Share

Bab 8

"Terus, kita diam di sini?" Aku ditanya oleh ibu yang sepertinya muak tinggal di sini. Padahal baru hitungan menit, belum ada satu hari, bagaimana aku yang sudah lima tahun?

"Menurut Ibu gimana? Ini udah malam, cucian juga masih numpuk di rumah," jawabku.

Ibu terdiam sebentar. Kemudian ia menghampiri sambil menarik pergelangan tanganku. Lalu ibu membisikkan sesuatu di telingaku.

"Ibu nggak mau kita nyuci, lebih baik tinggalkan aja rumah ini, toh kita sudah bisa gugat cerai dengan bukti yang Pak Pram pegang, betul nggak?" usul ibu.

"Tapi, Bu, cucian sudah terlanjur aku rendam, pasti besok bau," sanggahku lagi.

"Biarin aja, biar Dewi marah-marah saat ia melek mata, darah tinggi terus terserang stroke, ibu tuh geregetan sama mertuamu, heran aja kok kamu betah?" tanya ibu. Aku bergeming karena pertanyaan ibu membuatku malu sendiri.

Alasanku cuma satu, ingin Mas Dimas sadar dan insyaf, tapi sepertinya percuma.

"Ya udah, Bu. Aku setuju dengan usulan Ibu," timpalku.

Akhirnya kami pun beranja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Mores
sangat bagus ceritax mohon lanjutanya ya
goodnovel comment avatar
Mores
mohon di buka untuk kelanjutan ya soalx sudah habis koin ni
goodnovel comment avatar
Siti_Rohmah21
halo Kak, cerita ini hanya ada di Goodnovel
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status