Share

Tingkah Salwa

 Salwa tinggal di asrama karena keinginannya sendiri. Bukan karena paksaan. Dia memilih tinggal di asrama karena sekolahnya dekat dengan asrama dan yang jelas sekolah salwa satu yayasan dengan APPI.

 Si Salwa yang sedikit berisi badannya, ia selalu ceria memberikan warna tersendiri bagiku. Dia tidak pernah mebantah apa yang diperintahkan pengasuhnya. Dia juga tidak pernah melanggar aturan-aturan asrama. 

 Salwa  sekarang kelas dua SMK. Kebetulan di sekolah salwa hanya ada dua jurusan. Masak dan menjahit.

  “Hah? Masak aja pake sekolah. Aku nggak sekolah bisa masak”. Celetuk si Nisa anak kelas satu SMP. 

 “Masaknya disekolah itu bukan sekedar masak biasa seperti ibumu yang masak. Kalau ibumu yang masak mentok-mentoknya gulai ayam. Ini sekolah masak nantinya masakan di jual. Diajarin juga cara jualnya gimana kalau disekolahku. Yang dimasak juga bukan cuma masakan-masakan standar. Masakan internasional juga nasional dipelajarai disekolahku. Masakan perhotelan di ajarkan”. 

 Sang pemiilik sekolah nggak terima. Karena sekolahnya diejek. Hoho lebay.  Maksudnya salah satu muridnya. Kalau pemilik sekolah yayasan. 

 Salwa seneng banget dengan dunianya “menjahit”. Sampai-sampai Hj Sriyani memanfaatkan keahliannya. Salwa sering disuruh Hajah Sriyani untuk menjahitkan baju-baju beliau yang hanya sekedar sobek atau membuatkan satu baju utuh. Meski baru kelas dua Salwa sudah menguasai dengan detail ilmu jahit menjahit.

***

 Sepertinya semua orang suka dengan Salwa. Parasnya yang cantik menarik hati bagi kaum adam. Ditambah perangainya yang juga baik menambah nilai plus-plus baginya. Tapi, Salwa sedikit menjaga jarak dengan kaum adam. Dia tidak ingin berpacaran sebelum dia lulus. Entah lulus sekolah atau lulus kuliah. Bisa jadi lulus kuliah S2. 

Hoho keburu tua dong…

 Salwa berhadapan dengan lawan jenis saat-saat tertentu saja. Jika ada keperluan. Jika tidak ya sudah. Tidak mungkin deh…

***

Salwa tergolong berbadan gendut. Besar badannya lebih besar dari rata-rata anak seusianya. Mungkin dua kali lipatnya. 

Meski tergolong gendut Salwa masih dikatakan cantik. Kulitnya kuning langsat. Lesung pipit di kedua pipinya menambah aksen tersendiri saat senyumnya mengembang. 

 Gendut tapi cantik. Itulah kata yang tepat untuk mengggambarkan diri Salwa. Dengan berat badan 60 kg disaat usia masih tujuh belas tahun. 

 Woooww…. Enan puluh kilo bro. gendut kan ukuran anak kelas dua SMK. Kalau ibu-ibu hamil sih nggak masalah beratnya  segitu. Lah ini anak kelas dua SMK. Ya sudahlah… biarkan itu urusan dia sama badannya. 

 Lanjut.. 

 Yang paling aku suka kalau dia pulang kampung. Dia dari brebes. 

 Loh. Gaung APPI kok bisa sampai kota telur? 

 Ya, karena ada saudara dan kerabat APPI yang tinggal di brebes. Sekalian promosi. Awalnya promosi sekolah SMK. Tapi otomatis kan. Kalau dari luar daerah sekolah di Jogja pasti tinggalnya di dekat-dekat situ kan. 

Nggak mungkin mau pulang pergi Jogja-Brebes dalam satu hari. (Tidak semua  supir travel yang kuat sekali jalan bolak-balik BrebesJogja ). Entah kos, asrama atau di pondok. 

Denger-denger di Brebes banyak ternak bebek dan telurnya di buat telur asin. Nah, ini yang paling aku suka. Saat Salwa pulang kampung. Pasti ada sesuatu yang ia bawa dari rumah meski hanya sekedar buah tangan untuk para pengasuhnya. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status