Home / Mafia / Sentuhan Panas Tuan Mafia / 95. Pecah Perawan di Malam Pertama (21+)

Share

95. Pecah Perawan di Malam Pertama (21+)

last update Last Updated: 2025-11-14 08:58:56

Adrian sempat mengangkat tangannya dan berniat membetulkan tali dress Megan yang agak sedikit miring. Namun, saat ujung jarinya hampir menyentuh kain itu, ia terhenti sendiri.

Wajahnya mendadak tegang. Ia menahan nafas, berusaha menenangkan debaran jantungnya yang mendadak kencang.

“Adrian, ada apa?” tanya Megan sambil menoleh. Saat itulah tatapannya bertemu dengan tatapan Adrian.

Untuk beberapa detik, udara di antara mereka terasa berubah. Tatapan keduanya bertemu, sangat dekat. Megan bahkan bisa merasakan hembusan nafas hangat Adrian menerpa wajahnya. Gadis itu tak berkedip, ketika matanya menatap lekat pada wajah tampan di hadapannya itu.

Adrian menelan ludahnya dengan kasar. Ia semakin deg-degan saat beradu tatap dengan Megan. Namun Megan cepat-cepat memalingkan wajahnya.

“Huft! Hari ini rasanya lelah sekali ya, Adrian. Aku ke kamar dulu. Besok masih banyak yang harus kita lakukan.”

Tanpa menunggu jawaban, Megan berbalik dan melangkah pergi, menyisakan Adrian yang tampak kebingung
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sentuhan Panas Tuan Mafia   112. Dia Kembali!

    Hujan malam itu rasanya seperti tidak mau berhenti, seolah langit pun ikut meratapi nasib Anne.Mobil Megan melaju cepat menerobos derasnya hujan. Valerie duduk di samping Anne, menggenggam tangan putrinya meski tubuhnya masih lemah. Anne terus menunduk, wajahnya sudah basah. Entah karena hujan, atau karena air mata yang tak kunjung berhenti.“Anne, sayang, kau harus kuat, Nak,” bisik Valerie lirih. Suaranya terdengar serak karena sejak tadi ia terus saja menangis.Anne masih menangis tersedu-sedu. Perlahan wajahnya terangkat. Mata indahnya menatap pada mamanya dengan berkaca-kaca.“Mama, Leon benar-benar tidak percaya padaku. Kejam sekali dia, Ma. Aku … aku bahkan tidak tahu apa pun tentang surat itu. Aku juga tidak kenal siapa itu Damara. Huhuhu,” tangis Anne semakin tergugu, bahunya sampai berguncang.Valerie memeluk putrinya erat. Ia tahu, luka itu bukan luka biasa. Luka itu sangat menyakitkan, karena diberikan oleh orang yang paling Anne cintai. Itulah yang saat ini paling mengha

  • Sentuhan Panas Tuan Mafia   111. Pergi dari Hidupku, Selamanya!

    Satu detik kemudian, Leon kehilangan kendali. Sisi gelapnya kembali mengambil alih. Tamparan itu mendarat dengan keras dan kasar.Begitu kuatnya tamparan Leon hingga membuat Anne terjerembab. Air matanya seketika jatuh. Ia memegang pipinya yang memerah, dengan rasa terkejut dan tak percaya atas apa yang sudah dilakukan oleh suaminya barusan.“Leon,” lirih Anne dengan suaranya yang pecah.Namun, Leon tak memberi kesempatan sedikit pun pada Anne untuk berkata lebih banyak. Ia mengambil sebuah dress dari lemari, dress tipis yang bahkan Anne tak pernah mengenakannya. Leon melemparkan dress itu ke Anne dengan kasar, membuangnya tepat hingga menampar wajah Anne.“Pakai ini!” Suaranya datar, dingin, mematikan.“Dan setelah itu, keluar kau dari rumahku!” “Leon, tolong dengarkan aku dulu. Aku juga tidak tahu apa yang terjadi. Aku bahkan ….”“Pakai! Sebelum aku melenyapkanmu dengan tanganku sendiri!”“Bukankah aku sudah bilang, kalau aku sangat membenci penghianatan!” sentak Leon lagi, suarany

  • Sentuhan Panas Tuan Mafia   110. Kejutan Menyakitkan

    “Ini … ini tidak mungkin.”Isi dalam kotak itu membuat tubuh Leon rasanya membeku. Di dalamnya terdapat begitu banyak foto-foto, bahkan sangat banyak.“Foto Anne?” ucapnya lirih, suaranya bahkan terdengar bergetar.Ia raih foto-foto itu dan dilihatnya satu per satu.Ya, semua foto-foto Anne itu diambil saat bulan madu mereka di Paris. Tetapi anehnya, hanya ada foto Anne saja di dalamnya. Anne sedang berjalan sendirian di depan villa, Anne sedang memandang ke arah laut, dan masih banyak lagi foto-foto yang lain. Hanya Anne seorang diri, tanpa adanya Leon sama sekali.Dan semua foto itu seolah diambil dari sudut yang mencurigakan. Angle nya bahkan sangat tak tertebak, seperti ada seseorang yang menguntitnya dari jarak jauh.Namun bukan itu yang membuat darah Leon mendidih. Tepat di dekat foto-foto itu, ada sebuah surat yang ditulis dengan tulisan tangan. Leon mengambil kertas itu dengan cepat. Kerta tipis itu beraroma parfum yang asing, dan bukan dari siapa pun yang Leon kenal.Dengan c

  • Sentuhan Panas Tuan Mafia   109. Aku Ingin Punya Anak (21++)

    Beberapa hari berlalu, tak terasa malam ini merayap dengan pelan, membawa hawa dingin yang menempel di jendela kamar Leon dan Anne. Lampu kamar itu temaram, cukup redup untuk memberi rasa nyaman. Namun cukup terang untuk memperlihatkan betapa lelahnya Anne secara batin.Sejak Valerie ditemukan dalam kondisi mengenaskan, tubuh Anne seperti kehilangan tenaga. Tapi malam ini, Leon tampak berbeda. Ada sesuatu dalam sorot matanya. Sesuatu yang menginginkan kedekatan, kehangatan dan mungkin pelarian dari stres yang menumpuk.Ketika Anne sedang berdiri di depan jendela dan menatap ke luar sana, Leon tiba-tiba saja memeluk pinggang istrinya itu dari belakang.“Sayang,” bisiknya rendah, tepat di telinga Anne.Leon meletakkan dagunya di pundak Anne, dan perlahan bibirnya mulai menjamah tengkuk sang istri, membuat tubuh Anne meremang.Anne menoleh perlahan dengan tak bersemangat. Ia sebenarnya tidak sedang ingin disentuh, karena pikirannya masih kacau oleh kondisi mamanya. Tapi ia juga tahu, ia

  • Sentuhan Panas Tuan Mafia   108. Hasrat dan Amarah Leon

    “Ma! Mama!” Anne mengguncang tubuh Valerie dengan panik saat ibunya itu tiba-tiba jatuh pingsan.“Megan, ambilkan selimut! Jonathan, ambil air dingin!” seru Leon tegas.Namun tidak ada satu pun tindakan yang mampu menenangkan Anne yang sudah histeris.“Leon, mama kenapa? Apa yang terjadi pada mama kenapa?” tangisnya sudah pecah begitu saja.Leon segera mengeluarkan ponsel dari saku celana dan menekan nomor dengan cepat. Dengan panik, ia menghubungi seseorang di seberang sana.“Dokter Ethan, datang ke mansion sekarang juga. Ini darurat,” suara Leon tajam dan tergesa, ia tidak memberi ruang untuk pertanyaan sedikit pun.Tak butuh waktu lama. Dalam hitungan menit, dokter pribadi keluarga Dominic itu sudah datang dengan membawa tas medis. Valerie dipindahkan ke kamar utama untuk tamu. Tangannya terpasang infus, dan diletakkan alat monitor kecil di sisi tempat tidur.“Kondisi Nyonya Valerie masih lemah. Dia harus istirahat total,” kata Dokter Ethan setelah semua tugasnya selesai.Anne dudu

  • Sentuhan Panas Tuan Mafia   107. Ada yang Bermain di Belakang

    Leon menatap kotak hitam itu dengan hati-hati. Pita emasnya sudah ia pegang dan separuh sudah terlepas. Anne berdiri di sampingnya dengan napas tertahan, seolah kotak itu bisa saja berisi sesuatu yang Mengejutkan dan mengubah hidup mereka.Namun sebelum Leon sempat membuka kotak itu sepenuhnya, tiba-tiba saja ….Drttt! Drrtt!Ponselnya bergetar cukup kuat. Nada dering itu memecah keheningan di antara Anne dan Leon yang terlihat tegang. Leon mengurungkan niat untuk membuka kotak itu. Ia meraih ponsel dan melirik layarnya.Anne pun ikut melihat ponsel suaminya tersebut.“Dari Adrian,” ujar Leon sambil melirik pada Anne.“Adrian? Ada apa? Tumben sekali dia menelfon?” Anne bertanya-tanya dengan cemas.“Dia tidak mungkin sampai menelfon kalau tidak ada sesuatu yang penting. Dia tidak akan seberani itu untuk mengganggu bulan madu kita.” Leon setengah bergumam.Secara bersamaan, Anne dan Leon merasakan hal yang sama. Mereka punya firasat buruk yang cukup mengusik pikiran. Leon mengangkat tel

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status