Share

14. Tegang

Happy Reading

*****

Hening beberapa menit hingga suara salam terdengar. Jangan ditanya bagaimana senangnya hati Risma saat doanya dikabulkan. Dia membuang napas lega. Setidaknya dengan kedatangan seseorang yang mengucap salam tadi, ayah dan ibunya akan berhenti mengintimidasi.

Namun, begitu pintu dibuka oleh ibunya, Risma mengucap istigfar. Bakalan panjang perbincangan mereka. Lutfi pasti telah mengundang sahabat karibnya yang tak lain sang mertua. Memejamkan mata sambil memijat pelipisnya, Risma berdesis.

"Santai, Yang. Aku yang bakal tanggung jawab kalau Ayah marah," bisik Riswan menenangkan.

"Aku nggak pernah lihat Ayah mertua marah, Mas. Jadi takut banget. Kenapa mesti nyari gara-gara, sih." Risma menjawab tak kalah lirih.

"Duduk, Dil. Kamu datang tepat waktu," kata Lutfi setelah bersalaman dengan sahabatnya.

"Jelaslah. Kamu tahu, aku paling anti dengan kata telat. Jadi, gimana?" tanya Fadil to the point.

"Gimana, Mas? Tolong kamu jawab pertanyaan ayahmu," perintah Lutfi.

Kedua or
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nyaprut
risma nya kenapa di bikin menye menya ga ada ketegasan sebagai seorang istri
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status