Share

Asrama

Hajah Sriyani melihat sesosok anak kecil yang tengah mengamen di lampu merah. Ada rasa iba dalam diri Hj Sriyani. Rasa iba Hj Sriyani tidak hanya sekedar iba seorang pengemudi jalan dengan pengamen, ada  yang lain dalam diri pengamen tersebut. Dari situ Hj Sriyani ingi

Suatu hari Hajah Sriyani menyempatkan diri melintas di lampu merah tempat dimana pengamen tersebut berada. Tidak sulit bagi Hajah Sriyani untuk menemukan pengamen itu. setelah di negosiasi akhirnya pengamen tersebut bersedia untuk di interogasi, eits… menyeramkan bukan interogasi, tapi di tanya. Hehehe.

Dari hasil wawancaranya dengan sang pengamen Hajah Sriyani mendapatkan data sebagai berikut.

Dari data yang diperoleh, nama anak itu adalah Cahyo Adi Saputro

Jika ditanya alamat anak itu akan menjawab Klaten (saat ditanya alamat lengkapnya Cahyo kebingungan menjawab. Sepertinya sudah lama banget tidak pulang kerumah)

Usia Cahyo empat belas tahun (idealnya umur segitu sudah menginjak kelas dua SMP. Sayang, Cahyo belum pernah merasakan bangku sekolah. Pernah sekolah tapi itu dulu, Taman Kanak-kanak.)

 Dari hasil wawancaranya, Hajah Sriyati merasa sangat iba. Dengan begitu setelah berunding dengan suami tercinta akhirnya sang pengamen tersebut di suruh tinggal dirumah HajahSriyati. Dengan harapan pengamen hidupnya akan lebih baik. Dari segi fisik, maupun kecerdasannya.

Berawal dari satu anak kemudian menjadi berpuluh-puluh anak kemudian berkembang menjadi ratusan anak. Berkembang??? Kayak ternak ajah. Mereka tersebar dari berbagai daerah. Dari ujung barat sampai ujung timur. Ada yang dari sunda, jawa, dan juga sumatra. Tentunya yang mendominasi dari jawa.

 APPI bukan sekedar asrama biasa. Di dalamnya mengajarkan nilai-nilai keislaman sesuai ajaran Rosulullah. Tapi, kalau dinamakan pesantren juga bukan. Jadi, fifty-fifty. APPI menginginkan anak didiknya sukses duania dan akhirat. Itu terbukti dalam keseharian anak-anak APPI. Mereka harus sekolah sesuai jenjang mereka masing-masing, tapi juga harus ngaji sesuai jadwal yang ada. 

 Untuk jadwal harian, anak-anak mau tidak mau  harus mengikutinya.

bahasa. Empat bahasa itu adalah bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Untuk bahasa daerah sesuai dengan asal mereka yang bertugas. 

Setiap anak harus mematuhi jadwal yang ada. Tentunya kedisiplinan dari mereka kita harapkan bisa terbanguan setelah mereka mendapat pendidikan di asrama. 

Jangan dibayangkan di asrama ini seperti pondok-pondok yang sudah terkenal. Semua anak-anaknya bisa mengerti dan langsung paham apa yang menjadi aturan dan larangan yang ada. 

Ini sebuah asrama yang menampung anak-anak kurang mampu secara finansial. Anak-anak datang keasrama ini bisa jadi bukan karena keinginan sendiri.  Untuk mereka bisa mengikuti pembelajaran saja sudah bersyukur apalagi harus diatur ini dan itu. 

Meski yang ditampung anak-anak kurang mampu secara finansial, APPI juga menerima anak-anak orang kaya yang menginginkan  tinggal di asrama dan menginginkan hidup mandiri.

 Tapi, baik pendiri, pengurus maupun pengasuh telah berkomitmen untuk menjadikan anak-anak APPI ini menjadi anak yang baik, berdisiplin tinggi, tepat waktu, cerdas serta berbakti kepada orang tua. Tentunya dengan pendidikan berkelanjutan dari para pengasuhnya selama dua puluh empat jam. 

***

 Selain ada jadwal yang harus di taati oleh anak-anak, ada juga peraturan yang tidak boleh dilanggar. Untuk peraturan ini khusus untuk asrama putri. Peraturan itu adalah 

Tidak boleh membuang nasi secara sengaja. Hukuman jika melanggar adalah memakai kalung kardus yang bertulidksn “ Saya tidak akan membuang nasi lagi” nama terang. kalung itu harus dipakai selama dua puluh empat jam dan harus dipakai dalam kegiatan apapun.

Dilarang membuang nasi gunanya agar anak-anak bisa menghargai jerih payah orang lain dan meminimalisir kesia-siaan. 

Dilarang membawa alat elektronik berbentuk apapun. Hukumannya alat elektroniknya di sita dan berdiri di depan aula saat dhiba’an plus diberi kalung kardus bertuliskan “saya tidak akan membawa alat elektronik lagi bertuliskan sesuai alat elektronik yang dibawa”.

Untuk alat elektronik, jika ada anak yang membawa akan mengganggu konsentrasi belajarnya. Belum saatnya mereka menggunakan Hp ataupun alat elektronikyang lain saat berada di asrama. Jika ada kepentingan komukasi dengan orang tua, pengasuh telah memberikan fasilitas hp asrama yang bisa digunakan dengan sebaik-baiknya. Tentu saja harap antri dan pada hari tertentu saja, tidak bisa kapan saja.

Tidak boleh laundry. Hukumannya membersihkan kamar mandi selama satu minggu. Laundry hanya akan menyebabkan kemalasan pada diri mereka jika itu diperbolehkan. Maka dari itu siapa saja tidak boleh laundry. 

Dilarang keras berhubungan spesial (pacaran) antara anak putri dan putra. Hukumannya bertahap dari diperingatkan sampai dikeluarkan. Kalau ketahuan haha

Sepertinya kalau tidak ketahuan ya biasa aja. Karena anak-anak akan lebih pintar untuk bisa menyembunyikan ulahnya.

 halnya alat elektronik, atau hp tidak akan memberikan manfaat bagi anak. maka dilarang keras bagi siapa saja yang berhubungan lawan jenis dengan anak putra. 

Dilarang mencuri. Hukumannya di pulangkan. 

Mencuri akan merugikan bagi anak yang lain. Maka dari itu larangan keras bagi siapa saja yang mencuri. 

Semua peraturan dibuat bukan untuk memberatkan anak-anak melainkan agar mereka tertib dan bisa mengatur diri sejak dini. Namanya juga tinggal di asrama, harus beda dengan yang tinggal dirumah dunk….

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status