Pukul 5 pagi Sera terbangun, ia segera membersihkan dirinya dan membawa uang itu.
Fahri masih tertidur pulas saat Sera pergi dari kamar hotel.
Sera segera menuju rumah sakit, lalu menyelesaikan administrasi, hari ini pukul 7 pagi Reihan akan dioperasi.
Sera menuju kamar rawat anak kesayangan nya itu, Reihan masih tidur ditemani Lina pengasuhnya.
"Mama, dari mana aja rei kangen ma, kenapa mama nggak temenin Rei kemarin?"
"Maaf sayang mama ada kerjaan nggak bisa ditinggal."
"Berdoa ya nak, semoga Rei cepat pulih cepat pulang kerumah."
"Aamiin ," ucap mereka bertiga berbarengan.
Sera dan Lina menunggu diluar ruang operasi, harusnya operasi berjalan sekitar satu jam, tetapi sudah lebih dari satu setengah jam operasi belum selesai, Sera cemas.
Drt..drt...
Ponsel Sera berdering, pasti itu dari rekan kantornya karena hari ini Sera dan timnya akan meninjau lokasi proyek yang baru.
"Sera, kamu dimana? Kita sudah sampai di lokasi.."
"Iya luna,maaf saya belum sampai lokasi karena masih ada kepentingan,"
" Oke oke tapi cepat ya keburu Boss datang, nanti kamu kena masalah."
"Iya makasih lun."
Saat ini Sera benar-benar hanya fokus menunggu kabar tentang anaknya, bahkan dia rela dipecat dari pekerjaannya.
Beberapa menit kemudian dokter keluar dan mengabarkan operasi Reihan berhasil, walaupun terjadi sedikit masalah tadinya tetapi saat ini semua sudah berlalu.
Sera menangis haru, dia senang sekali.
Sera dan Lina berpelukan, lalu Sera menitipkan anaknya kepada sahabat yang juga pengasuh dari anaknya itu.
Sera beregegas ke lokasi proyek menaiki taksi online.
Luna saat ini sibuk mengalihkan perhatian rekannya tentang keberadaan Sera, selaku pimpinan proyek.
Luna sahabat Sera sejak kuliah selalu siap membantunya kapanpun dimanapun, bahkan ia juga yang mempromosikan Sera agar bisa bekerja di kantor terkemuka itu.
Boss datang, Luna sudah angkat tangan, jika rekan-rekannya bisa ia alihkan, tetapi tidak dengan pria ini, jika sudah bertanya ia tidak tau harus menjawab apa.
"Dimana pimpinan kalian? Bukankah harusnya dia yang menjelaskan semua proyek ini."
"Maaf saya terlambat," Luna menarik nafas lega sera datang tepat waktu.
Fahri menatap Sera, pakaiannya tidak berubah, ia masih menggunakan pakaian formal semalam, tatapan Serapun terlihat tegas bahkan lebih terlihat angkuh, seakan dia tidak pernah melakukan hal tak senonoh dengannya semalam.
Kenapa dia memakai baju itu, apa dia tidak pulang, lalu kenapa ia terlambat, fahri bertanya-tanya dalam hatinya.
Mereka kembali kekantor, Sera diminta memberi laporan tadi keruangan Boss.
Sebetulnya Sera tidak ingin bertemu Fahri, dia bahkan belum mengganti pakaian,Sera meminta bantuan Luna, tetapi Luna menolak berurusan dengan Bossnya yang kadang galak tapi kadang juga sangat baik, hingga Sera pasrah dan berjalan menuju ruangan nya.
Tok tok tok tok
" Ya masuk".
" Ini berkas yang bapak minta." Sera berbalik dan segera ingin keluar dari ruangan itu.
" Tunggu saya belum selesai."
"Ada apalagi pak," sera berbalik menghadapnya tetapi wajah nya tertunduk ia enggan menatap wajah laki-laki berkarisma dewa itu.
" Saya menginginkan lagi, kali ini 2 milyar, bagaimana." Airmata Sera runtuh.
Sera menatapnya "saya bukan p*****r, terimakasih."
Sera berlari keluar, ia mengambil tasnya lalu segera pulang.
Luna menghubunginya beberapa kali tetapi sera malas menjawabnya, luna pasti khawatir karena Sera menangis lalu pulang tanpa izin.
Saat dirumah Sera berdiri mematung dibawah shower, dia menangis sambil memukuli dirinya sendiri.
"Apa yang sudah aku lakukan, wanita macam apa aku ini.. maafkan aku ya Allah."
Hari-hari terasa membosankan untuk Fahri yang hingga hari ini belum bisa memikirkan jawaban yang tepat soal belum adanya calon menantu untuk ayahnya.Tetapi waktu begitu cepat berlalu, Fahri tidak mau pasrah saja menerima perjodohan dari orangtuanya, dia ingin memilih sendiri wanita untuknya, tapi untuk saat ini dia belum memiliki getaran-getaran cinta, kecuali kepada Sera, Dia bahkan belum yakin itu Cinta atau hanya perasaan bersalah.Karena dia takut ini hanya perasaan sesaat, ia berusaha menyangkalnya, tetapi semakin berusaha menyangkal tetap saja otaknya selalu menunjukkan raut wajah Sera pada malam itu..Berbeda dengan adiknya.Fadil sangat santai bukan karena dia telah memiliki kekasih, tetapi dia punya rencana lain untuk menghadapi ayahnya.Fadil merayu Luna dan menawarkan kesepakatan padanya.Fadil memiliki niat untuk mendekati Sera, tetapi statusnya sebagai janda pasti akan sangat dipertimbangkan oleh ora
Pagi ini Sera mengajak Reihan ke dokter untuk kontrol rutin.Keadaan Reihan semakin membaik, Sera bersyukur sekali.Sera mengajak Reihan ke yayasan penderita kanker, agar Rei bisa lebih bersyukur dan berbagi pengalaman untuk menyemangati orang lain yang masih dalam keadaan sakit."Hai anak manis.." Sera dan Reihan segera berjalan kearah ibu Fatimah.Beliau donatur rutin diyayasan ini, beliau juga selalu datang untuk menyemangati para penderita kanker disini.Sera tersenyum menyapa ibu Fatimah, dan memberi instruksi kepada Rei untuk segera memberi salam."Pagi Bu..""Bagaimana keadan Rei sudah sembuhkan?""Alhamdulillah, saya ajak rei kesini supaya dia bisa menyemangati yang lainnya bu, terutama yang masih seusia dia."Ibu Fatimah tersenyum mendengar jawaban dari Sera, beliau kagum kepada wanita tangguh itu, andai saja Sera belum pernah menikah, pasti dia akan dijadikan kandidat calon menantuny
Toktoktok"Permisi ini semua filenya pak, saya permisi dulu.""Tunggu disini saja."Sera bingung, Fahri harusnya membaca dulu semua laporan tetapi kenapa menahannya disini, ini akan menghabiskan waktu."Tapi kan pak, biasanya anda akan membaca semuanya memastikan lagi sebelum menandatangani dokumen apapun. Itu perlu waktu, saya akan kembali menunggu diruang kerja.""Saya sudah selesai, ini..""Baik pak, saya permisi.""Tunggu Sera, bukankah kamu sudah setuju untuk lebih ramah kepada saya.""Iya.." Sera menjawabnya dengan tertunduk."Saya perlu bantuan kamu, bisa temani saya makan malam diluar, ini undangan dari mitra perusahaan,""Ta, tapi..""Sera jangan banyak alasan, ini urusan pekerjaan.. saya rasa kamu orang yang sangat profesional.""Baik pak."***Sera mengenakan gaun hitam yang anggun, dibagian depan ada belahan panjang yang memper
Sera pamit lebih dulu untuk pulang, Luna ingin mengantarnya tapi Sera menolak karena ia tau Luna sudah ada janji dengan seseorang, Sera takut sahabatnya itu akan terlambat.Saat berada tepat didepan lobby ada mobil mewah berhenti didepannya."Saya antar kamu. Ayo masuk.""Tidak perlu pak saya bisa pulang sendiri.""Jangan terlalu banyak alasan, anggap saja ini perintah." Sera semakin geram seenaknya saja menyuruh orang, batin Sera."Anda mungkin atasan saya dikantor tetapi bukan berarti anda bisa seenaknya memerintah saya.""Sera.. masuk." Fahri menarik paksa Sera masuk kedalam mobilnya.Sera tidak berontak karena ia takut akan membuat banyak orang curiga dan malah membuat masalah baru...."Apa yang anda inginkan dari saya." Sera menatap Fahri dengan tatapan yang menusuk."Saya hanya ingin kamu tidak terlalu keras pada saya, lupakan yang telah terjadi diantara kita. Dan kita bisa mulai dari awal lag
Hari ini pekerjaan Sera selesai lebih cepat, ia lalu merapikan mejanya untuk segera pulang kerumahnya."Ser, buru-buru amat? Mau kemana sih?""Mau pulang lun,kerjaanku udah selesai, hehehe seneng deh jadi nggak pulang malam terus, kasian Rei.""Jalan dulu yuk,, seraaa kamu itu juga perlu loh menikmati hidup kamu sendiri, ya.. sekali-kali jalan cuci mata, biar tetep fresh.. jangan terlalu monoton.""Hmmmm nggak perlu lah, aku lebih seneng kalau ketemu Rei lun, rasanya semua capek ku hilang saat liat wajahnya yang polos. ""Seraa... Pliissss aku mau kamu anterin aku ya.. ada yang mau aku beli nih, tapi aku butuh saran dari kamu.""Kamu mau cari apaan sih?""Udah ah..ayukk jalan dulu." Luna langsung menggandeng tangan sera.Sera pasrah mengikuti keinginan Luna.**"Ngapain Lun, cari baju malam seksi,, kamu kan belum punya suami?""Ah Sera, suami emang belum...tapi ini lagi usaha siapa tau ntar di
"kalian kok tangis-tangisan, ada apa?ada masalah?" Fadil mendekat kearah Sera dan Luna, ia juga di ikuti abangnya.Fahri hanya menatap kearah Sera, ia tau Sera sedang menangis, tapi baginya pertanyaan dari fadil sudah mewakilkan rasa ingin tahunya." Oh.. nggak apa-apa kok pak, ini kita lagi curhat, yaa biasaalah cewek kan dikit-dikit baper. Hehehehe""Oke kalau gitu, kita harus pergi untuk acara keluarga, kalian nikmati acaranya ya."Fadil melangkah diikuti dengan Fahri.Tatapan Sera dan Fahri bertemu, mereka terlihat berbicara meskipun saling diam.Tatapan keduanya sulit untuk diartikan orang sekitarnya, tatapan Sera yang terlihat angkuh dan marah besar, seperti Berbanding terbalik dengan fahri yang merasa bersalah, meski ia bossnya ia hanya menikmati tatapan sinis Sera, ia juga tidak tersinggung.****Fahri mendapatkan nomor Ponsel Sera, ia begitu menyesal dan ingin sekali meminta maaf secara langsung, te
Fahri mendapatkan sedikit informasi dari mamanya.Sera adalah janda muda yang membesarkan putranya sendirian, ia dan suaminya telah berpisah sejak Reihan berusia kurang dari 1 tahun.Anaknya menderita kanker, sejak usia 3 tahun.Oh Tuhan...Sera.. maafkan aku yang telah memanfaatkan kesulitan mu, sekarang apa yang bisa aku lakukan untuk mendapatkan maafmu, Gumamnya dalam hati.Fahri mengikuti Sera diam-diam saat pulang kantor.Saat tiba di apartemen, Sera memasuki rumahnya, sedangkan Fahri mematung di depan pintu, ia ragu, ia takut tidak bisa menghadapi kesalahannya.Dia hanya mendengarkan dari luar pintu suara anak kecil yang bergembira dengan kepulangan ibunya.Ia tak tau sudah berapa lama menunggu untuk mengumpulkan keberanian..Hingga ia tersadar ini sudah larut malam, ia memutuskan pulang.**Keesokan harinya Fahri mengikuti Sera pulang, tetapi ma
Hari ini Ibu Fatimah datang kekantor, ia sudah menyuruh Fahri untuk pulang kerumah beberapa hari yang lalu, tetapi ada saja alasan nya.Fahri memilih tinggal diapertemennya sendiri, ia bosan setiap hari ayah dan ibunya menyuruhnya mencari pasangan jika Fahri tidak menjawab ia akan ditunjukkan beberapa foto gadis anak teman ayahnya.Fahri terus menghindar hingga tak tahan dan memutuskan tinggal sendiri di apartemen mewahnya.Hari ini Fatimah begitu merindukan Fahri sudah sepekan ia tidak mengunjunginya." Mau tunggu mama sama papa masuk rumah sakit atau mati dulu baru kamu mau pulang buat ketemu kita.""Jangan gitu dong ma, fahri banyak kerjaan mahh," sambil mencium tangan mama kesayangannya."Mama tau, tapi mau sampai kapan."Tok tok tokFadil masuk keruangan kakaknya bersama dengan Sera."Ma.. aku kenalin ini sera karyawan baru, cantik ya.."
Sera memejamkan mata, menahan diri agar tetap sadar, ia hampir pingsan.Fadil bingung melihat Sera yang lemas, ia berteriak dari dalam, " tolong kami hampir kehabisan nafas."Sera pingsan. Fadil ingin memberinya bantuan nafas, ia sudah hampir membuka mulutnya untuk disatukan dengan Sera, lalu pintu terbuka, Fahri yang melihat kejadian itu tercengang, emosinya menggebu hampir saja ia membogem adiknya tetapi ia melihat Sera yang terpejam, ia segera mengambil tubuh Sera dan mengangkatnya lalu membawanya ke ruangannya.Luna berlari menuju Fahri yang sedang menggendong Sera."Sera kenapa pak?""Bantu saya menyadarkan nya lun."Luna segera mengambil minyak angin lalu ia mendekatkanny kehidung Sera, berlahan sera mengendus dan tersadar."Bagaimana keadaanmu?" Tanya Luna yang saat ini berada disebelah Sera membantunya duduk."Aku tidak apa-apa, terimakasih."Fahri yang suda