Home / Romansa / Sentuhan Hangat Tuan Muda / Bab 3. Ikut Chen Fu

Share

Bab 3. Ikut Chen Fu

Author: Mini Yuet
last update Last Updated: 2025-05-18 13:47:08

Rombongan pengantin itu tiba di Rich Villa. Sebuah apartemen yang mempunyai tiga lantai yang berbentuk sangat mewah dengan halaman yang sangat luas. Beberapa mobil mewah terparkir di halaman rumah.

Salah satu ajudan Chen Fu segera membukakan pintu dan membawakan kursi roda untuk pria itu. Sementara ajudan yang lain membantu membukakan pintu untuk Mei Yan.

Seperti berada di dunia dongeng yang pernah dibaca dari buku-buku kesukaannya Mei Yan terpesona dengan keindahan Rich Villa milik keluarga Chen.

"Wah kayak di dunia dongeng saja. Kayak mimpi berada di tempat sebagus ini!" teriak Mei Yan menengadahkan tangan tidak sadar.

Sebelum masuk villa, Mei Yan berlari mendekati bunga-bunga yang ada di taman milik Mei Yan.

Chen Fu tidak peduli dengan gadis itu. Dia langsung memerintahkan ajudan untuk mendorong kursi rodanya masuk ke dalam villa. Di sana sudah menunggu Nyonya Chen dan adiknya Chen Yung.

Wanita cantik dengan rambut yang disanggul itu duduk di sofa miliknya.

"Mana pengantinmu,Chen Fu?" tanya Nyonya Chen dengan sorot tajam.

"Masih ada di luar," jawab pria itu singkat.

"Oh ya kalian sudah puas kan? Karena aku sudah menikah sesuai dengan permintaan papa. Kalau aku sudah menikah maka aku akan berkuasa di perusahaan Dynasty Group milik keluarga Chen.Kalian minta bagian kan?"

Chen Yung berdiri dari tempat duduknya berjalan mendekati kakaknya. Setelah itu dia memeluk kakaknya.

"Selamat atas pernikahannya. Kami akan segera mengirim Kakak dan istri Kakak ke kantor cabang sesuai dengan isi perjanjian itu," ucap Chen Yung tersenyum sinis

"Apa maksudmu?"

Chen Fu menatap adiknya tidak mengerti.

"Rupanya kakak tidak memperhatikan isi perjanjian itu. Dalam perjanjian disebutkan bahwa kalau kakak tertua sudah menikah maka kakak harus meninggalkan villa ini dan mengurus anak cabang Dinasty Group. Sementara kantor pusat jatuh pada tanganku dan mama.

Kami tidak akan membiarkan gadis liar itu masuk ke dalam villa kami. Aku tahu Kakak mengambil gadis itu dari jalanan untuk menjadi pengganti agar Kakak bisa menguasai perusahaan ini. Tapi salah. Kakak tidak seksama membaca surat perjanjian itu," ucap Chen Yung.

"Kurang ajar. Rupanya kalian menipuku!" Chen Fu geram. Bahkan tangannya mengepal.

Matanya memberikan kode pada ajudan ya untuk memanggil Mei Yan.

Ajudan Felix memanggil Mei Yan yang sedang menikmati bunga-bunga di halaman villa.

"Nona! Tuan memanggilmu!" teriak Ajudan Felix.

"Ada apa, Tuan?" sahut Mei Yan menghampiri ajudan muda itu.

"Tuan Muda memanggilmu. Cepatlah!"

Mei Yan melompat-lompat kegirangan mengikuti ajudan Felix masuk ke dalam villa.

Begitu masuk ke dalam villa itu, dia sangat terkejut karena di sana ada Nyonya Chen dan putranya, Chen Yung duduk di sofa. Sementara Chen Fu masih duduk di kursi roda menahan amarah.

"Halo, selamat datang. Apakah ini rumah keluarga anda? Salam kenal Nyonya," sapa Mei Yan ramah sambil membungkukkan badan.

Dengan wajah garang Nyonya Chen berdiri dan menghampiri gadis itu. Spontan tangan halusnya mendorong tubuh Mei Yan hingga terjatuh.

"Kamu siapa berani masuk dalam keluarga kami. Setelah mengambil bayaran dari anakku. Silakan pergi dari tempat ini!" bentak Nyonya Chen.

Mendapat perlakuan. seperti itu Mei Yan bukannya takut. Dia bangkit dan berdiri kemudian mengibaskan gaun pengantinnya.

"Tenang Nyonya, aku juga tidak akan masuk dalam keluarga kamu. Orang itu yang memaksa agar aku menjadi pengantinnya. Aku juga tidak mengenalnya. Siapa yang mau menjadi pengantin wanita pria yang lumpuh. Aku juga tidak masalah kalau harus pergi dari rumah ini. Aku hanya membutuhkan uangnya," balas Mei Yan dengan tegas.

"Aku tidak akan pernah menganggapmu sebagai menantu. Ambil bayaranmu dan segera tinggalkan rumah ini!" bentak wanita itu.

"Oke, tidak masalah. Aku akan meninggalkan tempat ini. Mana bayaranku?" Mei Yan menengadahkan tangan pada Chen Fu.

"Kurang ajar. Rupanya mama dan Chen Yung sedang mempermainkan aku. Tenang saja tidak ada orang yang akan bisa melawan rencanaku. Mereka mengorbankan aku maka akan membalasnya," batin Chen Fu dengan tersenyum sinis.

Melihat keberanian Mei Yan, pria itu tersenyum. Rupanya dia tidak salah pilih memilih partnernya. Mei Yan adalah gadis pemberani yang tidak mudah diintimidasi apalagi oleh mamanya dan Chen Yung.

Chen Fu mengeluarkan cek untuk membayar Mei Yan.

"Ini bayaranmu," ucap Chen Fu.

Gadis itu menghampiri pria yang duduk di kursi roda.

"Terima kasih, Tuan. Dengan uang ini aku akan gunakan untuk keperluanku," ucap Mei Yan tersenyum senang.

Nyonya Chen dan Chen Yung berdiri. Dalam pikirannya enak sekali gadis itu. Hanya dengan menjadi pengantin pengganti mendapatkan uang sebesar itu. Sedangkan dirinya masih mencari akal agar bisa menguasai harta kekayaan keluarga Chen.

Mei Yan melompat kegirangan setelah mendapatkan cek itu. Baru saja gadis itu akan melangkah keluar pintu.

"Tunggu!" teriak Chen Fu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jw Hasya
Duh kok aku takut ya. Si Mei Yan pasti nggak akan dilepas gitu aja sama si Chen
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 57. Kabar Duka

    Felix dengan hati-hati menaruh tubuh Mei Yan di atas sofa. Apalagi Mei Yan saat itu memakai celana yang sangat pendek dengan memakai kaos oblong pula. Sehingga terlihat jelas paha mulusnya. Felix sempat menelan ludah ketika badan Mei Yan menyentuh tubuhnya. Ada debaran aneh yang dia tidak mengerti. Pria itu harus menahan diri agar tidak tergoda. Saat itu hanya ada dirinya dan Mei Yan. "Nyonya Muda, apa kamu sudah siap? Aku akan mencabut kaca yang ada di kakimu kemudian akan menambal untuk mengobatinya. Maafkan aku ya Nyonya Muda, karena menyentuh kaki dan tubuhmu. Aku tidak bermaksud untuk kurang ajar," ujar Felix. Mei Yan tidak menjawab. Dia hanya mengangguk tanda setuju. Sambil meringis menahan sakit. Dia sudah tidak peduli dengan apa yang terjadi. Pikirannya mendadak pada Chen Fu yang pamit kerja dan ada rapat ke negara Macau. "Apa kamu sudah telepon bosmu, Felix?" tanya Mei Yan sambil memejamkan matanya. "Belum Nyonya. Namun, aku sudah nanya Austin pas mau berangkat dari kant

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 55. Rem Blong

    Chen Fu mengernyitkan dahi mendengar ucapan pengawal kiriman dari adiknya, Chen Yung. Dari awal berangkat dari kantor, Chen Yung sudah ngeyel ingin menempatkan pria berkulit hitam itu sebagai tambahan pengawal pribadinya. Tapi mendadak di tengah jalan dia minta turun karena ada perintah dari Chen Yung untuk mengerjakan yang lain. Tanpa pikir panjang jangan, Chen Fu kemudian menyetujui permintaan dari pengawal itu. "It's oke. No problem. Jika Chen Yung menyuruhmu untuk mengerjakan yang lain. Aku bisa berangkat dengan Austin ke negara Makau. Paling cuma untuk menghadiri rapat penting biasa kemudian siang kami akan balik ke kantor," ucap Chen Fu. Pria berkulit hitam itu turun dari mobil tanpa menatap pada Chen Fu. Austin tetap duduk di samping Chen Fu sambil mengamati gerak-gerik pengawal kiriman dari Chen Yung. Setelah itu dia berbisik."Tuan, apa maksud Tuan Chen Yung mengirimkan pengawal kemudian berhenti di tengah jalan. Padahal ini sudah mau mendekati negara Makau. Apa Tuan berpik

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 54. Dingin Kok Romantis

    Mobil baru sampai di pinggir kota, mendadak Chen Fu ingin membeli sesuatu dan mengirimkan pada istri tercinta. Dia memerintahkan supir untuk berhenti. Di dalam mobil itu ada Austin, supir dan pria berkulit hitam, anak buah Chen Yung. "Charlos, tolong berhenti di depan toko bunga ya!" titah Chen Fu. "Baik Tuan," sahut Charlos. Dia menghentikan mobil ketika sampai di depan toko bunga anggrek di pinggir kota. "Austin, tolong belikan satu kuntum bunga anggrek yang berwarna ungu di sana!" ucap Chen Fu. "Buat apa Tuan? Bukannya kita sudah dikejar waktu untuk segera sampai di negara Macau siang ini," protes Austin. Chen Fu menghela nafas. Dia merasakan sesuatu yang tidak biasa. Kemudian dia meraba cincin pernikahannya. "Sudahlah. Beli saja! Jangan membantah! Mendadak aku sangat merindukan istriku. Padahal belum satu hari aku meninggalkan wanita bawel itu," tegas Chen Fu. Pria hitam yang ada di bangku depan tidak juga menoleh. Dia fokus pada jalan saja. "Baiklah, Tuan," ucap

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 53. Awal Mula

    Chen Fu gegas ke ruangannya. Dia hanya mengambil lap top dan semua berkas yang sudah disiapkan Moudy untuk rapat pemegang saham di Macau. Austin juga ikut bersamanya. Sementara Moudy hanya mengekor dari belakang. Mendadak Nyonya Chen dan putranya masuk dalam ruangan Chen Fu. Mereka tersenyum ramah seolah menyambut kedatangan putranya. "Selamat pagi Chen Fu. Kenapa tidak pulang ke villa semalam? Apa yang terjadi?" tanya Nyonya Chen sambil mau memeluk putranya. Namun Chen Fu mundur tidak mau dipeluk wanita itu. "Lalu mana wanita kampung itu? Kok tidak ikut lagi ke kantor?" tanya Nyonya Chen sambil matanya mengelilingi ruangan mencari Mei Yan. Sepertinya sangat penasaran kenapa istri Chen Fu tidak ikut ke kantor. "Aku tidak kemana-mana. Hanya ingin menikmati bulan madu bersama istriku saja. Mami ada masalah? Kalau aku tidak pulang mungkin kalian juga bahagia. Jika aku dan istriku tidak pulang ke Villa jadi tidak ada yang mengganggu kalian. Waktu itu istriku membuat Mami sangat kesal

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 52. Rencana Jahat

    Di Villa kediaman keluarga Chen. Wanita berambut pendek dan anaknya, berunding di kamar pribadi mereka. Seperti ada peristiwa penting sehingga mereka nampak sangat panik. "Bagaimana penyerangan pertama,Mami?" tanya Chen Yung kepada wanita yang berdiri sambil berdekap memandang jendela kamar. "Orang-orang suruhanku gagal mengenai sasaran. Ternyata dia berada di mobil lain. Sungguh tipuan yang sangat membuat aku muak dan ingin muntah!" geram wanita cantik itu. Pandangannya nanar. Susah payah dia membayar orang tapi tidak berhasil. Dia sudah tidak sabar ingin berkuasa di Dinasty Grup. "Apa Mami sudah mengirimkan mata-mata lain untuk menyelidiki di mana Chen Fu berada?" "Sudah tapi sepertinya anak itu menghilang tanpa jejak bahkan bersama istrinya dan kedua ajudan. Ke mana dia semalam menginap dengan istrinya dan dua ajudan itu?" Nyonya Chen balik menatap putranya. "Aku sangat penasaran Di mana rumah gadis kampung itu? Apa kita buat siasat lain lagi, pasti Chen Fu tidak berdaya kala

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 51. Pancake Rasa Cinta

    Selesai mandi, Chen Fu keluar dari kamar mandi hanya mengenakan selembar kain penutup bagian yang sangat sensitif. Badannya yang kekar dengan perut ramping dan rambut yang masih basah terlihat sangat menggoda. Sementara itu Mei Yan merapikan tempat tidur yang semalam sudah dipakai untuk bercinta. Tidak layaknya seorang nyonya muda, dia bersikap biasa saja. Tidak ada yang istimewa. "Hai apa yang kamu lakukan?" tanya Chen Fu ketika melihat istrinya merapikan tempat tidur mereka. "Memang apa yang kamu lihat?"Mei Yan menoleh ambil tersenyum."Kamu bukan kayak nyonya muda. Merapikan tempat tidurmu sendiri?""Aku tidak biasa berantakan. Ranjang adalah tempat terakhir untuk menghilangkan capek dan kesal. Bahkan aku suka tidur seharian kalau lagi kesal. Bajumu di atas tempat tidur."Mei Yan menunjuk pada baju dan setelan jas yang ada di tempat tidur. "Apa kamu tidak mau menolongku? Mendadak aku gak bisa pakai baju dan dasi."Chen Fu bersikap manja dengan istrinya. "Hei, sejak kapan kam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status