Home / Romansa / Sentuhan Cinta / BAB 5. Tinggalkan Dia!!

Share

BAB 5. Tinggalkan Dia!!

Author: Miracle
last update Huling Na-update: 2021-02-04 14:53:32

Semua orang yang berada didapur mereka aneh dengan sikap Ririn yang menjaid kebih diam dan tak ceria.

Wajah Ririn yang kusut dan tak semangat, membuat orang-orang bertanya ada masalah apa hingga membuat Ririn sangat berbeda sekali.

"Apa ada masalah?" Binnie yang mendekati Ririn yang masih memasak.

"Tidak ada," jawab Ririn.

Binnie yang mengerti, kalau Ririn sepertinya tak ingin di ganggu sama sekali. Binnie menyampaikan kepada orang-orang yang berada didapur, kalau jangan menganggu Ririn.

Sedangkan Ririn lagi memasak menu makanan, ia memasak dengan perasaan yang kacau. Pertama kalinya didalam hidupnya, kalau ia memasak makanan dengan suasan hati yang buruk.

Brak.

"Ririn!"

Kepalanya menoleh setelah mendengar kalau namanya disebutkan, ia menoleh dan mendapati kalau kepala chef yang memanggil namanya.

Ririn mendekatinya pria itu yang berstatus kepala chef. "Iya chef," jawab Ririn dengan suara yang serak.

"Sebenarnya ada apa dengan mu?"

"Apa ada masalah?" tanya balik Ririn.

"Tamu Vvip protes kau memasak terlalu asin. Kau harusnya tau Ririn, ini adalah hotel bintang lima yang menyajikan segalanya dengan kelezatan dan kemewahan. Tapi apa yang kau masak ini!" bentak kepala chef.

Ririn hanya diam dan tak melawan sama sekali, membuat kepala chef menjadi semakin marah karena ia seperti diacuhkan sama Ririn.

"Siapa yang memasak makanan ini!!!!"

Suara dari luar begitu mengelegar, membuat orang-orang yang berada didapur menoleh ke arah pintu dapur dan melihat manager hotel-lah yang masuk.

Brak!! "Siapa yang membuat masakan ini!!" bentaknya laginya dengan suara yang semakin kuat.

Orang-orang yang berada didapur menundukan kepalanya karena ada atasan mereka yang datang.

"Saya." Ririn maju ke arah manager itu, walaupuan ia sudah dihalangai sama kepala chef.

"Kau!!" manager itu menunjuk wajah Ririn dengan jarinya.

"Gegara masakan bodoh mu itu!! tamu Vvip menjadi marah dan kecewa, kau seharusnya tau kalau tamu Vvip itu sangat penting!!" bentaknya tepat diwajah Ririn.

"Maaf." Ririn hanya menjawab seperti itu saja, tanpa berkata apapun lagi.

"Gegara masakan sampah mu itu, kau sudah membuat orang penting yang akan melakukan kerja sama menjadi berfikir buruk dan berdampak kerugian yang besar bagi hotel dan reputasi hotel bintang lima ini!!"

"Bukan kau saja yang akan kena masalah, tapi saya juga akan melakukan kena masalah!!"

"Saya minta maaf dan tak akan mengulangi kesalahan saya lagi," jawab Ririn dengan kepala yang tertunduk.

"Tenanglah, saya yang akan menganti memasak dan menghidangkannya langsung ke tamu Vvip," ucap kepala chef kepada Manager hotel itu yang murka tersebut.

"Kau pecatlah dia!! karena tak becus berkerja," kata Manager itu.

"Sepertinya tak harus seperti itu," jawab Kepala Chef yang berusaha menenggahi masalah yang sedang terjadi.

"Ririn hanya baru pertama kalinya melakukan kesalahan ini saja, jadi tak perlu segala memecatnya. Saya yang akan bicara sama tamu Vvip," timpal kepala chef sambil sekilas melihat ke arah Ririn.

"Seterah, tapi kau harus pastikan kalau tak ada masalah yang akan terjadi lagi!!"

"Saya akan pastikan kalau ini yang terakhir kalinya," jawab kepala chef.

Setelah mendengar apa yang dikatakan sama kepala chef, manager hotel itu pergi dan keluar dari dapur hotel.

Ririn hanya diam saja, mulutnya terlalu kelu untuk membalas apa yang dikatakan sama Manager itu.

"Maaf chef," ucap Ririn sambil menundukan kepalanya dalam-dalam ke arah kepala chef.

"Istirahatlah, matamu merah," balas kepala chef sambil menepuk bahu Ririn.

Ririn masih menundukan kepalanya sampai kepaal chefnya pergi keluar dari dapur, karena akan bicara sama tamu Vvip itu.

"Ririn mari ke ruangan staff." itu suara Binnie yang sudah merangkul pundak Ririn agar berdiri tegap dan menundkan lagi.

Ririn masuk dengan tubuh yang dituntun sama Binnie yang membawanya ke ruangan staff. Ririn duduk dibangku dengan tubuhnya yang lunglai.

"Minumlah." Binnie yang menyerahkan botol minum air.

"Terima kasih," balas Ririn.

"Istirahatlah, aku keluar dulu untuk bekerja lagi."

"Iya terima kasih Binnie," timpal Ririn menatap mata Binnie yang berjalan keluar dari ruangan ini.

Hari ini semuanya menjadi kacau dan kacau. Tanpa terduga air matanya kembali keluar dari kelopak matanya yang sudah bengkak.

Ririn menangis selama 30 menit, hingga tubuh dan matanya menjadi kelelahan dan akhirnya Ririn tertidur pulas dibangku.

***

Mata Ririn terbuka perlahan-lahan, kepalanya berdenyut sakit. "Awa," rintih Ririn yang memeganggi kepalanya.

Tubuhnya menjadi sakit semua, karena ia tertidur diatas kursi. Ririn mengusap matanya dengan lembut.

Mata Riri melihat ke arah jam yang membaut ia terkejut, karena sudah menjukan pukul 6 malam. Pasti teman-temanya yang lain sudah pulang.

"Duduklah."

Ririn terlonjak kaget karena ia melihat ada kepala chef yang sedang menatap dirinya, Ririn dengan cepat menundukan kepalanya untuk menghormati kepala chef.

"Kau baik-baik saja?"

"Iya chef, terima kasih," jawab Ririn yang memjiat pelipisnya yang merasakan kesakitan.

"Minumlah dulu."

Ririn mengambilnya dari tangan kepala chefnya itu, ia membuka botolnya dan meminunya untuk menghilangkan dahaganya.

"Jujurlah apa ada masalah?" tanyanya dengan suara yang lembut.

Ririn terdiam dan menundukan kepalanya lagi, ia hanya menganggukan kepalanya saja. Sebagai jawaban dari pertanyaan kepala chefnya.

"Apa itu? masalah keluarga?" 

"Bukan Chef," jawab Ririn.

"Lalu apa?" tanya Chef yang berjenis kelamin laki-laki itu.

"Percintaan?" tanya kepala chef lagi.

Ririn lagi-lagi hanya menganggukan kepalanya, sebagai jawaban. Tangannya dengan kasar mengusap matanya karena mengeluarkan air mata lagi

"Tinggal saja jika pria itu membuat masalah dan jangan menangisi pria seperti itu. Oh iya apa apa dia selingkuh?"

"Iya chef," jawabnya.

"Kau itu terlalu baik dan hebat sekali, jangan karena pria pengkhinat itu hidupmu menjadi berakhir dengan kacau seperti itu. Tinggalkan saja!!"

"Kau cantik, pintar, baik, mempunyai bakat yang luar biasa dibidang kuliner. kau harus meninggalkan pria pengkhianat itu, pasti dia akan menyesal!!" kepala chef yang bicara dengan nada yang mengebu-ngebu.

Ririn perlahan mendongkan kepalanya dan melihat kepala chefnya. "Apa aku memang seperti yang chef katakan?" tanya Ririn.

"Ya kau hebat Ririn, jangan membuat hidupmu hancur hanya karena pria pengkhianat itu."

"7 tahun aku bersama chef, itu bukan waktu yang sebentar. Tapi kenapa pria itu malah mengkhinati aku. Apa salahku?" Ririn yang mengungkapkan isi hatinya.

"Dia yang salah, kau tak salah apapun. Pria pengkhianat itu yang tak bersyukur memiliki dirimu."

"Padahal kita sudah merencanakan pernikahan." Ririn dengan matanya yang kembali mengeluarkan cairan bening itu.

"Jangan menikah dengan orang seperti itu, kau harus bersyukur pengkhianat itu kedoknya sudah terbuka sebelum pernikahan terjadi."

Ririn mengusap air matanya karena kepala chef yang meminta, kepala chef mengatakan kalau ia boleh menangis tapi jangan terlalu lama.

"Seperti ini, jangan menangis."

"Terima kasih chef,"

"Aku tak melakukan apapun, jadi jangan berterima kasih. Aku seumuran sama Ayahmu Ririn, jadi kau sudah ku anggap anak sendiri."

"Terima kasih sekali lagi."

"Pulanglah sudah malam dan istirahatlah. Kau bisa mengambil cuti, jika tubuhmu belum fit."

"Tidak, besok saja akan kembali bekerja dan maaf akan insiden hari ini."

"Baiklah. Cepat ganti baju dan pulang."

"Iya chef."

Ririn bangkit dan berjalan menuju ke loker kerjanya dan menganti pakaiannya diruang ganti. Saat Ririn keluar dari ruang ganti.

Ririn keluar dari ruag staff dan berjalan menuju ke luar dengan jalan yang melewati dapur hotel. Ririn melilhat kepala chef masih ada didapur.

Ririn mendekatinya dan menundukan kepalanya, ia juga menyampaikan akan kembali pulang dan Ririn mengucapkan terima kasih lagi.

Setelah itu Ririn menuju ke arah pintu, tapi langkah kakinya terhenti saat ia mendengar namanya dipanggil sama kepala chefnya.

"Iya chef," jawab Ririn yang sudah memutarkan tubuhnya agar bisa chef.

"Siapa wanita yang menganggu hubunganmu?"

Ririn terdiam dengan mata yang melihat ke arah wajah chef. "Kakakku."

Mendengar itu kepala chef menjadi terdiam dan melihat ke arah anak buahnya itu. Dirinya tak menduga akan jawaban dari Ririn yang membuat ia terkejut.

"Semangatlah Ririn."

"Terima kasih chef, selamat malam dan sampai jumpa."

Ririn pun keluar dari dapur hotel, untuk menunjuk kembali ke rumahnya, yang sudah menjadi tempat tak nyaman lagi bagi dirinya ini.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Sentuhan Cinta   BAB 98. Bukan Akhir Segalanya

    Di pagi buta seperti ini. Dirinya sudah dipaksa untuk bangun dari tidurnya dan tiba-tiba saja Roy mengatakan kalau kakaknya sedang menunggu didalam mobil sedan berwarna putih. Roy menipunya dengan mengatakan hal tersebut, membawanya pada pukul 6 pagi hari. Bahkan matahari saja belum muncul.Bahkan Ririn ingin meminta bantuan dari Ares, tapi pria itu sama sekali tak bisa dihubungi. Padahal semalam dirinya tidur bersama dengan Ayah dari anaknnya, di kamar rumah sakit. Membuat Ririn mengucapkan sumpah serapah kepada Roy, yang seenaknya saja membawa dirinya di pagi hari ini."Tersenyumlah agar cantik," ucap Roy kepada wanita itu yang sedang duduk."Apa yang elu lakukan sama gue Roy?" Ririn menatap tajam adik dari Ares.Tapi bukannya menjawab apa yang dikatakan sama Ririn, Ares malah memerintahkan kepada staff untuk melakukan hal magic kepada Ririn, yang sedang marah-marah itu."Roy!!

  • Sentuhan Cinta   BAB 97. Permintaan dan Permohonan

    Pukul 8 malam hari di rumah sakit. Ririn tetap berada disamping kakaknya yang tak juga terbangun. Hati Ririn hancur melihat alat-alat yang menempel ditubuh Vanya. Ririn juga tak henti-hentinya untuk menangis.Ririn memegang dengan lembut tangan Vanya, sambil berdoa kepada Tuhan, agar membuat Vanya cepat sadar. Tapi kakaknya tak juga sadar, padahal kata dokter kakaknya akan bangun. Tapi kenapa Vanya belum juga membuka matanya.Kriet. Pintu terbuka dan membuat Ririn menoleh, mendengar suara itu."Rin. kembalilah ke kamar kamu." Roy mendekati wanita hamil tersebut."Masih ada disini?" Ririn yang kaget karena Roy masih berada dirumah sakit, dirinya mengira kalau Roy akan kembali."Hm, priamu itu memintaku untuk menemanimu," jawab Roy yang berdiri disamping Ririn.Ririn hanya menganggukan kepalanya saja. Tatapan matanya kembali melihat ke arah Vanya. "Kapan kakak

  • Sentuhan Cinta   BAB 96. Aliran Listrik

    Ares mendobrak pintu berkali-kali, tapi pintu ruang bawah itu sangat kuat dan membuat Ares susah menembusnya. Oleh karena itu Ares menembakan pintu terbuka dan membuat kunci pintu hancur. Membuatnya menjadi lebih mudah masuk ke dalam ruang bawah tersebut Bibirnya menyeringai bak seorang iblis. Tatapan matanya dan aura yang Ares keluarkan berubah seketika, saat melihat orang yang dicarinya. Ares menatapnya seakan ingin membunuh langsung Miko, yang sedang duduk dengan wajah yang babak belur. Pria itu langsung saja bangun disaat melihat kedatangan Ares, dengan tangan yang membawa senjata api tersebut. Ares mendekati pria bajingan itu dan membuatnya saling berhadapan dengan pria yang sudah membuat akal sehatnya menghilang. Tapi bukannya takut dengan kedatangan Miko.

  • Sentuhan Cinta   BAB 95. Menghukumnya

    Vanya akhirnya mendapatkan pertolongan. Ambulance membawanya pergi tubuhnya menuju rumah sakit bersama dengan Ririn yang tak ingin berpisah dengan kakaknya tersebut. Sedangkan Roy menelpon rumah sakit untuk menyediakan segalanya dan tak lupa juga memberitahu Ares melalui sekretarisnya tentang apa yang terjadi hari ini. Ares sangat sibuk sekali karena jadwal hari ini begitu padat sekali dengan berbagai macam rapat. Hingga membuat kakaknya melupakan ponselnya. Roy yang mengangkat panggilan masuk dari nomer asing di ponsel milik Ares dan yang mendengar suara-suara Ririn meminta pertolongan. Tapi setelah itu panggilannya terputus dan Roy menghubungi balik tapi ponsel tersebut tidak aktif lagi. Lantas dengan cepat Roy melacak semua jaringan itu dengan berbagai cara yang dirinya ketahui, hingga ia menemukan lokasinya. Untung saja Roy biasa menemukan lokasinya dengan cepat. Jika tidak kedua bersaudara itu akan dalam bahaya, terutama Ririn

  • Sentuhan Cinta   BAB 94. Bawa Dia!!

    Miko semakin mendekati Ririn yang terus saja mundur-mundur. Tapi Miko mendekati wanita yang terlihat jelas kalau sedang ketakutan. "Jika saja kamu kebih nurut, pasti tak akan terjadi hal ini." Miko menyeringai sinis dan tatapan mata Miko sangat tajam, seperti pedang yang siap menghunus siapapun.Vanya berdiri dengan susah payah, walapun harus menahan rasa sakit akibat tubuhnya yang menerima hantaman keras oleh Miko. Vanya harus bangkit karena ia melihat adiknya dalam keadaan yang berbahaya, Vanya tak akan membiarkan Miko melukai Ririn dan bayinya.Vanya menarik tangan Miko agar menjauh dari adiknya. Menahannya dengan sekuat tenang, walaupun dengan tubuh yang sakit. "Lari Ririn, keluar dari apartemen ini!!" teriak Vanya kepad adiknya."Tidak, tidak. Kita harus keluar bersama!!" ucap Ririn yang melihat kakaknya terus menahan Miko."Cepatlah, tak punya banyak waktu. Keluarlah!!" teriak Vanya.

  • Sentuhan Cinta   BAB 93. Bekerja Sama

    Entah keberanian dari mana membuat Ririn melakukan hal gila ini dengan bawa-bawa pisau. Tapi jika dirinya tak melakukan hal ini, pasti Ririn akan di lecehkan lagi sama Miko. Ririn tak ingin membiarkan hal itu terjadi."Baiklah sayang. Aku tak dekat-dekat dengan dirimu."Ririn sedikit tenang karena ancaman dirinya ini sangat ampuh dan membuat Miko tak akan berniat untuk melecehkan dirinya lagi. "Dimana kakak gue?" tanya Ririn kepada Miko.Arah pandangan mata Ririn berahli melihat ke arah telunjuk tersebut. Dugaan dirinya sepertinya memang benar, kalau kakaknya tersebut disembuyikan sama Miko. "Buka pintunya," perintah Ririn. Pasti pintu itu terkunci jika tidak, pasti kakaknya akan keluar dan menemui dirinya."Baiklah, tapi pisau itu jauhkan dari tangan kamu." Miko yang masih panik dengan apa yang dilakukan sama Ririn. Miko hanya menuruti apa yang dikatakan sama Ririn, tapi setelah itu ia akan me

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status