Lampu kota Jakarta berpendar dari balik jendela tinggi ruang Arkana Rivard. Langit malam menumpahkan cahaya oranye lembut yang menyelinap di sela tirai, memberi siluet samar pada ruangan itu rapi, mahal, dan dingin seperti sosok pemiliknya. Tapi malam itu, udara di dalam ruangan tak lagi tenang.Narine berdiri di depan rak buku, menyandarkan punggung pada tepian meja. Matanya menatap Arkana yang sedang membuka dua kancing kemeja sambil meneguk air mineral dari botol kaca. Gestur sederhana, tapi ada sesuatu dalam cara lelaki itu melakukannya seolah sadar setiap gerakannya sedang diperhatikan.“masih belum mau pulang jam segini, Pak?” tanya Narine dengan suara pelan, nada bercampur keisengan yang ia tahu akan memancingnya.'Ini udah jam 9 dan gue masih harus nungguin dia kerja, gilaaa''Duh degdegan juga, kita cuma berdua''Kalau dia minta iya-iya gimana dong''Mamah tolongin takuuuut'Arkana menurunkan botol itu perlahan, tatapannya berpindah ke wajah Narine. “Kamu juga masih di sini, N
Last Updated : 2025-10-31 Read more