"Kenapa kamu berteriak?" tanya Chen Fu. "Lihat apa yang kamu lakukan?" tanya Mei Yan menutupi tubuhnya yang tersingkap.Tanpa sengaja tangan Mei Yan menyenggol benda keras milik Chen Fu"Apa ini? Apa yang kamu lakukan?" tanya Mei Yan membuang muka."Aku juga tidak tahu ini otomatis. Baru kali ini aku ngalamin deh. Apa kamu belum pernah melihat sama sekali? Mana ada gadis di sini yang lugu dan polos," bantah Chen Fu. "Hai, aku ini gadis baik-baik. Aku juga belum pernah punya pacar. Selama remaja aku bekerja sama papa," sahut Mei Yan. "Ah omong kosong. Di sini tidak ada remaja yang gak punya pacar. Sejak sekolah juga mereka sudah punya pacar," ledek Chen Fu tanpa menggerakkan badannya. "Aduh Tuan. Cepat singkirkan kakimu dari pahaku. Awas kalau macam-macam!" ancam Mei Yan tepat di depan muka Chen Fu. "Kamu lupa ya. Kakiku lumpuh. Tolong aku kalau kamu mau pergi. Tapi kalau kamu senang ya gak masalah," tambah Chen Fu."Huh enak aja." "Tuan, aku akan segera pergi. Mungkin
Tubuh Mei Yan yang mungil berada di atas ranjang sementara tubuh Chen Fu berada di atas tubuh gadis itu. Hingga bibir mereka terpaut. Reflek Mei Yan mendorong tubuh pria itu ke samping. "Eh Tuan. Jangan macam-macam! Tuan ini kakinya sedang lumpuh, tidak ada daya kalau macam-macam nanti aku ngambil pisau!" ancam Mei Yan. Chen Fu melotot menatap Mei Yan. "Siapa juga yang mendorongmu. Kamu saja yang tidak mampu menarik tubuhku," bantah Chen Fu. "Lagian kamu yang meminta aku untuk membantumu ke atas ranjang. Biasanya siapa yang melayani kamu?" sungut Mei Yan mengelap bibirnya dengan tangan. Tadi sempat bersentuhan dengan bibir Chen Fu. "Di sini banyak pelayan. Tapi aku punya istri jadi istriku yang sekarang melayani.""Hei aku tegaskan sekali lagi. Aku ini bukan pelayan tapi aku ini hanya kerja sesuai perjanjian. Kontrak kita sudah selesai.""Siapa yang bilang aku mengontrak kamu. Toh kita sudah menikah di depan orang banyak. Tidak ada perjanjian hitam di atas putih. Apa
Mei Yan menoleh ke arah Chen Fu yang melarangnya untuk pergi. "Ada apa, Tuan? Bukankah keluargamu tidak menginginkan aku tinggal di sini? Lagian aku ini hanya pengganti,"sahut Mei Yan dengan wajah merah. "Tidak ada yang bisa keluar ruangan ini tanpa seijinku," ucap Chen Fu tegas. "Mei Yan, masuk!" titah Chen Fu. "Kamu sekarang adalah istriku. Tidak ada Nyonya Muda yang meninggalkan malam pertamanya."Mulut Mei Yan menganga. Seolah rencana yang dia susun buyar semua. Dia ingin kabur setelah menerima cek dari Chen Fu. Nyonya Chen dan Cheng Yung merasa gusar karena Chen Fu melarang istri dadakannya untuk pergi. Padahal dia juga sudah mendapatkan uang pembayaran. Lalu untuk apa uang itu kalau juga harus tinggal di villa mewah milik keluarga Chen. "Kakak Chen Fu. Kenapa Kakak melarang gadis itu pergi? Bukankah dia sudah menerima pembayaran? Jadi tugasnya sudah selesai." Chen Yung protes dengan mata yang mendelik ke arah Mei Yan. "Aku berubah pikiran. Uang yang aku kasih ke d
Rombongan pengantin itu tiba di Rich Villa. Sebuah apartemen yang mempunyai tiga lantai yang berbentuk sangat mewah dengan halaman yang sangat luas. Beberapa mobil mewah terparkir di halaman rumah. Salah satu ajudan Chen Fu segera membukakan pintu dan membawakan kursi roda untuk pria itu. Sementara ajudan yang lain membantu membukakan pintu untuk Mei Yan. Seperti berada di dunia dongeng yang pernah dibaca dari buku-buku kesukaannya Mei Yan terpesona dengan keindahan Rich Villa milik keluarga Chen. "Wah kayak di dunia dongeng saja. Kayak mimpi berada di tempat sebagus ini!" teriak Mei Yan menengadahkan tangan tidak sadar. Sebelum masuk villa, Mei Yan berlari mendekati bunga-bunga yang ada di taman milik Mei Yan. Chen Fu tidak peduli dengan gadis itu. Dia langsung memerintahkan ajudan untuk mendorong kursi rodanya masuk ke dalam villa. Di sana sudah menunggu Nyonya Chen dan adiknya Chen Yung. Wanita cantik dengan rambut yang disanggul itu duduk di sofa miliknya.
Mei Yan langsung berdiri di samping Chen Fu di hadapan altar dan pria yang akan menikahkan mereka. Muka Mei Yan merah badan. Keringat dingin keluar dari dahi. Bahkan kakinya gemetar. Dia seperti terlempar di dunia mimpi. Banyak sekali orang yang menatap ke arahnya. Apalagi saat ini dia memakai gaun pengantin berwarna putih yang sangat indah serta dandanan yang sangat cantik. "Apakah aku ini salah tempat? Tapi tidak apa-apa. Demi uang seratus ribu dolar itu akan aku jalani apa yang mereka inginkan," batin Mei Yan mencoba tersenyum menenangkan hati. Tingkah gadis itu menarik perhatian semua orang yang ada dalam pernikahan itu. Sebagian mereka berbisik-bisik menatap curiga pada Mei Yan. Sepertinya keluarga orang yang memaksa Mei Yan untuk menjadi pengantin adalah keluarga kaya raya terlihat dari orang-orang yang ada dalam tempat itu. Chen Fu mengeluarkan cincin pernikahan yang dibawanya kemudian mengambil tangan Mei Yan. "Eh, siapa namamu?" tanya Chen Fu langsung me
"Bos, Wong Yee kabur tidak hadir di pernikahan ini," bisik salah satu ajudan Chen Fu. "Fuck! Kenapa dia kabur?" tanya Chen Fu dengan mata melotot. Saat itu pria yang berpakaian rapi itu sedang duduk di kursi roda menunggu calon mempelai wanita. "Terus bagaimana ini, Bos? Apa mau dilanjutkan?" Wajah ajudan itu sangat pucat. Dia tahu watak bos mudanya yang galak. "Kamu cari wanita yang ada di tempat ini yang mau dibayar untuk menggantikan dia sebagai pengantinku!" titah Chen Fu. "Wah siapa wanita itu, Bos? Mana ada yang mau menikah dadakan kayak gini?" bisik ajudan. "Kamu cari akal. Kamu iming-imingi dengan bayaran gede. Wanita mana yang tidak mau dengan uang. Dengan syarat harus cantik sama dengan Wong Yee.Aku kasih waktu setengah jam untuk mencari pengganti pengantinku.Awas kalau tidak ketemu!" titah Chen Fu. "Baik Bos. Akan aku kerjakan secepatnya.""Jangan sampai ada orang atau tamu yang tahu," bisik Chen Fu. "Baiklah kalau begitu." Ajudan itu kemudian langsung pergi