Share

Bab 3

" saya setuju dengan tawaran anda, tetapi saya mau anda merahasiakannya, ini hanya menjadi urusan kita berdua saja, yang kedua kita akan lanjutkan hidup kita masing-masing dan bersikap seperti tidak terjadi apa-apa."

"Baiklah." Jawab fahri singkat dengan senyum menghina, dalam benaknya Sera sama saja dengan wanita lainnya.

Hanya berpura-pura menjadi wanita terhormat.

Mereka sepakat untuk menuju hotel mewah yang sudah ditentukan oleh Fahri, Sera pulang ke apartemen nya, memilih gaun yang akan dikenakan setelah sekian lama dia tidak memakainya sejak perpisahan nya dengan suaminya 3 tahun lalu, ia mengenakan makeup tipis tapi mempesona lalu berangkat.

Air matanya berjatuhan disepanjang jalan menuju hotel.

Dia tidak menyangka akan jadi seperti ini, bahkan menjual dirinya sendiri.

Disisi lain wajah Reihan anak manis yang berusia hampir 4 tahun terus menghantuinya, Sera tidak mungkin membiarkan anak tercintanya itu terus menahan sakit.

Semuanya akan Sera Lakukan asalkan Reihan sehat selamat dan berbahagia, hanya itu tujuan hidupnya sekarang.

Sera melihat sekeliling ruang kamar hotel, ternyata Sultan Fahri sudah berada disana, baru saja belum sampai 5 menit kedatangannya, hampir bersamaan.

Sera menatapnya tajam, jika tidak terbayang wajah Reihan, mungkin Sera sudah tak kuasa menahan tangisnya, tetapi ia harus bertahan.

" Saya sudah bawa uangnya cash." Ucap Fahri yang menatap Sera dari atas kepala hingga ujung kaki, dia tertegun akan pesona Sera, ia begitu terlihat cantik, bukan seperti teman tidur wanitanya yang selalu menebar senyum dan gerakan menggoda, dia berbeda.

Auranya begitu menantang , Fahri yang tidak terbiasa diperlakukan seperti itu merasa ingin menaklukkannya.

"Apakah malam ini malam untuk berduka?"

Dia bertanya kepada Sera sambil membuka kemeja hitam yang ia kenakan, bahkan fahri tidak menyangka gaun malamnya pun berwarna hitam.

"Apa ini mengganggu?" Ucap Sera malas menanggapi.

Fahri berjalan mengambil minuman, lalu meneguknya.

Dia juga menyuruh Sera meminumnya sedikit, agar suasananya tidak kaku.

Fahri membuka pakaian yang ia kenakan sendiri, lalu ia menghampiri Sera yang masih berdiri didekat sofa mengahadap kearah balkon, fahri memeluknya dari belakang.

Sera gugup, jantungnya berdetak begitu kencang. Dia ingin menghindar tetapi berusaha bertahan, ia harus bisa menyelesaikan tugasnya malam ini.

Fahri memulai menciumi leher Sera, Sera sudah lama sekali tidak terjamah laki-laki, sehingga nalurinya merespon dengan baik setiap sentuhan Fahri.

Sera membalikkan badannya kearah Fahri, ia mengakui karisma laki-laki tampan itu begitu kuat, dada bidangnya sungguh menggemaskan, rasanya tangan Sera sudah ingin membelainya meskipun Sera sudah bersusah payah menahan diri tetapi dorongan itu begitu kuat ditambah lagi pengaruh alkohol yang ia minum tadi.

Sera membelai dada bidang Boss tampan itu, Fahri tersenyum senang, ia merasa sudah menaklukkan wanita itu.

Fahri mencium bibirnya, tangannya yang lain membuka gaun malam Sera, Fahri yang terbiasa dipuaskan kali ini mengambil alih, karena dia tau Sera begitu lambat, seperti tidak terbiasa melakukan nya.

Dia mulai memainkan buah dada Sera, Sera tidak tahan tubuhnya yang sudah lama tidak tersentuh menegang, aliran darah nya berjalan begitu cepat, hingga ia tidak bisa menahan desahan dari mulutnya.

Fahri yang sama sekali tidak menyangka akan reaksi Sera sengaja mempermainkan nya, tangannya mulai masuk kebagian inti Sera, dua jarinya bermaim disana membuat sera mengerang.

Sera seperti hilang akal, ia menoleh kekanan kekiri tidak tahan akan permainan jari Fahri, Fahri tersenyum puas melihat ekspresinya ia mempermalukannya.

Lalu ia memasukkan benda tumpul yang sudah lama tegak berdiri itu perlahan, seperti dugaannya Sera bukan gadis perawan, tetapi intinya begitu sempit seperti sudah lama tidak terjamah, ia melakukannya perlahan.

Fahri begitu gagah di ranjang, Sera terengah-engah, sepertinya saat ini Fahri yang memuaskan Sera, bukan  sera yang melayani nya. Sera sudah mencapai pelepasannya beberapakali tetapi Fahri masih bertahan dia bisa kuat berjam-jam jika untuk hal itu, kali ini ia meminta Sera yang sudah terlihat kelelahan merubah posisi.

"Sekarang giliran mu,puaskan aku."

Bisiknya ditelinga Sera , Fahri menyandarkan tubuhnya ke sofa empuk didepan ranjang, ia memandu Sera untuk menaikinya, Sekarang ia mau Sera yang memainkan tugasnya.

Sera berusaha menjadi pemuas walaupun ia takut ia akan gagal, karena ia memnag bukan wanita pemuas nafsu lelaki hidung belang macam Bossnya itu.

Sera mulai bergoyang-goyang diatas, memainkan peranannya, Sera yang awalnya malu-malu sekarang mulai menikmati, bahkan ini sudah lebih dari yang fahri mau.

"Mmhhh.. terus lagi, lagi.." desah Fahri.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status