Berawal dari satu anak kemudian menjadi berpuluh-puluh anak kemudian berkembang menjadi ratusan anak. Berkembang??? Kayak ternak ajah. Mereka tersebar dari berbagai daerah. Dari ujung barat sampai ujung timur. Ada yang dari sunda, jawa, dan juga sumatra. Tentunya yang mendominasi dari jawa.
APPI bukan sekedar asrama biasa. Di dalamnya mengajarkan nilai-nilai keislaman sesuai ajaran Rosulullah. Tapi, kalau dinamakan pesantren juga bukan. Jadi, fifty-fifty. APPI menginginkan anak didiknya sukses duania dan akhirat. Itu terbukti dalam keseharian anak-anak APPI. Mereka harus sekolah sesuai jenjang mereka masing-masing, tapi juga harus ngaji sesuai jadwal yang ada. Untuk jadwal harian, anak-anak mau tidak mau harus mengikutinya.bahasa. Empat bahasa itu adalah bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Untuk bahasa daerah sesuai dengan asal mereka yang bertugas.
Setiap anak harus mematuhi jadwal yang ada. Tentunya kedisiplinan dari mereka kita harapkan bisa terbanguan setelah mereka mendapat pendidikan di asrama.
Jangan dibayangkan di asrama ini seperti pondok-pondok yang sudah terkenal. Semua anak-anaknya bisa mengerti dan langsung paham apa yang menjadi aturan dan larangan yang ada. Ini sebuah asrama yang menampung anak-anak kurang mampu secara finansial. Anak-anak datang keasrama ini bisa jadi bukan karena keinginan sendiri. Untuk mereka bisa mengikuti pembelajaran saja sudah bersyukur apalagi harus diatur ini dan itu. Meski yang ditampung anak-anak kurang mampu secara finansial, APPI juga menerima anak-anak orang kaya yang menginginkan tinggal di asrama dan menginginkan hidup mandiri. Tapi, baik pendiri, pengurus maupun pengasuh telah berkomitmen untuk menjadikan anak-anak APPI ini menjadi anak yang baik, berdisiplin tinggi, tepat waktu, cerdas serta berbakti kepada orang tua. Tentunya dengan pendidikan berkelanjutan dari para pengasuhnya selama dua puluh empat jam. *** Selain ada jadwal yang harus di taati oleh anak-anak, ada juga peraturan yang tidak boleh dilanggar. Untuk peraturan ini khusus untuk asrama putri. Peraturan itu adalah Tidak boleh membuang nasi secara sengaja. Hukuman jika melanggar adalah memakai kalung kardus yang bertulidksn “ Saya tidak akan membuang nasi lagi” nama terang. kalung itu harus dipakai selama dua puluh empat jam dan harus dipakai dalam kegiatan apapun.Dilarang membuang nasi gunanya agar anak-anak bisa menghargai jerih payah orang lain dan meminimalisir kesia-siaan.Dilarang membawa alat elektronik berbentuk apapun. Hukumannya alat elektroniknya di sita dan berdiri di depan aula saat dhiba’an plus diberi kalung kardus bertuliskan “saya tidak akan membawa alat elektronik lagi bertuliskan sesuai alat elektronik yang dibawa”.
Untuk alat elektronik, jika ada anak yang membawa akan mengganggu konsentrasi belajarnya. Belum saatnya mereka menggunakan Hp ataupun alat elektronikyang lain saat berada di asrama. Jika ada kepentingan komukasi dengan orang tua, pengasuh telah memberikan fasilitas hp asrama yang bisa digunakan dengan sebaik-baiknya. Tentu saja harap antri dan pada hari tertentu saja, tidak bisa kapan saja.Tidak boleh laundry. Hukumannya membersihkan kamar mandi selama satu minggu. Laundry hanya akan menyebabkan kemalasan pada diri mereka jika itu diperbolehkan. Maka dari itu siapa saja tidak boleh laundry.
Dilarang keras berhubungan spesial (pacaran) antara anak putri dan putra. Hukumannya bertahap dari diperingatkan sampai dikeluarkan. Kalau ketahuan haha
Sepertinya kalau tidak ketahuan ya biasa aja. Karena anak-anak akan lebih pintar untuk bisa menyembunyikan ulahnya. halnya alat elektronik, atau hp tidak akan memberikan manfaat bagi anak. maka dilarang keras bagi siapa saja yang berhubungan lawan jenis dengan anak putra.Dilarang mencuri. Hukumannya di pulangkan.
Mencuri akan merugikan bagi anak yang lain. Maka dari itu larangan keras bagi siapa saja yang mencuri. Semua peraturan dibuat bukan untuk memberatkan anak-anak melainkan agar mereka tertib dan bisa mengatur diri sejak dini. Namanya juga tinggal di asrama, harus beda dengan yang tinggal dirumah dunk….Empat Belas Kilometer (tiga)Liku-liku menjadi setrika jalanan(karena setiap hari melewati jalan yang sama hingga disebut setrika jalanan) banyak banget suka dan dukanya meski baru tiga tahun berjalan.Suatu malam, aku pulang sendirian. Pulang malam karena kelas berakhir jam 18.45. Otomastis matahari sudah kembali ke peraduannya.Bergantidengan gemintang yang menjadi cahaya temaram teman pejalan malam seperti Maharani.Jika beruntung, sedang bulan purnama misalnya. Sorot cahaya malam dari bulan akan menambah syahdu perjalanan mengayuh sepeda onthel.Malam ini beruntung sekali. Hujan turun sejak siang hari. Dikiranya akan reda jika malam telah tiba.Minimal ketika Rani menyelesaikan kelasnya dan pulang.Maharani tipe mahasiswi yang kupu-kupu. Alias kuliah pulang, kuliah pulang.Sama seperti hari-hari biasa, setelah kelas berakhir jam berapapun Rani akan langsung pulang.Meski jarum jam yang panjang ber
Empat Belas Kilometer (dua) Setiap hari Rani menyusuri jalanan padat merayap. Jalan utama menuju kampus. Dengan mengayuh sepeda imutnya, ia berjalan dengan kecepatan sedang. Bisa menghabiskan tiga puluh menit di jalanan jika ia mengayuh santai. Jika lebih santai bisa-bisa sampai empat puluh lima menit. Seringnya Maharani menikmati perjalananya. Kecuali sedang musim penghujan. Jika musim hujan datang, hujan turun tidak bisa di prediksi apalagi di minta. Kadang di tengah perjalanan berangkat ke kampus tiba-tiba hujan. Yang sedih adalah dalam perjalanan berangkat ke kampus tiba-tiba hujan. Sebelum berangkat tidak ada tanda-tanda untuk hujan. Maka persiapan tidak ada sama sekali. Yang ada basah kuyup sekujur tubuh. Alhasil, sebelum masuk kelas berjemur dulu. Jika cuaca telah berubah. Jika tidak, bergegas mencari teman yang tempat kosnya dekat dengan kampus untuk mencari pinjaman baju. Mom
Empat Belas Kilometer (satu) Pagi ini cerah sekali. Tepat di pukul delapan pagi matahari mulai meninggi. Langit biru cerah. Terik matahari menembus sela-sela kehidupan bumi. Pagi yang cerah bisa menambah semangat hidup para penduduk bumi. Tak terkecuali bagi Maharani, mahasiswi semester empat yang setiap kuliah menggunakan alat transportasi sepeda onthel. Jarak antara asrama ke kampus tujuh kilometer. Jika pulang pergi tinggal di kali dua aja. Jadi, jika Maharani setiap hari masuk kuliah, berarti dia akan menempuh jarak tujuh kilometer di kali dua, yakni empat belas kilometer. Lumayan lah, itung-utung olahraga haha. Setiap pagi, jika cerah seperti pagi ini. Rani bergembira menempuh perjalanan dari asrama ke kampus. Ditemani oleh cerahnya langit biru. La la la la la. Sambil mengusir sepi, dalam perjalanan Rani bernyanyi sendirian. Jika ada yang dengar seperti orang gila haha. D
Rombongan Bar bar. "Rani, nanti malam akan ada rombongan dari Sumatra satu bus menginap di sini. Tolong siapkan kamar lantai dua untuk menginap tamu-tamu itu. Oh iya, kasih tau juga pengasuh putra untuk membersihkan aula. Biar nanti yang laki-laki tidur di aula". Lagi, dan lagi ibuk memerintah Maharani setelah selesai sholat jamaah subuh. Ibuk selalu memerintahnya karena beliau menggap Rani adalah pengasuh yang paling cekatan diantara pengasuh yang lain. Apa yang di perintahkan oleh ibuk akan langsung dikerjakan oleh Maharani. Berbeda dengan pengasuh lain yang mungkin, dengan segera mereka kerjakan namun ritme kerjanya kurang cepat. Sementara ibuk menginginkan pekerjaan yang ada di hadapan mata ya harus dikerjakan dengan segera. Supaya tidak menumpuk dan tertimbun dengan kerjaan yang lain. Pukul 20.30 rombongan tamu dari Sumatra tiba.Satu bus ukuran besar
Rawon Cinta "Rani, hari ini kamu kuliah tidak?" Ibuk memanggilku dan bertanya setelah kita pulang sholat subuh berjamaah. "Hari Sabtu saya kosong buk, tidak kuliah".Jawabku singkat. "Hari ini kita bikin rawon ya. Nanti sore ada tamu berjumlah sepuluh orang". "Iya buk". Wah, senang sekali. Kita akan makan daging sapi hehe Rani yang belum pernah masak daging sapi dengan olahan rumit merasa senang jika dia akan menyaksikan langsung pembuatan rawon. Bukan. Bukan menyaksikan. Melainkan menjadi pelaku pendamping, karena pelaku utama pemasak rawon adalah ibuk. Setelah daging sapi beku di keluarkan dari freezer, kita langsung olah TKP. Eh, maksudnya mengolah masakan. Pertama-tama bumbu dipersiapkan.Bumbu-bumbu yang harus di persiapkan untuk membuat rawon adalah. Bawang putih, bawang merah kluwek at
"Rani", Tiba-tiba suara Hajah Sriyati membuyarkan lamunanku. Huh, mana lagi membayangkan mas Al lagi. Gerutuku dalam hati. "Iiiya, buk". Jawabku setengah berlari menuju arah suara. "Itu gudang, kenapa berantakan banget. Hari ini, kamu dan teman-teman silahkan bereskan". "Iya, buk". Jawabku tanpa banyak tanya. La la la, belum sampai langkah ini ke gudang yang dimaksud ibuk( panggilan kami ke Hajah Sriyati). Ada lagi makhluk yang tiba-tiba nongol dan berkata. "Mbak, aku bantuin mberesin gudangnya".Wow amazing. Sorakku dalam hati. Ada anak yang sukarela nawarin tenaganya untuk mberesin gudang. Biasanya teman-teman yang lain, dimintain tolong aja ogah-ogahan.Lha ini kok nawarin diri. Syukur lah. Tambah-tambah tenaga buat angkat berat. Oh iya, anak tadi sesama pen