" saya setuju dengan tawaran anda, tetapi saya mau anda merahasiakannya, ini hanya menjadi urusan kita berdua saja, yang kedua kita akan lanjutkan hidup kita masing-masing dan bersikap seperti tidak terjadi apa-apa."
"Baiklah." Jawab fahri singkat dengan senyum menghina, dalam benaknya Sera sama saja dengan wanita lainnya.
Hanya berpura-pura menjadi wanita terhormat.
Mereka sepakat untuk menuju hotel mewah yang sudah ditentukan oleh Fahri, Sera pulang ke apartemen nya, memilih gaun yang akan dikenakan setelah sekian lama dia tidak memakainya sejak perpisahan nya dengan suaminya 3 tahun lalu, ia mengenakan makeup tipis tapi mempesona lalu berangkat.
Air matanya berjatuhan disepanjang jalan menuju hotel.
Dia tidak menyangka akan jadi seperti ini, bahkan menjual dirinya sendiri.
Disisi lain wajah Reihan anak manis yang berusia hampir 4 tahun terus menghantuinya, Sera tidak mungkin membiarkan anak tercintanya itu terus menahan sakit.
Semuanya akan Sera Lakukan asalkan Reihan sehat selamat dan berbahagia, hanya itu tujuan hidupnya sekarang.
Sera melihat sekeliling ruang kamar hotel, ternyata Sultan Fahri sudah berada disana, baru saja belum sampai 5 menit kedatangannya, hampir bersamaan.
Sera menatapnya tajam, jika tidak terbayang wajah Reihan, mungkin Sera sudah tak kuasa menahan tangisnya, tetapi ia harus bertahan.
" Saya sudah bawa uangnya cash." Ucap Fahri yang menatap Sera dari atas kepala hingga ujung kaki, dia tertegun akan pesona Sera, ia begitu terlihat cantik, bukan seperti teman tidur wanitanya yang selalu menebar senyum dan gerakan menggoda, dia berbeda.
Auranya begitu menantang , Fahri yang tidak terbiasa diperlakukan seperti itu merasa ingin menaklukkannya.
"Apakah malam ini malam untuk berduka?"
Dia bertanya kepada Sera sambil membuka kemeja hitam yang ia kenakan, bahkan fahri tidak menyangka gaun malamnya pun berwarna hitam.
"Apa ini mengganggu?" Ucap Sera malas menanggapi.
Fahri berjalan mengambil minuman, lalu meneguknya.
Dia juga menyuruh Sera meminumnya sedikit, agar suasananya tidak kaku.
Fahri membuka pakaian yang ia kenakan sendiri, lalu ia menghampiri Sera yang masih berdiri didekat sofa mengahadap kearah balkon, fahri memeluknya dari belakang.
Sera gugup, jantungnya berdetak begitu kencang. Dia ingin menghindar tetapi berusaha bertahan, ia harus bisa menyelesaikan tugasnya malam ini.
Fahri memulai menciumi leher Sera, Sera sudah lama sekali tidak terjamah laki-laki, sehingga nalurinya merespon dengan baik setiap sentuhan Fahri.
Sera membalikkan badannya kearah Fahri, ia mengakui karisma laki-laki tampan itu begitu kuat, dada bidangnya sungguh menggemaskan, rasanya tangan Sera sudah ingin membelainya meskipun Sera sudah bersusah payah menahan diri tetapi dorongan itu begitu kuat ditambah lagi pengaruh alkohol yang ia minum tadi.
Sera membelai dada bidang Boss tampan itu, Fahri tersenyum senang, ia merasa sudah menaklukkan wanita itu.
Fahri mencium bibirnya, tangannya yang lain membuka gaun malam Sera, Fahri yang terbiasa dipuaskan kali ini mengambil alih, karena dia tau Sera begitu lambat, seperti tidak terbiasa melakukan nya.
Dia mulai memainkan buah dada Sera, Sera tidak tahan tubuhnya yang sudah lama tidak tersentuh menegang, aliran darah nya berjalan begitu cepat, hingga ia tidak bisa menahan desahan dari mulutnya.
Fahri yang sama sekali tidak menyangka akan reaksi Sera sengaja mempermainkan nya, tangannya mulai masuk kebagian inti Sera, dua jarinya bermaim disana membuat sera mengerang.
Sera seperti hilang akal, ia menoleh kekanan kekiri tidak tahan akan permainan jari Fahri, Fahri tersenyum puas melihat ekspresinya ia mempermalukannya.
Lalu ia memasukkan benda tumpul yang sudah lama tegak berdiri itu perlahan, seperti dugaannya Sera bukan gadis perawan, tetapi intinya begitu sempit seperti sudah lama tidak terjamah, ia melakukannya perlahan.
Fahri begitu gagah di ranjang, Sera terengah-engah, sepertinya saat ini Fahri yang memuaskan Sera, bukan sera yang melayani nya. Sera sudah mencapai pelepasannya beberapakali tetapi Fahri masih bertahan dia bisa kuat berjam-jam jika untuk hal itu, kali ini ia meminta Sera yang sudah terlihat kelelahan merubah posisi.
"Sekarang giliran mu,puaskan aku."
Bisiknya ditelinga Sera , Fahri menyandarkan tubuhnya ke sofa empuk didepan ranjang, ia memandu Sera untuk menaikinya, Sekarang ia mau Sera yang memainkan tugasnya.
Sera berusaha menjadi pemuas walaupun ia takut ia akan gagal, karena ia memnag bukan wanita pemuas nafsu lelaki hidung belang macam Bossnya itu.
Sera mulai bergoyang-goyang diatas, memainkan peranannya, Sera yang awalnya malu-malu sekarang mulai menikmati, bahkan ini sudah lebih dari yang fahri mau.
"Mmhhh.. terus lagi, lagi.." desah Fahri.
Pukul 5 pagi Sera terbangun, ia segera membersihkan dirinya dan membawa uang itu.Fahri masih tertidur pulas saat Sera pergi dari kamar hotel.Sera segera menuju rumah sakit, lalu menyelesaikan administrasi, hari ini pukul 7 pagi Reihan akan dioperasi.Sera menuju kamar rawat anak kesayangan nya itu, Reihan masih tidur ditemani Lina pengasuhnya."Mama, dari mana aja rei kangen ma, kenapa mama nggak temenin Rei kemarin?""Maaf sayang mama ada kerjaan nggak bisa ditinggal.""Berdoa ya nak, semoga Rei cepat pulih cepat pulang kerumah.""Aamiin ," ucap mereka bertiga berbarengan.Sera dan Lina menunggu diluar ruang operasi, harusnya operasi berjalan sekitar satu jam, tetapi sudah lebih dari satu setengah jam operasi belum selesai, Sera cemas.Drt..drt...Ponsel Sera berdering, pasti itu dari rekan kantornya karena hari ini Sera dan tim
Sudah 3 hari Sera tidak masuk kekantor, dia beralasan sakit, Sera memilih menemani Reihan dirumah sakit sambil bekerja keras untuk menyelesaikan desain proyeknya, ia berencana resain.Hari ini Reihan sudah boleh pulang.Luna hari ini ia datang menjenguknya."Hai anak tampan, pasti sekarang Rei udah Seneng ya pulang kerumah?""Iya tante,"" Ini tante bawain mainan kesukaan Rei, mobil-mobilan seri, tapi janji ya harus rajin minum obatnya, tante mau liat rei sehat terus sekolah lagi deh kayak dulu, oke?""Oke tante makasih."Lina mengajak Reihan untuk istirahat, lalu sera dan luna berbincang diruang tamu yang kecil tapi cukup nyaman untuk kedua sahabat ini." Kamu kenapa nggak masuk kantor ser, kerjaanmu kan banyak banget."" Ya Lun aku lagi kebut dirumah, setelah selesai aku akan serahkan ke kamu sebagai wakilku diproyek ini, aku mau resain lun."" Hah?? Serius?? Kenapa, Sera
Brak... "Maaf saya tidak sengaja." Ucap Sera yang sedang merapikan beberapa berkas dilantai. Saat keluar dari ruangan Boss, Sera menabrak seseorang, hingga setumpuk berkas ditangannya terjatuh kelantai. "Wah... Karyawan baru ya, " sapa laki-laki tampan itu. " Iya, permisi.." Sera tidak ingin berbicara kepada siapapun saat ini. Sera kembali keruang kerjanya dan laki-laki tadi memasuki ruangan Boss Fahri. " Siapa tuh bang?cantik ya,, hahahaha kenapa dibikin nangis?" "Maksud mu?" "Cewek tadi yang baru keluar dari sini," "Oh Sera,, "Waaww namanya cantik sama seperti orang nya, ya.." " Biassa aja.." "Hahahaa, kenapa dia kau buat nagis bang?" "Dia ingin resain tetapi tidak punya uang untuk membayar denda, jadi saya minta selesai kan kontrak kerja." "Wahh.. kalau begini kan aku jadi semangat kerja." ucap Sultan Fadil adik tiri Fahri. Mu
Fahri terbayang wajah Sera setiap malam, ia bertanya-tanya kenapa sera terlihat begitu sedih dan angkuh setiap kali betemu dengannya. Ini aneh padahal tidak ada yang memaksa nya melakukan itu, lalu saat ia ingin mengulangi nya wanita itu menolak dengan tegas, seakan tidak terjadi apa-apa.Apa yang sebenarnya terjadi?Kenapa wanita itu selalu datang dalam pikirannya sekarang?...Pagi ini Sera berpapasan lagi dengan Fahri, sudah seminggu ini ia menghindari agar tidak bertatap muka dengan Bossnya itu.Mereka berada didepan lift, sama-sama sedang menunggu pintu terbuka, saat pintu terbuka tidak ada orang lain lagi yang masuk, itu membuat mereka berduaan didalam lift." Kenapa kau selalu menghindariku, dan kenapa kau selalu menatap ku sesinis itu, apa ada yang salah dengan diriku?"" Tidak ada apa-apa pak."Pintu terbuka Sera bergegas ingin keruangannya, tetapi saat ingin masuk ia ditahan oleh Fadil yang
Sera memejamkan mata, menahan diri agar tetap sadar, ia hampir pingsan.Fadil bingung melihat Sera yang lemas, ia berteriak dari dalam, " tolong kami hampir kehabisan nafas."Sera pingsan. Fadil ingin memberinya bantuan nafas, ia sudah hampir membuka mulutnya untuk disatukan dengan Sera, lalu pintu terbuka, Fahri yang melihat kejadian itu tercengang, emosinya menggebu hampir saja ia membogem adiknya tetapi ia melihat Sera yang terpejam, ia segera mengambil tubuh Sera dan mengangkatnya lalu membawanya ke ruangannya.Luna berlari menuju Fahri yang sedang menggendong Sera."Sera kenapa pak?""Bantu saya menyadarkan nya lun."Luna segera mengambil minyak angin lalu ia mendekatkanny kehidung Sera, berlahan sera mengendus dan tersadar."Bagaimana keadaanmu?" Tanya Luna yang saat ini berada disebelah Sera membantunya duduk."Aku tidak apa-apa, terimakasih."Fahri yang suda
Hari ini Ibu Fatimah datang kekantor, ia sudah menyuruh Fahri untuk pulang kerumah beberapa hari yang lalu, tetapi ada saja alasan nya.Fahri memilih tinggal diapertemennya sendiri, ia bosan setiap hari ayah dan ibunya menyuruhnya mencari pasangan jika Fahri tidak menjawab ia akan ditunjukkan beberapa foto gadis anak teman ayahnya.Fahri terus menghindar hingga tak tahan dan memutuskan tinggal sendiri di apartemen mewahnya.Hari ini Fatimah begitu merindukan Fahri sudah sepekan ia tidak mengunjunginya." Mau tunggu mama sama papa masuk rumah sakit atau mati dulu baru kamu mau pulang buat ketemu kita.""Jangan gitu dong ma, fahri banyak kerjaan mahh," sambil mencium tangan mama kesayangannya."Mama tau, tapi mau sampai kapan."Tok tok tokFadil masuk keruangan kakaknya bersama dengan Sera."Ma.. aku kenalin ini sera karyawan baru, cantik ya.."
Fahri mendapatkan sedikit informasi dari mamanya.Sera adalah janda muda yang membesarkan putranya sendirian, ia dan suaminya telah berpisah sejak Reihan berusia kurang dari 1 tahun.Anaknya menderita kanker, sejak usia 3 tahun.Oh Tuhan...Sera.. maafkan aku yang telah memanfaatkan kesulitan mu, sekarang apa yang bisa aku lakukan untuk mendapatkan maafmu, Gumamnya dalam hati.Fahri mengikuti Sera diam-diam saat pulang kantor.Saat tiba di apartemen, Sera memasuki rumahnya, sedangkan Fahri mematung di depan pintu, ia ragu, ia takut tidak bisa menghadapi kesalahannya.Dia hanya mendengarkan dari luar pintu suara anak kecil yang bergembira dengan kepulangan ibunya.Ia tak tau sudah berapa lama menunggu untuk mengumpulkan keberanian..Hingga ia tersadar ini sudah larut malam, ia memutuskan pulang.**Keesokan harinya Fahri mengikuti Sera pulang, tetapi ma
"kalian kok tangis-tangisan, ada apa?ada masalah?" Fadil mendekat kearah Sera dan Luna, ia juga di ikuti abangnya.Fahri hanya menatap kearah Sera, ia tau Sera sedang menangis, tapi baginya pertanyaan dari fadil sudah mewakilkan rasa ingin tahunya." Oh.. nggak apa-apa kok pak, ini kita lagi curhat, yaa biasaalah cewek kan dikit-dikit baper. Hehehehe""Oke kalau gitu, kita harus pergi untuk acara keluarga, kalian nikmati acaranya ya."Fadil melangkah diikuti dengan Fahri.Tatapan Sera dan Fahri bertemu, mereka terlihat berbicara meskipun saling diam.Tatapan keduanya sulit untuk diartikan orang sekitarnya, tatapan Sera yang terlihat angkuh dan marah besar, seperti Berbanding terbalik dengan fahri yang merasa bersalah, meski ia bossnya ia hanya menikmati tatapan sinis Sera, ia juga tidak tersinggung.****Fahri mendapatkan nomor Ponsel Sera, ia begitu menyesal dan ingin sekali meminta maaf secara langsung, te