok Misel bisa tahan ya tinggal bareng kamu?"

"Karena aku dan Kak Misel satu frekuensi. Kita sama-sama gak perduli dan gak mengurusi urusan orang lain, gak kayak kamu, laki tapi bawel dan suka ngatur!" ketus Carla, Misel itu tidak ada bedanya dengan Carla, sama-sama cuek dan keras kepala. Karena kata Misel, kunci bahagia itu tidak mementingkan omongan dan urusan orang lain.

Savian merentangkan tangannya, meletakannya di belakang pundak sempit Carla. "Saya ini aslinya gak banyak bicara, kalau sama kamu saya jadi bawel, berarti ada yang berbeda dari kamu."

"Dih, apaan banget!" Carla bergidik lagi, bukannya baper sama omongan Savian, Carla malah geli.

"Kamu sudah punya pacar?" Seakan tak melihat wajah Carla yang sudah jengah mendengar omongannya, Savian terus bersuara, yang sebenarnya sangat mengganggu Carla.

"Serius deh, aku paling gak suka banget sama orang yang banyak omong!" Carla tekankan sekali lagi.

"Ya sudah, nanti saya buat kamu suka. Suka sama saya dan kebawelan saya."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Kadek Pande
Cowok keren
goodnovel comment avatar
Novitra Yanti
dasar cowok pinter merayu
goodnovel comment avatar
rahma juwita
aneh ini aplikasi bonus dri 370an padahal jarang baca , pas di cek cuman sisa 187
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 27. Obrolan diatas Ranjang

    Sudut mata Kahfi melirik ke pintu toilet, sudah lebih dari sepuluh menit Keina berada di sana dan belum ada tanda-tanda istrinya itu akan keluar juga. Lantas saja Kahfi meletakan iPad di tangannya ke atas nakas, pria itu menurunkan kedua tungkainya dari atas ranjang, kemudian berjalan menuju pintu toilet.Tok... Tok..."Na, kamu okay?" tanya Kahfi harap-harap cemas. Sejak insiden ciuman pertama mereka yang Kahfi renggut tanpa permisi beberapa jam lalu, ada gelagat yang berbeda dari istrinya itu. Bahkan saat makan malam, tak ada obrolan panjang dan santai seperti kemarin. Rasanya canggung sebab Keina jadi lebih banyak diam."Hmm... Gakpapa, kok, Mas..." Terdengar samar Keina menjawab dengan gugup.Kahfi menghembuskan napas panjang. Dia tetap mempertahankan dirinya di depan pintu toilet, menunggu hingga istrinya itu keluar dari dalam sana. Detik demi detik... menit demi menit... namun hingga saat ini tidak terdengar suara gemercik air shower ataupun suara toilet yang di flush.Ceklek!H

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 26. Kedatangan Dirga dan Ciuman Pertama

    Tanpa Keina sadari, menikah dengan Kahfi membawa perubahan besar dalam hidupnya. Saat masih tinggal dengan mamanya, Keina paling anti menginjak lantai dapur. Bahkan untuk makan saja dia minta diambilin sama pembantu di rumah. Tapi lihat apa yang sedang dilakukan gadis itu saat ini.Tidak ada kata terlambat untuk belajar, meskipun sambil menonton video tutorial di youtube, tapi Keina tetap semangat membuat makan malam untuk suaminya. Pujian yang Kahfi berikan pada ayam gorengnya kemarin menjadi alasan kenapa Keina terjun ke dapur lagi. Menurutnya, mungkin dia sebenarnya memiliki bakat terpendam dalam memasak. Buktinya, baru belajar goreng ayam saja, masakannya sudah mendapat bintang lima dari sang suami.Menu hari ini Keina memasak sayur sup dan kentang balado. Level kesulitannya memang beda dengan ayam goreng yang kemarin Keina masak, tapi hebatnya lagi, Keina bisa menyajikan dua menu baru itu di meja makan.Sambil tersenyum lebar, Keina menatap hasil masakannya. Memang tidak begitu s

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 25. Dari Awal Lagi

    Kahfi memandang wajah Keina dari samping. Istrinya itu tengah sibuk memainkan ponsel setelah beberapa jam lalu melakukan pengakuan atas kebohongnnya. Kini wajah Keina sudah tidak sepanik dan secemas tadi. Dia bahkan beberapa kali tertawa pelan saat menonton video lucu di ponsel.Awalnya Kahfi kecewa dan tidak habis pikir dengan apa yang istrinya itu lakukan setelah mendengar semuanya dari Keina. Tapi sekarang, dia malah merasa bahwa kebohongan itulah yang membawanya sampai ke sini. Mungkin memang seperti itu cara Tuhan membuat Keina menjadi miliknya. Jika saja saat itu Keina tidak berbohong dan terus menjalin hubungannya yang tak direstui itu, mungkin sampai saat ini Keina masih bersama Dirga. Iya, kan?Kahfi mengenal Keina sejak lama. Dia bahkan pernah menjadi tutor private gadis itu. Jadi Kahfi tahu betul bagaimana tingkahnya. Tapi menurutnya, Keina seperti itu karena dia terlahir dari keluarga yang kurang lengkap dan membuat Keina mencari perhatian dengan cara yang berbeda.Hati da

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 24. Jadi Ayah Kandung Saja

    Keina menghembuskan napas gusar. Tungkainya melangkah mundar-mandir di depan ranjang. Sejak siang dia sudah sampai dengan selamat di kediaman suaminya. Namun sampai hari menjelang sore, keduanya tidak banyak berbicara. Kahfi yang segera masuk ke ruang kerja sebab pria itu ada virtual meeting sejak siang tadi. Pekerjaannya juga pasti menumpuk karena ditinggal mudik dadakan selama dua hari.Tubuh Keina tersentak manakala pintu kamarnya terbuka, menampilkan Kahfi yang datang sambil tersenyum lembut ketika bersitatap dengan bola mata istrinya.Pelan tapi pasti, Kahfi berjalan mendekati Keina. "Kamu kenapa, Na? Sejak sampai di rumah kayaknya gelisah. Ada apa?" tanya Kahfi begitu berdiri di hadapan Keina yang nampak cemas wajahnya sejak tadi. Seperti ada yang gadis itu pikirkan. Keina menunduk, kembali dia menghembuskan napas berat. Gurat kecemasannya memang tidak dapat dia samarkan. Hatinya risau, bingung harus memulai obrolan dari mana untuk mengatakan yang sejujurnya dengan Kahfi.Kein

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 23. Kebohongan Yang Terbongkar

    "Jadi kamu enggak hamil, Na?"Keina menggeleng dengan kepala menunduk dalam. Dia ketahuan. Kebohongannya terbongkar disaat yang tidak tepat. Kondisi mamanya yang sedang tidak baik-baik saja, ditambah mertuanya mengetahui rahasia besar yang sudah dia tutup-tutupin sejak lama.Gara-gara bocor, Keina harus mengangkui dengan berat hati bahwa kenyataan dirinya tidak sedang berbadan dua. Wanita hamil mana yang mengalami menstruasi."Kenapa harus berbohong, Na?" Savian bertanya. Dia tidak berekspresi apapun. Tidak juga menyudutkan menantunya atas kebohongan yang dia lakukan. Savian malah merasa lega karena ada kemungkinan Keina masih terjaga pergaulannya. Keina mengangkat wajah, saat ini dia sedang di salah satu kafe bersama Carla dan Savian. Mertuanya itu sengaja membawanya keluar dari rumah sakit untuk membicarakan masalah ini dengan serius."Karena saat itu aku cuma perlu restu Mama untuk menikah sama Dirga, Pah, Ma. Dulu kami saling mencintai dan mencari cara supaya bisa dinikahkan sece

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 22. Kepulangan Mendadak

    Keina melenguh, dia terbangun dari tidur dan memegangi perutnya yang terasa nyeri. Gadis itu mendudukan diri, di tatapnya wajah sang suami yang tertidur pulas di sisi kanan. Teduh dan nampak tenang untuk dipandang. Sayang, kondisi sedang tidak memungkinkan untuk menikmati pemandangan itu. Sambil meringis kecil, Keina berjalan menuju toilet.Gadis itu menghembuskan napas panjang setelah mengecek tamu bulanannya yang dia kira akan datang, tapi untungnya tidak. Namun, Keina ingat-ingat dia memang agak terlambat bulan ini. Itu sudah biasa, siklus datang bulannya memang tidak teratur.Sebelum keluar dari toilet, Keina menyempatkan waktu untuk berwudhu. Ini sudah jam 3 pagi dan biasanya Kahfi akan bangun untuk sholat tahajud. Entah ada angin apa, rasanya Keina ingin ikut tahajud tanpa harus dipaksa-paksa lagi. Mungkin karena sudah terbiasa."Kak..," Dengan pelan Keina mengusap pundak Kahfi, tidak bersentuhan secara langsung sebab Keina menjaga wudhunya.Tidak perlu banyak usaha untuk membua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status