Share

Bab 4

Pukul 5 pagi Sera terbangun, ia segera membersihkan dirinya dan membawa uang itu.

Fahri masih tertidur pulas saat Sera pergi dari kamar hotel.

Sera segera menuju rumah sakit, lalu menyelesaikan administrasi, hari ini pukul 7 pagi Reihan akan dioperasi.

Sera menuju kamar rawat anak kesayangan nya itu, Reihan masih tidur ditemani Lina pengasuhnya.

"Mama, dari mana aja rei kangen ma, kenapa mama nggak temenin Rei kemarin?"

"Maaf sayang mama ada kerjaan nggak bisa ditinggal."

"Berdoa ya nak, semoga Rei cepat pulih cepat pulang kerumah."

"Aamiin ," ucap mereka bertiga berbarengan.

Sera dan Lina menunggu diluar ruang operasi, harusnya operasi berjalan sekitar satu jam, tetapi sudah lebih dari satu setengah jam operasi belum selesai, Sera cemas.

Drt..drt...

Ponsel Sera berdering, pasti itu dari rekan kantornya karena hari ini Sera dan timnya akan meninjau lokasi proyek yang baru.

"Sera, kamu dimana? Kita sudah sampai di lokasi.."

"Iya luna,maaf saya belum sampai lokasi karena masih ada kepentingan,"

" Oke oke tapi cepat ya keburu Boss datang, nanti kamu kena masalah."

"Iya makasih lun."

Saat ini Sera benar-benar hanya fokus menunggu kabar tentang anaknya, bahkan dia rela dipecat dari pekerjaannya.

Beberapa menit kemudian dokter keluar dan mengabarkan operasi Reihan berhasil, walaupun terjadi sedikit masalah tadinya tetapi saat ini semua sudah berlalu.

Sera menangis haru, dia senang sekali.

Sera dan Lina berpelukan, lalu Sera menitipkan anaknya kepada sahabat yang juga pengasuh dari anaknya itu.

Sera beregegas ke lokasi proyek menaiki taksi online.

Luna saat ini sibuk mengalihkan perhatian rekannya tentang keberadaan Sera, selaku pimpinan proyek.

Luna sahabat Sera sejak kuliah  selalu siap membantunya kapanpun dimanapun, bahkan ia juga yang mempromosikan Sera agar bisa bekerja di kantor terkemuka itu.

Boss datang, Luna sudah angkat tangan, jika rekan-rekannya bisa ia alihkan, tetapi tidak dengan pria ini, jika sudah bertanya ia tidak tau harus menjawab apa.

"Dimana pimpinan kalian? Bukankah harusnya dia yang menjelaskan semua proyek ini."

"Maaf saya terlambat," Luna menarik nafas lega sera datang tepat waktu.

Fahri menatap Sera, pakaiannya tidak berubah, ia masih menggunakan pakaian formal semalam, tatapan Serapun terlihat tegas bahkan lebih terlihat angkuh, seakan dia tidak pernah melakukan hal tak senonoh dengannya semalam.

Kenapa dia memakai baju itu, apa dia tidak pulang, lalu kenapa ia terlambat, fahri bertanya-tanya dalam hatinya.

Mereka kembali kekantor, Sera diminta memberi laporan tadi keruangan Boss.

Sebetulnya Sera tidak ingin bertemu Fahri, dia bahkan belum mengganti pakaian,Sera meminta bantuan Luna, tetapi Luna menolak berurusan dengan Bossnya yang kadang galak tapi kadang juga sangat baik, hingga Sera pasrah dan berjalan menuju ruangan nya.

Tok tok tok tok 

" Ya masuk".

" Ini berkas yang bapak minta." Sera berbalik dan segera ingin keluar dari ruangan itu.

" Tunggu saya belum selesai."

"Ada apalagi pak," sera berbalik menghadapnya tetapi wajah nya tertunduk ia enggan menatap wajah laki-laki berkarisma dewa itu.

" Saya menginginkan lagi, kali ini 2 milyar, bagaimana." Airmata Sera runtuh.

Sera menatapnya "saya bukan p*****r, terimakasih."

Sera berlari keluar, ia mengambil tasnya lalu segera pulang.

Luna menghubunginya beberapa kali tetapi sera malas menjawabnya, luna pasti khawatir karena Sera menangis lalu pulang tanpa izin.

Saat dirumah Sera berdiri mematung dibawah shower, dia menangis sambil memukuli dirinya sendiri.

"Apa yang sudah aku lakukan, wanita macam apa aku ini.. maafkan aku ya Allah."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status