Home / Romansa / Sentuhan Pria Dewasa / Chapter 3 Skandal

Share

Chapter 3 Skandal

Author: Polcaa
last update Last Updated: 2025-10-21 12:29:13

Sudah satu bulan aku bekerja di Aude’C Group, dan satu hal yang mulai kupahami dari perusahaan ini adalah kompetisi tidak selalu datang dalam bentuk pekerjaan. Kadang ia datang dalam bentuk senyuman manis yang palsu, jabat tangan yang menusuk, dan bisikan yang menyebar lebih cepat daripada email internal.

Aku kira aku mulai beradaptasi. Aku sudah terbiasa dengan ritme kerja Arkana Rivard yang tidak manusiawi. Terbiasa dengan jadwal yang berubah tiap lima menit, rapat beruntun, revisi mendadak, deadline yang menginjak leher. Dan ternyata semua itu masih lebih mudah daripada menghadapi satu hal ini:

Gosip murahan.

Hari itu berjalan normal sampai pukul 10 pagi. Aku baru saja kembali dari ruang rapat lantai 57 setelah mengirim dokumen revisi akuisisi yang diminta Arkana. Sambil duduk di meja, aku membuka laptop, memeriksa email, menjawab tiga permintaan jadwal yang bentrok, lalu menyiapkan agenda rapat pukul sebelas.

Biasa.

Hingga suara notifikasi W******p kantor berbunyi lagi dan lagi cepat, beruntun.

Aku mengangkat kepala. Semua orang tiba-tiba terlihat sibuk tapi dengan wajah yang bukan sibuk kerja. Mereka melihat ponsel masing-masing sambil menutup-nutupi layar. Ada yang berbisik. Ada yang saling pandang, kemudian tertawa kecil.

Lalu aku mendengar namaku.

“Serius itu Narine?”

“Gila, berani banget sih.”

“Pantesan baru sebulan kerja udah diangkat jadi sekretaris eksekutif.”

“Dipake om-om dulu kali baru naik.”

“Ih dasar murahan.”

Aku berhenti mengetik.

Satu pesan baru masuk ke ponselku dari Maya tim Business Support yang kadang baik, kadang cerewetnya minta ampun.

Maya

Nar lo buka grup WAG kantor.

Detak jantungku naik.

Perlahan, aku membuka W******p.

Aude’C Group Staff – Corporate Floor

Pesan teratas adalah foto-foto.

Tanganku menegang.

Foto aku bersama Thor.

Di depan restoran. Di dalam mobil. Duduk berdua di lounge hotel.

Lalu ada kalimat yang dikirim seseorang entah siapa:

“Kok sekretaris baru udah jalan sama om-om? Ngeri. Udah tau kan tuh orang beristri.”

Chat berikutnya lebih kejam

“Ya beginilah dunia korporat. Mau naik, ya buka daleman.”

Darahku mendidih. Thor adalah sepupuku. Tapi tidak ada yang tahu itu. Identitasku sebagai keluarga Aldira adalah misi yang harus dirahasiakan demi masuknya aku ke Aude’C.

Masih ada lagi:

“Ini fotonya banyak, bre. Udah sebulan ternyata selingkuh jalan terus. Kelas!”

Ada 10 foto. SEPULUH FOTO. Semua diambil dari sudut berbeda. Seseorang sengaja menguntit kami. Ini bukan gosip alami. Ini serangan yang direncanakan.

'Aishh siapa si yang foto-foto sembarangan'

Lalu yang paling menyakitkan bukan fotonya.

Tapi komentar orang-orang kantor.

“Udah cantik, otaknya dipake dong.”

“Pelakor early career.”

“Kayak gini kok bisa masuk Aude’C? HR ngantuk ya?”

“Kayaknya disponsori.”

“Fix, perempuan simpanan."

"Jangan-jangan udah dipake lagi sama si bos"

Aku menutup ponsel.

Menarik napas.

Tidak. Aku tidak boleh terpancing. Tidak di ruang kantor. Tidak di tengah orang-orang yang sedang menunggu reaksiku seperti serigala yang mencium darah.

Tapi belum sempat aku berdiri, Maya tiba-tiba datang mendekat.

“Mereka jahat banget Nar,” katanya pelan seolah simpati, "Lo gak mungkin kan kayak gitu, mesti klarifikasi si. Soalnya grup udah panas banget. Udah pada mulai bilang lo simpanan.”

Aku menatapnya datar. “Kalau gue jelasin ke orang yang udah percaya sama gosip, mereka gak akan denger.”

Maya kaget. “Lo gak mau bersihin nama lo, mau lo biarin gitu?”

“Gak perlu. Orang cerdas bisa bedain fakta sama fitnah.”

Dia tersenyum kecil. “Good luck deh, awas lu nanti nyesel berujung nangis sampe meler sama gue"


Sepuluh menit kemudian, aku dipanggil oleh HR.

Bagus. Bahkan lebih cepat dari dugaanku.

Ruang HR penuh dengan formalitas dingin. Dua orang duduk di depanku Mirna Head of HR Business Class, dan Nadya HR specialist relasi internal. Senyuman mereka profesional. Matanya tidak.

“Terima kasih sudah datang, Narine. Kami hanya ingin membicarakan sesuatu yang sensitif,” kata Mirna.

“Silakan,” jawabku tenang.

“Kami menerima laporan terkait kedekatan personal Anda dengan seorang pria beristri.” Mirna menatap kertas print-out foto yang sudah mereka siapkan di meja. “Ini menyebar di lingkungan kantor. Kami ingin memastikan apakah hubungan ini melanggar kode etik perusahaan.”

Aku menatap mereka lurus. “Kalau saya bilang ini fitnah?”

Nadya ikut bicara. “Ada cukup banyak foto yang menunjukkan hubungan yang tidak profesional.”

“Kedekatan saya dengan siapa pun di luar jam kerja bukan urusan perusahaan selama tidak melibatkan konflik kepentingan,” jawabku.

Mirna menggeser salah satu foto. “Pria ini siapa?”

Aku diam. Karena kalau aku jawab sepupu, rahasiaku selesai. Karena itu berarti mendekat ke satu kebenaran yang paling tidak boleh keluar: Aku adalah adik Rajan Aldira.

Mirna menatapku teliti. “Kalau bukan hubungan terlarang, kenapa kamu diam?”

“Karena saya tidak berkewajiban menjelaskan kehidupan pribadi saya,” jawabku.

Nadya menyilangkan tangan. “Gini aja Narine, kalau kamu jujur, masalah ini bisa cepat selesai. Tapi kalau kamu menutup-nutupi kami harus menganggap ini benar.”

Aku menahan tawa kecil.

Ancaman halus.

Klasik.

“Bu,” kataku pelan, “kalau perusahaan ini mengambil keputusan berdasarkan gosip, saya heran Aude’C bisa sebesar ini.”

Udara menegang.

Mirna memerhatikanku lama. “Baik. Kami tidak akan ambil keputusan sekarang. Tapi kami akan melaporkan ini ke atasan langsung Anda.”

Deg.

Atasan langsungku?

Arkana Rivard.

CEO. Penguasa dingin Aude’C Group. Pria yang alergi skandal kantor. Pria yang membenci drama. Pria yang menilai semua orang berdasarkan integritas tidak peduli siapa pun.

Kalau dia tahu? kacau dong

'Thor sialan udah gue bilang kemarin jangan jemput gue'


Aku kembali ke meja. Semua orang berpura-pura kerja. Tapi mereka sengaja lebih keras berbisik, memastikan aku mendengar mereka.

“Fix dia takut klarifikasi karena beneran pelakor.”

“Tapi gue gak nyangka sih, mukanya polos gitu.”

“Pantesan sering lembur bareng Pak Arkana juga, ya.”

“Jangan-jangan dua-duanya?”

“HAHAHAHA!”

Aku menegakkan punggung. Menatap layar. Bekerja.

Kalau aku jatuh hari ini mereka menang.

Tapi tepat ketika aku sedang mencoba menata napas, notifikasi masuk di ponselku.

Email.

From: Arkana Rivard

Subject: My office. Now.

Aku memejamkan mata sesaat.

Selesai sudah.

Badai itu datang juga.

Aku harus menyiapkan diri dan "Gue harus bilang apa nanti badjingaaaaaan, kalau gue jujur abis dong"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sentuhan Pria Dewasa   Chapter 4 Kesepakatan

    From: Arkana RivardSubject: My office. Now.Narine menaruh tas di meja, menyalakan laptop, berusaha pura-pura nggak peduli. Tapi jelas semua orang memperhatikan. Seperti menunggu apakah dia akan meledak atau pura-pura bebal. Detik berikutnya, notifikasi chat kantor masuk bertubi-tubi. Dari Maya.Maya: NARINEEEE GILA APAAN TUH DI TIMELINEAAA??Narine: Bentar. Jangan pake capslock, mata gue sakit.Maya: INI GOSIP LO JADI SELINGKUHAN? SIMPENAN OM-OM?!!Narine: Thor bukan om-om. Kurang tua 2 tahun biar jadi om. Dan dia sepupu gue.Maya: YAA GUE TAU, TAPI SATU KANTOR GAADA YG TAU ITU. SEKARANG LINE GROUP HR PANASSS!!!Narine: Santai. Gini doang?Maya: GINI DOANG? GINI DOANG KATA DIAAA! FOTO LO DI MOBIL MALAM-MALAM JUGA KESEBAR!Narine: Mobil itu punya gue.Maya: DI FOTO LO KEPELUK DIAAA!!Narine: Lo bisa matiin dulu gak capslock nya, kita tuh janjian sama kak rajan mau dinner orang ada bini nya juga di dalemMaya: Lah orang gila tuh yang foto sembaranganNarine: Iya kayak eluMaya: OH PLE

  • Sentuhan Pria Dewasa   Chapter 3 Skandal

    Sudah satu bulan aku bekerja di Aude’C Group, dan satu hal yang mulai kupahami dari perusahaan ini adalah kompetisi tidak selalu datang dalam bentuk pekerjaan. Kadang ia datang dalam bentuk senyuman manis yang palsu, jabat tangan yang menusuk, dan bisikan yang menyebar lebih cepat daripada email internal.Aku kira aku mulai beradaptasi. Aku sudah terbiasa dengan ritme kerja Arkana Rivard yang tidak manusiawi. Terbiasa dengan jadwal yang berubah tiap lima menit, rapat beruntun, revisi mendadak, deadline yang menginjak leher. Dan ternyata semua itu masih lebih mudah daripada menghadapi satu hal ini:Gosip murahan.Hari itu berjalan normal sampai pukul 10 pagi. Aku baru saja kembali dari ruang rapat lantai 57 setelah mengirim dokumen revisi akuisisi yang diminta Arkana. Sambil duduk di meja, aku membuka laptop, memeriksa email, menjawab tiga permintaan jadwal yang bentrok, lalu menyiapkan agenda rapat pukul sebelas.Biasa.Hingga suara notifikasi WhatsApp kantor berbunyi lagi dan lagi ce

  • Sentuhan Pria Dewasa   Chapter 2 Titisan Setan

    Baru dua hari bekerja di lantai eksekutif Aude’C Group dan aku sudah mulai sadar satu hal, reputasi Arkana Rivard sebagai bos yang tidak manusiawi ternyata masih terlalu baik untuk menggambarkan kenyataannya, dia tuh titisan setan.Pukul delapan lewat sepuluh menit. Aku berdiri di depan meja, menata ulang jadwal meeting pagi ini. Baru menyentuh komputer, suara datar itu sudah terdengar dari balik pintu kaca ruang CEO.“Narine. Masuk.”Nada perintah. Bukan panggilan. Bukan permintaan. Aku tarik napas tipis, mengetuk sekali, lalu masuk. Dia bahkan tidak menoleh. Tubuhnya tegap membelakangiku, berdiri di depan jendela besar yang memamerkan gedung-gedung SCBD.Perintah berikutnya keluar tanpa emosi, “Kenapa laporan marketing belum di meja saya?”Aku menahan diri untuk tidak mengerutkan dahi. “Itu masih dikoreksi tim finance, Pak. Baru akan—”“Saya tidak tanya alasan. Saya tanya kenapa belum di meja saya.” Ia berbalik perlahan, tangan terlipat di dada. Mata tajamnya menatapku. Entah kenapa

  • Sentuhan Pria Dewasa   Chapter 1 Aude'c Group

    Happy reading dan jangan lupa kritik juga saran nya yaTidak ada yang pernah benar-benar siap menghadapi hari pertama kerja apalagi kalau pekerjaan itu menempatkanmu tepat di samping pria yang reputasinya lebih tajam dari pisau bedah: Arkana Rivard.Gedung Aude’C Group menjulang tinggi di kawasan bisnis Sudirman. Dinding kacanya memantulkan langit Jakarta yang muram pagi ini. Orang-orang bersetelan formal bergerak cepat keluar-masuk lobi, seolah tidak ada ruang untuk kesalahan atau keterlambatan.Dan di sanalah Narine Aldira berdiri, menggenggam map biru tua berisi dokumen onboarding dan kontrak kerjanya pekerjaan baru yang ia dapat hanya tiga hari setelah keluar dari perusahaan lamanya karena fitnah yang menjatuhkan namanya dalam semalam.Brakk"De cepetan dong katanya mau mandiri masa jam 7 belum siap-siap juga, kan ini hari pertama lo kerja" Pagi ku disambut dengan omelan 'Rajan' ya dia kakak ku satu satunya.Dengan berjalan didepan ku dia masih te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status