Share

Haji Mahmud's Family

Haji Mahmud Soleh tipe orang supel dan ramah. Salah satu bukti nyata kesupelan beliau adalah saat  punya hajat nikahan, yang datang orang dua gedung. Bayangkan, biasanya hanya satu gedung ini dua gedung hehe. Nggak usah dipikir, nanti kurus. 

 Maksudnya orang yang diundang satu gedung kapasitas seribu orang di hajatan Haji Mahmud duaribu orang jadi dua gedung deh, hehehe

 Lanjut

 Haji  Mahmud bersikap ramah kepada siapa saja. Termasuk dengan anak kecil sekalipun. Beliau merangkul semua kalangan. Baik dari kalangan pejabat maupun bukan pejabat. Ketika berbicara akan melihat siapa lawan bicaranya. 

 Pokoknya super deh… 

 “ andai saja ayahku Haji Mahmud”. Pikiran nakalku mampir ke otak.

Ups!! Tampar pipi kanan tampar pipi kiri.

Tidak boleh menghayal yang tidak mungkin terjadi.

 Beliau pernah menjabat menjadi dekan pada fakultasnya. Saat beliau menjabat jadi dekan, fakultas yang beliau pimpin sangat sejuk dan banyak sekali bunga-bunga. Beliau penikmat keindahan termasuk bunga. kebersihan menjadi agenda utama bagi beliau.  

           Oh iya, Haji Mahmud selain pemilik yayasan beliau juga tercatat sebagai salah satu dosen di universitas kenamaan di Yogyakarta. 

 Haji Mahmud tak segan mengambil satu bungkus makanan ringan yang tergeletak di tengah lantai. Dengan contoh seperti itu, semua orang akan segan. Pimpinan saja mau membuang sampah apalagi bawahan harus lebih mau membuang sampah. Bukan berarti ada kesenjangan antara atasan dan bawahan. Dengan sikap seperti ini setidaknya Haji  Mahmud memberikan teladan bagi siapapun. 

 Seperti bahasa agamanya uswatun hasanah. Sok jadi guru agama hehehe. Nggak apa-apa deh, sekali-kali. Ngeeek.

 Selain menjadi dekan beliau juga pernah menjadi ketua sebuah organisasi terbesar di Indonesia. Tapi untuk wilayah Yogyakarta. Jelas saja untuk masalah relasi beliau punya segudang. Untuk jabatan ketua sebuah organisasi tentu saja popularitasnya tidak kalah sama artis nasional tingkat Yogyakarta. 

Istri

 Hj Sriyani. Istri tercinta. Cinta pertama dan terakhir H Mahmud. Istri yang dinikahi sejak dua puluh lima tahun yang lalu ini menjadi teman hidup setianya semenjak ijab qobul menjadi janji setia sehidup semati. 

 Parasnya yang ayu sangat menarik hati H Mahmud pada pandang pertama. Cieee kayak anak muda ajah. Jatuh cinta pada pandang pertama. Kayak lagunya H Roma ajah. “Pandangan pertama awal aku berjumpa”.

 Eits…..ini malah karokean. 

 Kembali ke pasal. 

 Haji Sriyani itu berparas cantik. Postur tubuhnya tinggi, sekitar seratus enam puluh lima. Diimbangi dengan berat badan yang ideal. Kuit kuning langsat. Lesung pipit di pipi sebelah kanan menambah manis jika beliau tersenyum. 

 Pantas ajah, Haji Mahmud tergoda, hehe. Eh, bukan tergoda tapi terpikat. 

 Yang penting, terpikat dengan hal yang baik-baik. 

 Kegiatan sehari-hari Haji Sriyani adalah sebagai guru disebuah sekolah menengah atas. Sebagai pahlawan tanpa tanda jasa tentunya beliau mengabdikan diri kepada anak-anak didiknya. Tentunya setelah beliau mengabdikan diri kepada suami dan anak-anaknya.

 Selain sebagai guru, beliau juga sebagai bisnis women. Terbukti beberapa outlet telah beliau miliki. Termasuk karyawan dalam jumlah yang tidak sedikit.outlet-outletnya tersebar di  wilayah Yogyakarta.

 Beliau merintis bisnis sejak masih duduk di bangku kuliah. Sebenarnya cita-cita dalam hati kecil beliau adalah sebagai bisnis woman. Tapi karena orangtua yang ingin menjadikannya sebagai seorang guru, maka beliau menuruti kemauan orangtua. Dengan catatan bisnis tetap jalan. Dengan persetujuan orang tua, Hj Sriyani kuliah sambil menjalankan bisnis. Dari situlah bisnis beliau berkembang sampai sekarang. 

 Ilmu bisnisnya diwarisi dari orangtua. Ayah dan ibu sebagai pebisnis ulung menurunkan gen baiknya kepada Haji Sriyani. Bisnis yang beliau tekuni adalah bisnis butik dan kuliner. Sangat tidak linier. Kayak kuliah ajah linier. Hehe 

 Butik yang ia kembangkan sejak kuliah sampai sekarang telah memiliki tiga puluh lima cabang. Dan memiliki seratus dua puluh lima karyawan. Banyak karyawan yang bergantung hidupnya dengan Hj Sriyani. Contoh saja ada salah seorang karyawan yang telah menemani beliau sejak awal perintisan butik. 

 Luar biasa bukan? 

 Mana ada karyawan yang seloyal karyawannya Hj Sriyani. Dari awal buka butik dan entah sampai kapan dia akan bekerja dengan Hj Sriyani. 

Anak pertama

 Adine Ni’matus Sholehah adalah buah cinta Haji Mahmud dan Hajah  Sriyani yang pertama. Adine sedikit pendiam dengan orang yang baru ia kenal. Sepertinya kurang bergaul atau aku saja yang kurang tahu. Panggilan kesayangan Adine adalah “gembrot”. Kenapa memilih kata gembrot?. Karena Adine kecil gendut, imut dan lucu. Jadi panggilan itu melekat sampai sekarang bahkan sampai ia nikahpun panggilan gembrot masih melekat pada dirinya. 

 Aku sih, manggilnya tetep, mbak Adine. Kalau aku ikut-ikutan manggil gembrot nggak sopan  dong…

 Suka masak mbak Adine hobinya. Segala jenis dan macam masakan telah ia coba. Meski hasilya progal tapi mbaknya pantang menyerah. Entahlah apa cita-cita mbak Adine, kok suka masak. Atau mungkin cita-citanya ingin jadi koki. Yang tahu hanya mbak Adine sendiri. Dan yang pasti Tuhan Yang Maha Esa.  

           

           Meskipun Mbak Adine ini baik, kadang juga nyebelin. Dia suka nyuruh-nyuruh ke pengasuh seenak jidat. Kadang baru saja pulang kuliah dan capek, masih aja disuruh ngerjain ini dan itu. Ya memang kita para pengasuh disini terkadang tidak punya kendali apa-apa atas diri kita. Tapi ya, kalau nyuruh tahu waktu dan situasi. Bukan asal butuh aja. Huft...

      

       Tetap menjalankan perintah Mbak Adine meski dengan hati yang ngedumel huhu. 

  

Anak kedua 

Bagas Setyo Muhammad

Kok Muhammadnya di belakang?. 

Mene ketempe? Mana aku tahu. Emang aku bapaknya. Mas Bagas kan anaknya H Mahmud. Tanya aja sama H Mahmud.

Hehe ngapain diperdebatkan. Sudahlah. Nanti kupingnya yang punya nama merah. 

Anak kedua H Mahmud ini menjadi idola anak-anak seantero APPI. 

Eits… bukan seantero deng… kan cuma yang asrama putri. 

Tapi memang kegantengannya bagaikan copyannya nabi Yusuf. Tapi nggak sampai seperti pinang dibelah dua. Soalnya nabi Yusuf nggak akan ada yang menandingi kegantenganya. Tapi ini kw ke duanya. Menurutku sih. Soalnya aku juga belum pernah tahu ada kw dua nabi yusuf. 

Wei…wei…

 “Sini bro… ada mas Bagas”.

“Sini cepetan. Ini lho mas Bagas”.Teriak Safitri dari balik jendela. 

Gedebug… gedebug…..gedebuk.. suara beberapa pasang kaki menuju sumber suara.

Berbondong-bondong mereka mengintip dari balik kaca jendela. 

“ya Allah ganteng banget sih…” bisik Rani kepada Mika

“Iya Ran, Ah, pokoknya aku yang akan jadi istrinya besok”.                              ( #$##@*&^%^#%^$^^$%%$$%) 

Ngeeek…… hayalan tingkat tinggi banget.

“Eh. Kamu nggak ngaca???? Atau nggak punya kaca. Tak kasih kaca nih. Yang seukuran badan biyar kamu bisa tahu siapa dirimu”. 

Rani nggak terima dengan bisikan temannya  barusan. 

Yang cocok dengan mas Bagas hanya aku. 

Hoooopssss 

Ini anak berdua kok ngrebutin Mas Bagas to. 

Aku datang dari belakang secara tidak langsung mendengar obrolan mereka. 

Huuuhhh. . 

“Anak kecil-kecil ngomongnya udah istri, nikah”. Bentakku pelan.

“Sudah. Piket sana! Nanti terlambat ngajinya”.

Perlahan tapi pasti mereka pergi dari balik jendela. Menjauh dari jangkauan mas Bagas.

Dalam hati ku berpikir. Eh, dalam otak. Kan berfikir. Ngapain dalam hati. Aneh.

Yang cocok sama mas Bagas hanya aku seorang. Tidak ada yang lain. 

Ini lagi. menghayal lebih tinggi dari gunung himalaya. 

Puuk…puukk..puukk 

Menepuk pipi kanan pipi kiri sendiri.

Jadi ikut-ikutan mimpi  jadi pendamping istri mas Bagas. Kena virus merah jambunya anak-anak nih.

Tapi boleh lah. Meskipun sekedar mimpi untuk jadi istrinya mas Bagas. Semoga beneran hehe. Mimpi dot kom.

 

Anak ketiga

 Ahmad Satria Wicaksana 

 Mas Satria  begitu biasa di panggil. Ini salah satu anak Haji Mahmud yang menurutku aneh. Ganteng sih. Tapi ya itu.. aneh. Menurutku.

 Ganteng juga. Tapi… ada tapinya. Kulitnya sedikit gosong hehe mungkin pas sudah mateng nggak di balik jadi gosong deh. Gosong? Gorengan kaleee. Ini  bukan gorengan boss. 

 Atau mungkin pas pembagian kulit putih mas Satria dateng terlambat. Jadi pas dateng jatah kulit putihnya sudah habis deh.

 Hoho tambah nggak karuan nih… 

 Fokus. 

 Kulit boleh hitam. Tapi postur tubuh nggak kalah sama model majalah. Atletis banget tubuhnya. 

 Pendiam banget mas Satria ini. Sampai-sampai kalau nggak disapa duluan nggak mau nyapa. Hadeh. 

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status