Maharani, perempuan yang baru saja menanggalkan seragam putih abu-abu. Cita-cita menjadi sarjana yang menggiringnya untuk berada di kota Gudeg. Tugas baru selain kuliah yang menurut Maharani penuh tantangan adalah menjadi pengasuh bagi anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah menengah dan sekolah atas. Menemani mereka dalam keseharian dan kadang terlibat konflik sesama anak asrama adalah hal yang harus Maharani hadapi kedepannya. Selain kisah Maharani yang penuh liku, kisah anak-anak asrama yang penuh drama akan kita temui dalam kisah ini.So, mari kita baca ya...
View More“ assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuuh”.
“Mari kita mulai rapat ini dengan membaca basmalah”. Seisi ruangan mengikuti instruksi Haji Mahmud malam ini. “ Sebelum kita memulai pembahasan kita pada rapat bulanan, perkenalkan ada pengasuh baru di asrama kita yang berasal dari dataran tinggi. Untuk lebih lengkapnya silahkan memperkenalkan diri. Padanya saya persilahkan pengasuh baru”. Haji mahmud meghentikan pembicaraannya kemudian dilempar ke aku. Huuuh main lempar aja nih, kaya kiper memberikan bola ke temannya. Ok. Baik! Tarik nafas dalam dalam… dan keluarkan perlahan. Tapi jangan sampai keluar dari bawah. "Huft baru kali ini aku memperkenalkan diri di hadapan banyak orang setelah dulu memperkenalkan diri pas acara mos. Biasanya memperkenalkan diri di depan satu orang. Paling mentok tiga orang nggak lebih". Sambil memajukan mulut beberapa centi, Maharani menggerutu dalam hati. Lah ini, lebih dari sepuluh orang dan pemirsanya bukan orang biasa. Melainkan setara dengan Haji Mahmud semua. Setara maksudnya orang-orang berpangkat semua gitu. Yaaah… keluar nih yang namanya mahluk grogi. Paling tersiksa kalau lagi grogi. Semua isi yang ada di otak hilang. Sekalian otak otaknya, lenyap di bawa kabur yang namanya grogi. Deg..deg….deg… Jantungku rasanya lebih cepat sepuluh persen dari biasanya. Mulai. Nama saya “ Saraswati Maharani, saya dari Temanggung”. Cukup! Dua kalimat saja yang aku keluarkan tidak banyak. Takut nanti otaknya hilang kalau kelamaan. Tarik nafas lagi…..ambil dan….. keluarkan yzng pasti tidak dikeluarkan dari belakang dong ya… Tentunya ku sisipi senyum termans yang bisa kupersembahkan. Senyum itu adalah senyum termanis sepanjang masa. Hahaha Howeeek muntah mungkin mereka seisi ruangan kalau denger hehee. Rapat dilanjutkan dengan membahas sesuatu yang aku sendiri tidak tahu maksud dan tujuannya. Karena aku baru dan butuh adaptasi. *** Udara malam kali ini sangat menusuk. Dingin banget. Meski rapat di dalam ruangan, angin berhembus masuk tanpa permisi. Satu persatu peserta rapat menghangatkan tubuhnya masing dengan caranya masing-masing pula. Malam semakin larut.Jam dinding mengarahkan jarum panjangnya di angka enam dan jarum pendek berada di tengah-tengah angka sebelas dan sepuluh.
Huuups.. jam segini aku belum tidur. Ngantuk berat om. Biasanya jam tujuh udah sampai ameriki. Ibarat batre hp, tinggal sepuluh persen. Redup banget. Tapi kok ya… belum selesai-selesai. Ditengah-tengah ngantuk beratku, ada mas-mas yang menatap ke arahku. Tanpa sengaja aku membalas tatapan itu. Dan… senyum pun tersungging dari bibirnya. Eits… jangan ge er dulu cin, siapa tahu mas-masnya senyum sama sampingmu. Nah lho…. Mati kutu lu… Sejurus kemudian mbak-mbak sampingku membuka percakapan. Mungkin penangkal ngantuk kali ya.... “Namanya siapa mbak tadi aku datang terlambat”. Tanya mbaknya untuk memulai pembicaraan. “Panggil aja Rani mbak”. “Kalau mbaknya siapa namannya?”. Balasku. “Laras”. Jawabnya singkat. Cukup sampai disitu perkenalan aku dan mbak Laras. Kirain mau ngobrol banyak banget eeee ternyata udah sampai disini. “Alamat. Ngantuk lagi”. Setelah ngantuk tingkat dewa hinggap dimataku, akhirnya kata-kata “Mari kita tutup dengan bacaan hamdalah”, kudengar juga. rapatpun selesai. Sudah menjadi tradisi di APPI (Asrama Perguruan Putra Putri Islam) kalau sebelum rapat makan dulu, sisanya di akhir rapat yang belum makan masih diberi kesempatan. Kata mbak-mbak sampingku tadi biasanya yang sering makan terlambat adalah pengawas asrama. Jabatannya lebih tinggi dari Haji Mahmud. “ Oh”, mengangguk sedikit paham. Setelah semua selesai makan, beres-beres deh. Itu artinya waktunya cuci piring. Ditengah-tengah beres-beresku, ada bapak-bapak setengah baya yang sengaja ingin tahu tentang aku. “Mbak e baru?” “Iya pak”. “Asalnya mana, Temanggung?” “Iya pak”. “Wah, tembakau dong… beesok bawa yang banyak ya.. satu karung mungkin. Atau satu truck”. Hehehe sambil tertawa renyah. “Hehehe iya pak”. Jawabku enteng. “Garuk-garuk kepala sambil melirik. tembakau satu truck? tembakaunya siapa yang mau ku culik? tembakau pak lurah?. Pak lurah aja nggak panen tembakau. “Temanggung pemandangan alamnya bagus banget lho, di Posong”. Terdengar suara dari arah belakangku. Setelah ku toleh bapak-bapak setengah baya juga. ada sedikit kumis tipis yang bertengger di bawah hidungnya. “Oh, iya pak, bagus banget. Apalagi kalau pagi dan sore hari”. Jawabku sok tahu. Nggiiiingggg….. nggiiiinggg….Pluuuk……nyamuk lewat didepanku takkan kubiarkan berumur lebih panjang.
Nyengir. Bapaknya yang bukan orang Temanggung sudah pernah ke Posong. Aku yang lahir Temanggung tulen belum pernah lihat langsung seperti apa sih posong itu. Haduh mengenaskan. Kaya gini mau jadi duta wisata. Nggak laku. “Mbak e kuliah?”. Pak kumis tanya lagi. “Inysaallah masuk tahun ini pak”. Setelah semua selesai, saatnya kembali ke pulau kapuk dan bermimpi indah. Selamat malam duania baru. Yah. Ini duniaku sekarang. Menjadi pengasuh salah satu asrama yang ada di Yogyakarta. Sebuah kebanggan tersendiri. Pastinya aku akan mendapatkan pengalaman baru. Pengalaman itu belum pernah aku rasakan sebelumnya. Konon anak-anaknya bervariasi, yah, namanya juga anak-anak. hehehe, nggak sanggup membayangkan kedepannya nanti. Hidup bersama anak-anak dan membimbingnya. Mudah-mudahan kuat dan berhasil amin. Tidur dulu. Hoamzz ZzzzzzzzzEmpat Belas Kilometer (tiga)Liku-liku menjadi setrika jalanan(karena setiap hari melewati jalan yang sama hingga disebut setrika jalanan) banyak banget suka dan dukanya meski baru tiga tahun berjalan.Suatu malam, aku pulang sendirian. Pulang malam karena kelas berakhir jam 18.45. Otomastis matahari sudah kembali ke peraduannya.Bergantidengan gemintang yang menjadi cahaya temaram teman pejalan malam seperti Maharani.Jika beruntung, sedang bulan purnama misalnya. Sorot cahaya malam dari bulan akan menambah syahdu perjalanan mengayuh sepeda onthel.Malam ini beruntung sekali. Hujan turun sejak siang hari. Dikiranya akan reda jika malam telah tiba.Minimal ketika Rani menyelesaikan kelasnya dan pulang.Maharani tipe mahasiswi yang kupu-kupu. Alias kuliah pulang, kuliah pulang.Sama seperti hari-hari biasa, setelah kelas berakhir jam berapapun Rani akan langsung pulang.Meski jarum jam yang panjang ber
Empat Belas Kilometer (dua) Setiap hari Rani menyusuri jalanan padat merayap. Jalan utama menuju kampus. Dengan mengayuh sepeda imutnya, ia berjalan dengan kecepatan sedang. Bisa menghabiskan tiga puluh menit di jalanan jika ia mengayuh santai. Jika lebih santai bisa-bisa sampai empat puluh lima menit. Seringnya Maharani menikmati perjalananya. Kecuali sedang musim penghujan. Jika musim hujan datang, hujan turun tidak bisa di prediksi apalagi di minta. Kadang di tengah perjalanan berangkat ke kampus tiba-tiba hujan. Yang sedih adalah dalam perjalanan berangkat ke kampus tiba-tiba hujan. Sebelum berangkat tidak ada tanda-tanda untuk hujan. Maka persiapan tidak ada sama sekali. Yang ada basah kuyup sekujur tubuh. Alhasil, sebelum masuk kelas berjemur dulu. Jika cuaca telah berubah. Jika tidak, bergegas mencari teman yang tempat kosnya dekat dengan kampus untuk mencari pinjaman baju. Mom
Empat Belas Kilometer (satu) Pagi ini cerah sekali. Tepat di pukul delapan pagi matahari mulai meninggi. Langit biru cerah. Terik matahari menembus sela-sela kehidupan bumi. Pagi yang cerah bisa menambah semangat hidup para penduduk bumi. Tak terkecuali bagi Maharani, mahasiswi semester empat yang setiap kuliah menggunakan alat transportasi sepeda onthel. Jarak antara asrama ke kampus tujuh kilometer. Jika pulang pergi tinggal di kali dua aja. Jadi, jika Maharani setiap hari masuk kuliah, berarti dia akan menempuh jarak tujuh kilometer di kali dua, yakni empat belas kilometer. Lumayan lah, itung-utung olahraga haha. Setiap pagi, jika cerah seperti pagi ini. Rani bergembira menempuh perjalanan dari asrama ke kampus. Ditemani oleh cerahnya langit biru. La la la la la. Sambil mengusir sepi, dalam perjalanan Rani bernyanyi sendirian. Jika ada yang dengar seperti orang gila haha. D
Rombongan Bar bar. "Rani, nanti malam akan ada rombongan dari Sumatra satu bus menginap di sini. Tolong siapkan kamar lantai dua untuk menginap tamu-tamu itu. Oh iya, kasih tau juga pengasuh putra untuk membersihkan aula. Biar nanti yang laki-laki tidur di aula". Lagi, dan lagi ibuk memerintah Maharani setelah selesai sholat jamaah subuh. Ibuk selalu memerintahnya karena beliau menggap Rani adalah pengasuh yang paling cekatan diantara pengasuh yang lain. Apa yang di perintahkan oleh ibuk akan langsung dikerjakan oleh Maharani. Berbeda dengan pengasuh lain yang mungkin, dengan segera mereka kerjakan namun ritme kerjanya kurang cepat. Sementara ibuk menginginkan pekerjaan yang ada di hadapan mata ya harus dikerjakan dengan segera. Supaya tidak menumpuk dan tertimbun dengan kerjaan yang lain. Pukul 20.30 rombongan tamu dari Sumatra tiba.Satu bus ukuran besar
Rawon Cinta "Rani, hari ini kamu kuliah tidak?" Ibuk memanggilku dan bertanya setelah kita pulang sholat subuh berjamaah. "Hari Sabtu saya kosong buk, tidak kuliah".Jawabku singkat. "Hari ini kita bikin rawon ya. Nanti sore ada tamu berjumlah sepuluh orang". "Iya buk". Wah, senang sekali. Kita akan makan daging sapi hehe Rani yang belum pernah masak daging sapi dengan olahan rumit merasa senang jika dia akan menyaksikan langsung pembuatan rawon. Bukan. Bukan menyaksikan. Melainkan menjadi pelaku pendamping, karena pelaku utama pemasak rawon adalah ibuk. Setelah daging sapi beku di keluarkan dari freezer, kita langsung olah TKP. Eh, maksudnya mengolah masakan. Pertama-tama bumbu dipersiapkan.Bumbu-bumbu yang harus di persiapkan untuk membuat rawon adalah. Bawang putih, bawang merah kluwek at
"Rani", Tiba-tiba suara Hajah Sriyati membuyarkan lamunanku. Huh, mana lagi membayangkan mas Al lagi. Gerutuku dalam hati. "Iiiya, buk". Jawabku setengah berlari menuju arah suara. "Itu gudang, kenapa berantakan banget. Hari ini, kamu dan teman-teman silahkan bereskan". "Iya, buk". Jawabku tanpa banyak tanya. La la la, belum sampai langkah ini ke gudang yang dimaksud ibuk( panggilan kami ke Hajah Sriyati). Ada lagi makhluk yang tiba-tiba nongol dan berkata. "Mbak, aku bantuin mberesin gudangnya".Wow amazing. Sorakku dalam hati. Ada anak yang sukarela nawarin tenaganya untuk mberesin gudang. Biasanya teman-teman yang lain, dimintain tolong aja ogah-ogahan.Lha ini kok nawarin diri. Syukur lah. Tambah-tambah tenaga buat angkat berat. Oh iya, anak tadi sesama pen
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments